Tampilkan postingan dengan label KomunitasLiterasiFinansial. Tampilkan semua postingan

Sejarah Mendapatkan Nama Baruku

Sulitnya Mencari Nama Baru
dokpri

Rumah kelahiranku serasa terbayang kembali. Hampir 50 tahun lalu saat aku meninggalkan rumah kenangan indah. Bukan rumah “gedong” tapi rumah bangunan dengan gaya arsitektur tradisional. Rumah dengan pintu dan jendela-jendela terbuka besar. Seolah-olah siapa pun yang ingin melihat ke dalam rumah, cukup menengok di jendela itu.

Mudah sekali menemukan rumaku karena lokasinya yang strategis. Dari jalan besar yang ditengahnya ada Sungai yang mengalir maka jalan besar itu di sebut kampung kali. Begitu masuk beberapa meter dari gang, ada pertigaan, rumahku persis di sebelah kiri dari kedua rumah. 

Ngga ada yang istimewa dari rumah-rumah di kampungku. Justru istimewanya, adalah hubungan relasi sosial yang kuat antar tetangga. Waktu tamu datang dan bertanya alamat seseorang, pasti jawabannya, wah saya kenal si A rumahnya di sebelah kanan/kiri jalan gang ke dua. 

Tanpa sungkan pasti orang yang ditanya akan menunjukkan rumah orang yang dicari . Loh kok bisa kenal, padahal di era itu belum ada gadget, internet. Rahasianya dilarang ngrumpi sesama tetangga, tapi motonya menjaga kebersamaan. Moto “Lu susah, gua juga ikut susah”. 

"Sesama tetangga dilarang tidak kenal. Jika tidak kena, merekal ngga akan diajak outing bersama. Ada perjanjian tidak tertulis dengan para tetangga setiap 2 bulan sekali , kita semua piknik. Ngga perlu jauh-jauh dari Semarang, sekitar l-2 jam, ke Bandungan atau Kopeng. 

Begitu sampai di Kopeng, anak-anak yang masih suka bermain segera berlarian di playground, termpat terbuka yang ada ayunan, perosotan., Anak-anak sudah lupa dengan ayah ibunya, mereka meninggalkan orang tuanya. 

Para ayah-dan ibu saling ngobrol dan ngrumpi sambil ngrujak atau makanan kecil. Suasananya santai, rilek dan “healing” banget. Tidak ada permusuhan, persaingan saat kumpul. Anak-anak sebaya pasti ramai berlarian dan saling kejar-kejaran. Teman terdekat adalah tetangga. Baik anak lelaki atau perempuan. Usia mereka semua sebaya dengan diriku. 

Sementara aku dengan kakakku memiliki perbedaan usia yang tinggi, 11 tahun. Karakterku paling pendiam, jadi aku sering dipanggil “gong mati” artinya jika tidak ditanya atau diusilin, pasti ngga berbunyi. 


Suatu hari, namaku berubah, aku dipanggil nama lengkapku ditambah embel-embel, “Tan Siok Lie” kecil, aku bingung, siapa yang berani manggil nama begitu lengkap ditambah kecil. Sambil menengok ke kiri ke kanan mencari sumber panggilan, aku baru melihat sosok seorang kakak yang lebih besar. Aku sedikit marah karena dia berani-beraninya merubah namaku.

Melihat aku marah, kakak yang kusebut saja Handoko itu, datang menggandeng tanganku. Dia bercerita panjang kepadaku. Sejarah nama yang baru saja ia lontarkan. Ech, papa dan mamahmu pernah cerita ngga gimana kamu dapat nama itu? Aku cuma menggelengkan kepala, tanda aku tidak pernah mendengar sejarahnya. 

Kak Handoko pun bercerita, begini, waktu kamu mau lahir, papi dan mamimu itu bingung setengah mati mencari nama buat bayi perempuan. Mereka tak pernah berpikir ada bayi lagi setelah kakakmu berusia 11 tahun. Bingung cari nama tanya ke tetangga. Loh dulu itu ngga ada embah “google” yang punya solusi cepat, tepat. Jadi solusinya hanya tanya tetangga. 

Tetangga yang ditanya itu kebetulan punya tujuh anak, sudah pengalaman sekali dengan nama anak. Selalu nama anak ada tiga karakter. Karater pertama untuk marga, misalnya marga Tan, karakter kedua untuk generasi misalnya generasi ke10 semua harus bernama Kian, dan karakter ketiga untuk nama sendiri misalnya Han, jadi nama lengkapnya adalah Tan Kian Han.

Lalu, aku masih belum puas kenapa namaku di tambah menjadi “kecil”. Dia tertawa keras dan terbahak-bahak. Di tetangga satu RT ini ada dua nama yang sama, Tan Siok Lie. Waktu dia panggil Siok Lie, keduanya langsung menengok. Dia bingung dech kenapa orang tuanya kok kasih nama bisa sama, padahal orang tuanya beda. Terpaksa, dia tambahin nama saja, yang tua dipanggil Siok Lie Besar, dan yang kecil dipanggil Siok Lie kecil.

Wah aku bilang kepada kakak Handoko, kamu harus adakan selamatan untuk merubah namaku yach. Dia terpingkal-pingkal karena merasa dipojokkan. Soal nama memang bukan hanya sekali ini saja aku bingung. 

Ketika ada perintah dari pemerintah untuk mengganti nama bagi WNI keturunan. Usiaku baru menginjak 15 tahun, aku juga bingung mau cari nama Indonesia baru di mana. Belum ada google nich, aku ngga punya ide yang brilian cari nama yang cantik. 

Pengin cari nama bintang film, kok keberatan namanya yach. Baca buku untuk nama-nama kelahiran bayi . Para temanku bingung kenapa aku belum menikah sudah cari nama anak. Kubiarkan kebingungan temanku berlangsung lama. Aku sendiri juga bingung cari nama buat diriku. 

Mabuk kepayang untuk menemukan nama yang cocok. Kupikir gampang dech, tapi kalau aku mengambil nama sembarangan, aku takut citra diriku ambruk. Benar-benar pusing banget loh! 

Akhirnya,aku dapatkan nama Indonesia yang singkat, Ina. Komentar temanku kok pilih pilih nama Ina. Aku berdebat dengannya, loh kenapa? Dia mengatakan Ina itu singkatan dari Indonesia . Aku terhenyak bagaikan durian runtuh, sudah dapat ide kok diruntuhkan lagi. Aku bilang kepadanya, biarlah nama itu menjadi nama tenar karena setiap orang yangmenyebut Ina akan teringat Indonesia.

Setelah peresmian nama itu di pengadilan, “tok, tok, tok”, nama baruku menjadi Ina Tanaya. Aku mulai mendaftarkan nama baruku di sekolah . Menuliskan nama baru, serasa keren banget . Tapi ketika acara perkenalan di kelas, namaku dipanggil oleh guru, aku terdiam saja. Kedua kali masih terdiam. Ketiga kali, guru dengan suara menggelegar, siapa yang punya nama Ina Tanaya?

Aku baru sadar, oh nama baruku . Aku maju ke depan. Ibu guru sampai bertanya, kamu melamun? Dengan gugup, aku bilang: “Tidak, hanya lupa nama saya!” Guru terheran-terhan tanpa mengerti, kok bisa anak ini lupa nama sendiri.

Pengalaman yang paling berkesan saat aku masuk ke SMA, aku dijuluki “O Chan”. Menurut teman, nama sesuai dengan karakter “Jepang” dalam diriku. Juga nama belakangku, Tanaya dianggap mirip orang Jepang. Oh, aku baru mengerti aku suka sekali dengan serba serbi Jepang , dari mainan, karakter film Jepang, makanya aku dianggap mereka sebagai “ O Chan”, panggilan kesayangan anak remaja yang dekat dengan ibunya. Aku tersenyum simpul ketika ada teman memanggiku "O Chan". Julukan itu sudah melekat sejak SMP hingga SMA. 

Saat pertemuan atau reuni dengan teman-teman SMA, begitu aku datang, mereka sama-sama bersatu padu, berseru, “Ini dia O Chan dari Jepang”. Wah aku sangat malu, sudah jadi nenek begitu masih dibilang O Chan. Panggilan dan julukan bagaikan menyatu melekat tak pernah hilang


Potensi Desa Besar: Jangan Tinggalkan Desa, BRI Hadir di Pelosok Pedesaan


BRI Hadir di Pelosok pedesaan
Foto: Desa BRILian (Dok BRI)


Desaku yang kucinta 
Pujaan hatiku 
Tempat ayah dan bunda 
Tak mudah kulupakan 
Tak mudah bercerai 
Selalu kurindukan
Desaku yang permai



Jika kita mencintai desaku yang permai, kenapa setiap kali kita pulang kampung, tetap ingin kembali ke kota. Bukankah itu suatu paradok? Mencintai desa, tetapi meninggalkan desa? 

Fakta di lapangan memang berbeda dengan angan-angan atau impian lagu di atas. Di desa yang pernah jadi bagian yang indah dari hidup karena desa itu pernah menguning, menghasilkan tanaman yang ditanam, sekarang desa itu kering, hancur, bahkan lahannya pun makin terbatas. 

Petani muda, tidak lagi ingin membangun desanya sendiri, mereka lebih senang bekerja di kota ketimbang di desa. Kehilangan dan kekurangan sumber daya manusia jadi kendala utama, terlebih lagi jika potensi yang ada di desa itu tak dikelola oleh mereka yang punya kemampuan untuk mengelolanya. 

Kabar gembiranya, berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) dari Kementrian Desa, Pembangunan Desa tertinggal, jumlah desa yang ber “maju” dan “mandiri bertambah angkanya dalam kurun lima tahun ini. 

Paradoks, kabar yang tidak menyenangkan adalah masih tersisa desa status tertinggal dan sangat tertinggal yang perlu diperhatikan pengembangannya. 

BRI Hadir di Pelosok Pedesaan
Indeks Desa Membangun. Sumber: Kementerian Desa

Sesuai Laporan Indeks Desa Membangun (IDM) yang dirilis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigran pada tahun 2022, dari total 73954 desa berikut ini rinciannya: 

• Desa berstatus maju                  : 20.249 desa 
• Desa berstatus mandiri              :   6.238 desa 
• Desa berstatus berkembang       : 33.881 desa
• Desa berstatus tertinggal            :  9.221 desa 
• Desa berstatus sangat tertinggal :  4.365 desa 

Kesenjangan antara desa mandiri, maju dengan desa berkembang, tertinggal menjadi salah satu tujuan misi dari Kementerian Desa Pembangunan Desa Tertinggal . Pemerataan adalah salah satu solusi untuk mempercepat eliminasi kesenjangan desa di seluruh Indonesia . Diharapkan desa berkembang atau tertinggal menjadi desa yang maju atau mandiri. 

Pemerataan perekonomian desa yang berbeda statusnya

BRI Hadir di Pelosok Pedesaan
Desa Maju & Mandiri:   Sumber: Dokpri-Canva


Perbedaan status desa ada yang maju, ada yang tertinggal karena ada beberapa faktor. Salah satunya adalah sumber daya manusia dan sumber daya potensi lokal . Di desa maju, warga sangat memanfaatkan potensi lokal, misalnya pertanian, kerajinan, atau pariwisata untuk meningkatkan desa. Ada banyak usaha kecil dan mandiri. 

Di desa tertinggal, ekonomi bergantung pada sektor tradisional, seperti pertanian saja. Sumber daya manusia tak bisa mengelola alam yang sangat kering dan tidak punya potensi ekonomi. Jika dikelola dengan baik, potensi setiap desa pasti ada yang bisa dikembangkan, demikian juga potensi manusianya. 

Untuk mengurangi kesenjangan status desa , perlu pembenahan dimulai dari desa, apalagi penduduk desa yang sekarang ini jumlahnya semakin sedikit harus diberdayakan. Pemberdayaan orang desa bukan dengan pola lama, tetapi harus dengan cara dan adopsi teknologi. Apabila tetap ingin jadi petani, pilihlah jadi petani modern.

Kesulitan-kesulitan dari usaha kecil/mikro, terhadap akses pendidikan, manajemen, keuangan, teknologi, juga dibutuhkan bantuan pendampingan. Kebijakan pemerintah untuk atasi pertumbuhan ekonomi yang merata terutama di desa, dibutuhkan komitmen untuk membangun dan mentransformasikan potensi desa sehingga peluang untuk mendapatkan pendapatan yang lebih luas dapat diwujudkan. 
Perekonomian desa harus fokus kepada sumber daya manusia, alam dan potensi lokal dari desa sendiri. 

Peran BRI dalam Pembangunan Desa 


BRI Hadir di Pelosok Pedesaan
BRILian:   sumber:  bri.go.id

Pemerintah Daerah dengan legalitas status hukum membentuk Lembaga BUMDes. Tugas utamanya adalah mengelola atas aset desa dan Pendapatan Asli Daerah. 

BUMDes menginventaris apa saja potensi desa, pelaku usaha dan beberapa hal yang terkait untuk memaksimalkan potensi ekonomi desa. 

Tentunya BUMDes tidak bekerja sendiri dalam mempersiapkan akselerasi ekonomi potensi desa. BUM Desa sebagai milik masyarakat desa menggandeng mitra-mitranya seperti Pelaku Usaha Desa (Umi, UMK, UMKM, Pokdarwis), Perguruan Tinggi/Akademisi (UGM, UNM, UNS), pelaku usaha (private sektor) BRI, BCA, serta dukungan Pemerintah Daerah sendiri.

BRI sebagai mitra BUMDes di sektor privat, telah mendukung pertumbuhan dan peningkatan kapasitas desa melalui program “DESA BRILiaN” sejak tahun 2020. Sebagai komitmen BRI telah menyelenggarakan program “DESA BRIliaN” selama hampir empat tahun. Tahun ini sudah dimulai bulan April 2024, dibagi dalam 3 batch dan ditargetkan 100 peserta. 

Program “Desa BRILiaN”: merupakan suatu program inkubasi desa yang tujuannya untuk mengembangkan potensi desa menghasilkan role model. Ada empat aspek dalam pelaksanaannya : 

1. BUM Desa: Sebagai BUM Desa yang aktif sebagai penggerak ekonomi desa 
2. Digital : Digitalisasi yang sesuai dengan bidang keuangan digital dan pemanfaatan produk-produk digital BRI 
3.Innovation : Desa yang kreatif dalam memecahkan kemasyarakatan dan sosial desa 
4.Sustainability: Desa tangguh mampu meningkatkan kesejahteraan desa, melalui sektor unggulan 

Siapa yang dapat mengikuti program ini? 

Bagi mereka yang punya fungsi sebagai Kepala Desa, Direktur BUMDes, Perwakilan Badan Permusyawaratan DESA atau Tokoh Masyarakat, Perwakilan kelompok Usaha (Klaster) dan Pelaku Usaha . 


Dalam rangka membantu para Usaha mikro di desa, BRI pun telah menginisiasi aplikasi Pasar.id. Fungsi dari aplikasi ini untuk membantu mempertemukan pedagang pasar dan pembeli secara online sehingga target market makin menjangkau secara luas.

BRI memfasilitasi pengembangan platform untuk pemberdayaan bernama linkumkm.id . Fungsinya agar UKM dapat naik kelas melalui pelatihan-pelatihan dari mentor yang kompeten dalam bidangnya. 

Manfaat Program Desa

BRILian Secara individu , peserta yang mengikuti program ini akan mendapatkan pelatihan secara online tema untuk memajukan desa. Selesai mengikuti pelatihan, diharapkan peserta punya kapabilitas untuk manajemen desa . Disamping itu ,ada pendamping secara langsung apabila desanya terpilih . 

 Tentu saja yang tak kalah menarik bagi pemenang , peserta akan mendapatkan hadiah jutaan rupiah. Tak kalah serunya, peserta bisa berkesempatan jadi pemenang Acara Nugraha Karya. Acara yang merupakan puncak acara Program Desa BRILiaN diadakan oleh BRI . Dalam acara itu ada pemberian penghargaan Desa yang memiliki kepimpinan unggul, kolaboratif, inovatif dan jadi role model bagi pengembangan desa lain.

Manfaat pelatihan bagi desa untuk memperkuat kapasitas masyarakat desa 

1. Dalam bidang manajemen usaha : Memberikan pemahaman bagaimana mengelola usaha secara efektif. 
2. Pemasaran produk: Mengajarkan teknik pemasaran yang tepat agar produk lokal dapat bersaing dengan di pasar. 
3. Pengelolaan keuangan: Melatih peserta untuk mengelola keuangan usaha dengan baik, pencatatan dan laporan keuangan. 
4. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia: Mengasah keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia di desa agar mereka punya potensi mandiri dan akhirnya berkontribusi kepada ekonomi lokal. 

 Desa Bansari

Desa Bansari.  Sumber: Merdeka.com
Pemenang Desa BRILiaN 2023 Semburat matahari pagi muncul perlahan-lahan, memancarkan kehangatannya , menyelimuti dinginnya dan sejuknya Desa Bansari. Dari ketinggian sekitar 1000 – 1500 mdpl dari permukaan laut, sejauh mata memandang terlihatlah birunya langit dan hijaunya sawah yang menghampar mengelilingi Desa Bansari. 

Bak sebuah lukisan pelangi yang indah,warna hijau bentangan sawah , biru langit dan gunung Sindoro, putih awan-awan yang bergerak berbaris, udara segar, bersih dan dingin udaranya, di sepanjang desa Bansari. Desa Bansari penuh dengan keindahan alam yang memukau, dan budaya lokal yang menawan..

BRI Hadir di Pelosok Pedesaan
Bapak Herlan, Kepala Desa Bansari. Sumber; Merdeka.com


Saya berbicara melalui chat dengan Bapak Herlan, sebagai Kepala Desa Bansari. Desa yang telah berhasil memenangkan Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023. Dijelaskan oleh Bapak Herlan bahwa potensi keunggulan desa Bansari dalam bidang pertanian, pariwisata dan kebudayaan.

BRI Hadir di Pelosok Pedesaan
Bapak Hendi Nurseto- Sumber:  bansari-bansaritemanggung.go.id


Selanjutnya, Pak Hendi Nurseto, Innovator Smart Melon di Desa Bansari menjelaskan bahwa di bidang pertanian, primadona produk adalah holtikura bawang merah, bawang putih, kol, tomat. Sementara untuk petani milinelian, telah mengembangkan pertanian dikenal dengan nama “Smart Farming”. 

 Produk utamanya ada dua jenis melon yaitu Korean Chamoe dan Japanese Chamoe. Keduanya masuk sebagai produk pertanian kategori premium. Pertanian yang dibudidayakan dalam 21 green house dengan sistem tetes untuk menyiram tanaman secara terukur jumlah, juga suhu dan kelembabannya. Suhu udara dapat dikontrol melalui “smartphone”. 


BRI Hadir di Pelosok Pedesaan
Green house. Sumber:  Kolomdesa.com


 Dalam green house, digunakan juga system IOT artinya internet of things, suhu dan kelembaban selalu dimonitor melalui sistem ini. Jadi kebutuhan suhu untuk tanaman disesuaikan dengan penerapan teknologi ini. 

Di greenhouse tempat pengembangan tanaman hidroponik, kebutuhan air dan energinya telah menggunakan energi terbarukan, panel surya atau “Solar Cell”. Dengan adanya energi terbarukan ini diharapkan keamanan lingkungan dan produk terjamin. 

Dukungan dan support dari BRI untuk energi terbarukan, juga untuk pendampingan sumber daya manusia atas sarana dan prasarana sangat menopang keberhasilan Pembangunan Desa Bansari. 

Bahkan, untuk pemasaran dari produk-produk di atas, menurut Bapak Hendi Nurseto, mereka sudah menggunakan aplikasi pasar.id atau loka-loka, produk BRI. Dengan penggunaan aplikasi pemasaran ini, penjualan produk dapat menjangkau lebih luas ke Jawa Barat, Jawa Tengah, bukan hanya pelanggan sekitar situ saja. .

Potensi Unggulan Desa Bansari

Dalam menjalankan potensi unggulan itu , Bapak Herlan bekerja sama dengan Bapak Suardi sebagai Direktur BUMDes Bansari. Bapak Suardi menjelaskan dengan gamblang tentang unggulan potensi pertanian, wisata, perekonomian yang menjadi ikon desa Bansari 

Berikut ini rangkuman unggulan desa Bansari 

1.Pertanian Organik: 
BRI
Korean Chamoe. Sumber:  bansari-bansaritemanggung.co.id

Terkenal dengan produk pertanian hidroponik seperti sayuran dan buah-buahan berkualitas tinggi. Produk premium seperti Korean Chamoe dan Japanese Chamoe. pertanian yang ramah lingkungan tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga berpotensi untuk pasar yang lebih luas. Perkebunan tembakau dan Kopi juga jadi andalan hasil pertanian. 

2. Wisata Alam :

BRI Hadir di Pelosok Pedesaan
Embung Bansari.  Sumber  bansari.bansari-temanggung.co.id

Dengan pemandangan alam yang menawan dan tradisi budaya yang kaya, Bansari memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata. Dua sektor yang jadi andalannya adalah pengelolaan Embung Bansari dan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum disebut SPAMDes . 

 Untuk wisatawan yang mengunjungi Embung Bansari dapat melihat waduk kecil yang berada di tengah-tengah persawahan . Fungsi Embung Bansari selain untuk mengairi sawah, sekaligus untuk wisata yang dapat melihat keasrian lingkungan Sedangkan pengelolaan SPAMDes, pengunjung atau wisatawan dapat melihat manfaat penggunaan dan pengelolaan air untuk kebutuhan 860 KK berbasiskan dengan teknologi yang disiapkan oleh BRI. 

QRIS.  Sumber: youtube inspirasi Desa BRI

Fasilitas pelengkap seperti toilet yang bersih dan mushola yang nyaman dan ticketing yang mudah. Untuk penjualan tiket masuk wisata, penggunaan QRIS BRI juga telah dimanfaatkan. 

 3.Budaya: 

BRI Hadir di Pelosok Pedesaan
Jaran Kepang. Sumber youtube: Cerita Inspire Desa BRI

Kearifan budaya lokal di Desa Bansari yang sangat otentik adalah pertunjukkan Kuda Lumping. Sejarah dari Kuda Lumping adalah kesenian yang menggambarkan prajurit kerajaaan yang harus berperang di medan pertempuran. Kuda lumping itu mempresentasikan kuda saat berperang.

 4. Mikro dan Kecill (UMKM): 

BRI
Kerjaninan Kulit. Sumber: bansari-bansari.temanggung.co.id


Desa ini mendukung pengembangan UMKM berfokus kepada produk lokal. Kerajinan kulit asli , sablon kaos dan kerajinan miniatur dan kuda lumping jadi produk-produk yang yang dihasilkan oleh pengrajin. 

Program-program pelatihan yang dilakukan oleh BUMDes membantu pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas dan pemasaran produk mereka. Para UMKM juga sudah memanfaatkan dan menggunakan produk-produk BRI seperti BRImo, BRILink, QRIS.

Kesimpulan 

Desa BRIliaN yang digagas oleh BRI menunjukkan komitmen nyata dalam mendorong kemajuan di pelosok desa. Melalui berbagai pelatihan, akses pembiayaan, dan pendampingan usaha program ini membawa peluang baru bagi masyarakat untuk berkembang dan berdaya secara mandiri. Keberhasilan BRI dalam menyentuh kehidupan masyarakat pedesaan membuktikan bahwa kemajuan ekonomi dapat diraih oleh semua lapisan tanpa terkecuali. 

 Penutup 

Dengan Desa BRILiaN, BRI telah menciptakan harapan dan optimisme di pelosok negeri. Upaya ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga mempererat ikatan sosial dalam komunitas yang saling mendung. Seiring waktu, dampak positif diharapkan akan terus meluas, menjadikan desa-desa di Indonesia semakin maju dan mandiri dan berdaya saing. Mari kita dukung program ini agar semakin banyak masyarakat desa yang dapat menikmati manfaatnya! 


 Sumber Referensi:

  •  BRI Kembali Gelar Program Desa BRILiaN 2024 Bekerja Sama dengan UNS
  •  Mengenal Desa Bansari, Pemenang Desa BRILian 2023
  •  Desa BRILiaN 2024:  
  •  Buku Kajian Kebijakan-Penguatan kapasitas Kelembagaan BUM Desa










Rumah itu Dirimu Sendiri

Rumah itu Dirimu Sendiri
Sumber:  Freepik.com


"It takes hands to build a house,  but only hearts can building  a home"

 . 

Rumah yang kucari Ketika terbayang “Rumah”, aku pernah kehilangan satu tempat yang sangat nyaman untuk melindungi diriku. Melindungi diriku ketika ada badai, angin, hujan dan teriknya matahari sekali pun, aku akan berlari ke tempat yang paling nyaman itu. 

Tapi senyaman-nyaman sebuah “rumah” ternyata tidak semua rumah itu adalah nyaman bagi setiap individu. Aku terpelosok atau terjebak ke dalam angan-angan rumah yang ideal adalah rumah dengan bangunan yang bergaya modern minimalis. Modern minimalis mengutamakan efisiensi, baik bentuk maupun fungsi yang sederhana dan ruang tertata rapi. Desain sangat sederhana, ruang serba terbuka, dinding interior minimalis, tidak ada sekat-sekat antara ruang, jadi ruang tamu bersatu dengan ruang makan, bahkan ruang tidur hanya dibatasi sekat untuk menuju ke atas di lantai dua, tempat penyimpanan serba minimalis. 

Namun, rumah yang berharga itu ternyata hanya sebuai Impian. Setiap orang tak bisa meraih apa yang diimpikan itu karena ada hambatan di dalamnya. Rumah dengan bentuknya yang indah itu tak diisi dengan orang-orang yang saling mengasihi dan mencintai. Di rumah yang mewah sekali pun, rumah hanya sekedar tempat pembaringan setelah menghabiskan kegiatan sehari yang melelahkan. 

Tak ada pelukan dan kehangan cinta yang selalu bersama-sama untuk bisa menghadapi tantangan, hambatan dan kesulitan hidup ini. Tantangan di pekerjaan, di sekolah membuat kita bertemu dengan orang-orang yang toksik, bahkan tak menemukan titik temu yang diinginkan dalam pekerjaan. 

Satu-satunya harapan untuk diriku dan sebagian orang tentang fungsi rumah bukan lagi sebuah bangunan yang indah tapi sebuah tempat yang menghadirkan orang-orang datang dengan segala tumpah ruahnya isi hati yang sedang gundah gulana. 

Betapa nyamannya bila kami dapat sharing dengan orang-orang terdekat tentang kegelisahan karena apa yang diimpikan tak selalu tercapai, meskipun usaha sudah optimal. Bahkan, kami dapat membagikan kebahagiaan karena prestasi yang tercapai di sekolah. Prestasi yang merupakan kebanggaan kami karena mendapatkan nilai yang baik di sekolah, atau prestasi kerja di tempat kerja. 

Aku sendiri kadang-kadang merasa rumah adalah sebuah tempat aku harus mendengar bukan didengarkan. Keluhan dari orang tua yang tak pernah habis-habisnya karena mereka satu sama lainnya tak pernah cocok dan saling melemparkan kesalahan. Aku seolah terjepit di tengah keributan kedua orang tuaku. Ibu mulai keluhkan ayah yang tak pernah peduli dengan keinginannya. Sementara ayah amengeluh karena ibu dianggap otoriter. 

Lalu, bagaimana diriku? Apakah aku harus jadi pendengar setia saja. Pendengar yang juga memiliki kelelahan mental sama seperti mereka. 

Pulang tanpa rasa pulang 


Kehidupan terus bergulir tanpa pernah berhenti. Aku sudah kehilangan ayahku karena serangan jantung ketiga kalinya. Aku akan berangkat kerja saat telepon berdering berkali-kali. Jam sudah menunjukkan waktu berangkat kerja, aku pikir siapa yang mengganggu sepagi itu. 

 Ternyata, justru tetangga di sebelah rumah, yang datang ke rumahku. Surti, tetanggaku memanggilku keras (era itu belum ada handphone) ada telpon dari rumah. “Deg”, rasanya aku tak pernah ditelpon dari rumah jika tak ada hal yang penting sekali. 

Terdengar suara sepupuku yang mengatakan aku harus segera pulang karena ayahku sudah kritis di rumah sakit. Padahal saat itu ayahku sudah meninggal. Tapi dia tak berani berterus terang apa yang terjadi. Aku pulang karena panggilan itu. 

Begitu aku tiba di rumah, aku agak bingung, suasana sangat sepi. Tak ada tanda-tanda orang di dalam rumah. Aku pikir pasti mereka semua berada di rumah sakit. Tiba-tiba seorang saudara datang dan mengatakan bahwa ayahku sudah berada di ruang duka, aku diminta segera datang. 

Aku yang mendambakan rumah itu sebagai keluarga yang hangat, sekarang menemukan rumahku itu bukan lagi keluarga utuh. Aku yang ingin menjauh dari ayah dan ibuku karena merasakan tidak adanya cinta utuh mereka untuk diriku. 

Sekarang saat aku melihat tubuh ayahku yang membujur kaku, warna kulitnya terutama mukanya membiru. Tangan dan kakinya sudah membeku. Senyumnya terlihat datar karena beliau sudah bebas dari sakit jantung yang menyerangnya hampir tiga kali. 

Secepatnya aku berdoa di depannya, aku merasakan bahwa aku sudah bersalah untuk selalu ingin mendapatkan validasi dari ayahku. Kenapa beliau selalu acuh dan tidak pernah mendengarkan apa yang aku keluhkan. 

Sunyi senyap di ruang duka karena aku hanya bersama dengan ibuku yang menyendiri dan tertunduk sedih. Kesenyapan itu ditandai dengan dinginnya ruang AC. Ruangan yang dindingnya dicat putih,  ukuran 3 x 4 meter, tersekat dinding tipis dengan ruangan lain.

Aku tertunduk lesu dan mendekati ibuku. Aku menyeka airmata ibu yang mengalir dan mengelus punggungnya. Tanpa kata-kata, aku berkata sangat lemah, “Kita kehilangan papi, dia sudah pulang ke rumah Bapa di Surga!”. 

Aku sadar aku terlalu menganggap cinta kedua orang tuaku tidak sepadan dengan apa yang kuimpikan. Kesadaranku untuk tidak membenci mereka karena kelemahan mereka adalah bagian kelemahan masa lalu mereka yang belum pulih. Hidup kompleks yang tak pernah terselesaikan di antara kedua orang tuaku, jadi ganjalan dalam hidupku. 

Dengan kesadaranku untuk mencintai mereka dalam segala kelemahannya harus kuterima dengan tangan dan hati yang terbuka. 

Aku tak bisa menunggu kakakku yang tidak dapat datang dari Belanda. Ayah harus segera dikremasikan dengan tenang dan damai. Kami berdua harus kembali ke rumah yang sesungguhnya ketika semua acara telah selesai. Suasana rumah itu makin sepi karena hilangnya seorang ayah yang biasanya suka menyendiri untuk membaca dan mengotak-atik mesin motor kunonya. 

Mencari di luar menemukan di dalam 


Kembali kepada kenangan masa kecilku. Aku selalu merasa kesepian menjadi anak terkecil. Meskipun kami berdua tapi kakakku berbeda usia cukup jauh, 12 tahun .. Aku masih ingin bermain, tapi kakakku sudah belajar fisika, matematika. 

Lalu, aku mencari orang atau teman yang mau kuajak bermain. Ibuku tak bisa bermain bersamaku Akhirnya, aku senang bertemu teman yang mau kuajak bicara atau menemaniku. 

Dimana aku bisa menemukan orang yang bisa kuajak bermain? Di rumah tetanggaku. Tetanggaku yang punya anak 8 orang, salah satunya bernama Rita (bukan nama sebenarnya) seusiaku. Aku senang Rita bisa menerima diriku, kita bicara, bermain dan kadang-kadang hanya tidur bersama. Aku merasa ada orang yang menerima dan mengerti diriku. 

Tamat SMA, aku harus ke luar rumah, pergi meninggalkan rumahku. Aku kuliah jauh dari rumahku. Tinggal di kamar kos yang cukup gaduh dan ramai, bayangkan enam orang tinggal dengan tiga ranjang susun. Kami sebagai mahasiswa perantau, sering saling curhat atau berinteraksi selesai pulang kuliah. Namun, Aku bukan tipe orang yang cepat beradaptasi seperti yang mereka lakukan, ada rasa takut dan kurang berdamai dengan orang-orang yang tak pernah kukenal sebelumnya. 

Aku mencoba mencari teman-teman yang kuanggap cocok di tempat kegiatan bergereja atau kuliah. Tapi kembali aku sering terbentur untuk berdamai dengan sikap orang yang belum mengenalku. 

Akhirnya, aku disadarkan untuk menemukan siapa diriku sebelum menerima orang lain. Damai untuk menerima diri sebelum meminta orang lain menerima aku. 

Terakhir, aku pulang ke rumah, tidak menemukan ibuku. Ternyata ibuku perlu teman untuk menghilangkan kesepian dengan melakukan kegiatan gereja, . Namun, aku tak lagi marah kenapa ibuku lebih mementingkan waktu untuk dirinya ketimbang diriku yang jauh-jauh datang dari luar kota. Aku sudah berdamai dengan diriku. 

Rumah Terbaik 


Pengembaraanku dari rumah fisik ke tempat yang tak pernah kukenal, membuat diriku tertempa, menjadi manusia menyejarah, misteri kerinduan dipermainkan dengan berbagai cara dan kehendak. 

 Akhirnya, aku mengenal siapa diriku. Manusia menjadi subjek dengan kehendakNya dan mewujudkan hubungan antar manusia dan pemilikNya. Kerinduan dan harapan tentang misteri dan fenomena . 

Fenomena batin dan kemampuan manusia bisa melihat gelombang peristiwa masa depan. Pengembaraan itu mengajarkan apa yang terbaik untuk hidupku. Setiap momen, baik pensiun dini dari kantor, kesempatan belajar menulis melalui Komunitas Literasi Finansial yang tak pernah habis-habisnya mengembangkan ketajaman dan kesempurnaan penulisan.

Aku ingin segera akhiri pengembaraan ini. Tapi rumahku belum juga selesai. Aku sudah berdamai, Aku memeluk diriku dengan tangan terbuka. Jika ada rasa sakit hati itu pun sudah bisa diselesaikan dengan baik dengan kontemplasii atau meditasi. Suara hatiku akan mendengarkan ajaran yang benar . Rumah terbaik itu memang dalam diri sendiri yang merasa aman dan nyaman ketika sudah bisa menemukan siapa diriku. 

 

Hari Kesehatan Mental Dunia: Apakah Anda Cukup Sehat Mental?

Hari Kesehatan Mental Dunia
detik.com



“Ketika kamu berasa ingin menyerah, ingatlah mengapa kamu bertahan begitu lama.” – Haley Wiliams


Masa-masa sulit yang dilalui oleh tiga mahasiswa, mahasiswa dari Petra Surabaya, mahasiswa Universitas Tarumanegara, mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Ternyata,  mereka tidak mampu melewatinya dengan baik. 

Menyerah dan merasa bunuh diri adalah jalan satu-satunya. Kekuatan melangkah dan minta bantuan kepada orang lain untuk menarik mereka dari rasa ingin bunuh diri itu sudah gagal.

Tanggal 10 Oktober 2024 diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Dunia. Tujuan untuk peringatan ini bukan sekedar selebrasi belaka. 

Dengan adanya tiga kasus bunuh diri mahasiswa itu, kita semua diingatkan dan disadarkan bahwa masalah kesehatan mental jangan dianggap enteng.

Perlu adanya kesadaran bagi kita semua untuk saling tolong menolong dan mendorong mereka yang sedang tertimpa masalah mental untuk segera minta bantuan kepada keluarga atau teman terdekatnya. 

Setiap tahap kehidupan, kesehatan mental penting untuk terus dijaga, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. 

Ketika kesehatan fisik itu terganggu, kita dengan mudah mengidentifikasi. Contohnya, perut saya sakit diare. Saya akan langsung minum obat anti diare. Jika tidak sembuh, saya akan segera ke dokter untuk meredakan diare, juga menghindari dehidrasi tubuh.

Sebaliknya, untuk kesehatan mental sulit diidentifikasi oleh pelakunya. Pelaku merasa sehat padahal sudah dalam taraf sakit mental. Hanya teman terdekat dan lingkungan yang menyadari adanya gangguan perilaku, emosi pelaku.

Dengan menstabilkan perilaku, emosi dan pikiran, kita dapat lebih damai untuk melanjutkan kehidupan. 

Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi karena adanya bullying, suasana  hati yang menyebabkan kecemasan, tidak damai dalam hati, mendapatkan kesulitan relasi baik dengan rekan maupun atasan, relasi dengan teman-teman yang tidak menghargai dirinya. 

Menurut laporan Survei Kesehatan Indonesia yang dikutip oleh databox, pada tahun 2023, prevalensi depresi nasional mencapai 1,4%. Angka ini berarti 1 dari 100 penduduk berusia 15 ke atas mengalami depresi. 
Selanjutnya, dari 12,7% penderita depresi yang berobat sementara sisanya 87,3% tidak menjalani pengobatan. 

Data selanjutnya, menurut Dr.Elvine, anak-anak yang mengalami depresi usia 15 tahun, sebesar 61% ingin mengakhiri hidupnya, bunuh diri. Hanya 1,7% yang tidak depresi tapi tetap ingin mengakhiri hidupnya. Sungguh problem mental health sudah sangat serius sekali. 

Mengenali Depresi 


Adanya gangguan fisik, emosi dan perilaku merupakan gejala awal adanya depresi.  Umumnya didahului dengan stres. Tetapi stres yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan depresi. Setelah itu meningkat ke depresi tingkat tertinggi, ingin bunuh diri. 

Bagi orang-orang yang sedang mengalami depresi merasa tidak ada yang aneh dari dirinya, perilaku, fisik maupun emosional. Namun, bagi orang terdekatnya, misalnya keluarga atau teman dekat, kondisi perilaku yang berubah sudah mengidentifikasikan adanya stres atau depresi. Misalnya dulu teman kita orang yang sangat cerita, tiba-tiba dia menarik diri, senang menyepi dan selalu menolak ikut pergi bersama-sama. 

Perubahan fisik juga dapat diidentifikasi seperti berat badan turun drastis, kelelahan berkepanjangan, sakit kepala yang persisten. 

Perubahan emosi juga dapat diidentifikasi seperti suasana terancam dan ekspresinya sering marah, sedih, putus asa dan tidak berharga, bahkan berbicara tentang bunuh diri. 

Gangguan ini kelihatan sepele. Tapi jika gangguan-gangguan itu apabila tak segera diatasi dengan baik maka gangguan mental bisa mengganggu kondisi fisik seperti tidak mau makan untuk jangka panjang. 

Ketika ada gangguan fisik, kita perlu mengetahui apakah ada gangguan emosional karena fisik dan emosional itu saling berpengaruh. 

Bagi penderita sakit mental,  tentunya pengobatan mental harus dilakukan. Setelah menetal sembuh  otomatis sakit fisik akan sembuh. 

 Dukungan terhadap teman yang sedang depresi 


Meskipun kita bukan seorang psikolog atau psikiater, tapi  peran kita sebagai teman dekat atau keluarga, orangtua yang memberikan dukungan emosional kepada orang yang sedang menderita stres, depresi.

Caranya dengan berempati atau “good listener”. Dengarkan keluhan dan suara hatinya yang sedang tidak baik. Tidak perlu memberikan solusi atau memberikan nasehat yang justru menyakitkan hati misalnya “Sebagai orang percaya, kamu kurang berdoa!”. Hal ini justru akan menyakitkan hatinya. 

Mendengarkan dengan motivasi yang ingin menolong dan memberikan dukungan praktis agar dia menerima apa yang sedang terjadi. Memberikan semangat dan menunjukkan agar penderita depresi untuk berpulih. 

Hal yang terakhir yang dapat dilakukan adalah mendorong dirinya untuk berkonsultasi dengan tenaga professional seperti psikiater atau psikolog. Apabila pasien stres/depresi belum mau bertemu psikiater, mungkin ada Lembaga atau terapi kelompok yang dapat didatangi. 

Strategi mengatasi depresi 


Peran keluarga menjadi utama karena keluarga dapat memberikan dukungan emosional yang berkelanjutan. Terlibat dalam aktivitas yang sehat dan positif secara bersama-sama misalnya ikut acara outing, kebersamaan, kegiatan sosial. 

Mengedukasi diri bagaimana cara untuk menolong orang yang depresi dan memahami kondisi orang yang sedang depresi. 

Terapi kognitif agar korban tidak melukai diri . Umumnya, setelah datang ke psikiater, pasien akan diresepkan obat-obatan untuk menenangkan diri. Obat ini bukan untuk ketergantungan tetapi merupakan kebutuhan ketenangan diri.

 Gaya hidup yang sehat seperti yoga dan bermeditasi merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan. Mindfulness artinya relaksasi dengan pernafasan dan mengatur pikiran lebih sehat lagi. 

Hindari “burnout” artinya keadaan kelelahan emosional, fisik dan mental yang disebabkan oleh stres yang berlebihan dan berkepanjangan. Keseimbangan kerja, istirahat yang sangat berharga bagi tubuh, jiwa dan mental. 


Mari kita semua saling mendukung dan membantu untuk orang yang sedang depresi. Setiap orang tidak mampu menolong dirinya sendiri. Sebagai mahluk sosial, kita harus menolong orang yang depresi. Kesadaran dan kemampuan menolong itu adalah jawaban dari kebutuhan bagi orang yang sedang depresi. 

 Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.

Transformasi Transaksi dan Digitalisasi Menuju BRI BRILian dan Cemerlang

Transaski dan Digitalisasi
dokpri-conva.com


"The biggest part of our digital transformation is changing the way we think" - Simeon Presto Bupa


Transformasi dan digitalisasi perbankan telah membawa perubahan besar dalam industri keuangan, termasuk di BRI. Sejak internet mulai mendominasi kehidupan masyarakat, pola perbankan pun bergeser dan berubah drastis. Dulunya konvensional serba manual, sekarang menjadi digital. 

Tak terkecuali BRI yang merupakan bank terbesar di Indonesia. BRI pun siap untuk perubahan menuju digitalisasi dalam rangka mempermudah akses dan menggapai daya saing di pasar. 

Perubahan Perbankan dalam digitalisasi 

Transaksi dan Digitalisasi Menuju BRI BRILian
Bank Konvesional vs Bank Digital. Sumber: dokpri



Adanya internet dan teknologi telah merubah pola perbankan . Bank tidak hanya sekedar bangunan fisiknya dengan kantor-kantor cabang yang begitu banyak di setiap daerah. Tetapi sekarang fokus dari perbankan adalah setiap nasabah mudah memgakses transaksi dengan smartphone. Fitur-fitur dan aksesibilitas yang mudah dari aplikasi perbankan, jadi pengalaman yang sangat diperhitungkan oleh para nasabah.

Transaksi digital meningkat dengan pesat sejalan dengan berkembangnya penggunaan digital oleh nasabah perbankan. Pertumbuhannya sangat pesat mencapai 34,49% secara tahunan. 

Dikutip dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan transaksi perbankan digital mencatat 1.960,8 juta transaksi atau tumbuh sebesar 37,1 persen per tahun pada Oktober 2024 

Pencapaian pertumbuhan transaksi digital ini disebabkan oleh karena bank-bank konvesional telah mentransformasi menjadi bank digital sejak tahun 2016. Pada tahun 2024, ada 15 bank digital di Indonesia. 

Transformasi digital oleh BRI pun dilakukan dengan sangat adaptif . Kesadaran bahwa hanya dengan digitalisasi , BRI mampu bersaing dengan mereka yang sudah menjadi bank digital. 

BRI pun yang dikenal sebagai bank yang memiliki cabang di seluruh pelosok Indonesia, sekarang harus memastikan untuk mengubah layanan perbankan dengan digitalisasi. Konsumen era kini butuh kecepatan transaksi dilakukan dengan cepat dan akurat. Kepentingan antara pelanggan dan kebutuhan pasar jadi pertimbangan utamanya.

Alasan utama nasabah beralih ke bank digital 


 Data dari databoks menunjukkan beberapa alasan utama nasabah beralih ke bank digital: kemudahan, kecepatan, dan keterjangkauan biaya. Dengan fitur-fitur seperti transfer online, pembayaran tagihan, pembukaan rekening, investasi dan menabung pun dapat dilakukan dari rumah, bank digital memberikan solusi yang lebih sederhana dibandingkan bank konvensional. 

BRI dengan platform digitalnya, turut serta dalam menyediakan layanan ini melalui BRImo, aplikasi mobile banking semakin popular.

Tujuan transformasi digital BRI 


Transaksi dan digitalisasi BRI memiliki tujuan utama yaitu akselerasi pelayanan yang bersifat inklusif bagi semua nasabah dan mitranya. Inisiatif ini sejalan dengan tujuan transformasi digital BRI, efisiensi, digitalisasi serta pengembangan bisnis dan nilai baru. 

Opsi yang diberikan bagi nasabah mikro adalah mereka bisa bertransaksi secara digital atau pilihan lainnya dapat dengan cara hybrid, artinya nasabah dapat akses secara online sekaligus secara tatap muka. 

Langkah kebijakan digitalisasi BRI adalah pencapaian transformasi digital melalui 475 ekosistem digital perusahaan. Selain itu, pengalaman nasabah dari penggunaan layanan perbankan digital yang optimal jadi tujuannya.

Digitalisasi BRI mendukung akselerasi dalam menyediakan solusi perbankan secara terintegrasi dan efisien, menciptakan pengalaman yang nyaman bagi nasabah. 

Perjalanan Digitalisasi BRI 

Transformasi Transaksi dan Digitalisasi
Perjalanan Digitalisasi BRI:  dokpri


Konsep digitalisasi BRI fokus tiga aspek yaitu resiliensi, open banking, dan artificial intelligence (AI). Open Banking yang diciptakan dengan fungsi untuk mengintegrasikan produk BRI kepada 475 ekosistem digital perusahaan Mitra BRI yang disebut dengan BRIAPI. 

BRIBRAIN merupakan pusat otak digital BRI mengkonsolidasikan kapabilitas AI dan analitik, meningkatkan customer engagement, anti fraud dan risk analytics, credit underwriting hingga automasi untuk smart services dan operations

Dalam penggunaan dan optimalisasi AI, para pakar atau ahli yang bekerja di bidang ini perlu memastikan dan menangani semua aspek yang terkait dengan advokasi etika AI yang bersifat negatif, memastikan AI digunakan sesuai kode etik dan mengawasi penggunaan AI. 

Dilanjutkan dengan pengembangan aplikasi seperti ChatBot SABRINA . Fungsi dan tugas utama adalah untuk memudahkan nasabah dalam mencari informasi dan transaksi. Dirancang oleh AI agar berinteraksi dengan nasabah termasuk bicara, menyapa dan berbincang dengan menggunakan bahasa lokal. 

Dikembangkan platform BRISPOT. Tugas dan fungsi aplikasi ini adalah untuk para tenaga pemasar mikro BRI atau mantri BRI untuk memproses pinjaman mikro. Mulai dari proses pengajuan hingga pencairan.. 

Dikembangkan platform QLola. Tugas dan fungsi platform ini adalah platform solusi keuangan terintegrasi dari PT. BRI. Bagi pelaku bisnis di era digital, dapat gunakan fitur platform ini dalam mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. 

Aplikasi mobile banking BRImo untuk kustomer atau nasabah individual dalam bertransaksi , berinvestasi maupun pembayaran mulai dari listrik, top-up e-wallet hingga pembelian kereta api tanpa keluar rumah. 

 Dalam menjaga keamanan informasi, BRI juga telah menetapkan kebijakan Cyber Security agar semua data informasi tetap terjaga dengan sangat aman. 

 Pengalaman bersama BRImo

Transformasi Transaksi dan Digitalisasi
Penggunaan BRImo.  Sumber: dokpri-canva


Seorang keponakan saya berbisnis kuliner, pemilik sebuah resto, menceritakan tentang kebutuhan aplikasi perbankan yang handal dan mudah. Sebut saja nama keponakan saya, Wati (bukan nama sebenarnya). 

Dulu saat belum adanya BRImo, Wati harus mempersiapkan diri dengan manual semua data-data pembayaran gaji pegawainya satu minggu sebelum gajian. Pada saat gajian, Wati harus datang sendiri ke BRI untuk transfer gaji. Jelas waktu yang terbuang untuk persiapan gaji hingga waktu transfer gaji. 

 Namun, setelah Wati menggunakan BRImo sejak tahun 2020, kesulitan di atas tidak lagi terjadi. Wati bekerja jauh lebih efisien untuk keuangan terutama transfer gaji maupun transfer dana ke mitra usahanya. 

Fitur-fitur di BRImo yang digunakan secara aktif oleh Wati adalah fitur menu transfer. Wati harus membayar gaji karyawan setiap bulan. Semua karyawan restonya memiliki rekening di BRI . Dengan demikian BRImo mempermudah untuk mentransfer gaji karyawan dengan fitur transfer antar akun tanpa harus mengeluarkan biaya transfer. 

Bahkan, transfer diproses dan dilakukan dengan cepat dan mudahnya karena nama penerima sudah tersimpan dalam daftar penerima transfer. 

Selain itu fitur-fitur yang sangat bermanfaat bagi Wati adalah pengisian kartu BRIZZI, pembelanjaan lewat QRIS pembayaran lewat BPJS, PDAM, dan pembelian token listrik. Bayangkan, betapa efektifnya BRImo membantu pekerjaan Wati untuk membereskan keuangan kantor maupun rumah tangga.

 Penggunaan transaksi BRImo sebanyak 4 hingga 5 kali dalam seminggu. Dengan adanya BRImo, Wati sangat terbantu sekali. Dia tidak perlu menggunakan ATM untuk bertransaksi . Jika gunakan ATM harus datang ke kantor Cabang , perlu waktu dan biaya untuk datang ke kantor BRI. 

 Wati sangat merasakan manfaatnya BRImo yaitu tidak membuang waktu, biaya dan tenaga harus ke kantor BRI. Setiap waktu kapan saja dan dimana saja, Wati dapat melakukan transaksi hanya membawa gadget. Dia tak terkendala koneksi. 

Harapan Wati sebagai nasabah setia dan pengguna aktif BRImo adanya fitur-fitur baru yang terus dikembangkan untuk semua transaksi bisnisnya yang semakin bertumbuh. 

 Kesimpulan


 Pengembangan transaksi dari manual menjadi digitalisasi adalah sebuah perubahan yang mengikuti perubahan zaman. Dengan kemampuan digital teknologi BRI berhasil dalam pelayanan secara digital yang makin mudah dan nyaman serta berdaya saing. 

Dari peningkatan transaksi digital hingga penggunaan aplikasi BRImo, perjalanan digitalisasi BRI terus berkembang untuk menjawab kebutuhan nasabah di era modern. 

Digitalisasi tidak hanya memudahkan, tetapi juga menguatkan posisi BRI yang inovatif dan adaptif, siap mendukung ekonomi digital di Indonesia 


 Sumber referensi:

  •  Ory – CNN – 99% Transaksi Secara Digital, BRI Fokus Open Banking Hingga AI .
  • BRIapi – Memahami Percepatan Transformasi Digital Melalui Open Banking BRIAPI. 
  • BRI News – Terus Perkuat Transformasi, 
  • BRI Kembangkan Talenta Digital yang Kompeten dan Berkualitas .


Minum Kopi Tiga Kali Sehari: Menyehatkan atau Membuat Sakit?

Minum kopi
https://www.freepik.com/free-photo/medium-shot-woman-drinking-coffee_1


Saat ini, budaya minum kopi menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat. Kedai-kedai kopi menjamur di tengah kota hingga ke daerah urban. Banyak orang menjadikan kopi sebagai teman setia di setiap aktivitas harian. Namun, apakah kebiasaan minum kopi tiga kali sehari menyehatkan atau justru membahayakan kesehatan?

Kopi  sejak lama menjadi minuman yang sangat populer, sebab minuman yang berasal dari biji kopi yang  disangrai dan dipanggang  ini mampu menghasilkan  aroma yang sedap. Sayangnya,  kopi ini mengandung caffeine dan clorogenic acid  zat yang dikonsumsi secara berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan..

Banyak orang menyukai kopi karena minuman ini bisa mengatasi rasa kantuk. Selain itu, banyak  orang menganggap bahwa kopi dapat digunakan sebagai pengobatan untuk diabetis, kanker, jantung, penyakit darah tinggi, demensia. 

Argumentasi di atas ini membuat saya perlu mengadakan riset kecil-kecilan apakah benar minum kopi itu dapat mencegah penyakit kronis yang disebutkan di atas atau justru membahayakan?

Alasan Orang Doyan Kopi


Banyak orang mengonsumsi kopi karena rasanya yang khas dan efek stimulan kafeinnya. Kopi dipercaya meningkatkan konsentrasi, semangat kerja, dan mengurangi rasa kantuk. Selain itu, nongkrong di kedai kopi telah menjadi gaya hidup, terutama di kalangan kaum urban. Kopi juga dianggap sebagai simbol status dan bagian dari interaksi sosial yang mempererat hubungan dengan teman maupun rekan kerja. 

Gaya Hidup Minum Kopi 


Minum kopi tidak lagi sekadar kebutuhan, tetapi telah menjadi bagian dari tren lifestyle. Banyak orang merasa minum kopi adalah ritual penting dalam menjalani hari. Gaya hidup ini juga didorong oleh kemunculan berbagai varian kopi dan inovasi penyajiannya. 

Dari espresso hingga cappuccino, kopi tidak hanya diminum untuk kebutuhan energi, tetapi juga sebagai gaya hidup kekinian. 

Di Belanda , tradisi minum kopi setelah makan besar . Mereka menganggap bahwa minum kopi itu menyehatkan. Bahkan, seorang dokter Indonesia yang sedang studi di Belanda dalam tiktoknya mengatakan bahwa dengan minum kopi 3 x , jumlah penderita jantung dan diabet di Belanda berkurang dan hampir tidak ada. 

Manfaat Kopi untuk Kesehatan 


Di Belanda, tradisi minum kopi setelah makan besar masih terus dijaga oleh penikmat kopi. Studi menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan diabetes. Kafein dalam kopi disebut-sebut memiliki manfaat dalam meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi risiko penyakit kronis. Namun, apakah minum kopi tiga atau empat kali sehari benar-benar menjamin kesehatan yang lebih baik?

Data-data Penunjang

Dikutip dari webMD (website Medical Doctors di Amerika Serikat), dinyatakan bahwa kopi dapat digunakan secara efektif, kurang efektif bahkan tidak efektif sama sekali. 

Berikut ini dua kategori yang saya dapatkan yaitu efektif dan tidak semua efektif:

  •  Efektif: 

Jika kopi digunakan untuk mengurangi rasa kantuk. 
Jika kopi digunakan dalam takaran tidak melebih 4 cangkir sehari, maka orang yang minum kopi dapat mengurangi risiko menderita diabetis 2, serangan jantung, Parkinson, dapat langsung ke belakang setelah operasi. 

  •  Tidak Semua Efektif 


Premis bahwa minum kopi tiga hingga empat kali sehari dapat mencegah penyakit kronis seperti jantung atau diabetes tidak sepenuhnya tepat. Setiap orang memiliki toleransi tubuh yang berbeda terhadap kafein. Pada beberapa orang, konsumsi kopi dalam jumlah besar bisa meningkatkan detak jantung, memicu kecemasan, dan mengganggu pola tidur. Efek ini tentu saja bertolak belakang dengan klaim bahwa kopi bisa menyehatkan.

Sementara itu, pada individu lain, kopi dalam takaran yang wajar bisa membantu menurunkan risiko penyakit tertentu. Penelitian menyebutkan bahwa konsumsi kopi secara teratur dalam batas aman bisa memberikan efek perlindungan terhadap berbagai penyakit kronis. Namun, terlalu banyak minum kopi juga bisa meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan kecemasan. 


Kopi dan Kesehatan dalam Takarannya


Tujuan saya menulis tentang kopi adalah menyoroti pentingnya minum kopi sesuai takaran. Meskipun kopi bisa menyehatkan, hal ini tidak berlaku untuk semua orang dan dalam semua kondisi. Konsumsi kopi sebaiknya tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing. Minum kopi dalam jumlah yang moderat, sekitar satu hingga tiga cangkir per hari, bisa memberikan manfaat kesehatan, terutama bila diimbangi dengan pola makan dan gaya hidup yang sehat. 

Pengalaman saya 


Saya penderita Irretible Bowel Syndrome (gangguan usus besar yang ditandai dengan gejala sindrom iritasi usus) akut.  Penyakit ini akan timbul ketika saya makan sesuatu yang sensitive bagi usus saya.  Saya kurang menyadari pemicunya apa saja.  Saat melihat betapa nikmatnya teman-teman minum kopi, saya  ikut tergiur menikmati ngopi sebelum makan siang. Begitu selesai minum kopi, sekitar 2-3 jam kemudian perut saya mulai mules dan saya harus merasakan beratnya buang air yang tak henti-hentinya. Setelah itu kembung yang saya rasakan. Ketika saya stop minum kopi dan turunannya, perut saya lebih aman. 


Kesimpulannya

Meskipun ada bukti bahwa kopi bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes, konsumsi berlebihan bisa mendatangkan efek samping negatif. Kopi harus diminum dengan bijak sesuai takarannya agar manfaat kesehatannya bisa optimal tanpa menimbulkan masalah kesehatan lainnya.


Ironi Perundungan di Lingkungan Pendidikan Indonesia, Apakah Ada Solusi yang Mantap?

data bullying
source:  Image by gpointstudio on Freepik



Perundungan, atau bullying, telah menjadi masalah serius di Indonesia, terutama di kalangan pelajar, mahasiswa. Fenomena ini tidak hanya mengganggu kesehatan mental korban, tetapi juga mempengaruhi lingkungan sosial dan pendidikan. 

Pendidikan karakter siswa harus diperkuat dan menimalkan dan menghapuskan sistem feodal, senioritas dan “persyaratan bullying untuk masuk kelompok tertentu”.

Data Bullying

Berdasarkan penelitian, banyak faktor yang menyebabkan perundungan, termasuk perbedaan fisik, status sosial, atau bahkan prestasi akademik. 

Data bullying
Sumber:  databox.com



Sesuai dengan databoks yang dilansir 20 Februari 2024, tercatat bahwa proporsi kasus perundungan di Sekolah Indonesia berdasarkan Jenjang pada tahun 2023 adalah sebagai berikut: 
SD/sederajat : 30
SMP/sederajat: 50 
SMA/Sederajat: 10 
SMK/sederajat : 10 

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), terdapat 30 kasus bullying di sekolah sepanjang 2023, angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya 21 kasus.
Data Bullying
databox.com



Sementara menurut databox, di tingkat Universitas Diponegoro jumlah aduan bullying sebesar 1500 kasus. Setelah terverifikasi dan dicek kebenarannya , jumlah aduan yang benar-benar bullying ada 542 kasus  atau 36% . 

Salah satu dari korban bullying adalah Dokter Aulia yang merupakan mahasiswi PPDS anestesi Universitas o(Undip) yang diduga bunuh diri akibat perundungan. 

Dampak perundungan:

Dampak dari perundungan sangatlah merugikan korban.  Korban sering mengalami dampak psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya rasa percaya diri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perundungan dapat menyebabkan gangguan mental jangka panjang, termasuk PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). 

Selain itu, korban sering kali mengalami kesulitan akademik, karena mereka tidak dapat berkonsentrasi dan merasa tertekan. 

Dalam kasus yang ekstrem, perundungan dapat menyebabkan tindakan bunuh diri, menciptakan rasa duka yang mendalam bagi keluarga dan komunitas.

 Pengalaman Pribadi


Saya juga pernah mengalami perundungan dalam bentuk verbal. Ketika kami dari kelompok Persekutuan doa , dibagi dalam kelompok. Masing-masing kelompok anggotanya berempat. Salah seorang dari anggota  kelompok saya tidak menyukai cara berdoa saya yang dianggap berbeda dengan dirinya dan orang lain. 

Lalu saya dilaporkan kepada ketua Persekutuan. Ketua persekutuan yang kurang bijak pun mengatakan bahwa saya lebih baik mengganti cara berdoa saya jika masih mau menjadi anggota. Sungguh bullying yang dianggap ringan oleh pelaku tapi berat sekali bagi saya yang terkena. Saya seperti dihempas dan diseret untuk ke luar dari kelompok karena perbedaan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan baik . 

 Tujuan utama stop bullying

Tujuan utama kita adalah menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mengedukasi semua pihak—mulai dari siswa, guru, hingga orang tua—tentang bahaya perundungan. 

Program-program sosialisasi dan workshop tentang empati dan toleransi dapat dilakukan di sekolah-sekolah untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menghargai perbedaan.

Selain itu, membentuk sistem dukungan bagi korban juga sangat penting. Sekolah dapat menyediakan layanan konseling agar siswa yang mengalami perundungan merasa didengar dan mendapatkan bantuan. 

Melibatkan siswa dalam kegiatan positif, seperti organisasi sosial atau kelompok minat, juga dapat membantu mereka membangun rasa percaya diri dan menjauh dari perilaku perundungan.

 Solusi stop bullying dengan pendekatan etnografis


Salah satu pendekatan yang bisa diambil adalah dengan menggunakan metode etnografis. Pendekatan ini mengutamakan pemahaman mendalam tentang budaya dan kebiasaan masyarakat setempat. Dengan melakukan observasi langsung dan wawancara dengan para pelajar, guru, dan orang tua, kita bisa menggali akar permasalahan perundungan di suatu komunitas. Ini memungkinkan kita untuk memahami dinamika sosial yang mendasarinya dan menemukan solusi yang lebih tepat.

Sebagai penutup, maraknya perundungan di Indonesia adalah masalah yang membutuhkan perhatian serius. Dengan pendekatan etnografis dan kerjasama semua pihak, kita dapat menemukan solusi yang tepat untuk menghentikan perundungan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menghentikan perundungan dan mendukung sesama. 


Total Tayangan Halaman