Kesehatan Mental: It is OK to ask for Help. Let's Stop The Stigma, Talk About Mental Health Only

 

pexels-ron-lach
pexels-ron-lach

Robin( bukan nama sebenarnya), tak bisa bergeming menatap masa depannya yang gelap. Pekerjaan sudah tidak ada karena dia terlibat dalam kasus pembunuhan yang sebenarnya tak diinginkannya. Sebagai anak buah dia harus menghadapi dua pilihan berat , perintah dari atasan untuk membunuh orang lain, atau tidak mengikuti perintah atasan dengan konsekuensi dia dikeluarkan dari instansi tempat bekerja. 

Ketika dia terpaksa mengikuti perintah atasan karena nilai hidup yang diajarkan oleh keluarganya adalah turut terhadap atasan tanpa melawan. Robin merasa terus menerus bersalah kenapa dia tak melawan atasan supaya dia terhindar dari hukuman. Rasa bersalah yang tak pernah henti itu membuat dirinya tak punya kepercayaan diri lagi dan tak kuasa mengangkat dirinya untuk bangkit. 

Martini  (bukan nama sebenarnya) sebagai ibu dengan ekonomi terbatas. Dia telah membesarkan anak-anaknya dengan sukses . Sayangnya, di usia tua, dia justru kehilangan pendamping setianya, suami tercintanya. Anak-anaknya tidak lagi menaruh empati atau perhatian kepadanya . Tak ada teman dekat dalam menemani dirinya dalam masa perkabungan. Kondisi fisik Martini makin menurun karena kekhawatiran dan kesepian hidup sendiri terus mendera pikirannya. Dia sering menangis sendiri dan ingin bunuh diri 

Toni (bukan nama sebenarnya) dari keluarga sederhana. Di lingkungan kerja ,teman-temannya sering memposting kekayaan dan kesejahteraan dengan liburan mewah. Toni sedang berpikir bagaimana caranya mendapat uang seperti teman-temannya. Lalu, dia mendapatkan tawaran untuk masuk investasi di suatu koperasi dengan imbal hasil yang menggiurkan. Sayangnya, pemilik koperasi itu mulai gagal bayar. Uangnya amblas dan impian jadi kaya pun hilang. Dia kecewa dan kesal dengan hidupnya yang tidak berguna, ingin bunuh diri karena kehilangan uang, harta yang sulit didapatkan dan diharapkan jadi investasi ,tapi ternyata hilang.

“Dari debu…. Kita memindahkan blok-blok di jiwa yang terluka “

#DearSenjaBlogCompetition

3 cerita kasus di atas hanya segelintir kisah dari orang yang sedang mengalami sakit mental. Diluar sana masih ada kasus-kasus lain yang sedang dihadapi oleh orang yang sakit mental. Mereka merasa terluka , trauma, sakit hati, benci, kecewa berat terhadap seseorang, kondisi yang memporak-porandakan kehidupan mereka.

Aku juga mengalami perubahan dari kehidupan normal menjadi terbatas di rumah  karena covid , harus tinggal di rumah selama dua tahun tanpa bisa beraktivitas di luar membuat jiwaku berontak. Aku type introvert tapi suka dengan ruang terbuka untuk inspirasiku.  Biasanya aku bisa bertemu dengan teman-teman yoga di luar rumah, berdiskusi tentang penulisan buku di ruang terbuka, berdiskusi tentang kegiatan sosial gereja.

Satu hingga 5 bulan, aku masih punya harapan bahwa Covid akan segera selesai. Aku bisa beraktivitas di luar rumah.  Namun, aku tak bisa menyangkali diri,  semua harapan itu pupus.  Aku seperti terkurung dalam ruang tertutup tanpa dunia luar.  Aku sering marah dan kesal. 

Kesehatan Mental
Dokpri-canva.com



Beruntung aku segera mengikuti suatu seminar tentang kesehatan mental.  Ketika sakit mental itu dibiarkan terus menerus tanpa penanganan serius, maka stres yang berkepanjangan itu akan berubah jadi depresi. Ketika depresi pun dianggap remeh oleh teman dekat, keluarga, maka dampak sakit mental itu akan menjalar ke sakit fisik.

Sakit fisik mulai tingkat rendah hingga tingkat tinggi , misalnya risiko penyakit kardiovaskular, jantung. Sakit mag yang tak kunjung sehat dan bahkan menjadi tahap yang membahayakan. Pada akhirnya orang yang tak tertangani depresinya akan melarikan diri dari dunia nyata, dengan mengisap ganja, candu, obat penenang dan seterusnya. 

Ach, aku dengan kesadaran penuh segera kembali, untuk menerima keadaan (self-acceptance) yang di luar kontrolku,  menerima diriku apa adanya (self love)  dan mencari kegiatan di dunia maya lebih banyak.

 Mengapa Kesehatan mental itu sangat penting? 

Kesehatan Mental
dokumen pribadi-canva.com


3 kunci utama mengapa kesehatan mental itu sangat penting:

 1. Kesehatan mental berdampak kepada kesehatan fisik 


Jika seseorang sakit kanker, kita tidak dapat menyalahkan mereka tentang penyakitnya. Kenapa kita tidak memberikan stigma yang yang sama bagi kesehatan mental. Depresi salah satu contohnya  orang dapat menyebabkan bunuh diri. 

Dalam tubuh ada pikiran, jiwa, mental. Semuanya menyatu. Jika mental terganggu misalnya stres,  hal itu dapat mengurangi sistem imun, dan dapat mengakibatkan sakit dan ketidakmampuan untuk berkegiatan.

 2. Akhiri stigma dan rasa malu untuk kehidupan yang lebih baik


 Lebih baik bicara kesehatan mental ketimbang sakit mental. Jika bicara sakit mental persepsi orang tentang orang yang sakit jiwa dan tidak normal. Bagian dari proses penyembuhan adalah titik balik dari orang yang berada di sekitar merasa sama dengan persepsi orang yang sakit. 

Jika kita tidak sempurna bukan berarti kita tidak berharga. Jika kita bisa menyadari hal itu, kita dapat membantu orang lain untuk merasa hal yang sama. 

Stigma membuat kita menjadi malu. Jika kita memang sakit, kita harus sadar bahwa kita butuh bantuan . Satu sisi kita perlu kesadaran, sisi lain orang lain harus menghilangkan stigma. Uluran tangan bisa bersambut oleh mereka yang sakit apabila mereka dianggap sama dan jangan anggap meremehkan atau mempermalukannya. 

3. Kesehatan Mental Berdampak pada segalanya 


Kesehatan mental kita akan berdampak bagaimana kita menghadapi hidup kita. Kurang kesadaran akan berdampak buruk seperti ketidak adanya harapan, kesedihan, tidak berharga, perasaan bersalah, perasaan takut dan khawatir dan kontrol kehilangan. 

Relasi kita akan hancur dan performa kita baik itu di sekolah atau pekerjaan akan menurun. Seringkali orang yang sakit mental ingin mengisolasi diri . Kita kehilangan motivasi atau keinginan apa yang dinikmati. Tidak bisa menyelesaikan pekerjaan . Sulit berkonsentrasi dan bahkan sulit berfokus untuk mengorganisasi segala sesuatu. 

Seringkali sering menyakiti diri sendiri. Pola yang sangat destruktif seperti penggunaan obat-obatan, ingin bunuh diri. Semua hal ini bisa terjadi jika kita tidak menganggap serius bahwa Kesehatan mental sangat penting.

 Bagaimana penanganannya? 


Pertama, pikirkan gejala-gejala yang kamu alami dalam kehidupan sehari-harimu. Dalam kehidupan tiap orang, ada yang dapat kita kontrol, tetapi ada yang tidak dikontrol.

Apakah kamu mengalami gejala yang berlangsung hampir 2 minggu? 

Kesehatan Mental
dokumen pribadi-canva.com


Mereka kesal terus . Merasa kecewa tetapi masih dapat melakukan pekerjaan/sekolah/pekerjaan rumah tangga .Mengalami gangguan tidur .Merasa kecewa tetapi masih dapat merawat dirimu sendiri atau orang lain. 

Jika demikian, inilah langkah-langkah yang dapat membantumu: 
  • Latihan (aerobics, yoga)
  •  Berinteraksi dalam sosial media (virtual atau secara langsung) 
  • Tidurlah dengan jadwal regular 
  • Makan yang sehat 
  • Bercengkerama dengan teman atau anggota keluarga yang dapat dipercaya 
  • Praktek meditasi, relax dan “mindfulness” (kesadaran diri). 

Jika gejala di atas tidak membaik, bahkan menjadi buruk , carilah tempat atau orang atau tempat Pelayanan Kesehatan. 

Apakah kamu memiliki gejala yang lebih parah dari 2 minggu lebih?


  • Kesulitan tidur 
  • Perubahan cita rasa yang membuat perubahan berat badanmu 
  • Berjuang keras untuk bangun pagi karena mood 
  • Sulit berkonsentrasi 
  • Minat untuk hal yang biasanya kamu nikmati 
  • Tidak dapat melakukan fungsi dan kewajiban sehari-hari 
  • Ingin merusak atau menyakiti diri sendiri 

CARILAH BANTUAN PROFESIONAL

Kesehatan Mental
canva.com


  • Psikoterapis (Terapi bicara) baik secara virtual atau langsung, secara individu atau kelompok atau famili.
  • Obat-obatan
  • Terapi stimulasi otak

Gunakan Platform media sosial media yang efektif untuk promosi kesadaran Kesehatan mental 


 Sosial media platform dikembangkan dengan pesat sebagai media komunikasi masa. Dengan adanya peningkatan kesadaran Kesehatan mental melalui sosial media merupakan inisiatif yang baik untuk mencapai sejumlah orang dalam jumlah besar dalam waktu singkat. 

Bahan dan Metodenya: 


Suatu penelitian untuk mengevaluasi platform sosial media yang mempromosikan kampanye kesadaran mental selama 5 bulan .

 Kampanye terdiri dari Dua bagian : 

1. Teman Baik untuk Pencegahan Bunuh diri:

 Kampanye online untuk menciptakan kesadaran tentang pencegahan bunuh diri. Kampanye termasuk naskah tertulis , slogan tertulis, pembuatan poster dan pembuatan film pendek untuk public yang tertarik untuk terlibat dalam kampanye ini. 

2. IQ Tobacco 

Merupakan suatu kampanye selama 12 hari untuk penghentian rokok (tembakau) pada suatu komunitas, dilakukan oleh pengunjung media sosial yang ingin berpartisipasi 


Manusia itu rapuh, mudah untuk kena gangguan mental.  Tapi kita harus memiliki kesadaran mental secara penuh.  Kesehatan mental itu tak boleh diabaikan. Jika ingin sehat seutuhnya, sehatkan mental , jiwa dan fisikmu secara utuh.

Sumber referensi:

  • Top Ten Reasons Why Mental Health is So important: https://www.planstreetinc.com/top-ten-reasons-why-mental-health-is-so-important/ 
  • Mental Health : Strenghtening our response https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response 
  • The importance of Mental Health Awareness: https://www.pinerest.org/newsroom/articles/mental-health-awareness-blog/ 
  • World Health Organization – What To Do in Times of Stress Maintaining mental health and well being: https://www.thinkmentalhealthwa.com.au/about-mental-health-wellbeing/ways-to-look-after-your-mental-health/maintaining-mental-health-and-wellbeing/

7 komentar

  1. kalau misalkan ngobrol dengan sahabat, bisa mempengaruhi gak kak? atau harus ke yang profesional?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Rendi Riansyah: curhat dengan sahabat yang mengerti tentang kesehatan mental is OK.

      Hapus
  2. Banyak yang bilang kalau sakit fisik sebagian besar berawal dari pikiran. Jadi memang kesadaran mental penting untuk diusahakan. Dan lebih baik memang konsultasikan dengan profesional ya daripada diagnosis sendiri.

    BalasHapus
  3. Jangan katakan: kamu sakit mental.
    Tapi katakan, kesehatan mental kamu terganggu, lebih halus dan memudahkan seseorang untuk diajak berobat ya. Jadinya stigma ini pengaruhnya kuat ya

    BalasHapus
  4. Biasanya aku cuman curhat ke teman dekatku aja kalau aku punya masalah hidup, jarang curhat sih karena di sisi lain aku nggak berani ceritain masalahku apalagi ortu. Bahkan agak takut kalau ceritain masalah ke teman aibku bakal disebar ke teman-teman lain.

    (Alya)

    BalasHapus
  5. Masalah kesehatan mental ini juga harus diperhatikan ya Bu
    Sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik

    BalasHapus
  6. senang deh, sekarang mental health bukan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan. semoga semakin banyak yang berani untuk meminta pertolongan kepada profesional ketika merasa sedang tidak baik-baik saja yaa

    BalasHapus

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman