![]() |
Top 10 skill yang dibutuhkan tahun 2025 (sumber: weform.org) |
Perkembangan dan perubahan pola kerja di tahun 2025 terus berubah . Tidak ada yang statis dalam dunia kerja. Untuk mengantisipasi perubahan yang cepat terutama untuk pekerjaan formal baik itu bidang industri, manufaktur, keuangan dan lainnya, para karyawan /karyawati harus mengembangkan juga skill yang dibutuhkan sesuai kriteria dari industri.
Dimulai sejak Covid-19 melanda di Indonesia, kita masih ingat betul bahwa semua pekerja baik yang formal maupun informal terpaksa bekerja dari rumah atau disebut work from home (WFH). Setelah 4 tahun covid berlalu, bekerja dari rumah tidak lagi dilakukan, hanya beberapa saja yang melakukannya.
Namun, metode kerja saat WFH itu menjadi dasar dari perubahan, internet , teknologi digital, terakhir dengan adanya Artificial Intelligence menguasai semua pekerjaan . Tak ada lagi pekerjaan yang dilakukan secara manual.
Dengan adanya perubahan yang demikian pesat, sementara tenaga kerja belum siap dengan teknologi yang cepat berubah, para pekerja diharapkan untuk cepat beradaptasi dengan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan .
Bahkan dalam laporan Pekerjaan Masa Depan 2025 (Future of Jobs Report 2025) yang dirilis oleh Forum Ekonomis Dunia pada tanggal 8 Januari 2025, penerapan teknologi canggih untuk bisa bekerja dari jarak jauh, teknologi buatan sudah menguasai semua perusahaan, hanya mereka yang memahami dan menavigasi perubahan itu yang dapat bekerja .
Memang tingkat gap supply dan demand dari tiap negara sangat berbeda. Untuk negara yang maju, pasti jumlah permintaan tidak banyak karena supply sudah dapat mengatasi permintaan, tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan sudah memadai jumlahnya.
Sementara untuk negera berkembang, ada gap yang cukup tinggi antara supply dan demand. Banyak demand tapi tidak bisa memenuhi karena supply dari karyawan yang benar trampil kurang memadai.
Keterampilan para karyawan belum sesuai dengan kriteria dengan yang dibutuhkan.
Berdasarkan survei dari Laporan Pekerjaan Masa Depan 2025, keterampilan yang sangat penting dimiliki adalah pemikiran analitis, keterampilan fleksibel, ketangkasan, kepemimpinan dan pengaruh sosial, pemikiran kreatif dan motivasi, kesadaran diri, literasi teknologi, empati dan aktif mendengarkan keingintahuan dan mau terus belajar; manajemen talenta, orientasi pelayanan dan layanan pelanggan, kecerdasan buatan.
Selain itu ada keterampilan inti yaitu ketangkasan, inovatif, kolaboratif, dan kemampuan memecahkan masalah, penguasaan kecerdasan buatan, mahadata . Untuk keterampilan yang terakhir sangat diperlukan dan dibutuhkan di hampir semua sektor dan harus menguasai secara penuh.
Dari World Economic Forum, ada 10 top skill yang dibutuhkan di tahun 2025:
- Pemikiran analitis dan inovasi
- Pembelajaran aktif dan strategi pembelajaran
- Pemecahan masalah yang kompleks
- Berpikir kritis dan analisis
- Kreativitas, orisinalitas, dan inisiatif
- Kepemimpinan dan pengaruh sosial
- Penggunaan teknologi, pemantauan dan kontrol
- Desain teknologi dan pemrograman
- Ketahanan, toleransi stres dan fleksibilitas
- Penalaran, pemecahan masalah, dan ide
Lalu, bagaimana cara pekerja dapat mengembangkan diri dengan banyaknya keterampilan yang harus dikuasai. Ngga mungkin, seluruhnya dapat dikuasai sekaligus.
Dalam hal ini negara harus turun tangan membantu program pelatihan keterampilan dan pembelajaran berkelanjutan.
Namun, masih satu pertanyaan besar, apakah negara sudah siap untuk punya program pendidikan yang dapat mengentaskan para pekerja yang kebanyakan masih dalam skill yang berlevel dibawah sampai menengah menjadi menengah keatas dengan penguasaan keterampilan.
Negara pernah mengatakan bahwa Indonesia kekurangan 9 juta talenta digital hingga 2030. Tapi itu hanya pernyataan tanpa ada suatu gerakan atau pembuatan program pengembangan .
Jika negara belum ada fasilitas pengembangan itu, lalu apakah kita harus menunggu, lalu ketinggalan dengna orang lain yang sudah mengejar keterampilan itu.
Jadi kesadaran bahwa kita tidak dapat naik kelas jika kita tidak bergerak sendiri, memanfaatkan momentum dengan usaha keras untuk mencari sumber-sumber tempat pelatihan yang tepat dan kredibel untuk bisa mengejar keterampilan