"How To Make Millions Before Grandma Dies" Dalam Perspektif Keuangan

Grandma
google. com




Sebuah film drama dari Thailand yang berhasil menggugah hati penontonnya sehingga mereka yang menonton harus mengurs air mata karena sangat “trenyuh” dengan akting karakter dari pemain M dan grandma atau nenek yang sangat jempol. 

Air mata terus mengalir karena menyaksikan film yang sederhana tapi penuh dengan adegan yang sangat makna dan sarat pembelajaran .

Salah satu pembelajaran yang kita lihat adalah dari perspektif adalah Financial Planning atau Perencanaan Keuangan, yang membuat keluarga bisa hidup lebih bahagia dan sejahtera. 

Data dari Klikfilm, pihak yang membawa film ini ke Indonesia telah berhasil ditonton oleh 1.35 juta orang sejak gala premier 15 Mei 2024 di bioskop di seluruh Indonesia. Ini merupakan rekor penjualan terbesar dari seluruh film bioskop di Indonesia. 

Cerita dari How to Make Millions Before Grandmas Dies, dimulai dari seorang pemuda yang tidak bersekolah karena drop out dan setiap hari berharap untuk bisa mendapat rezeki sebagai konten kreator game. Namun, suatu hari M, pemuda itu terinspirasi oleh sepupunya perempuan yang harus merawat pamannya yang sudah tua. 

 Tak berapa lama kemudian pamannya meninggal dan sepupu perempuannya itu mendapatkan harta warisan dari pamannya. Dengan inspirasi itu M mencoba untuk mengubah karakternya menjadi cucu yang terbaik bagi neneknya. 

Harapannya agar ia dapat menerima warisan dari nenek karena merawatnya. Berjalannya waktu ternyata niat yang kurang baik itu berubah total menjadi hati yang mencintai nenek dengan sangat tulus. Percakapan demi percakapan membuat interaksi semakin mendekatkan dan menguak keinginan dari masing-masing pemainnya. 

Disamping sebagai cerita yang sangat mengharukan, film ini juga mengandung aspek pembelajaran dalam bidang keuangan. Dalam film ini nenek yang hidupnya sangat sederhana dalam keterbatasan kehidupan. Setiap haris dia harus menjual kue di pasar untuk mencukupi kehidupannya. Bahkan, nenek harus bangun pagi-pagi menyiapkan kue yang akan dijual itu. Suaminya tidak  meninggalkan harta yang cukup untuk dirinya. 

 Demikian juga anak-anak nenek juga punya keterbatasan dalam keuangan. Ketika nenek diagnosa kanker, anak-anak harus bergiliran untuk membiayai pengobatan kankernya. Persiapan Keuangan untuk pensiun Film itu mengingatkan kita bahwa setiap orang akan menuju tua. Tua tidak bisa dihindari. Ketika usia sudah tua, apakah persiapan dana pensiun sudah dilakukan?

Persiapan dana pensiun seharusnya dilakukan sejak dini agar tidak terlambat dan tidak erjadi adanya kekurangan uang ketika usia sudah tua. Tujuannya sederhana untuk bisa memiliki uang pensiun dengan persiapan sejak dini. Tapi jika tidka dilakukan dengan disiplin, dana pensiun itu tidak akan teralisir karena ketika kita sudah memasuki usia pensiun artinya kita sudah tidak produktif untuk bekerja untuk mengkover kehidupan sehari-hari. 

Untuk mengikuti program pensiun ada berbagai cara. Misalnya dengan BPJS Ketenagakerjaan . Dengan menjadi BPJS Ketenagakerjaan, kita seperti menabung untuk pensiun sebesar 5.75% dari gaji dipotong dari gaji. Dana ini dapat ditabung di akun pensiun kita di BPJS Ketenagakerjaan. Ada juga cara lain untuk mengikuti atau partisipasi di program Dana Pensilun Lembaga Keuangan . (DPLK). Skema dan manfaatnya dapat dipelajari sebelum ikut berpartisipasi. 

Juga dapat mengikuti program asuransi pensiun dimana dikelola dengan professional dan sangat akuntabel. Asuransi pensiun yang kredibel akan memberikan keuntungan kepada kita untuk menarik dana pensiun pada saat tepat

 Aset vs utang 


Pelajaran penting yang lainnya dari film ini adalah aset dan utang. Dalam film How to Make Millions Before Grandmas Dies, secara eksplisit M menganggap neneknya sebagai aset investasi setelah melihat pengalaman sepupunya. M berharap bahwa ketika neneknya meninggal, ia akan mendapatkan hak waris atas rumah, meskipun tidak banyak, tetapi akan menjadi propertinya.

 Lalu, ia berusaha keras menjadi ccu yang baik terhadap neneknya. Sebagai aset investasi, akan saat jatuh temponya, dan akan menghasilkan imbal hasil. Sayangnya, apa yang didambakan M tidak terjadi karena nenek memwariskan hartanya kepada paman M . M akhirnya sadar bahwa merawat nenek secara egois dan harus berubah menjadi dengan cinta.

 Kenapa nenek memberikan harta kepada pamannya yang notabene hobinya adalah judi, dan punya segudang utang. Relasi keluarga tidaklah sama dengan instrument investasi . Keputusan nenek adalah berdasarkan cinta seorang ibu kepada anaknya yang sangat dicintainya meskipun anak itu dalam keadaan tidak baik sekali pun. 

Setelah mendapatkan warisan dari ibunya, pamannya segera menjual dan melunasi semua utangnya. Inilah konsep dari accounting. Dalam dunia akunting, aset adalah kombinasi dari modal atau ekuitas ditambah dengan utang. Ketika ekuitas nil sementara utang menumpung, maka aset harus mengkover semua utang.

Cara Efektif Hadapi Anak Tantrum

anak tantrum
sumber: pexels

Siang itu kami berenam ingin makan siang bersama di satu rumah makan. Setelah masuk ke ruangan, kami segera mencari tempat duduk supaya kami bisa bersama-sama duduk dalam satu tempat duduk. Selesai dapat tempat, kami ngobrol santai. 

Tiba-tiba terdengar suara anak kecil yang berteriak-teriak, tanpa henti-hentinya. Tangisannya sangat menyanyat hati. Tetapi ibunya tetap tenang menghadapi anak yang sedang tantrum itu. Ibunya tak merasa malu atau bergeming hadapi anak yang tantrum itu.

Menghadapi anak yang tantrum bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua, terutama ibu. Tantrum sering kali terjadi pada anak-anak usia 1 hingga 4 tahun dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. 

Memahami pola anak tantrum, mengetahui alasan mengapa ibu harus kenal dengan tantrum anak, serta bagaimana sikap ibu yang tepat saat menghadapi tantrum, sangat penting untuk menjaga ketenangan dan hubungan yang sehat dengan anak.

 Pola Anak Tantrum 


Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya ditunjukkan melalui menangis, berteriak, melempar barang, atau bahkan berguling-guling di lantai. Pola tantrum dapat bervariasi pada setiap anak, namun umumnya terjadi ketika anak merasa frustasi, lelah, lapar, atau tidak mampu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Anak-anak pada usia ini masih belajar mengelola emosi mereka dan sering kali merasa kewalahan dengan perasaan mereka sendiri.

 Alasan Ibu Harus Kenal Anak Tantrum 


Memahami pola dan penyebab tantrum sangat penting bagi ibu karena beberapa alasan. Pertama, dengan mengenali tanda-tanda awal tantrum, ibu dapat mengambil langkah pencegahan untuk mengurangi intensitas atau bahkan mencegah tantrum terjadi. 

Kedua, mengetahui penyebab tantrum membantu ibu dalam merespon dengan cara yang lebih efektif dan tepat. Ketiga, pemahaman ini juga membantu ibu untuk tetap tenang dan tidak terbawa emosi saat anak mengalami tantrum. 

Cara hadapi tantrum


Sikap Ibu Terhadap Anak Tantrum Saat menghadapi anak yang sedang tantrum, penting bagi ibu untuk tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan. 

Berikut beberapa langkah yang dapat diambil

1. Tetap Tenang

Menjaga ketenangan adalah kunci utama. Jika ibu panik atau marah, situasi bisa menjadi semakin buruk. Tarik napas dalam-dalam dan usahakan untuk tetap tenang. 

2. Berikan Ruang

Kadang anak butuh waktu untuk menenangkan diri. Berikan mereka ruang untuk meluapkan emosinya, tetapi pastikan mereka tetap aman. 

3. Jangan Mengalah pada Tuntutan

Jika tantrum terjadi karena anak ingin sesuatu yang tidak bisa diberikan, jangan menyerah hanya untuk menghentikan tantrum. Ini bisa membuat anak belajar bahwa tantrum adalah cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

4. Bicara dengan Lembut

Setelah anak mulai tenang, bicaralah dengan lembut dan tanyakan apa yang membuat mereka marah. Ini membantu anak belajar mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. 

5. Alihkan Perhatian

Cobalah mengalihkan perhatian anak ke hal lain yang mereka sukai atau kegiatan yang menarik.Tujuannya agar anak dapat melelpaskan emosinya.

 6. Pelukan

Kadang, anak hanya butuh pelukan untuk merasa aman dan tenang. Pelukan bisa membantu meredakan emosi mereka. 

7. Do Saya "Yes"


Orang tua dapat mengatakan YA saat tantrum sudah berhenti. Namun, tidak menuruti  semua keinginan anak saat merengek.

Siapkan Pikiran dan Mental Menghadapi anak yang tantrum memerlukan persiapan mental dan emosional dari ibu. 

Berikut beberapa tips untuk menyiapkan pikiran dan mental: 

1. Kenali Batas Anda

Ketahui batas kesabaran Anda dan beri diri Anda izin untuk beristirahat sejenak jika merasa sangat stres. Jangan ragu untuk meminta bantuan dari pasangan atau anggota keluarga lain. 

2. Pelajari Teknik Relaksasi

 Teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam bisa sangat membantu dalam menjaga ketenangan. 

3. Konsisten


Konsistensi dalam menghadapi tantrum sangat penting. Pastikan semua anggota keluarga mengikuti pendekatan yang sama dalam menangani tantrum. 

4. Cari Dukungan


Berbicara dengan orang tua lain atau bergabung dalam kelompok dukungan dapat memberikan wawasan dan strategi baru untuk menghadapi tantrum.

 5. Pahami bahwa Ini Fase


 Ingatlah bahwa tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak. Dengan waktu dan bimbingan yang tepat, frekuensi dan intensitas tantrum akan berkurang. 

Kesimpulan 


Menghadapi anak yang tantrum memang tidak mudah, tetapi dengan pemahaman yang baik tentang pola tantrum, alasan mengapa penting untuk mengenalnya, serta sikap yang tepat, ibu dapat mengelola situasi dengan lebih baik. Mempersiapkan pikiran dan mental juga penting untuk menjaga ketenangan dan keseimbangan emosional. Ingatlah bahwa setiap tantrum adalah kesempatan untuk anak belajar mengelola emosinya, dan dengan bimbingan yang tepat, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan stabil secara emosional.

Keluarga Sehat, Daya Tahan Tubuh Kuat Berkat Jamu


Keluarga Sehat
dokumen pribadi-canva

Mengenang masa kecil sangat indah sekali. Namun, sayang saya tak punya teman bermain di rumah karena perbedaan usia  saya dengan kakak  sangat jauh, 11 tahun. Saya suka mencari teman bermain di tetangga.

Mereka keluarga besar, anaknya enam, 3 diantaranya menjadi teman saya. Hampir dua hari sekali saya datang  bermain ke rumah tetangga saya.  Hampir tiap kali datang ke rumah teman, saya tertegun sebentar. Saya melihat tante Rini (bukan nama sebenarnya), ibu teman saya ini selalu memanggil “ayu jamu gendong”. Jamu gendong hasil produksi rumahan dikemas dalam botol-botol. 

Keluarga Sehat
Sumber: Facebook "Peluang USaha Palembang"



Tante Rini memanggil satu persatu anaknya. Lalu, tante Rini minta kepada ayu jamu gendong membuatkan, kunyit asam, temulawak, beras kencur . Ketiga ramuan itu dituang dari botol besar ke gelas kecil, lalu diminum oleh keenam anaknya termasuk tiga teman saya. 

Tante Rini membujuk saya untuk ikut minum jamu bersama anak-anaknya. Tapi saya tak bergeming , bahkan menolak karena saya tak pernah mencicipi dan minum jamu di keluarga saya. Begitu mencium aroma jamu, saya selalu menganggap aromanya seperti obat , membuat saya tak mau ikut minum. 

Jamu-jamu yang diminum oleh teman saya sekeluarga itu dilakukan secara rutin, tiga kali dalam seminggu. Teman-teman itu sudah terbiasa minum jamu sejak kecil karena ibunya membiasakan diri dan anak-nya untuk minum jamu untuk stamina daya tahan tubuh. 

Dengan daya tahan tubuh yang kuat, maka kondisi kesehatan teman-teman saya ini lebih kuat dan jarang sekali sakit. Kualitas hidup mereka sekeluarga sangat prima. Meskipun  teman-teman saya ini mengikuti berbagai kegiatan (olahraga renang, bela diri, ekskul), tetapi jarang sekali sakit. 

 Keluarga membentuk pengenalan jamu


Sayangnya, saya hanya sebagai penonton untuk minum jamu karena ibu dan ayah saya tidak pernah menganjurkan kepada kedua anaknya untuk konsumsi jamu. Begitu mendengar dan melihat jamu, kami berdua (saya dan kakak) berasumsi bahwa jamu itu pahit, jamu itu tidak enak, sama halnya dengan konsumsi obat. 

Kami tidak mengetahui manfaat dan alasan mengapa harus mengkonsumsi jamu. Setelah dewasa pun saya kurang mengenal jamu.  

Bahkan teman saya sebagai pemilik ramuan jamu-jamu kering telah mengedukasi saya. Secara sederhana dia bercerita bahwa jamu itu merupakan kekayaan ramuan tradisional dari tanaman obat asli Indonesia. 

Sebagian besar dari jamu sudah dibuktikan secara ilmiah untuk mencegah penyakit, pemeliharan Kesehatan, kebugaran tubuh, dan kecantikan. Jamu, minuman tradisional khas Indonesia yang terbuat dari rempah-rempah alami, telah menjadi bagian penting dari budaya kesehatan masyarakat sejak zaman nenek moyang. 

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat, banyak orang kini kembali melirik jamu sebagai alternatif alami untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan, terutama dalam hal daya tahan tubuh. 

 Perubahan paradigma dari yang tidak suka menjadi suka jamu 

Berkat Jamu
Jahe, Kencur, Herbamuno:  dok pribadi


Perubahan paradigma saya tentang pengenalan dan pemakaian jamu itu telah berubah seratus delapan puluh derajat, dari yang tidak suka menjadi suka dan sadar tentang gaya hidup sehat melalui jamu. Saat Covid 19 datang, semua orang pasti khawatir terpapar dengan virus Covid-19. Meskipun saya sekeluarga sudah vaksin, tapi kami harus menjaga daya tahan tubuh agar tidak turun dengan minum jamu-jamuan. 

Jamu yang kami minum bervariasi.   Pada saat covid, sering membuat sendiri, disebut dengan nama empon-empon.  Empon-empon terdiri atas jahe, kunyit, kencur, sereh, temulawak. Ada juga Herbamuno produksi  PT. Mustika Ratu, sangat bermanfaat untuk meredakan masuk angin, meriang, perut kembung, dan merangsang tubuh membentuk anti bodi.

Setelah covid, saya membeli jamu kunyit berupa bubuk dengan merek Yoga Djaya dari Jogja, ada yang berupa kapsul merek EM Kapsul dikonsumsi oleh anak saya untuk membantu pelancaran haid dan mengurangi nyeri saat haid.  Namun, khusus pada saat covid, saya lebih banyak membeli jahe mentah 

Kami mempertimbangkan jamu sebagai daya tahan tubuh karena kandungan alami yang kaya akan nutrisi dan senyawa bioaktif. Jamu diracik dari berbagai macam rempah seperti kunyit, jahe, temulawak, kencur, dan daun sirih yang masing-masing memiliki khasiat tersendiri. 

Kunyit, misalnya mengandung kurkumin yang bersifat antiinflamasi dan antioksidan. Jahe dikenal karena kemampuannya meredakan mual dan meningkatkan pencernaan, sementara temulawak memiliki sifat hepatoprotektor yang dapat melindungi hati. 

 Kualitas Kesehatan dari Daya Tahan Tubuh


 Daya tahan tubuh yang kuat adalah kunci untuk hidup sehat. Sistem kekebalan yang baik tidak hanya melindungi tubuh dari penyakit tetapi juga membantu mempercepat pemulihan jika kita jatuh sakit. Jamu dapat memainkan peran penting dalam memperkuat daya tahan tubuh keluarga Anda. 

Berikut beberapa cara jamu meningkatkan kualitas kesehatan: 



1. Meningkatkan Imunitas

Senyawa aktif dalam jamu seperti kurkumin dan gingerol meningkatkan produksi sel-sel imun dan memperkuat respons tubuh terhadap infeksi. 

2. Antioksidan Alami 


Jamu kaya akan antioksidan yang melawan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul berbahaya yang dapat merusak sel dan menyebabkan penyakit kronis. 

3. Mendukung Kesehatan Jantung


Beberapa jenis jamu, terutama yang mengandung jahe dan kunyit, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah, sehingga mendukung kesehatan jantung. 

4. Menjaga Kesehatan Pencernaan


Kesehatan pencernaan yang baik adalah fondasi dari sistem kekebalan yang kuat. Dengan menjaga sistem pencernaan tetap sehat, tubuh dapat lebih efisien menyerap nutrisi dan membuang racun. 

Kesimpulan 


Minum jamu bukan hanya sekadar mengikuti tradisi, tetapi juga langkah bijak untuk meningkatkan kesehatan secara alami. Manfaat jamu yang melimpah, mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh hingga mendukung kesehatan pencernaan dan jantung, menjadikannya pilihan yang tepat untuk keluarga yang ingin menjalani gaya hidup sehat. Dengan rutin mengkonsumsi jamu, Anda sekeluarga tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri tetapi juga kesehatan keluarga secara keseluruhan. Jadi, mari kita lestarikan tradisi minum jamu dan rasakan manfaatnya untuk kesehatan keluarga Anda.












Bahayanya Social Engineering Menguras Habis Rekening hingga Kosong

Bahayanya Social Engineering
dokpri

Suatu siang, saat saya sedang beristirahat sehabis riset dan menulis suatu artikel, tiba-tiba terdengar suara “ting” dari gadget saya. Saya tak begitu peduli dengan pesan masuk karena tidak ingin diganggu. 

Tapi ternyata pesan masuk itu datang berkali-kali datang. Lau saya lihat sepintas, ternyata pesannya dari teman yang saya kenal. 

 Wah ada apa gerangan yach? Lalu saya pun mulai membaca pesannya. “Gawat sekali, aku ini gaptek khan. Aku terima undangan, kupikir itu undangan benar-benar dari temanku yang akan mantu anaknya. Lalu aku klik link yang ada di undangan itu. Ternyata aku diarahkan untuk mengisi segala macam informasi tentang data pribadiku (aku mulai curiga), tapi begitu harus mengisi sumbangan dengan nomer rekening dan pinku. Baru aku sadar, loh ini pasti penipuan!” ujarnya 

Saya arahkan dia yang sedang bingung dan khawatir untuk tenang. Juga untuk mengurus nomer whatsapplication yang terblokir dan tidak bisa digunakan lagi. Ternyata masih beruntung dana di rekeningnya masih aman karena dia segera menghapus apa yang telah dilakukannya. 

Bukan satu kali saja teman yang mengalami “social engineering” ini, tapi banyak teman-teman yang saling curhat dan mengutarakan sering menerima email tentang adanya perubahan tariff perbankan, lalu ada hadiah dari perusahaan ekspedisi. 

Bahkan ada seorang suami teman (yang sudah pensiun) dikontak oleh saudara (pelaku penipuan), dia ada pekerjaan dari sebuah instansi. Jika suami teman mau kerja sama dengan saudaranya, maka komisi akan dibagi bersama. Tergiur dengan uang komisi, suami teman menyetujui untuk kerja sama. Namun, ternyata pelaku minta uang down payment sebesar Rp.50 juta untuk melakukan membeli barang-barang. Begitu mendengar down payment Rp.50 juta, suami teman langsung curiga  dan membatalkan persetujuannya. Langsung pembicaraan pun putus dan ternyata foto saudara dari suaminya merupakan foto buatan artificial intelligence

social engineering


Kejahatan yang dilakukan di atas disebut social engineering telah mencapai rekor tertinggi 1.270.883 di dunia dan target serangannya adalah perbankan, yang mencapai 98% dari semua serangan cyber. 

Social engineering adalah metode penipuan yang memanfaatkan manipulasi psikologis untuk mendapatkan informasi pribadi dan rahasia. Penipuan jenis ini sering kali menargetkan pengguna layanan perbankan, seperti nasabah Bank BRI

Dengan semakin canggihnya metode penipuan ini, penting bagi kita untuk lebih waspada dan mengetahui cara mencegahnya. 


Jenis Social Engineering 


Ada beberapa jenis social engineering yang sering digunakan oleh penipu: 

1. Phising


Penipu mengirimkan email atau pesan teks yang tampak resmi dari bank atau lembaga lain, meminta informasi pribadi seperti nomor rekening atau kata sandi. 

2. Phising Telepon

Penipu menggunakan panggilan telepon untuk menipu korban agar memberikan informasi rahasia. Mereka sering mengaku sebagai petugas bank atau pihak berwenang. 

3. Smishing

Mirip dengan phishing, tetapi melalui pesan singkat (SMS). Pesan ini biasanya berisi tautan berbahaya atau permintaan informasi pribadi. 

4. Baiting

Penipu menawarkan sesuatu yang menarik, seperti hadiah atau diskon besar, untuk menarik korban mengklik tautan atau mengunduh file berbahaya. 

5. Pretexting

Penipu menciptakan skenario palsu untuk mendapatkan informasi. Misalnya, mereka mungkin mengaku sebagai penyedia layanan teknis yang memerlukan akses ke komputer korban. 

Cara Kerja Sosial Engineering


Cara kerja social engineering biasanya melibatkan tahapan-tahapan berikut: 

1. Pengumpulan Informasi

Penipu mencari informasi dasar tentang korban dari media sosial atau sumber lain. 

2. Membangun Kepercayaan

Penipu mendekati korban dengan berpura-pura sebagai pihak yang dapat dipercaya, seperti petugas bank atau teman lama. 

3. Eksploitasi

 Setelah mendapatkan kepercayaan, penipu meminta informasi rahasia atau membuat korban mengklik tautan berbahaya. 

4. Penipuan

Informasi yang didapat digunakan untuk mengakses rekening bank, mencuri identitas, atau melakukan penipuan lainnya. 

Cara Mencegah Social Engineering 


Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk mencegah menjadi korban social engineering: 

1. Jangan Berikan Informasi Pribadi dengan Mudah

 Bank BRI atau bank lainnya tidak akan pernah meminta informasi rahasia seperti PIN atau kata sandi melalui email atau telepon. Jika menerima permintaan semacam itu, abaikan dan laporkan ke pihak bank. 

2. Verifikasi Identitas

Jika menerima panggilan atau pesan yang mencurigakan, segera hubungi bank atau lembaga terkait melalui nomor resmi yang tertera di situs web mereka, bukan nomor yang diberikan oleh penipu.

3. Waspada terhadap Tautan dan Lampiran

Jangan klik tautan atau unduh lampiran dari sumber yang tidak dikenal. Tautan ini sering kali mengandung malware yang dapat mencuri informasi pribadi. 

4. Gunakan Autentikasi Dua Faktor (2FA)

 Aktifkan 2FA di semua akun penting. Ini menambahkan lapisan keamanan tambahan yang membuat lebih sulit bagi penipu untuk mengakses akun Anda. 

5. Pendidikan dan Kesadaran

 Selalu update pengetahuan tentang teknik-teknik penipuan terbaru. Ikuti kampanye edukasi dari bank, seperti Bank BRI dengan tagar #BilangAjaGak dan #MemberiMaknaIndonesia, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya social engineering.

 6. Periksa Keamanan Situs Web

Sebelum memasukkan informasi pribadi, pastikan situs web aman dengan memeriksa adanya HTTPS di awal URL dan ikon gembok. 

Contoh Social Engineering dan Cara Kerjanya 


Untuk lebih memahami bagaimana social engineering bekerja, berikut adalah beberapa contoh nyata beserta cara kerjanya: 

Contoh 1: Phishing melalui Email 

Cara Kerja: 

1. Pengumpulan Informasi: Penipu mengumpulkan alamat email dari berbagai sumber, termasuk media sosial atau data yang bocor. 

2. Membangun Kepercayaan: Penipu mengirim email yang tampak resmi dari Bank BRI, lengkap dengan logo dan format yang mirip dengan komunikasi asli dari bank. 

3. Eksploitasi: Email tersebut berisi pesan urgensi, seperti "Akun Anda akan diblokir jika tidak diverifikasi dalam 24 jam," dan mengarahkan korban untuk mengklik tautan.

 4. Penipuan: Tautan membawa korban ke situs web palsu yang terlihat seperti situs resmi Bank BRI. Di situs ini, korban diminta untuk memasukkan nomor rekening, PIN, atau informasi rahasia lainnya. Penipu kemudian menggunakan informasi ini untuk mengakses rekening bank korban dan mencuri uang. 

Contoh 2: Phishing melalui Telepon Cara Kerja:


1. Pengumpulan Informasi: Penipu mengumpulkan nomor telepon dan mungkin sedikit informasi tentang korban dari media sosial atau sumber lain. 

2. Membangun Kepercayaan: Penipu menghubungi korban dan mengaku sebagai petugas dari Bank BRI, sering kali menggunakan nomor yang tampak seperti nomor resmi bank (spoofing). 

3. Eksploitasi: Penipu memberitahu korban bahwa ada aktivitas mencurigakan di rekening mereka dan meminta verifikasi identitas dengan memberikan nomor rekening, PIN, atau OTP (One-Time Password). 

4. Penipuan: Setelah mendapatkan informasi, penipu menggunakannya untuk mengakses rekening bank korban, melakukan transfer ilegal, atau mencuri dana dari rekening tersebut.

Contoh 3: Smishing melalui SMS Cara Kerja:


1. Pengumpulan Informasi: Penipu mengumpulkan nomor telepon dari berbagai sumber. 

2. Membangun Kepercayaan: Penipu mengirim SMS yang tampak berasal dari Bank BRI, sering kali dengan nomor pengirim yang disamarkan. 

3. Eksploitasi: SMS tersebut berisi pesan seperti "Anda menerima hadiah dari Bank BRI. Klik tautan ini untuk mengklaim hadiah Anda," atau "Segera verifikasi rekening Anda dengan mengklik tautan berikut." 

4. Penipuan: Tautan membawa korban ke situs palsu atau mengunduh malware ke ponsel korban, yang kemudian mencuri informasi pribadi atau akses ke rekening bank korban. 

Cara Mencegah Social Engineering 


Untuk mencegah menjadi korban social engineering, penting untuk selalu waspada dan mengikuti langkah-langkah pencegahan berikut: 

1. Jangan Berikan Informasi Pribadi: 
Bank BRI atau bank lainnya tidak akan meminta informasi sensitif seperti PIN, OTP, atau nomor rekening melalui email, telepon, atau SMS. 

2. Verifikasi Identitas:
 Jika menerima komunikasi yang mencurigakan, hubungi bank melalui nomor resmi yang tercantum di situs web resmi bank, bukan nomor yang diberikan dalam pesan tersebut. 

3. Periksa URL dan Tautan: 
Sebelum mengklik tautan, pastikan URL benar-benar berasal dari situs resmi bank. Situs resmi biasanya diawali dengan "https://" dan ada ikon gembok di bilah alamat. 

4. Gunakan Keamanan Tambahan: Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) untuk menambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun Anda. 

5. Peningkatan Kesadaran: Terus belajar dan waspada terhadap teknik-teknik penipuan terbaru. Ikuti kampanye edukasi dari bank, seperti #BilangAjaGak dan #MemberiMaknaIndonesia oleh Bank BRI, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. 

Dengan memahami cara kerja social engineering dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri dari penipuan yang dapat merugikan finansial kita. 

Jangan pernah ragu untuk #BilangAjaGak jika ada permintaan informasi yang mencurigakan, dan selalu laporkan kejadian tersebut kepada pihak bank atau otoritas yang berwenang. 

Penutup 


Social engineering adalah ancaman nyata yang dapat menyebabkan kerugian finansial besar. Dengan memahami jenis-jenis social engineering dan cara kerjanya, serta menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita dapat melindungi diri dari penipuan ini.

Tetap waspada dan selalu skeptis terhadap permintaan informasi pribadi yang tidak biasa. Ingat, keamanan rekening bank Anda ada di tangan Anda sendiri. . 

Khusus bagi nasabah BRI, Anda harus waspada email, WhatsApp, telepon, Alamat web, tautan, akun atas nama BRI. Jika ragu, lebih baik #BilangAjaGak , cek atau hubungi BRI 14017/15000017 , Sabrina 0812-12-14017 dan laporkan kepada pihak yang berwenang. Bank BRI dan bank lainnya selalu siap membantu dan memberikan edukasi kepada nasabahnya untuk menjaga keamanan finansial mereka. #MemberiMaknaIndonesia

Total Tayangan Halaman