Inilah 7 Langkah Sederhana untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Suara angin yang ribut dan kencang menderu-deru bagaikan tornado di siang hari jelang sore hari di daerah kami. Saya hanya terpaku ketakutan berdiam diri di dalam rumah memperhatikan apa saja yang tersapu oleh angin itu.

Suara gemuruh itu menyapu benda yang mudah terbang seperti fiber, seng di atas “car port” bahkan beberapa pohon pun ikut tumbang.  Cukup mengerikan jika pohon tumbang membuat tiang listrik jatuh dan korsleting.

Di daerah Tangerang banyak rumah warga yang atapnya terbuat dari seng . Dengan mudahnya angin menyapu dan menerbangkan atap itu dan rusaklah rumah itu dalam sekejab.. 

Semua penghuni di Jl.Flamboyan terpaksa mengungsi. Bukan hanya angin, cuaca panas waktu ke luar rumah sering terjadi di bulan Maret. 

 Siang hari, saya lebih suka berada di dalam rumah.  Begitu saya ke luar rumah, panasnya terik matahari yang menyengat kepala membuat keringatan dan kepala jadi pusing. 

Begitulah cuaca beberapa hari di bulan Maret terasa aneh sekali, panas lebih dari normal. Tapi selang dua hari kemudian, persisnya tanggal 17 Maret 2022, ketika saya berada di rumah sakit, tiba-tiba awan berubah gelap gulita. 

 Hujan besar disertai dengan angin kencang yang menderu-deru . Hujan berlangsung hampir sekitar 45 menit . 

Saat saya dalam perjalanan pulang, melewati banjir di jalan besar. Tingginya banjir hampir setinggi ban mobil truk. Saya takut sekali mobil taxi yang saya tumpangi mogok. Itulah pengalaman saya tentang cuaca anomali yang terjadi di daerah saya. 

 




Perubahan cuaca yang drastis lebih dari normal ini telah diprediksi oleh BMKG . Dikatakan oleh Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi , dan Geofisika (BMKG) Statsiun Klimatologi Tangerang Selatan, Yanuar Henri Pribadi, Tangerang Selatan dalam bulan Oktober mengalami musim hujan. 

Curah hujan dengan intensitas tinggi lebih tinggi dari normal. Penyebab kondisi berkaitan dengan factor iklim global atau sering disebut dengan “La Nina”.

 “La Nina” merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina , suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan suhu muka laut kurangi potensi pertumbuhan di Samudera Pasifik tengah dan tingkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.

 Jika La Nina itu berlangsung cukup lama antara 3-5 bulan dibandingkan normalnya, artinya intensitas dari tinggi bulan Oktober 2021, lalu melemah hingga netral sampai Maret-April-Mei 2022. 

Bagi kita yang mengalami La Nina berat, fenomena bencana alam akan terjadi banjir, banjir bandang dan longsor. Jika sedang dan lemah, tidak begitu berdampak kepada bencana alam. 

Dampak La Nina berat adalah bencana banjir. Banjir menimbulkan kerugian besar buat manusia. Ekonomi  tak bergerak selama banjir dan kehilangan benda-benda berharga serta timbulnya penyakit. 

Selain itu juga menimbulkan kerugian pertanian, petani tak bisa panen karena tanaman padi akan gagal panen saat terjadi banjir. 

Perubahan Iklim bukan hanya SAAT INI akan berlangsung secara global hingga tahun 2025 


Diperkirakan panas bumi akan naik sebesar 40 persen pada tahun 2025, kemungkinan temperature menjadi lebih panas 1,5 derajat Celsius atau 2 derajat Fahrenheit setahun sejak tahun 2025 dibandingkan sebelum pra industri (sekitar tahun 1850an) 

 Dampak pemanasan global sangat terasa sekali di muka bumi seperti banjir, kebakaran hutan yang tak henti-hentinya. Bukan hanya manusia yang merasakan temperatur yang panas, hewan di laut pun merasakan lebih panasnya permukaan laut dari biasanya. 

 Akibatnya sangat mengerikan, hewan laut termasuk biota laut dapat terancam mati karena kepanasan yang sangat tinggi. Dampak panai harus dikurangi sehingga tidak mencapai tinggi lebih dari 1.5 derajat Celsius. 

Jika tidak, manusia harus berjuang dengan musim kering, tanaman yang hidup saat ini akan mati, demikian juga batu karang , ikan-ikan di semua perairan di dunia akan mati. 

“Kita akan mengalami lompatan cuaca yang ekstrim pada 20 hingga 30 tahun”, kata Piers Forster, seorang ahli iklim dari University of Leeds dan ahli-ahli yang menulis laporan ini. 

 Perubahan iklim tidak akan menjadi ekstrim apabila kita bertanggung jawab atas emisi karbon dioxide yang seharusnya dapat dikurangi. Perubahan itu harus kita mitigasi (diantisipasi) dengan mengurangi emisi karbon dioxide

Penghasil terbesar karbon dioxide adalah gas rumah kaca. Penyebab lainnya adalah emisi dari penggunaan transportasi berbahan bakar fosil dan makanan dari pengolahan sisa makanan maupun konsumsi daging merah.

 Inilah gaya hidup yang dapat mengurangi jejak karbon sesuai dengan pilihan gaya hidupmu :

Perubahan Iklim
dokumen pribadi-canva.com


 1. Stop buang sisa makanan


 Sampah makanan adalah kontributor terbesar emisi rumah kaca . Hal ini disebabkan karena sisa makanan yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah , dalam waktu singkat akan menghasilkan gas methane yang besar potensi untuk gas rumah kaca.

 Untuk mengurangi porsi makanan yang terbuang atau sisa makanan, makanlah secukupnya. Tidak ada sisa makanan yang dibuang.Hindari makan ala prasmanan di pesta pernikahan. Kebiasaan buruk mengambill makanan sebanyak-banyaknya, lalu meletakkan piring dengan sisa makanan yang sebagian besar dibuang. 

Jika kita mengadakan pesta dan masih ada sisa makanan pesta, sebaiknya kita bisa mengolah dengan memasak lagi dan berikan kepada mereka yang sangat membutuhkannya. 

 Apabila sisa makanan yang tidak layak makan, kita dapat mengolah menjadi pupuk kompos rumah tangga. 

 Tak ada sisa belanja yang berlebihan. Ibu-ibu muda saat belanja harus mencatat apa yang akan dibeli. Tidak berlebihan, sehingga ada sayur yang tidak dimasak sampai busuk.

 2.Hindari penggunaan plastik 


Plastik itu merusak tanah, laut dan lingkungan. Sifat plastik yang tidak dapat didaur ulang dapat mencemari tanah. Plastik juga berbahaya bagi Kesehatan karena punya sifat polutan PCB (Polychorinated biphenyl) dan PAH (Polycrylic hydrocarbon aromatic) yang dapat mengacaukan hormone. Solusinya adalah diet plastic. Dengan diet plastik kita ikut menjaga gaya hidup ramah lingkungan 

 Tips untuk hidup tanpa plastik
  • Bawa tas belanja sendiri
  • Usahakan untuk tidak gunakan plastik saat belanja di supermarket 
  • Gunakan tumbler sebagai pengganti botol plastic kemasan 
  • Tempat plastic penyimpan makanan perlu dimaksimalkan, dan tidak perlu beli baru terus menerus 

 3. Lepaskan kabel dari stop kontak


Listrik adalah bagian dari penggunaan fosil. Makin tinggi penggunaannya makin besar fosil yang digunakan juga Tenaga listrik yang kita gunakan saat ini masih gunakan fosil, batubara, gas dan lainnya. 

Saat kita tidak gunakan alat-alat rumah tangga listrik, seperti TV, AC , Microwave, komputer , sebaiknya dimatikan , diperhatikan colokan ikut mati bukan hanya tombol off dari alat itu. Kita dapat melihat dan merasakan apabila stop kontak listrik belum mati, maka akan ada aliran listrik yang menyala. 

Demikian juga untuk gadget dan laptop dan lain-lainnya. Untuk AC, di pagi hari, dapat disiasati dengan dimatikan dan buka jendela untuk mendapatkan cahaya matahari maupun udara yang bersih.

 4. Hobi menanam 


 Ayo siapa yang hobi menanam? Saat pandemi banyak di antara kalian pasti yang punya hobi menanam tanaman hias atau sayuran. 

Kenapa kita perlu menanam sayur sebagai ketahanan pangan nasional. Kita semua perlu mengetahui bahwa proses distribusi pangan mulai dari petani hingga ke tukang sayur di pasar itu sangat panjang. 

Ketika pasokan distribusi panjang, ada hal yang berimplikasi pada emisi yang ditimbulkan. Orang yang mengirim sayur itu butuh kendaraan untuk mengirim sayur. sampai ke tempat tukang sayur yang berjualan dekat rumah. 

Proses panjang itu bukan hanya soal bahan bakar saja tapi juga pupuk kimiawi yang digunakan oleh petani agar sayur cepat dipanen dan terhindar hama. 

Jika kita dapat memenuhi kebutuhan pangan kita melalui kebun yang ada di rumah kita, berapa emisi yang dapat kita hemat untuk bisa mengurangi rantai pasok yang panjang itu. 

Jika masih ada yang berdalih , wah saya tak punya tanah pekarangan untuk menanam. Hal ini bukan alasannya. Sekarang ada bermacam metode menanam sayuran seperti hidroponik atau aquaponic. 

Kedua metode ini menggunakan air sebagai media tanam. Ada yang mengatakan saya tinggal di apartemen, tidak mungkin menanam tanaman apa pun.

Sekarang ada vertical plant di tempatkan di balkon apartemen. Awalnya konsep dari vertical plant hanya untuk interior agar terlihat lebih cantik dengan adanya tanaman vertikal. Namun, berjalan waktu, tanaman vertikal ini digunakan untuk mengurangi polusi udara dimana tanaman bisa menyerap CO2 yang ada di sekitar .

 5. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi


 Penggunaan kendaraan pribadi roda empat tidak efiisen. Bensin selain boros sebagai bahan bakar fosil, juga mengeluarkan emisi karbon dioxide yang cukup besar. 

Transportasi umum? Keluhan pertama pasti banyak yang mengatakan belum aman dan nyaman. 

Namun, bandingkanlah jika ada 50 orang, masing-masing menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan 50 orang berangkat dengan kendaraan umum yang diangkut sekaligus. Berapa karbon dioxide yang bisa dihemat?

Bila satu bus besar itu meninggalkan jejak karbon, pasti jauh lebih sedikit dibandingkan jejak karbon masing-masing kendaraan (50 kendaraan), apalagi jika bus itu sudah gunakan tenaga listrik yang berbahan bakar ramah lingkungan. 

 6.Lampu Hemat Energi 


Sumber penerangan di dalam rumah kita tentunya menggunakan gunakan lampu bohlam. Ada beberapa jenis lampu bohlam yang belum LED , yang dayanya besar dan daya pendar penerangan tidak seoptilal jika kita gunakan lampu LED. 

 Ayo kita bandingkan 1 lampu LED berdaya 7 watt bisa setara dengan bohlam tanpa LED sebesar 65 wat, jadi 7 w= 65 W, konsumisi listrik untuk LED 10% sedangkan non LED, 100% , umur lampu bisa mencapai 10000 jam

Memang jika dibandingkan antara harga lampu LED dengan harga non-LED, pasti harga LED jauh lebih mahal ketimbang non LED. Tapi manfaatnya untuk bumi kita jauh lebih banyak . 

Jita dapat hemat energi. Jika serumah gunakan LED, dan kesadaran seluruh warga di sekoluruh Indonesia juga gunakan LED maka hemat energi pun dapat dihitung dengan sangat signifkan.

 7. Kurangi Makan Daging 


Penelitian menunjukkan bahwa diet daging merupakan salah satu dari cara terbaik untuk mengurangi jejak karbon.

 Dalam sebuah penelitian,diet penyebaran gas rumah kaca tertinggi adalah daging dari sapi, babi, dan pemamah biak lainnya

Sementara diet yang terendah di dalam emisi gas rumah kaca adalah rendahnya konsumsi daging. Jika ditanyakan alasannya, penelitian dari The World Support telah meneliti hal ini. 

 Dijelaskan bahwa emisi dari produksi peternakan terutama sapi dan sapi perah merepresentasikan 14.5% dari emisi greenhouse sedunia. 

Cara Anda mengurangi daging dengan hanya konsumsi satu kali sehari atau setelah itu seminggu sekali, atau menjadi gaya hidup seorang vegetarian. 


Kita semua ikut bertanggung jawab atas atas pengurangan emisi karbon. Demikian juga aku ikut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon dengan cara berikut ini: 

Perubahan Iklim
dokumen pribadi-canva.com


  • Gerakan Hijau Lestari Hutanku 


Hutan sebagai salah satu penghisap emisi karbon. Namun, saat kini kondisi hutan sangat memprihatinkan. Gundul karena banyak pembalakan liar. Sering terjadi pembakaran hutan karena kepentingan perusahaan atau pribadi untuk perkebunan kelapa sawit

 Aku telah membantu melestarikan hutan dengan menanam satu pohon di hutan melalui Alam Sehat Lestari. Alam Sehat Lestari memiliki program penanaman satu pohon dengan sumbangan yang ditransfer.

 Aku percaya bahwa aksi yang aku lakukan kecil perannya, tapi dampaknya global. 

  • Memilah Sampah


 Sampah adalah penghasil gas metane. Jika tidak dikurangi dan dibiarkan bertumpuk, akan membuat gas emisi makin tinggi. Memilah sampah juga jadi bagian dari tugasku sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.

 Sejak aku belajar banyak tentang sampah, aku selalu melakukan pemilahan sampah organik dan inorganik. Aku lakukan setiap hari. Sampah organik akan diambil oleh petugas sampah ke Tempat Pembuangan Sampah, sedangkan untuk sampah inorganik yang terdari dari botol plastik, kemasan plastik, doos kartun , botol gelas disalurkan kepada pemulung untuk di daur ulang lagi.

  • Kurangi Emisi Digital 


Di era digital saat terjadi pandemic Covid, kita semua dipaksa untuk berkomunikasi dengan zoom. Penggunaan media social ,video youtube jadi populer.

Seiring dengan makin besar penggunaan laptop, gadget/smartphone. kita seringlupa bahwa daya dan data laptop harus kita atur .Contohnya tampilan gambar diatur dengan brightness atau kecerahan. 

Aku selalu gunakanpengaturan yang redup dari laptop,PC,smartphone, TV, youtube, Netflix, maka daya pun akan lebih hemat.

Saat akses youtube, kita dapat menyetel model layar gelap sehingga hemat daya pada menu Pengaturan > Umum > Tampilan gelap / terang . 

Apabila daya listrik hemat, pada akhirnya akan mengurangi emisi digital. 

Ketika aku nonton youtube, aku menontaktifkan menu autoplay pada youtube agar data dan daya tidak terbuang percuma oleh video yang tidak ingin kita tonton

Pengaturan bisa dilakukan pada menu Pengaturan > Putar Otomatis > Aktivasi atau tidak. Cukup dengan download video yang ingin ditonton sekali, hal ini menjadi ramah lingkungan karena produksi emisi hanya dilakukan sekali saja. 

  •  Komunikasi Efektif & Produktif


Fenomena untuk upload semua kegiatan dari bangun tidur sampai tidur lagi diunggah dalam bentuk video. 

Bayangin berapa banyak video penuh di dunia maya dalam hitungan menit. Ingatlah bahwa huruf yang diketik, gambar yang diposting dan video yang dipublikasi memiliki konsekuensi emisi. digital 

Aku membatasi semua posting yang tak bermanfaat. Jika sedang ikut zoom pun aku  tak perlu menyalakan gambar. 

Saya selalu menghindari video call yang tidak penting karena komunikasi dalam bentuk digital yang menuntut pesan dan suara yang itu membutuhkan detail yang rumit. Sampah dari digital akan membuat banyak emisi. tulisan bisa diberdayakan. 


Dukung dan Partisipasi untuk kurangi Emisi Karbon

Perubahan Iklim
https://teamupforImpact.org


Ayo, teman-teman, dukung dan  ikut partisipasi Gerakan #UntukmuBumiku bersama  #TeamUpforImpact dalam membantu  melestarikan bumi tempat kita berpijak dan tinggal.  

Caranya sangat mudah dan tidak ribet:

1.Buka website TeamupfotImpact
2. Join for Now
3. Masukin nama dan email
4.Tekan Team UP Now
5. Selesai

Perubahan Iklim
https://teamupforImpact.org



Saya  merespon tantangan untuk hari Senin, tidak membeli makanan/minuman dalam kemas, Rabu, tidak makan daging merah, Kamis, tidak naik kendaraan berbahan bakar bensin, Minggu tidak menghasilkan sampah makanan.

Tantangan untuk petisi ini gampang. Meskipun ada 7 hari, kita bisa pilih mana yang sesuai dengan gaya hidup.  Tiap bulan akan berganti tema dan janji yang perlu dilakukan. Yuk terima tantangan ini.  Ngga ada yang tidak mungkin, semua untuk bumi tercinta kita agar tidak ada lagi cuaca ekstrim.


Sumber referensi: 

  • Mengenal Solusi Iklim Alami untuk Mitigasi Perubahan Iklim Indonesia: Kompas.com/sains/fenomena
  • Mematikan kamera saat video conference bisa mengurangi produksi emisi digital |Sumber gambar : blog.eonetwork.org
  •  Dampak & Fenomena Peubahan iklim oleh ditjenppi.menlhk.go.id

13 komentar

  1. Saya punya kebiasaan bawa tas belanja sendiri kalau ke supermarket. Supaya nggak sering-sering minta plastik sekali pakai kepada supermarketnya untuk membungkus barang-barang belanjaan.

    BalasHapus
  2. Semua langkah sudah aku lakukan mba kecual menggunakan kendaraan umum saat ini masih belum bisa karena terbatasnya angkutan umum dari rumah ke kantor makanya langkah ini masih diupayakan dengan solusi menggunakan sepeda lipat

    BalasHapus
  3. pemanasan global semakin meningkat🥺 , iklim cuaca ga menentu dan diperkirakan sampai tahun 2025 secara global itu bener-bener ga bisa bayangi.

    pribadi juga udah ngurangi sampah makanan dan plastik. kalo bukan dimulai dari diri sendiri mau siapa lagi ya kan kak Ina

    BalasHapus
  4. Dari 7 langkah yang sudah aku lakukan semuanya kecuali yang menggunakan kendaraan umum karena terbtasnya transportasi dari rumah ke kantor agak susah gitu mba. Solusinya sdg ingin mengunkan sepeda biar kurangi emisi karbon

    BalasHapus
  5. Memang harus semangat nih menanam pohon, karena kondisi memang panas. Jadi kudu kerjasama kita semua buat mengatasinya

    BalasHapus
  6. Bener banget Ibu, di Bandung pun cuacanya lagi galow, pagi2 panas mentereng, selepas siang hujan lalu terbitlah banjir. Semoga saja dengan langkah2 kecil yang dilakukan, beberapa tantangan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan diri bisa membantu bumi kita kembali pulih.
    Semoga hadirnya Gerakan #UntukmuBumiku akan selalu melestarikan bumi kita tercinta.

    BalasHapus
  7. Kayaknya kendaraan umum yang kini makin perlu digencarkan oleh pemerintah seperti yang ada di negara-negara maju. Mereka bahkan sudah terbiasa jalan kaki ke kantor. Meski demikian, kita bisa memulai dari yang bisa kita kerjakan dulu, ya.

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah saya terbiasa membawa kantong belanja sendiri tiap ke minimarket/supermarket. Di Sukabumi kebijakan ini masih berlaku, beda dengan di Bandung yang masih musiman.

    BalasHapus
  9. Jaman sebelum nikah aku tu bawel banget sama yang namanya hal-hal kaya gini. Harus bawa tas belanjaan, harus irit tisu, sampai ga boleh ada colokan yang on ketika nggak dipakai.
    Tapi trus suka malas dan abai.
    Sekarang sih cuma tas belanja nih yang masih sering inget. Dan baru mau coba belajar ngompos dan bikin eco enzim.
    Demi lingkungan dan masa depan anak cucu nanti deh

    BalasHapus
  10. Dari 7 tips untuk mengurangi emisi karbon dioksida kayanya susah bagian hobi menanam deh hahahaha. Lebih bagus tangan suami dalam tanam menanam daripada diriku yang tak telaten ini

    BalasHapus
  11. bisa banget nih ya kita ikut berperan terhadap langkah mitigasi perubahan iklim. karena emang semua harus dimulai dari diri sendiri. poin yang lain saya bisa ikutan langkahnya nih Bu, tapi soal listrik, nah ini nih yang masih jadi struggle

    BalasHapus
  12. Waah ternyata perubahan iklim ini berlangsung lama dan harus dicegah agar tidak membahayakan. Terimakasih tips dan sharingnya kak bermanfaat banget

    BalasHapus
  13. Sampai skrg aku jg sebisa mungkin ngelakuin hal2 yg disebutkan tadi, tapi memang blm maksimal sih. Apalagi plastik kemasan yg susah bgt buat diminimalisir, tp semoga suatu hari mampu bener2 gak pakai plastik sama sekali untuk keperluan harian. Anw makasih buat remindernya yaa kakk

    BalasHapus

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman