Songkok, Kopiah dari Pandan Jadi Moncer, Saat Ramadhan


Songkok Kopiah dari Pandan
dokpri



Dalam menyambut Idul Fitri, bukan hanya perempuan saja yang mengikuti tren fashion. Tetapi lelaki pun mengikuti trend fashion yang terbaru .

Fashion Ramadhan/Lebaran yang tak kalah menarik adalah Kopiah dari songkok. Sebelum kita bicara songkok. Kita perlu mengenal dulu songkok. Songkok disebut juga peci. Songkok merupakan alat tutup kepala yang digunakan sebagai identitas melambangkan mahkota kehormatan bagi sebagian besar kaum lelaki. 

 Apa beda songkok dan kopiah?


 Bentuk fisik dari peci biasanya bulat beda dengan kopiah yang lonjong. Motif dan kreasi peci lebih beragam jika dibandingkan dengan kopiah. Songkok berasal dari kata Inggris “skull cap”, berarti batok kepala, cap yang berarti topi. 

Mengapa lelaki mengenakan songkok sebagai penutup kepala? 


Tren lelaki mengenakan peci , songkok pada saat shalat memang bukan suatu hukum yang sah. Secara umum shalat tanpa penutup kepala baik itu berupa peci, songkok maka shalat tetap dianggap sah . 

 Alasan sah adalah karena bagian kepala laki-laki itu bukan termasuk bagian aurat yang wajib ditutupi. Lalu, apa alasan khusus mengapa lelaki harus gunakan songkok ? 

Seperti dijelaskan di atas bahwa songkok dikenakan sebagai identitas yang melambangkan kehormatan bagi sebagian besar lelaki. Jika mengenakan songkok, akan terlihat gagah, juga simboll identitas adat atau kultur di suatu daerah. 

Salah satu contohnya adalah songkok recca. Songkok recca dikenal di daerah Bone dan hanya boleh dikenakan oleh mereka yang memiliki darah biru. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, setiap golongan boleh menggunakan songkok peninggalan raja. 

Mereka harus paham bahwa mengenakan songkok akan menunjukkan karisma siapa sebenarnya pemakainya. Songkok Recca atau dikenal Songkok Pamiring atau Songkok to Bone menjadi tren saat pemerintahan Raja Bone ke-15. 

Dikenakan berpadu padan dengan sarung yang diikat dengan sarung yang diikatkan di pinggang. Penjual Songkok Songkok bukan hanya terdapat di Bone , Sulawesi saja, tetapi sudah berada di Jawa . 

Pengrajin Songkok


Di Lamongan, Jawa Timur, terdapat seorang pengrajin dan pengusaha kecil dan menengah Songkok. Bulan Ramadhan membawa berkah bagi mereka. Pengusaha berasal dari Desa Pengasalan, Kecamatan Kalitengah, Lamongan, Suwitomo mengaku bahwa per bulan dia memproduksi songkok sebanyak 70 kodi, khusus di bulan Ramadhan, produksi songkok bisa mencapai 100 kodi lebih. 

“Jadi memasuki Ramadhan ada kenaikan sekitar 50-60 persen”, katanya. Untuk memenuhi besarnya pesanan, karyawan harus kerja lembur dari pagi hingga malam hari. Mereka mulai bekerja dari 9 pagi hingga 4 sore. 

 Juga mereka kadang harus pulang malam hari. Pesanan bukan hanya dari Jawa saja, tetapi juga dari luar Jawa seperti Makasar, Jambi. Untuk Jawa, pesanan berasal dari Banyuwangi, Semarang dan Jakarta.

 Meskipun pesanan melimpah, ia tak menaikkan harga jual songkok. Harga tetap sama, untuk menghadapi persaingan.

 Proses pembuatan songkok: 


Khusus untuk pembuatan songkok di Jawa Timur dan di Jawa Tengah, bahan dasar menggunakan anyaman daun pandan. Daun pandan ini dijemur hingga kering. Setelah kering, dianyam dan dipotong . Potongan itu lalu dijahit sesuai dengan pola songkok. Keunggulannya adalah awet, nyaman dikenakan. 

 Kreativitas dan peluang untuk menggunakan kekayaan lokal dan kesempatan menjual di saat musim Ramadhan jadi kunci keberhasilan para pengrajin songkok mendulang cuan.




Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman