Kisah Natalku Mencekam , Menolong Penderita Covid

Ditengah hingar bingar suasana Natal, ada yang sibuk dengan tukar-menukar kado, makan-makan, perjalanan liburan atau bersenang-senang untuk belanja, ada segelintir orang yang sedang berjuang dalam penderitaan baik sakit maupun tetap bekerja untuk mendapatkan kecukupan ekonomi.

Natal adalah kelahiran Tuhan Yesus di dunia untuk penyelamatan manusia . Dengan kelahirannya itu ada beberapa pesan Natal yang ingin disampaikan dalam berbagai tema, misalnya perdamaian atas perang yang terjadi antar Israel vs Palestina, Ukraina vs Soviet. Ada juga tema respon manusia terhadap keselamatan yang diberikan secara gratis atas pengorbanan Yesus di kayu salib . 

Satu hari jelang Natalnya , tepatnya pada tanggal 23 Desember sekitar jam 14:00, seorang Ibu H menelpon saya: “Bu Ina, tolong ke rumah pak Hendra (kakak ibu Heni) dia sekarang sakit tidak dapat bernafas!” 

Bergegas bersama suami, saya menuju ke rumah Pak Hendra . Tiba di rumah Pak Hendra, saya melihat Pak Hendra dalam kondisi duduk pucat pasi dengan nafas yang tersengal-sengal. Langsung saya menelpon Ibu Heni bahwa Pak Hendra harus secepatnya dibawa ke Rumah Sakit. 

 Saya bertanya kepadanya: “Rumah sakit mana yang bisa menangani Pak Hendra?” Jawab bu Heni: “Dibawa ke Hermina Ciputat!” Lalu, saya bersama suami membawa Pak Hendra yang berjalan dengan menahan kesakitan,.

Akhirnya dengan susah payah, dia bisa masuk ke dalam mobil. Sayangnya jalan Ciputat menuju Rumah Sakit begitu macet total, saya sendiri yang duduk di sebelah Pak Hendra sudah merasa was-was, apakah Pak Hendra tahan untuk sampai di rumah sakit. Begitu mobil masuk di depan IGD, ternyata suster dan dokter tidak membolehkan Pak Hendra turun dari mobil. 

Saya masih belum paham alasan mengapa tidak boleh turun. Akhirnya suster menjelaskan bahwa IGD dan tidak ada kamar untuk pasien. Beruntung supir mobil online mau membantu untuk melanjutkan perjalanan ke RS Sari Asih. 

 Dengan traffic yang sangat padat, perjalanan serasa lambat sekali . Akhirnya, kami tiba di IGD RS Sari Asih. Dengan dibantu oleh satpam yang menyodorkan kursi roda, Pak Hendra bisa masuk ke ruang IGD, sementara anaknya mendaftarkan Pak Hendra ke bagian pendaftaran. Menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, Pak Hendra langsung mendapatkan oxygen dan pertolongan pertama yaitu pemeriksaan oleh dokter. 
Covid
dokpri

Malam makin larut, saya menunggu Ibu Heni yang datang rumahnya yang sangat jauh. Setelah datang barulah saya dan suami pulang. Berkecamuk pikiran dan perasaan saya, meninggalkan ibu Heni sendiri untuk menunggu Pak Hendra.

Esok harinya saya mendapat kabar buruk bahwa Pak Hendra menderita sakit mulai dari jantung bengkak, ginjal, gula darah tinggi , ginjal. Kompleks sekali yach penyakitnya. Dan satu lagi yang tak kalah mengejutkan adalah Covid. 


Begitu mendengar Covid, saya jadi kaget sekali. Lah di mobil saya bersebelahan dengan Pak Hendra, meskipun saya memakai masker, tetap saja saya khwatir terus. Untuk memastikan tidak lagi khawatir, saya pun mengambil antigen  test. Hasilnya sungguh melegakan hati saya, negatif.

Pak Hendra sebagai pasien covid harus dipindahkan karena RS Sari Asih bukan RS Covid. Tetapi sulitnya bukan main mendapatkan RS rujukan karena semua yang dihubungi penuh (Fatmawati, Suyoto, Persahabatan).

 Berita buruk tiba-tiba datang, hari Senin tanggal 25 Desember Pak Hendra sudah dipanggil Tuhan. Saya tentunya kaget plus tidak percaya segitu cepatnya

Saya hanya berdoa  kepadaNya agar menerima  Pak Hendra di sisiNya. Saya tak berani menemani Bu Heni untuk membereskan jenazah dan memakamkan pada malam itu . 

Sesuai protocol Covid, tentunya tak mungkin untuk menunggu hingga besok hari

Itulah kisah Natalku, menanti kedatangan Tuhan di hari Natal, ternyata Tuhan sudah datang melalui Pak Hendra yang sedang butuh pertolongan dan Tuhan juga yang memanggilnya dalam kondisi sangat tenang.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman