Kelola Emosi Ternyata Tidak Sulit. Perlu Berlatih Setiap Waktu

Kelola Emosi itu ternyata tidak sulit
dokpri.


Ayo coba tebak satu pertanyaan saya , apakah emosi itu ada yang namanya emosi positif dan negatif? Sudah menjawab? 

Jika sudah, yuk diperiksa kembali apakah benar jawabannya. Jadi emosi itu tidak ada yang positif maupun negatif. Artinya emosi itu netral. Bukan positif maupun negatif. Loh, kok bisa netral?

Definisi dari emosi itu adalah suatu respond yang disampaikan oleh tubuh terhadap sesuatu peristiwa yang terjadi. 

 Ada pesan yang menyertainya. Contoh kongkritnya : misalnya jika kamu melihat nilai ujian temanmu yang menyontek lebih tinggi dari nilai ujianmu yang benar-benar murni dari hasil kerjamu. Kamu pasti merasa tidak adil , kenapa temanmu dapat nilai tinggi sedangkan dirimu yang benar-benar belajar, hasilnya jadi sedang saja. Kamu merasa diperlakukan tidak adil. Lalu timbullah reaksi terhadap ketidak-adilan itu, kamu marah. Jika kamu biarkan respond itu tanpa berpikir rasional maka kamu akan meledakkan kemarahanmu kepada teman, guru dan sebagainya. 

Namun, apabila kamu berpikir rasional bahwa angka hasil contekan itu pasti akan merugikan diri temanmu sendiri. Pada akhirnya, temanmu pasti akan kesulitan apabila dia tak jujur dengan dirinya sendiri. 

Nach disinilah peran emosi, pertentangan antara otak yang berpikir secara rasional dengan otak yang hanya emosional. Apabila kamu hanya gunakan emosi saja, berarti otak yang rasional itu tak berfungsi dengan benar.

Emosi itu sebagai pesan


Rasa cemas, terluka, kecewa, takut dan sedih itu tidak datang sendirian . Ada hampir 24 emosi yang ada dalam otak manusia. Dengan adanya ke24 emosi itu kamu tentunya bisa mengenali dirimu sendiri. Inilah saatnya mengelola emosi agar otak kita siap bekerja sesbelum memutuskan respond. Jadi berikan jeda waktu agar otak dapat berpikir secara rasional dan agar ada sinkronisasi antara pikiran dan emosi. 

Cara mengelola emosi: 


1.Sadari 


 Saat ini apa yang kamu alami? Senang, sedih, kecewa. Setelah kamu mengenal apa yang kamu alami, kamu ambil jeda waktu untuk berhenti. T

indakan untuk berhenti itu dapat berupa:

 a.Mendengarkan nafas: harus dilakukan dengan berlatih terus menerus, bukan hanya sekali ketika kita sedang mau marah. 
b.Mengamati sekitar: mengalihkan focus kemarahan ke tempat yang lain
c.MEnulis: menjadi alat untuk mencurahkan hati dan tidak perlu dibagikan kepada orang lain. d.Bergerak/pindah tempat: Saat kamu marah ketika mendengar suatu fitnah. Lalu kamu harus pergi ke tempat sepi dimana kamu bisa mencurahkan hatimu bahwa hal itu tidak benar. 
e.minum air putih : fungsinya untuk menenangkan emosi yang sedang mendidih menjadi lebih mencair. 

 2.Kenali:


 Di poin 1 kamu sudah kenal dengna baik bahwa kamu sudah mengenali nama emosimu. Contohnya kamu sedang marah karena tidak ada perhatian dari anak-anakmu tentang peraturan yang sudah kamu berikan. 

Setelah mengenali , kamu harus pahami bahwa aku sekarang ini di tahap marah . Tapi aku sadar bahwa kemarahanku ini adalah “tidak pantas karena aku sendiri tidak konsisten untuk mendidik anakku. Kadang aku memperbolehkan dia berbuat itu, kadang-kadang aku melarangnya. Hal ini membuat mereka bingung tentang konsep apa yang harus dilakukannya.

 Paham bahwa aku tidak selalu benar dalam mendidik membuatku berhenti untuk tidak marah tanpa alasan yang jelas. 

3.Terima 


Tahap inilah yang paling krusial karena keputusan untuk tidak melakukan aku tidak selalu benar menurut emosiku. Aku harus melihat sisi lain untuk menerima diriku ini memang kadang salah. Contohnya terlanjur marah kepada orang lain, kamu harus mengerti apakah tindakanku marah itu tepat atau tidak? 

4.Kelola


 Mengelola emosi dengan menajukan pertanyaan berikut ini: 
a.Apa sebaiknya saya lakukan?
b.Is it helpful or is it harmful? 
c.Let’s think abount it in the daylight. 
d. I-message 

 Yuk , kita pelajari mengelola emosi dengan baik sehingga kita tidak mudah bertindak salah ketika rasio tidak digunakan, empat tahap di atas tidak dilakukan.

8 komentar

  1. Emosi kalau tidak dikelola dengan baik akan menjadi boomerang. Kadang bikin hati jadi nggak tenang bahkan bisa dihantui kekhawatiran dan rasa bersalah. Semakin dewasa kita harus pandai mengelola emosi dan belajar dari masa lalu.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, aku sudah menerapkan untuk mengelola emosi. Dan aku sudah rasakan begitu tenangnya hidup ini.

    Mengeloa emosi bukan berarti kita tidak memiliki ekspresi tapi lebih tepatnya agar apa yang kita rasakan tidak terlampiaskan ke orang lain

    BalasHapus
  3. Bisa ya sebenarnya mengelola emosi, walau mungkin diawal sulit, tetapi kalau dibiasakan bisa sebenernya

    BalasHapus
  4. Ini aku setuju banget bu. Beberapa tahun lalau aku belajar mengelola emosi, sekarang terasa banget ketika disudutkan atau diomongin gak enak, gak langsung emosi, lebih rileks menghadapinya

    BalasHapus
  5. Ya Allah iya, aku tuh masih sulit mengelola emosi
    Terimakasih sudah menulis ini Bu, jadi ingat untuk terus semangat mengelola emosi dengan lebih baik

    BalasHapus
  6. Aduh ini memang pelajaran yang sulit. Nggak gampang memang mengelola emosi yang hadir, tapi harus dilatih dan dibiasakan sebelum respon dari emosi itu hadir dalam bentuk yang merugikan.

    Seorang kawan pernah berkata, tersinggung itu refleks tapi memukul itu pilihan.

    BalasHapus
  7. Makasih tipsnya bu, kalau lagi emosi tuh kadang suka ngomong yang menyakiti orang lain. Jadi memang harus benar-benar belajar mengelola emosi nih.

    BalasHapus
  8. Wah baru tahu emosi sendiri itu sebenarnya netral ya. Mengelola emosi masih jadi pr aku nih samoe sekarang

    BalasHapus

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman