Featured Slider

Rumah itu Dirimu Sendiri

Rumah itu Dirimu Sendiri
Sumber:  Freepik.com


"It takes hands to build a house,  but only hearts can building  a home"

 . 

Rumah yang kucari Ketika terbayang “Rumah”, aku pernah kehilangan satu tempat yang sangat nyaman untuk melindungi diriku. Melindungi diriku ketika ada badai, angin, hujan dan teriknya matahari sekali pun, aku akan berlari ke tempat yang paling nyaman itu. 

Tapi senyaman-nyaman sebuah “rumah” ternyata tidak semua rumah itu adalah nyaman bagi setiap individu. Aku terpelosok atau terjebak ke dalam angan-angan rumah yang ideal adalah rumah dengan bangunan yang bergaya modern minimalis. Modern minimalis mengutamakan efisiensi, baik bentuk maupun fungsi yang sederhana dan ruang tertata rapi. Desain sangat sederhana, ruang serba terbuka, dinding interior minimalis, tidak ada sekat-sekat antara ruang, jadi ruang tamu bersatu dengan ruang makan, bahkan ruang tidur hanya dibatasi sekat untuk menuju ke atas di lantai dua, tempat penyimpanan serba minimalis. 

Namun, rumah yang berharga itu ternyata hanya sebuai Impian. Setiap orang tak bisa meraih apa yang diimpikan itu karena ada hambatan di dalamnya. Rumah dengan bentuknya yang indah itu tak diisi dengan orang-orang yang saling mengasihi dan mencintai. Di rumah yang mewah sekali pun, rumah hanya sekedar tempat pembaringan setelah menghabiskan kegiatan sehari yang melelahkan. 

Tak ada pelukan dan kehangan cinta yang selalu bersama-sama untuk bisa menghadapi tantangan, hambatan dan kesulitan hidup ini. Tantangan di pekerjaan, di sekolah membuat kita bertemu dengan orang-orang yang toksik, bahkan tak menemukan titik temu yang diinginkan dalam pekerjaan. 

Satu-satunya harapan untuk diriku dan sebagian orang tentang fungsi rumah bukan lagi sebuah bangunan yang indah tapi sebuah tempat yang menghadirkan orang-orang datang dengan segala tumpah ruahnya isi hati yang sedang gundah gulana. 

Betapa nyamannya bila kami dapat sharing dengan orang-orang terdekat tentang kegelisahan karena apa yang diimpikan tak selalu tercapai, meskipun usaha sudah optimal. Bahkan, kami dapat membagikan kebahagiaan karena prestasi yang tercapai di sekolah. Prestasi yang merupakan kebanggaan kami karena mendapatkan nilai yang baik di sekolah, atau prestasi kerja di tempat kerja. 

Aku sendiri kadang-kadang merasa rumah adalah sebuah tempat aku harus mendengar bukan didengarkan. Keluhan dari orang tua yang tak pernah habis-habisnya karena mereka satu sama lainnya tak pernah cocok dan saling melemparkan kesalahan. Aku seolah terjepit di tengah keributan kedua orang tuaku. Ibu mulai keluhkan ayah yang tak pernah peduli dengan keinginannya. Sementara ayah amengeluh karena ibu dianggap otoriter. 

Lalu, bagaimana diriku? Apakah aku harus jadi pendengar setia saja. Pendengar yang juga memiliki kelelahan mental sama seperti mereka. 

Pulang tanpa rasa pulang 


Kehidupan terus bergulir tanpa pernah berhenti. Aku sudah kehilangan ayahku karena serangan jantung ketiga kalinya. Aku akan berangkat kerja saat telepon berdering berkali-kali. Jam sudah menunjukkan waktu berangkat kerja, aku pikir siapa yang mengganggu sepagi itu. 

 Ternyata, justru tetangga di sebelah rumah, yang datang ke rumahku. Surti, tetanggaku memanggilku keras (era itu belum ada handphone) ada telpon dari rumah. “Deg”, rasanya aku tak pernah ditelpon dari rumah jika tak ada hal yang penting sekali. 

Terdengar suara sepupuku yang mengatakan aku harus segera pulang karena ayahku sudah kritis di rumah sakit. Padahal saat itu ayahku sudah meninggal. Tapi dia tak berani berterus terang apa yang terjadi. Aku pulang karena panggilan itu. 

Begitu aku tiba di rumah, aku agak bingung, suasana sangat sepi. Tak ada tanda-tanda orang di dalam rumah. Aku pikir pasti mereka semua berada di rumah sakit. Tiba-tiba seorang saudara datang dan mengatakan bahwa ayahku sudah berada di ruang duka, aku diminta segera datang. 

Aku yang mendambakan rumah itu sebagai keluarga yang hangat, sekarang menemukan rumahku itu bukan lagi keluarga utuh. Aku yang ingin menjauh dari ayah dan ibuku karena merasakan tidak adanya cinta utuh mereka untuk diriku. 

Sekarang saat aku melihat tubuh ayahku yang membujur kaku, warna kulitnya terutama mukanya membiru. Tangan dan kakinya sudah membeku. Senyumnya terlihat datar karena beliau sudah bebas dari sakit jantung yang menyerangnya hampir tiga kali. 

Secepatnya aku berdoa di depannya, aku merasakan bahwa aku sudah bersalah untuk selalu ingin mendapatkan validasi dari ayahku. Kenapa beliau selalu acuh dan tidak pernah mendengarkan apa yang aku keluhkan. 

Sunyi senyap di ruang duka karena aku hanya bersama dengan ibuku yang menyendiri dan tertunduk sedih. Kesenyapan itu ditandai dengan dinginnya ruang AC. Ruangan yang dindingnya dicat putih,  ukuran 3 x 4 meter, tersekat dinding tipis dengan ruangan lain.

Aku tertunduk lesu dan mendekati ibuku. Aku menyeka airmata ibu yang mengalir dan mengelus punggungnya. Tanpa kata-kata, aku berkata sangat lemah, “Kita kehilangan papi, dia sudah pulang ke rumah Bapa di Surga!”. 

Aku sadar aku terlalu menganggap cinta kedua orang tuaku tidak sepadan dengan apa yang kuimpikan. Kesadaranku untuk tidak membenci mereka karena kelemahan mereka adalah bagian kelemahan masa lalu mereka yang belum pulih. Hidup kompleks yang tak pernah terselesaikan di antara kedua orang tuaku, jadi ganjalan dalam hidupku. 

Dengan kesadaranku untuk mencintai mereka dalam segala kelemahannya harus kuterima dengan tangan dan hati yang terbuka. 

Aku tak bisa menunggu kakakku yang tidak dapat datang dari Belanda. Ayah harus segera dikremasikan dengan tenang dan damai. Kami berdua harus kembali ke rumah yang sesungguhnya ketika semua acara telah selesai. Suasana rumah itu makin sepi karena hilangnya seorang ayah yang biasanya suka menyendiri untuk membaca dan mengotak-atik mesin motor kunonya. 

Mencari di luar menemukan di dalam 


Kembali kepada kenangan masa kecilku. Aku selalu merasa kesepian menjadi anak terkecil. Meskipun kami berdua tapi kakakku berbeda usia cukup jauh, 12 tahun .. Aku masih ingin bermain, tapi kakakku sudah belajar fisika, matematika. 

Lalu, aku mencari orang atau teman yang mau kuajak bermain. Ibuku tak bisa bermain bersamaku Akhirnya, aku senang bertemu teman yang mau kuajak bicara atau menemaniku. 

Dimana aku bisa menemukan orang yang bisa kuajak bermain? Di rumah tetanggaku. Tetanggaku yang punya anak 8 orang, salah satunya bernama Rita (bukan nama sebenarnya) seusiaku. Aku senang Rita bisa menerima diriku, kita bicara, bermain dan kadang-kadang hanya tidur bersama. Aku merasa ada orang yang menerima dan mengerti diriku. 

Tamat SMA, aku harus ke luar rumah, pergi meninggalkan rumahku. Aku kuliah jauh dari rumahku. Tinggal di kamar kos yang cukup gaduh dan ramai, bayangkan enam orang tinggal dengan tiga ranjang susun. Kami sebagai mahasiswa perantau, sering saling curhat atau berinteraksi selesai pulang kuliah. Namun, Aku bukan tipe orang yang cepat beradaptasi seperti yang mereka lakukan, ada rasa takut dan kurang berdamai dengan orang-orang yang tak pernah kukenal sebelumnya. 

Aku mencoba mencari teman-teman yang kuanggap cocok di tempat kegiatan bergereja atau kuliah. Tapi kembali aku sering terbentur untuk berdamai dengan sikap orang yang belum mengenalku. 

Akhirnya, aku disadarkan untuk menemukan siapa diriku sebelum menerima orang lain. Damai untuk menerima diri sebelum meminta orang lain menerima aku. 

Terakhir, aku pulang ke rumah, tidak menemukan ibuku. Ternyata ibuku perlu teman untuk menghilangkan kesepian dengan melakukan kegiatan gereja, . Namun, aku tak lagi marah kenapa ibuku lebih mementingkan waktu untuk dirinya ketimbang diriku yang jauh-jauh datang dari luar kota. Aku sudah berdamai dengan diriku. 

Rumah Terbaik 


Pengembaraanku dari rumah fisik ke tempat yang tak pernah kukenal, membuat diriku tertempa, menjadi manusia menyejarah, misteri kerinduan dipermainkan dengan berbagai cara dan kehendak. 

 Akhirnya, aku mengenal siapa diriku. Manusia menjadi subjek dengan kehendakNya dan mewujudkan hubungan antar manusia dan pemilikNya. Kerinduan dan harapan tentang misteri dan fenomena . 

Fenomena batin dan kemampuan manusia bisa melihat gelombang peristiwa masa depan. Pengembaraan itu mengajarkan apa yang terbaik untuk hidupku. Setiap momen, baik pensiun dini dari kantor, kesempatan belajar menulis melalui Komunitas Literasi Finansial yang tak pernah habis-habisnya mengembangkan ketajaman dan kesempurnaan penulisan.

Aku ingin segera akhiri pengembaraan ini. Tapi rumahku belum juga selesai. Aku sudah berdamai, Aku memeluk diriku dengan tangan terbuka. Jika ada rasa sakit hati itu pun sudah bisa diselesaikan dengan baik dengan kontemplasii atau meditasi. Suara hatiku akan mendengarkan ajaran yang benar . Rumah terbaik itu memang dalam diri sendiri yang merasa aman dan nyaman ketika sudah bisa menemukan siapa diriku. 

 Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.

Lansia Sehat, Lansia Tak berdaya, Pilihan Kita

“Kehidupan di hari tua mengajarkan untuk bersyukur atas setiap detik yang diberikan” 

 Quote di atas mengajarkan kepada kita untuk bersyukur saat menginjak usia 60 tahun ke atas. 

Menurut WHO lansia adalah seorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. BPS mengelompokkan lansia menjadi tiga kelompok umur yaitu lansia muda (kelompok 60-69 tahun), lansia madya (kelompok umur 70-79 tahun), dan lansia tua (kelompok umur 80 tahun ke atas). 

 Namun, perubahan fisik tidak bisa dihindari meskipun kita sudah berusaha keras untuk bisa menjadi lansia yang sehat. Lansia sehat mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan lingkungan sosialnya. 

Lansia Sehat, Lansia Tak Berdaya
Ibu Ina Thamrin-dokpri

Sayangnya, ketika saya mengadakan perlawatan dalam rangka perjamuan Kudus pada tanggal 14 Oktober. Kami berkunjung ke tiga lansia. Satu lansia bernama ibu Ina Thamrin mengalami kondisi yang lebih membaik fisiknya. Awalnya tidak bisa duduk, harus tidur karena fisiknya yang lemah dan adanya keropos tulang dan gejala stroke ringan. 

Tetapi terakhir perkunjungan kami, dia terlihat sangat segar, duduk di kursi roda. Sorot matanya yang bersinar dan ingin berbicara kepada kami.

Lansia Sehat, Lansia Tak Berdaya
Ibu Tiktik-dokpri

Namun, dua lansia yang lain yaitu Ibu Titik dan Ibu Ria Lukito mengalami lansia yang tak berdaya. Selalu tidur di ranjang. Tak bisa bergerak maupun duduk sama sekali. Kondisi yang sangat lumpuh itu melemahkan otot-otot kakinya dan tangannya yang tidak bisa berlatih jalan maupun bergerak. \

Lansia Sehat, Lansia Tak Berdaya
Ibu Ria Lukito-dokpri

Sungguh suatu hal yang memilukan apabila kami harus melihat kedua lansia ini. Harapan lansia tentu tetap berada di kondisi sehat meskipun usia bertambah . 

10 Langkah Sehat untuk Sehat

Kesehatan lansia merupakan hal yang sangat penting, karena kualitas hidup mereka dapat ditingkatkan melalui pola makan yang baik dan gaya hidup sehat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek yang dapat mendukung kesehatan lansia. 

1. Menciptakan Pola Makan yang Baik 

Pola makan yang baik adalah fondasi utama bagi kesehatan lansia. Makanan bergizi dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga berat badan ideal, dan mencegah penyakit. 
  • Konsumsi Sayur dan Buah: Sayur dan buah kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Usahakan untuk memasukkan berbagai warna dalam piring makan.
  • Sumber Protein Sehat: Pilih sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak. 
  • Karbohidrat Kompleks: Pilih biji-bijian utuh seperti beras merah, oatmeal, dan quinoa sebagai sumber energi yang baik.

 2 Olahraga secara teratur

Olahraga adalah kunci untuk menjaga kebugaran fisik lansia. Aktivitas fisik ringan seperti berjalan, bersepeda, atau yoga dapat meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot. Olahraga juga berperan dalam: 
  • Mencegah Pengeroposan Tulang: Latihan beban dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang.
  • Mengurangi Risiko Penyakit Jantung: Olahraga membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol. 

 3. Memastikan Sistem Pencernaan yang sehat

Sistem pencernaan yang baik penting untuk penyerapan nutrisi. Untuk menjaga kesehatan pencernaan: 
  • Konsumsi Serat yang Cukup: Pastikan mengonsumsi cukup serat dari sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. 
  • Minum Air yang Cukup: Hidrasi yang baik mendukung fungsi pencernaan dan mencegah sembelit. 

4. Jaga Kesehatan Mata 

Kesehatan mata menjadi perhatian khusus di usia lanjut. Nutrisi yang baik dapat membantu menjaga kesehatan mata: 
  • Asupan Vitamin A dan C: Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, seperti wortel dan jeruk, dapat mendukung kesehatan mata. 
  •  Rutin Memeriksakan Mata: Pemeriksaan mata secara teratur penting untuk mendeteksi masalah sejak dini. 

5. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung 

Penyakit jantung adalah salah satu masalah kesehatan utama bagi lansia. Untuk mengurangi risikonya:
  •  Batasi Garam dan Gula: Mengurangi asupan garam dan gula dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan kadar gula darah. 
  •  Pilih Lemak Sehat: Gunakan minyak zaitun atau alpukat sebagai pengganti lemak jenuh. 

6. Menjaga Daya Ingat 

Daya ingat yang baik sangat penting untuk kualitas hidup. Nutrisi yang tepat berperan dalam fungsi otak: 
  • Asam Lemak Omega-3: Temukan dalam ikan berlemak seperti salmon dan sarden, yang bermanfaat untuk kesehatan otak. 
  •  Aktivitas Mental: Latihan otak seperti membaca, bermain teka-teki, atau belajar hal baru juga sangat membantu. 

7. Mempertahankan Berat Badan Ideal 

Menjaga berat badan ideal membantu mencegah berbagai penyakit. 
  • Porsi yang Seimbang: Perhatikan porsi makan dan hindari makanan tinggi kalori namun rendah gizi.
  • Pemantauan Rutin: Lakukan pemantauan berat badan secara berkala untuk menghindari kenaikan berat badan yang tidak diinginkan.

 8. Perhatikan Kesehatan Secara Keseluruhan 

Menjaga kesehatan secara keseluruhan sangat penting. Lansia perlu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi masalah sejak dini. 
  • Kunjungan Rutin ke Dokter: Pastikan untuk melakukan check-up secara berkala. 
  • Patuhi Pengobatan: Jika ada penyakit tertentu, penting untuk mengikuti instruksi dokter dan mengonsumsi obat sesuai yang dianjurkan. 

9. Tetap Bersosialisasi 

Interaksi sosial memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan emosional lansia. 
  • Aktivitas Bersama: Bergabung dengan kelompok atau komunitas dapat membantu menjaga hubungan sosial.
  • Menghabiskan Waktu dengan Keluarga: Kegiatan bersama keluarga, seperti makan malam atau permainan, juga sangat penting. 

10. Ajak Beraktivitas Fisik

 Mengajak lansia untuk beraktivitas fisik bersama tidak hanya mendukung kesehatan fisik mereka tetapi juga mempererat hubungan.
  • Olahraga Bersama: Ajak mereka berolahraga bersama, seperti berjalan di taman atau senam ringan. 
  •  Aktivitas di Luar Ruangan: Kegiatan di luar ruangan seperti berkebun atau bersepeda dapat meningkatkan suasana hati dan kesehatan.

 Kesimpulan

 Dengan menciptakan pola makan yang baik dan menjalani gaya hidup sehat, lansia dapat tetap berdaya dan menikmati hidup yang lebih berkualitas. Perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan mereka

Hari Kesehatan Mental Dunia: Apakah Anda Cukup Sehat Mental?

Hari Kesehatan Mental Dunia
detik.com



“Ketika kamu berasa ingin menyerah, ingatlah mengapa kamu bertahan begitu lama.” – Haley Wiliams


Masa-masa sulit yang dilalui oleh tiga mahasiswa, mahasiswa dari Petra Surabaya, mahasiswa Universitas Tarumanegara, mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Ternyata,  mereka tidak mampu melewatinya dengan baik. 

Menyerah dan merasa bunuh diri adalah jalan satu-satunya. Kekuatan melangkah dan minta bantuan kepada orang lain untuk menarik mereka dari rasa ingin bunuh diri itu sudah gagal.

Tanggal 10 Oktober 2024 diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Dunia. Tujuan untuk peringatan ini bukan sekedar selebrasi belaka. 

Dengan adanya tiga kasus bunuh diri mahasiswa itu, kita semua diingatkan dan disadarkan bahwa masalah kesehatan mental jangan dianggap enteng.

Perlu adanya kesadaran bagi kita semua untuk saling tolong menolong dan mendorong mereka yang sedang tertimpa masalah mental untuk segera minta bantuan kepada keluarga atau teman terdekatnya. 

Setiap tahap kehidupan, kesehatan mental penting untuk terus dijaga, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. 

Ketika kesehatan fisik itu terganggu, kita dengan mudah mengidentifikasi. Contohnya, perut saya sakit diare. Saya akan langsung minum obat anti diare. Jika tidak sembuh, saya akan segera ke dokter untuk meredakan diare, juga menghindari dehidrasi tubuh.

Sebaliknya, untuk kesehatan mental sulit diidentifikasi oleh pelakunya. Pelaku merasa sehat padahal sudah dalam taraf sakit mental. Hanya teman terdekat dan lingkungan yang menyadari adanya gangguan perilaku, emosi pelaku.

Dengan menstabilkan perilaku, emosi dan pikiran, kita dapat lebih damai untuk melanjutkan kehidupan. 

Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi karena adanya bullying, suasana  hati yang menyebabkan kecemasan, tidak damai dalam hati, mendapatkan kesulitan relasi baik dengan rekan maupun atasan, relasi dengan teman-teman yang tidak menghargai dirinya. 

Menurut laporan Survei Kesehatan Indonesia yang dikutip oleh databox, pada tahun 2023, prevalensi depresi nasional mencapai 1,4%. Angka ini berarti 1 dari 100 penduduk berusia 15 ke atas mengalami depresi. 
Selanjutnya, dari 12,7% penderita depresi yang berobat sementara sisanya 87,3% tidak menjalani pengobatan. 

Data selanjutnya, menurut Dr.Elvine, anak-anak yang mengalami depresi usia 15 tahun, sebesar 61% ingin mengakhiri hidupnya, bunuh diri. Hanya 1,7% yang tidak depresi tapi tetap ingin mengakhiri hidupnya. Sungguh problem mental health sudah sangat serius sekali. 

Mengenali Depresi 


Adanya gangguan fisik, emosi dan perilaku merupakan gejala awal adanya depresi.  Umumnya didahului dengan stres. Tetapi stres yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan depresi. Setelah itu meningkat ke depresi tingkat tertinggi, ingin bunuh diri. 

Bagi orang-orang yang sedang mengalami depresi merasa tidak ada yang aneh dari dirinya, perilaku, fisik maupun emosional. Namun, bagi orang terdekatnya, misalnya keluarga atau teman dekat, kondisi perilaku yang berubah sudah mengidentifikasikan adanya stres atau depresi. Misalnya dulu teman kita orang yang sangat cerita, tiba-tiba dia menarik diri, senang menyepi dan selalu menolak ikut pergi bersama-sama. 

Perubahan fisik juga dapat diidentifikasi seperti berat badan turun drastis, kelelahan berkepanjangan, sakit kepala yang persisten. 

Perubahan emosi juga dapat diidentifikasi seperti suasana terancam dan ekspresinya sering marah, sedih, putus asa dan tidak berharga, bahkan berbicara tentang bunuh diri. 

Gangguan ini kelihatan sepele. Tapi jika gangguan-gangguan itu apabila tak segera diatasi dengan baik maka gangguan mental bisa mengganggu kondisi fisik seperti tidak mau makan untuk jangka panjang. 

Ketika ada gangguan fisik, kita perlu mengetahui apakah ada gangguan emosional karena fisik dan emosional itu saling berpengaruh. 

Bagi penderita sakit mental,  tentunya pengobatan mental harus dilakukan. Setelah menetal sembuh  otomatis sakit fisik akan sembuh. 

 Dukungan terhadap teman yang sedang depresi 


Meskipun kita bukan seorang psikolog atau psikiater, tapi  peran kita sebagai teman dekat atau keluarga, orangtua yang memberikan dukungan emosional kepada orang yang sedang menderita stres, depresi.

Caranya dengan berempati atau “good listener”. Dengarkan keluhan dan suara hatinya yang sedang tidak baik. Tidak perlu memberikan solusi atau memberikan nasehat yang justru menyakitkan hati misalnya “Sebagai orang percaya, kamu kurang berdoa!”. Hal ini justru akan menyakitkan hatinya. 

Mendengarkan dengan motivasi yang ingin menolong dan memberikan dukungan praktis agar dia menerima apa yang sedang terjadi. Memberikan semangat dan menunjukkan agar penderita depresi untuk berpulih. 

Hal yang terakhir yang dapat dilakukan adalah mendorong dirinya untuk berkonsultasi dengan tenaga professional seperti psikiater atau psikolog. Apabila pasien stres/depresi belum mau bertemu psikiater, mungkin ada Lembaga atau terapi kelompok yang dapat didatangi. 

Strategi mengatasi depresi 


Peran keluarga menjadi utama karena keluarga dapat memberikan dukungan emosional yang berkelanjutan. Terlibat dalam aktivitas yang sehat dan positif secara bersama-sama misalnya ikut acara outing, kebersamaan, kegiatan sosial. 

Mengedukasi diri bagaimana cara untuk menolong orang yang depresi dan memahami kondisi orang yang sedang depresi. 

Terapi kognitif agar korban tidak melukai diri . Umumnya, setelah datang ke psikiater, pasien akan diresepkan obat-obatan untuk menenangkan diri. Obat ini bukan untuk ketergantungan tetapi merupakan kebutuhan ketenangan diri.

 Gaya hidup yang sehat seperti yoga dan bermeditasi merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan. Mindfulness artinya relaksasi dengan pernafasan dan mengatur pikiran lebih sehat lagi. 

Hindari “burnout” artinya keadaan kelelahan emosional, fisik dan mental yang disebabkan oleh stres yang berlebihan dan berkepanjangan. Keseimbangan kerja, istirahat yang sangat berharga bagi tubuh, jiwa dan mental. 


Mari kita semua saling mendukung dan membantu untuk orang yang sedang depresi. Setiap orang tidak mampu menolong dirinya sendiri. Sebagai mahluk sosial, kita harus menolong orang yang depresi. Kesadaran dan kemampuan menolong itu adalah jawaban dari kebutuhan bagi orang yang sedang depresi. 

 Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.

Transformasi Transaksi dan Digitalisasi Menuju BRI BRILian dan Cemerlang

Transaski dan Digitalisasi
dokpri-conva.com


"The biggest part of our digital transformation is changing the way we think" - Simeon Presto Bupa



Transformasi dan digitalisasi perbankan telah membawa perubahan besar dalam industri keuangan, termasuk di BRI. Sejak internet mulai mendominasi kehidupan masyarakat, pola perbankan pun bergeser dan berubah drastis. Dulunya konvesional serba manual, sekarang menjadi digital. 

BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, menyadari dan siap beradaptasi dengan perubahan untuk meningkatkan aksesibilitas dan daya saing di pasar. 

 Perubahan pola perbankan di era digital 


Dengan kemajuan teknologi, perbankan tidak lagi terbatas pada layanan fisik di kantor cabang. Kemudahan transaksi melalui perangkat digital seperti smartphone telah meningkatkan pengalaman nasabah. 

Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah transaksi digital di Indonesia telah meningkat pesat sejak 2017 hingga 2021, tumbuh hingga 118% dari nilai USD 3,09 triliun pada tahun 2017 menjadi USD 6,75 triliun di tahun 2021. 

Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi digital yang semakin kuat dengan masyarakat lebih memilih layanan yang praktis dan efisien, cepat dan mudah. 

Perkembangan ini mendorong bank-bank konvensional termasuk BRI, untuk mengubah strategi mereka. Mereka menyadari bahwa hanya dengan digitalisasi, daya saing akan lebih kuat. BRI pun mulai mengadopsi layanan perbankan digital untuk memastikan semua layanan, baik di daerah urban, maupun pedesaan, bisa menikmati kemudahan layanan yang ditawarkan.

Faktor utama Nasabah beralih ke Bank Digital 


Data dari databoks menunjukkan beberapa alasan utama nasabah beralih ke bank digital: kemudahan, kecepatan, dan keterjangkauan biaya. Dengan fitur-fitur seperti transfer online, pembayaran tagihan, pembukaan rekening, investasi dan menabung pun dapat dilakukan dari rumah, bank digital memberikan solusi yang lebih sederhana dibandingkan bank konvensional. 

BRI dengan platform digitalnya, turut serta dalam menyediakan layanan ini melalui BRImo, aplikasi mobile banking semakin popular. 

Tujuan transformasi digital BRI


Transaksi dan digitalisasi BRI memiliki tujuan utama yaitu akselerasi pelayanan yang bersifat inklusif bagi semua nasabah dan mitranya. Inisiatif ini sejalan dengan tujuan transformasi digital BRI, efisiensi, digitalisasi serta pengembangan bisnis dan nilai baru.

Bagi nasabah mikro yang masih belum ingin bertransaksi secara digital, BRI pun memberikan opsi untuk bertransaksi secara hybrid, dimana nasabah dapat mengakses layanan perbankan secara fisik dan digital sekaligus. 

Langkah ini diambil untuk mengakomodasi beragam kebutuhan nasabah, mulai dari yang menginginkan interaksi tatap muka hingga mereka yang lebih nyaman dengan layanan digital. Dengan strategi ini, BRI tidak hanya meningkatkan daya saing di industri perbankan, tetapi memastikan bahwa semua lapisan masyarakat di kota besar hingga pelosok desa, dapat merasakan manfaat dari layanan perbankan modern. Digitalisasi BRI mendukung akselerasi dalam menyediakan solusi perbankan secara terintegrasi dan efisien, menciptakan pengalaman yang nyaman bagi nasabah.

Perjalanan Digitalisasi BRI
Transaksi dan Digitalisasi
dokpri-canva.com

Konsep digitalisasi BRI fokus tiga aspek yaitu resiliensi, open banking, dan artificial intelligence (AI). Open Banking yang diciptakan dengan fungsi untuk mengintegrasikan produk BRI kepada 475 ekosistem digital perusahaan Mitra BRI yang disebut dengan BRIAPI.

BRI telah melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung digitalisasi perbankan. Dimulai tahun 2019, pertama kali mengeksplorasi penggunaan Artificial Intelligence (AI) yang  dinamakan BRIBRAIN. 

BRIBRAIN merupakan pusat otak digital BRI mengkonsolidasikan kapabilitas AI dan analitik, meningkatkan customer engagement, anti fraud dan risk analytics, credit underwriting hingga automasi untuk smart services dan operations

Untuk mengoptimalkan kerja dari penggunaan AI, dibentuklah “Centre of Excellence on AI”. Di tempat ini para ahli AI bekerja untuk memastikan dan menangani semua aspek yang terkait dengan advokasi etika AI yang bersifat negatif, memastikan AI digunakan sesuai kode etik dan mengawasi penggunaan AI. 

Dilanjutkan dengan pengembangan aplikasi seperti ChatBot SABRINA . Fungsi dan tugas utama adalah untuk memudahkan nasabah dalam mencari informasi dan transaksi. Dirancang oleh AI agar berinteraksi dengan nasabah termasuk bicara, menyapa dan berbincang dengan menggunakan bahasa lokal. 

Dikembangkan platform BRISPOT. Tugas dan fungsi aplikasi ini adalah untuk para tenaga pemasar mikro BRI atau mantri BRI untuk memproses pinjaman mikro. Mulai dari proses pengajuan hingga pencairan..

Dikembangkan platform QLola. Tugas dan fungsi platform ini adalah platform solusi keuangan terintegrasi dari PT. BRI. Bagi pelaku bisnis di era digital, dapat gunakan fitur platform ini dalam mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. 

Aplikasi mobile banking BRImo untuk kustomer atau nasabah individual dalam bertransaksi , berinvestasi maupun pembayaran mulai dari listrik, top-up e-wallet hingga pembelian kereta api tanpa keluar rumah. 

Dalam menjaga keamanan informasi, BRI juga telah menetapkan kebijakan Cyber Security agar semua data informasi tetap terjaga dengan sangat aman. 

Pengalaman BRImo 

Transaksi dan Digitalisasi
dokpri-canva.com


Seorang keponakan saya berbisnis kuliner, pemilik sebuah resto, menceritakan tentang kebutuhan aplikasi perbankan yang handal dan mudah. Sebut saja nama keponakan saya, Wati (bukan nama sebenarnya).

Dulu saat belum adanya BRImo, Wati harus mempersiapkan diri dengan manual semua data-data pembayaran gaji pegawainya satu minggu sebelum gajian. Pada saat gajian, Wati harus datang sendiri ke BRI untuk transfer gaji. Jelas waktu yang terbuang untuk persiapan gaji hingga waktu transfer gaji. 

Namun, setelah Wati menggunakan BRImo sejak tahun 2020, kesulitan di atas tidak lagi terjadi. Wati bekerja jauh lebih efisien untuk keuangan terutama transfer gaji maupun transfer dana ke mitra usahanya.

Fitur-fitur di BRImo yang digunakan secara aktif oleh Wati adalah fitur menu transfer. Wati harus membayar gaji karyawan setiap bulan. Semua karyawan restonya memiliki rekening di BRI . Dengan demikian BRImo mempermudah untuk mentransfer gaji karyawan dengan fitur transfer antar akun tanpa harus mengeluarkan biaya transfer.

Bahkan, transfer diproses dan dilakukan dengan cepat dan mudahnya karena nama penerima sudah tersimpan dalam daftar penerima transfer. 

Selain itu fitur-fitur yang sangat bermanfaat bagi Wati adalah pengisian kartu BRIZZI, pembelanjaan lewat QRIS pembayaran lewat BPJS, PDAM, dan pembelian token listrik. Bayangkan, betapa efektifnya BRImo membantu pekerjaan Wati untuk membereskan keuangan kantor maupun rumah tangga. 

Penggunaan transaksi BRImo sebanyak 4 hingga 5 kali dalam seminggu. Dengan adanya BRImo, Wati sangat terbantu sekali. Dia tidak perlu menggunakan ATM untuk bertransaksi . Jika gunakan ATM harus datang ke kantor Cabang , perlu waktu dan biaya untuk datang ke kantor BRI.

Wati sangat merasakan manfaatnya BRImo yaitu tidak membuang waktu, biaya dan tenaga harus ke kantor BRI. Setiap waktu kapan saja dan dimana saja, Wati dapat melakukan transaksi hanya  membawa gadget. Dia tak terkendala koneksi. 

Harapan Wati sebagai nasabah setia dan pengguna aktif BRImo adanya fitur-fitur baru yang terus dikembangkan untuk semua transaksi bisnisnya yang semakin bertumbuh. 

Kesimpulan 


Transaksi dan digitalisasi di BRI merupakan langkah penting dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan memanfaatkan teknologi, BRI berhasil memperluas aksesibilitas layanan, meningkatkan daya saing dan memberikan kemudahan bagi nasabahnya. 

Dari peningkatan transaksi digital hingga penggunaan aplikasi BRImo, perjalanan digitalisasi BRI terus berkembang untuk menjawab kebutuhan nasabah di era modern. 

Digitalisasi tidak hanya memudahkan, tetapi juga menguatkan posisi BRI yang inovatif dan adaptif, siap mendukung ekonomi digital di Indonesia 


 Artikel ini adalah bagian dari Latihan komunitas LFI supported by BRI

 Sumber referensi:

  •  Ory – CNN – 99% Transaksi Secara Digital, BRI Fokus Open Banking Hingga AI . 
  • BRIapi – Memahami Percepatan Transformasi Digital Melalui Open Banking BRIAPI. BRI News – Terus Perkuat Transformasi, 
  • BRI Kembangkan Talenta Digital yang Kompeten dan Berkualitas .




Minum Kopi Tiga Kali Sehari: Menyehatkan atau Membuat Sakit?

Minum kopi
https://www.freepik.com/free-photo/medium-shot-woman-drinking-coffee_1


Saat ini, budaya minum kopi menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat. Kedai-kedai kopi menjamur di tengah kota hingga ke daerah urban. Banyak orang menjadikan kopi sebagai teman setia di setiap aktivitas harian. Namun, apakah kebiasaan minum kopi tiga kali sehari menyehatkan atau justru membahayakan kesehatan?

Kopi  sejak lama menjadi minuman yang sangat populer, sebab minuman yang berasal dari biji kopi yang  disangrai dan dipanggang  ini mampu menghasilkan  aroma yang sedap. Sayangnya,  kopi ini mengandung caffeine dan clorogenic acid  zat yang dikonsumsi secara berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan..

Banyak orang menyukai kopi karena minuman ini bisa mengatasi rasa kantuk. Selain itu, banyak  orang menganggap bahwa kopi dapat digunakan sebagai pengobatan untuk diabetis, kanker, jantung, penyakit darah tinggi, demensia. 

Argumentasi di atas ini membuat saya perlu mengadakan riset kecil-kecilan apakah benar minum kopi itu dapat mencegah penyakit kronis yang disebutkan di atas atau justru membahayakan?

Alasan Orang Doyan Kopi


Banyak orang mengonsumsi kopi karena rasanya yang khas dan efek stimulan kafeinnya. Kopi dipercaya meningkatkan konsentrasi, semangat kerja, dan mengurangi rasa kantuk. Selain itu, nongkrong di kedai kopi telah menjadi gaya hidup, terutama di kalangan kaum urban. Kopi juga dianggap sebagai simbol status dan bagian dari interaksi sosial yang mempererat hubungan dengan teman maupun rekan kerja. 

Gaya Hidup Minum Kopi 


Minum kopi tidak lagi sekadar kebutuhan, tetapi telah menjadi bagian dari tren lifestyle. Banyak orang merasa minum kopi adalah ritual penting dalam menjalani hari. Gaya hidup ini juga didorong oleh kemunculan berbagai varian kopi dan inovasi penyajiannya. 

Dari espresso hingga cappuccino, kopi tidak hanya diminum untuk kebutuhan energi, tetapi juga sebagai gaya hidup kekinian. 

Di Belanda , tradisi minum kopi setelah makan besar . Mereka menganggap bahwa minum kopi itu menyehatkan. Bahkan, seorang dokter Indonesia yang sedang studi di Belanda dalam tiktoknya mengatakan bahwa dengan minum kopi 3 x , jumlah penderita jantung dan diabet di Belanda berkurang dan hampir tidak ada. 

Manfaat Kopi untuk Kesehatan 


Di Belanda, tradisi minum kopi setelah makan besar masih terus dijaga oleh penikmat kopi. Studi menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan diabetes. Kafein dalam kopi disebut-sebut memiliki manfaat dalam meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi risiko penyakit kronis. Namun, apakah minum kopi tiga atau empat kali sehari benar-benar menjamin kesehatan yang lebih baik?

Data-data Penunjang

Dikutip dari webMD (website Medical Doctors di Amerika Serikat), dinyatakan bahwa kopi dapat digunakan secara efektif, kurang efektif bahkan tidak efektif sama sekali. 

Berikut ini dua kategori yang saya dapatkan yaitu efektif dan tidak semua efektif:

  •  Efektif: 

Jika kopi digunakan untuk mengurangi rasa kantuk. 
Jika kopi digunakan dalam takaran tidak melebih 4 cangkir sehari, maka orang yang minum kopi dapat mengurangi risiko menderita diabetis 2, serangan jantung, Parkinson, dapat langsung ke belakang setelah operasi. 

  •  Tidak Semua Efektif 


Premis bahwa minum kopi tiga hingga empat kali sehari dapat mencegah penyakit kronis seperti jantung atau diabetes tidak sepenuhnya tepat. Setiap orang memiliki toleransi tubuh yang berbeda terhadap kafein. Pada beberapa orang, konsumsi kopi dalam jumlah besar bisa meningkatkan detak jantung, memicu kecemasan, dan mengganggu pola tidur. Efek ini tentu saja bertolak belakang dengan klaim bahwa kopi bisa menyehatkan.

Sementara itu, pada individu lain, kopi dalam takaran yang wajar bisa membantu menurunkan risiko penyakit tertentu. Penelitian menyebutkan bahwa konsumsi kopi secara teratur dalam batas aman bisa memberikan efek perlindungan terhadap berbagai penyakit kronis. Namun, terlalu banyak minum kopi juga bisa meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan kecemasan. 


Kopi dan Kesehatan dalam Takarannya


Tujuan saya menulis tentang kopi adalah menyoroti pentingnya minum kopi sesuai takaran. Meskipun kopi bisa menyehatkan, hal ini tidak berlaku untuk semua orang dan dalam semua kondisi. Konsumsi kopi sebaiknya tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing. Minum kopi dalam jumlah yang moderat, sekitar satu hingga tiga cangkir per hari, bisa memberikan manfaat kesehatan, terutama bila diimbangi dengan pola makan dan gaya hidup yang sehat. 

Pengalaman saya 


Saya penderita Irretible Bowel Syndrome (gangguan usus besar yang ditandai dengan gejala sindrom iritasi usus) akut.  Penyakit ini akan timbul ketika saya makan sesuatu yang sensitive bagi usus saya.  Saya kurang menyadari pemicunya apa saja.  Saat melihat betapa nikmatnya teman-teman minum kopi, saya  ikut tergiur menikmati ngopi sebelum makan siang. Begitu selesai minum kopi, sekitar 2-3 jam kemudian perut saya mulai mules dan saya harus merasakan beratnya buang air yang tak henti-hentinya. Setelah itu kembung yang saya rasakan. Ketika saya stop minum kopi dan turunannya, perut saya lebih aman. 


Kesimpulannya

Meskipun ada bukti bahwa kopi bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes, konsumsi berlebihan bisa mendatangkan efek samping negatif. Kopi harus diminum dengan bijak sesuai takarannya agar manfaat kesehatannya bisa optimal tanpa menimbulkan masalah kesehatan lainnya.


Total Tayangan Halaman