Featured Slider

Living Long, Dying Alone

Living Long, Dying Alone
hhttps://360info.org/living-long-but-dying-alone-in-singapore/



Waktu berpacu makin cepat. Sehari lewat sehari, seperti tak sempat menghitung jam yang begitu lewat dengan cepatnya. Jika santai di hari Minggu, lalu tanpa menunggu lama, sudah tiba minggu lalu.

Dengan berlalunya waktu yang begitu cepat, demikian juga dengan usia yang tak bisa dihindari. Ketika akan memasuki tahun ke 60, kita tidak pernah berpikir bahwa bisa melewatinya, hanya hitungan tahun yang tak terasa, sekarang menuju tahun ke 70.

 Begitu usia menginjak tahun ke-60, organ-organ tubuh yang dulunya masih terasa segar dan tak pernah tersentuh dengan sakit, kok tiba-tiba berubah menjadi sakit. Satu persatu tubuh mulai dari kaki, sering kram di tengah malam atau jelang pagi hari yang dingin. Sakitnya luar biasa. Belum mengecek apa penyebabnya karena ada sakit lain yang lebih penting yaitu ibu jari. 

Ibu jari kanan yang dulunya sangat sehat, tiba-tiba kaku dan sakit sekali. Bukan sekedar ibu jari saja, keempat jari yang lain di tangan kanan kaku tetapi tidak sampai sakit. Ketika saya tak bisa menulis , mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, dan lainnya, saya mulai terganggu dengan sakit ini. Tersiksa sakitnya, juga tersiksa tak dapat melakukan pekerjaan rutin sehari-hari. 

Terpaksa, saya ke dokter. Sayangnya, kurangnya pengetahuan tentang sakit dan dokter yang relevan dengan penyakit, saya berpikir ini hubungan dengan syarat jadi bisa ke akupuntur saja. Dua dokter akupuntur yang cukup handal saya datangani di rumah sakit besar. Terakhir kali saya ke dokter syaraf, jari saya langsung disuntik. Memang setelah disuntik sakitnya berkurang, tetapi kekakuan masih saja dirasakan. Selama hampir tujuh kali saya bolak balik ke dokter akupuntur tetapi tidak membaik juga. 

 Akhirnya, setelah bertukar pikiran dengan teman yang memang mengerti bahwa sakit jari saya ini ada kaitannya dengan tulang, maka saya dianjurkan untuk ke dokter ortopedi. Jadilah saya memutuskan untuk berkonsultasi dan berobat ke dokter ortopedi di Penang. Hasil pemeriksaan dari dokter ortopedi di Penang adalah saya tak boleh disuntik karena akan melemahkan otot. Dokter ortopedi hanya memberikan vitamin yang disebut dengan “PORTEND” . Setelah hampir 2 minggu barulah terasa kesembuhan. 

Nach, bukan hanya ibu jari yang sakit, Irrestible Bowel Syndrome perut pun ikut mengganggu kesehatan perut. Jelang akhir tahun ketika semua senang merayakan Tahun Baru, saya tergeletak sangat lemas karena diare yang cukup hebat mendera tubuh.

Bergantian organ yang melemah jadi sakit. Tak bisa memungkiri bahwa bertambahnya usia, akan bertambah kelemahan organ dan ada menyebabkan sakit. Sakit yang dulunya tak pernah terjadi saat saya masih muda, sekarang satu persatu muncul. 

Namun, saya melihat fenomena yang lebih mengerikan di Jepang , bahwa kenaikan tingkat usia tua itu makin tinggi. Orang tua yang hanya tinggal sendirian karena pasangannya sudah meninggal. Meskipun mereka tetap dipekerjakan dalam usia yang tidak produktif, tapi usia tua juga tak bisa menyehatkan tubuh seperti semula.

 Pada akhirnya orang-orang tua di Jepang yang tinggal sendirian itu seringkali jatuh sakit . Tinggal sendirian, tentu dalam kondisi sakit, tidak ada yang mengantarkan atau memberikan pertolongan. Kondisi jadi makin parah, para orangtua yang sendirian yang sakit itu akhirnya meninggal dunia. Banyak yang meninggal dunia tanpa diketahui oleh tetangga atau saudara . Setelah bau busuk menyeruak , barulah tetangga atau orang yang lewat melaporkan kepada petugas . Petugas menemukan jasad orangtua yang sudah mengering tanpa diketahui oleh siapa pun. 

Refleksi yang saya lakukan adalah ketika usia sudah tua, anak sudah tidak bersama kita karena waktu yang tersita dengan kegiatannya, kita hanya punya dua opsi yang bisa dilakukan. Langkah pertama adalah masuk ke rumah tua dimana ada teman atau perawat yang dapat membantu kita saat genting . Langkah kedua adalah minta kepada anak menyediakan perawat yang sabar untuk merawat dalam usia tua yang lemah. Semoga melalui masa tua dengan usia lanjut dengan sehat fisik tanpa harus berlama-lama untuk sakit di ranjang. Itulah keinginan yang terdalam saat mendekati usia tua.

Mengapa Saya Berburu Berobat ke Penang?

Penyakit tak pernah diundang
Tapi datang tanpa “kulo nuwun” 
Terpaksa diusir dengan berbagai obat
Namun sulit mengalahkan 


 Berobat di Indonesia adalah pilihan yang terbaik jika sebagai pasien dapat mengidentifikasi apa sich sakit kita. Setelah mengetahui atau mengidentifikasi, barulah kita dapat datang ke dokter yang sesuai dengan penyakit, contoh sakit keloid tentu dokter yang tepat adalah dokter kulit.

Sayangnya, kali ini saya bukannya jadi pasien yang kurang smart Ketika ibu jari tangan saya luar biasa sakitnya . Awalnya jari-jari tangan kanan sulit digerakkan dan kaku. Lalu ibu jari makin sulit dibengkokan atau luar biasa sakitnya ketika digerakkan. Loh sakit apa ini? 

Menganalisa sendiri dan coba memberikan balsam “arthritis” yang cukup panas untuk mengurangi sakitnya. Saat dioleskan, terasa enak dan sakitnya berkurang sekali. Tetapi ketika olesan itu sudah memudar, timbullah sakit itu. Jadi saya berpikir tanpa mengadakan riset kecil-kecilan , menganggap bahwa ini ada kaitannya dengan syarat atau otot, mungkin diterapi oleh akupuntur akan baik. 

Saya datang ke dokter akupuntur di sebuah rumah sakit terkemuka di bilangan rumah saya. Akupunturnya hanya melihat jari saya dan langsung menempelkan jarum-jarum di sekitar jari tangan. Dengan aliran panas dan getaran kecil, jarum-jarum itu seolah-olah melancarkan peredaran darahh yang tersumbat. 

 Dokter apukupuntur yang menangani mengatakan bahwa saya harus datang terapi satu set sebanyak 8 kali. Saya agak terkejut, delapan kali. Selain jumlah terapi yang banyak, biayanya juga besar sekali. Sekali kedatangan sekitar RP.700.000. Sayangnya, sehabis terapi tiga hari kemudian kondisi kaku dan sakit terulang lagi. Saya terpaksa mengulang terapi. Hampir tiga kali, saya mengikuti suntrikan, tetapi tidak berhasil membaik. 

Saya mencari ahli akupuntur yang lainnya di rumah sakit terkemuka yang ada di bilangan rumah. Sama halnya dengan dokter akpuntur yang sebelumnya, jarum-jarum itu ditusukkan kepada jari tangan dan bagian kepala. Dipanaskan hampir 45 menit. Saat terapai tentunya rasa sakit hilang. Namun, tiga hari kemudian hal itu timbul lagi. Saya tak melanjutkan pengobatan melalui dokter akupuntur . 

Tidak ada manfaatnya. Ketika jari tangan terutama ibu jari mulai sakit lagi baik di pagi hingga malam, saya memaksakan diri untuk membuat appointment dengan dokter neurology atau dokter syaraf. Asumsi saya adalah syaraf dan arthritis, ternyata diagnosa dari dokter syaraf adalah trigger thumb. Tinndakan dokter yang diberikan adalah suntik flamicort dan obat-obatan anti nyeri. 

 Selesai, pengobatan, dokter syaraf mengatakan jika tidak sembuh, perlu disuntuk untuk kedua kalinya. BEgitu mendengar statement “suntik lagi”, saya seperti tidak bergeming, kaget dan tidak percaya bahwa seharusnya dokternya memberikan harapan kesembuhan, bukan untuk pengobatan pengulangan . Kembali rasa kaku tiap pagi tetap ada meskipun rasa snyeri sudah mereda. Saya pun mulai mengatur pengobatan ke dokter ortopedi di Penang. 

Bagi saya alasan terbesar saya harus ke penang: 

1.Kepercayaan bahwa dokter Penang memiliki akreditasi internasional dan diagnose yang jatuh lebih tepat, kompetensi lebih tinggi.

2.Biaya untuk pengobatan jika ditotal selama saya berobat di Indonesia, sama dengan sekali pengobatan ke Penang. Harga obatnya tidak semahal di Indonesia .

 Hasil dari pengobatan di Penang oleh seorang ahli tulang khusus bedah jari tangan. Diagnosanya Trigger Thum dibarengi dengan arthiritis. Hanya 1 vitamin yaitu Fortend yang dibeirkan. Dalam waktu 3 hari kondisi jauh lebih membaik.

Alasan mengapa memilih Penang sebagai tempat berobat


 1.Pemerintah Penang memberikan regulasi , fasilitas dan dukungan /support unuk kesehatan bagi warganya dengan taraf internasional /akreditasi. 

2. Harga obat murah: Obat paten yang bahan baku dari obat yang diimpor dari luar negeri tidak dibebani dengan pajak barang mewah. Jatuhnya pabrik obat yang membuat obat itu dapat memproduksi dengan harga murah . Berikut ini list harga obat yang lima kali lebih mahal (di Indonesia)

 3. Jumlah perbandingan pelayanan dokter di Penang adalah 1 dokter: 1000 orang  atau 0,001 sedangkan di Indonesia 1 dokter: 0.46 

 4. Kurs Myr masih lebih murah ketimbang kurs Singapore 

5.Flight Jkt Penang cukup 2 jam saja.

 Pilihan kesehatan ada ditangan masing-masing, tetapi jika kita punya pilihan  yang lebih baik agar dapat saving uang untuk kesehatan kita dengan mempercayakan kepada dokter yang kompeten, kenapa tidak pilih Penang.

BRI Tingkatkan Pemberdayaan dan Pendampingan UMKM untuk Go to Internasional

BRI TIngkatkan Pemberdayaan UMKM
Dian Suri Handayani dan Co Founder Kunang Jewellery. Sumber: Dokpri

Kukejar yang selama ini kucari

Tekad kuat membantuku terus berlari

Menggapi sebuah mimpi

Aku menjadi seorang pejuang

Penuh strategi dan dukungan dari BRI

Peluang kukejar hingga berhasil

                                    Berbuah manis, jadi UMKM Eksportir

Dian Suri Handayani, seorang perempuan lulusan dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB , melanjutkan studinya di Instituto Europeo di Design Milan, lulus dengan predikat cum laude

Perhatian kepada perhiasan yang jadi magnet baginya adalah justru barang-barang bekas dari logam. Logam? Apakah tidak salah mendengar? Anda pasti nggak yakin bahwa logam bekas seperti kuningan, kabel, tembaga dapat menjadi sebuah perhiasan yang sangat estetik. 

Ternyata Anda tidak salah dengar. Dengan bahan-bahan bekas logam itu di tangan Dian Suri Handayani dirubah menjadi perhiasan yang mempesona karena nilainya yang sangat tinggi. Dian Titik awal bisnisnya terjadi ketika Dian Suri Handayani sebagai Founder "Kunang Jewelery" mendesain perhiasan dari koleksi batu permata milik ibunya. Hasilnya, batu permata itu jadi perhiasan yang sangat estetik, mempesona 

Kenapa justru memilih barang bekas logam? Disur panggilan dari Dian Suri Handayani memiliki pengalaman panjang dalam dunia desain perhiasan , hampir 12 tahun, Awalnya, Dian melihat bagaimana proses panjang dan produksinya, tempat penggalian emas yang ditinggalkan tanpa mengingat eco-friendly. Semua lubang-lubang besar dari penggalian itu akan menyisakan kerusakan alam dan lingkungan sekitarnya. 

Disur tentu prihatin dengan kondisi itu. Dengan perspektif menjaga lingkungan yang lebih baik, Dian ingin menghasilkan sesuatu yang indah dengan menggunakan sisa-sisa sampah logam, menjadi perhiasan yang sangat bernilai tinggi. 

Ngga mudah memulai bisnisnya karena perlu banyak “trial and error”, untuk melakukan eksperimen menciptakan perhiasan yang unik, estetik dan indah itu. Cukup lama eksperimennya yaitu 2 tahun. 

Dalam mengumpulkan sampah logam, Dian bermitra dengan tiga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di kota Denpasar, yaitu TPST Panjer, TPST Gatsu dan TPST Ubung. Semua material kuningan, tembaga dan pecahan kaca itu dibelinya dalam jumlah yang bervariasi, misalnya harga tembaga yang terkumpul akan dibeli dengan harga Rp.120.00 per kg dan kuningan dengan harga Rp.95.000 per kg. 
BRI Berdayakan UMKM
Sumber:  Dokpri


Logam yang sudah dibuang di TPST itu didaur ulang, diproses agar tidak korosif. Sifat dari logam tidak berkarat, berbeda dengan besi yang akan cepat berkarat. 

Proses berikutnya akan diberikan kepada para perajin yang sudah diberikan training . Perajin yang digandeng tersebar mulai di Gianyar, Badung, dan Bangil. Para pengrajin punya skill yang berbeda sehingga sulit untuk memproduksi perhiasan dalam jumlah besar dengan kualitas yang sama. Produk yang dihasilkan perajin itu seperti cincin, gelang sangat estetik. 

Disur terus melatih perajin agar skill mereka terus ditingkatkan dan perlu disamakan kualitas hasil kerjanya. Inovasi selalu digaungkan dengan bekerjasama dengan komunitas dan Yayasan . 

Disur sendiri tidak pernah berhenti untuk mengikuti pelatihan dan pemberdayaan yang diadakan oleh BRI dalam event atau acara UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR. BRI telah mengkurasi produk “Kunang Jewelry” sebagai produk yang keberlanjutan dengan mendukung 4R seperti repair, redesign, remade, renew menjadi nilai yang tinggi untuk produk yang berkelanjutan, layak pakai dan tinggi nilai artistik 

 Dengan kegigihan dan ketangguhan untuk menampilkan produknya di BRILIANPRENEUR, berhasil memikat beberapa pembeli dari Jepang, Jerman, Austria dan Amerika dan bertransaksi dengan Kunang Jewelry. Akhirnya, produk mereka ini berhasil tembus ke negara-negara tersebut. 

"Kunang Jewelry" adalah salah satu UMKM Go Internasional yang berhasil diberdayakan oleh BRI untuk UMKM yang naik kelas dan menjadi exportir.

 Latar Belakang UMKM di Indonesia 

BRI Berdayakan UMKM
Sumber: Databoks


Paska pemulihan pandemi Covid 19, perekonomian Indonesia sangat didukung dan ditopang oleh UMKM. Sektor ini mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61% atau senilai dengan Rp.9.580 triliun. Selain itu UMKM mampu menyerap 117 juta pekerja atau 97 persen dari total tenaga kerja informal.

BRI TIngkatkan Pemberdayaan
Kontribusi UMKM. Sumber: databoks



Dengan dasar itu Indonesia punya basis ekonomi nasional yang kuat karena UMKM telah menguasai kekuatan ekonomi dengan jumlah yang besar dan kekuatan menyerap tenaga kerja. 

Namun, pertumbuhan UMKM mulai dari usaha mikro sebesar 107,4 juta, usaha kecil sebesar 5,8 juta dan usaha menengah 3,7 juta, totalnya mencapai 65,4 juta , tidak semuanya dapat bangkit sesuai dengan ekspektasi. 

UMKM yang terpuruk kena imbas Covid 19, masih mengalami berbagai kendala. Kendala yang sering ditemui mereka adalah akses untuk kredit di perbankan, pemasaran yang sulit dijangkau, pengolahan produk yang masih gunakan pola tradisional. 

Mengingat pentingnya peran UMKM dalam perekonomian Indonesia, pemerintah melakukan pemberdayaan dan pendampingan dengan dua cara. Strategi pertama adalah menggenjot pertumbuhan existing UMKM menjadi UMKM naik kelas atau Go Internasional, sedangkan strategi kedua adalah sumber pertumbuhan baru, Ultra Mikro melalui Holding Ultra Mikro. Dalam hal ini, BRI sebagai induk holding, sementara Pegadaian dan PNM memberikan inklusi dan literasi keuangan di segmen Ultra Mikro. 

Pencapaian dari program ini cukup besar peningkatannya yaitu 36 juta debitur atau 10,4% per tahunnya, pembiayaan ekosistem Umi sebesar Rp.577,9 triliun. 

Program pemberdayaan dan pendamping yang dilakukan oleh BRI sebagai berikut

1. Desa BRILiaN:  

Merupakan inkubasi Desa dengan mengembangkan potensi desa dalam 4 aspek.

 2.Program Klasterku Hidupku: 

Memberdayakan 1748 UMKM, dengan 1155 pelatihan, literasi dan 372 bantuan sarana dan prasarana produktif. 

3.Rumah BUMN BRI:  

 Merupakan wadah bagi langkah kolaborasi BUMN, termasuk BRI dalam membentuk Digital Economy Ecosystem melalui pembinaan bagi UKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UKM itu sendiri. 

4. UMKM EXPO(RT) BRILianpreneur 

BRI TIngkatkan Pemberdayaan UMKM
Brilianpreneur 2022:  Dokumen pribadi


Merupakan ajang pemberdayaan UMKM untuk naik kelas menjadi UMKM Go Internasional. Sejak tahun 2019, diadakan suatu acara showcase Road to UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR. 

Pada tahun 2023 saya hadir dalam acara UMKM Expo(RT) yang diadakan pada tanggal 7-10 Desember di Jakarta Convention Centre dengan tema “Crafting Global Connection".

Begitu saya memasuki ruangan JCC, terlihatlah 500 UMKM yang telah berhasil menang setelah dikurasi dari segi produk, kualitas dan bisnis yang berkelanjutan. Pembagian booth dalam 5 kategori yaitu home décor & craft, food & beverage, accessories & beauty, fashion & wastra dan wellness & healthcare. 

Para UMKM itu ternyata punya kemampuan dan kekuatan yang handal dalam bidang produk yang kompetitif baik secara harga maupun kualitas dengan kompetitornya di negara pengekspor. Even yang disponsori dan difasilitasi oleh BRI ini mempertemukan calon “buyer” dan para UMKM. Acara ini sebagai wujud nyata BRI mendorong bangkitnya UMKM Indonesia mendukung para pelaku UMKM untuk menuju pasar global. 

Kesimpulan

Evaluasi program UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENUR yang dilakukan hampir 5 tahun, hasilnya cukup memuaskan. Strategi yang dilakukan oleh BRI dalam pemberdayaan dan pelatihan UMKM terbukti efektif dalam membantu UMKM untuk naik kelas dan go internasional.

Para UMKM yang telah dikurasi dan terlibat dalam program ini mendapatkan bekal untuk bertransformasi  menjadi UMKM Exportir yang dapat mengakses pasar global dan dapat berkontribusi dalam perekonomian nasional. Mereka juga akan makin kuat dan tangguh dalam bersaing dengan pesaingnya di tingkat internasional.


Sumber referensi

  •  Olah Sampah Logam jadi Perhiasan, Produk Kunang bisa di Ekskpor : bali.bisnis.com/
  •  Kunang Jewely Shop: Manfaatkan Limbah Logam Jadi Cuan: Kompas.tv/bisnis/ 
  •  (RT) BRIlianpreneur 2023 : https://brilianpreneur.com/

Sejarah Mendapatkan Nama Baruku

Sulitnya Mencari Nama Baru
dokpri

Rumah kelahiranku serasa terbayang kembali. Hampir 50 tahun lalu saat aku meninggalkan rumah kenangan indah. Bukan rumah “gedong” tapi rumah bangunan dengan gaya arsitektur tradisional. Rumah dengan pintu dan jendela-jendela terbuka besar. Seolah-olah siapa pun yang ingin melihat ke dalam rumah, cukup menengok di jendela itu.

Mudah sekali menemukan rumaku karena lokasinya yang strategis. Dari jalan besar yang ditengahnya ada Sungai yang mengalir maka jalan besar itu di sebut kampung kali. Begitu masuk beberapa meter dari gang, ada pertigaan, rumahku persis di sebelah kiri dari kedua rumah. 

Ngga ada yang istimewa dari rumah-rumah di kampungku. Justru istimewanya, adalah hubungan relasi sosial yang kuat antar tetangga. Waktu tamu datang dan bertanya alamat seseorang, pasti jawabannya, wah saya kenal si A rumahnya di sebelah kanan/kiri jalan gang ke dua. 

Tanpa sungkan pasti orang yang ditanya akan menunjukkan rumah orang yang dicari . Loh kok bisa kenal, padahal di era itu belum ada gadget, internet. Rahasianya dilarang ngrumpi sesama tetangga, tapi motonya menjaga kebersamaan. Moto “Lu susah, gua juga ikut susah”. 

"Sesama tetangga dilarang tidak kenal. Jika tidak kena, merekal ngga akan diajak outing bersama. Ada perjanjian tidak tertulis dengan para tetangga setiap 2 bulan sekali , kita semua piknik. Ngga perlu jauh-jauh dari Semarang, sekitar l-2 jam, ke Bandungan atau Kopeng. 

Begitu sampai di Kopeng, anak-anak yang masih suka bermain segera berlarian di playground, termpat terbuka yang ada ayunan, perosotan., Anak-anak sudah lupa dengan ayah ibunya, mereka meninggalkan orang tuanya. 

Para ayah-dan ibu saling ngobrol dan ngrumpi sambil ngrujak atau makanan kecil. Suasananya santai, rilek dan “healing” banget. Tidak ada permusuhan, persaingan saat kumpul. Anak-anak sebaya pasti ramai berlarian dan saling kejar-kejaran. Teman terdekat adalah tetangga. Baik anak lelaki atau perempuan. Usia mereka semua sebaya dengan diriku. 

Sementara aku dengan kakakku memiliki perbedaan usia yang tinggi, 11 tahun. Karakterku paling pendiam, jadi aku sering dipanggil “gong mati” artinya jika tidak ditanya atau diusilin, pasti ngga berbunyi. 


Suatu hari, namaku berubah, aku dipanggil nama lengkapku ditambah embel-embel, “Tan Siok Lie” kecil, aku bingung, siapa yang berani manggil nama begitu lengkap ditambah kecil. Sambil menengok ke kiri ke kanan mencari sumber panggilan, aku baru melihat sosok seorang kakak yang lebih besar. Aku sedikit marah karena dia berani-beraninya merubah namaku.

Melihat aku marah, kakak yang kusebut saja Handoko itu, datang menggandeng tanganku. Dia bercerita panjang kepadaku. Sejarah nama yang baru saja ia lontarkan. Ech, papa dan mamahmu pernah cerita ngga gimana kamu dapat nama itu? Aku cuma menggelengkan kepala, tanda aku tidak pernah mendengar sejarahnya. 

Kak Handoko pun bercerita, begini, waktu kamu mau lahir, papi dan mamimu itu bingung setengah mati mencari nama buat bayi perempuan. Mereka tak pernah berpikir ada bayi lagi setelah kakakmu berusia 11 tahun. Bingung cari nama tanya ke tetangga. Loh dulu itu ngga ada embah “google” yang punya solusi cepat, tepat. Jadi solusinya hanya tanya tetangga. 

Tetangga yang ditanya itu kebetulan punya tujuh anak, sudah pengalaman sekali dengan nama anak. Selalu nama anak ada tiga karakter. Karater pertama untuk marga, misalnya marga Tan, karakter kedua untuk generasi misalnya generasi ke10 semua harus bernama Kian, dan karakter ketiga untuk nama sendiri misalnya Han, jadi nama lengkapnya adalah Tan Kian Han.

Lalu, aku masih belum puas kenapa namaku di tambah menjadi “kecil”. Dia tertawa keras dan terbahak-bahak. Di tetangga satu RT ini ada dua nama yang sama, Tan Siok Lie. Waktu dia panggil Siok Lie, keduanya langsung menengok. Dia bingung dech kenapa orang tuanya kok kasih nama bisa sama, padahal orang tuanya beda. Terpaksa, dia tambahin nama saja, yang tua dipanggil Siok Lie Besar, dan yang kecil dipanggil Siok Lie kecil.

Wah aku bilang kepada kakak Handoko, kamu harus adakan selamatan untuk merubah namaku yach. Dia terpingkal-pingkal karena merasa dipojokkan. Soal nama memang bukan hanya sekali ini saja aku bingung. 

Ketika ada perintah dari pemerintah untuk mengganti nama bagi WNI keturunan. Usiaku baru menginjak 15 tahun, aku juga bingung mau cari nama Indonesia baru di mana. Belum ada google nich, aku ngga punya ide yang brilian cari nama yang cantik. 

Pengin cari nama bintang film, kok keberatan namanya yach. Baca buku untuk nama-nama kelahiran bayi . Para temanku bingung kenapa aku belum menikah sudah cari nama anak. Kubiarkan kebingungan temanku berlangsung lama. Aku sendiri juga bingung cari nama buat diriku. 

Mabuk kepayang untuk menemukan nama yang cocok. Kupikir gampang dech, tapi kalau aku mengambil nama sembarangan, aku takut citra diriku ambruk. Benar-benar pusing banget loh! 

Akhirnya,aku dapatkan nama Indonesia yang singkat, Ina. Komentar temanku kok pilih pilih nama Ina. Aku berdebat dengannya, loh kenapa? Dia mengatakan Ina itu singkatan dari Indonesia . Aku terhenyak bagaikan durian runtuh, sudah dapat ide kok diruntuhkan lagi. Aku bilang kepadanya, biarlah nama itu menjadi nama tenar karena setiap orang yangmenyebut Ina akan teringat Indonesia.

Setelah peresmian nama itu di pengadilan, “tok, tok, tok”, nama baruku menjadi Ina Tanaya. Aku mulai mendaftarkan nama baruku di sekolah . Menuliskan nama baru, serasa keren banget . Tapi ketika acara perkenalan di kelas, namaku dipanggil oleh guru, aku terdiam saja. Kedua kali masih terdiam. Ketiga kali, guru dengan suara menggelegar, siapa yang punya nama Ina Tanaya?

Aku baru sadar, oh nama baruku . Aku maju ke depan. Ibu guru sampai bertanya, kamu melamun? Dengan gugup, aku bilang: “Tidak, hanya lupa nama saya!” Guru terheran-terhan tanpa mengerti, kok bisa anak ini lupa nama sendiri.

Pengalaman yang paling berkesan saat aku masuk ke SMA, aku dijuluki “O Chan”. Menurut teman, nama sesuai dengan karakter “Jepang” dalam diriku. Juga nama belakangku, Tanaya dianggap mirip orang Jepang. Oh, aku baru mengerti aku suka sekali dengan serba serbi Jepang , dari mainan, karakter film Jepang, makanya aku dianggap mereka sebagai “ O Chan”, panggilan kesayangan anak remaja yang dekat dengan ibunya. Aku tersenyum simpul ketika ada teman memanggiku "O Chan". Julukan itu sudah melekat sejak SMP hingga SMA. 

Saat pertemuan atau reuni dengan teman-teman SMA, begitu aku datang, mereka sama-sama bersatu padu, berseru, “Ini dia O Chan dari Jepang”. Wah aku sangat malu, sudah jadi nenek begitu masih dibilang O Chan. Panggilan dan julukan bagaikan menyatu melekat tak pernah hilang


Di Tengah Surutnya Pamor Sepak Bola Indonesia, BRI Dukung untuk Kemajuan Sepak Bola Nasional

Sepak Bola Tak Pernah Mati 
Sepak Bola bukan cuma hitung-hitungan di atas kertas
Sepak bola bukan angka gol yang dimasukkan 
Ada rasa emosi yang meledak, segala yang melekat pada manusia 
 Karena itu 90 menit tidak pernah sama

Erick Thohir Bersama BRI dalam Liga 1
Sumber:  CNN/Arisip BRI

Sepak bola selalu menarik dan membahagiakan seluruh warga, termasuk ayahku.  Ayah saya seorang penggemar sepak bola, dan beliau suporter tim sepak bola dari Persija (di era tahun 1964 an). 

Jika ada pertandingan sepak bola nasional , beliau tak mau kehilangan momen. Meskipun beliau tinggal di Semarang, pertandingan sepak bola di Jakarta, bukan jadi halangan. Saya tidak pernah diajak nonton bola di luar kota karena saya masih kecil. Kakak saya diajak untuk menemaninya. Naik kereta api, mereka berdua, istirahat di tempat saudara, langsung nonton dan esok harinya langsung kembali ke Semarang. 

Ketika saya masih kecil bingung dan tak pernah paham sepak bola. Hanya sebuah bola saja, tapi diperebutkan 22 pemain di lapangan. Kalau nonton adu penalti, luar biasa deg-degan, tendangan serba salah. Gol dianggap biasa saja, tidak gol dianggap tidak becus.  Komentatornya sering lupa kalau dia tak bisa main bola, tapi pinter sekali komen. Kalau main bolanya diambil satu orang bisa ngga, kalau begitu yach lebih baik main catur saja dech . 

Sejarah sepak bola 

Sejarah Sepak Bola
Sejarah sepak bola Indonesia. Sumber:  bonaet.id/shutterstock


Sepak bola bukan sekedar olahraga saja, tetapi juga jantung dari kebudayaan kita. Dulunya sepak bola berasal dari China. Gawangnya masih jaring kecil, setelah itu dimainkan di negara lain, Jepang, menggiring bola dari kulit kijang. Sepak bola modern di Inggris dengan 11 wakil perkumpulan sepak bola. Hingga akhirnya pada tanggal 21 Mei 1904 terbentuk sepak bola dunia yang disebut Federation International de Football Association (FIFA), ada 7 negara yang ikut serta.

Ketika Indonesia masih dijajah oleh pemerintahan Hindia Belanda di sekitar tahun 1914, sepak bola diperkenalkan di Indonesia. Organisasi sepak bola yang pertama kali dibentuk adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di tahun 1930. Dengan berdirinya PSSI, Pengurus menyelenggarakan kompetisi tahunan . Akhirnya, PSSI bergabung dalam FIFA di tahun 1952. Setiap tahun PSSI mengadakan kompetisi tahunan sampai PSSI bergabung dengan FIFA tahun 1952. 

Dalam perjalanannya Liga Indonesia dibentuk tahun 1994 untuk tingkatkan kualitas sepak bola Indonesia. 

Namun, sepak bola Indonesia tidak pernah mencapai level Asia apalagi dunia. Banyak kelemahan-kelemahan sepak bola Indonesia yang jadi pekerjaan rumah baik dari kualitas pemain, infrastruktur dan tenaga pelatih. Kuantitas pemain belum terpenuhi, apalagi kualitasnya. 

Infrastruktur, stadion dan lapangan yang memenuhi standar FIFA-AFC masih terbatas jumlahnya. Sedangkan pelatih, minim pelatih berkualitas. 

Sayang sekali dalam perjalanannya, PSSI tak luput dari konflik antara PSSI dengan Kemenpora. Perebutan kekuasaan ini menimbulkan konflik berkepanjangan. Akhirnya, FIFA mengambil keputusan untuk membekukan. Pembekuan ini sangat merugikan PSSI, Timnas U-19 dan Timnas U-16 tak bisa berpartisipasi dalam Kualifikasi AFC U-19. Akhirnya, secara resmi FIA mencabut sanksi untuk Indonesia pada tahun 2016. 

Peran BRI

BRI Sponsor Utama Liga 1
BRI Sponsor Utama Liga 1. Sumber:  bolanet.id


Rumitnya kondisi permainan sepak bola Indonesia, baik dari segi kualitas pemainnya maupun dari segi pendukung yang fanatik yang sering membuat keributan membuat dunia sepak bola terpuruk.. 

Di tengah sorakan ribuan penonton, ada satu nama yang tak pernah absen dalam mendukung perkembangan sepak bola nasional, BRI! 

 Dengan semangat “Dari Rakyat untuk Rakyat” BRI menjadi sponsor utama Liga 1 2024-2025 dan mari kita lihat bagaimana peran BRI dalam memajukan sepak bola Indonesia. 

BRI: Sponsor Utama Liga 1 2024-2025


Musim ini, BRI resmi menjadi sponsor utama Liga 1, membawa harapan baru bagi pecinta sepak bola di tanah air. Dengan dukungan yang kuat, BRI tidak hanya ingin memberikan pengalaman menonton yang lebih baik tetapi juga ambisi untuk mengangkat liga kita ke level Asia. Siapa yang tidak ingin melihat tim-tim kita bersaing di pentas Asia? Rasanya, saat ini tiba, kita semua akan merayakan seperti tim Garuda mencetak gol di final! 
 

Harapan dan tujuan BRI untuk Musim Liga 1


BRI sangat optimis tentang musim ini. BRI berharap Liga 1 2024-2025 menjadi ajang yang bukan hanya kompetitif, tetapi juga berdaya saing di level internasional. Dengan adanya investasi dan dukungan yang solid, BRI ingin membantu tim-tim untuk menembus prestasi di Asia. Bayangkan, tim kesayangan kita berlaga di AFC Champions Leagues! Ini bukan mimpi, ini adalah harapan yang diwujudkan.

Harapan di atas punya tujuan BRI bukan sekedar ikut-ikutan saja sebagai sponsor utama tapi punya misi untuk “create economic value” dan “social value”. Arti “Economic value” adalah sepak bola adalah olahraga rakyat, rakyat harus bisa menikmatinya, ini sesuai dengan profil BRI, “Melayani masyarakat luas seluruh segmen terbesar di Indonesia”. 

 Arti “Social value” adalah adanya “Brand awareness” , dulu orang tidak mengenal BRI sebagai sponsor sepak bola, sejak tahun 2021, brand awareness sudah meningkat jadi 79% dan kenaikan makin tinggi menjadi 98.60% di tahun 2022, akhirnya pencapaian hingga 100% di tahun 2023. 

Berdasarkan survei dari LPM Universitas Indonesia pada tahun 2020, ditemukan bahwa perputaran ekonomi yang dapat diproyeksikan mencapai Rp.2,7 hingga Rp.3 triliun. Bahkan, menurut BRI Research Institute 2024, adanya perputaran uang sekitar Rp.10,42 Triliun dengan pendapatan pajak mencapai Rp.856 miliar, kesempatan kerja 45 orang. 

Dukungan untuk Skuad Garuda


Dukungan untuk Skuad Garuda
Dukungan untuk Skuad Garuda:  Sumber:  cnn.com


 BRI juga sangat peduli terhadap tim nasional kita, khususnya Timnas U-20. Investasi saham dari BRI merupakan dukungan kuat bagpengembangan skuad Garuda muda ini. Mereka punya motivasi kuat setiap kali berlatih, juga harapan yang ingin diwujudkan untuk menjadi Bintang sepak bola Indonesia. Siapa tahu, di masa depan, kita melihat mereka bermain di Eropa sambil minum kopi susu di kafe! 

Hidupkan geliat UMKM 


DetikSport
PT LIB Buka Fans Corner.Sumber: Muhamad Robaan/detiksport.com


Tidak hanya di lapangan BRI juga berusaha menghidupkan geliat UMKM di sekitar stadion. Sambutan setiap kali acara pertandingan Liga 1 diadakan, bukan hanya penonton yang gegap gembita, tapi juga para pelaku ekonomi, terutama pedagang kaki lima. Ekosistem yang terbangun dalam sepak bola adalah saling menguntungkan. Para pedagang kaki lima bisa menjajakan makanan sambil berharap tim kesayangan mereka menang. Ketika tim kita mencetak gol, pedagang pun ikut berteriak “Gol”, bahagia sekali! 

Peluang jasa foto 

Yani Esa Basari


Saat pertandingan berlangsung, para fotographer seringkali menjadi pahlawan tanpa jasa. Dengan banyak aksi menarik di lapangan, peluang jasa foto pun meningkat pesat. BRI ingin mendorong para fotographer lokal untuk menangkap momen-momen berharga ini. Siapa yang tahu, mungkin suatu saat foto Anda menghiasi majalah sepak bola internasional! 

Siapkan atlet bola sejak dini Terakhir BRI juga berkomitmen untuk menyiapkan atlet bola sejak usia dini. BRI percaya bahwa mencetak Bintang-bintang baru harus dimulai sejak anak usia 8-10 tahun untuk pengenalan tentang sepak bola, usia 10-13 tahun adalah usia emas untuk berlatih tehnik dan skill yang terbaiknya. Jadi jangan kaget jika anak yang bermain di lapangan kecil kini menjadi Bintang di Liga 1! 

Kesimpulan 

Dengan dukungan BRI jadi sponsor utama Liga 1 2024-2025, masa depan sepak bola nasional tampak cerah. BRI tidak hanya berinvestasi di lapangan, tetapi juga di masyarakat dan ekonomi lokal. Tujuan akhirnya adalah agar sepak bola Indonesia bukan hanya main di kendang sendiri, tetapi sudah naik kelas ke level yang lebih tinggi. Jadi, mari kita dukung bersama dan saksikan keajaiban sepak bola Indonesia di Semua ini diharapkan dapat mengangkat masa depan! 

 

Sumber referensi: 

  • Sejarah Permainan Sepak Bola di Dunia dan Indonesia: 
  • Ciptakan Perputaran Ekonomi RP.10,42 trilun, BRI Kembali Jadi Sponsor Utama Liga 1 2024-2025 
  • Deretan Dukungan BRI untuk Memajukan Sepak Bola Nasional

Total Tayangan Halaman