Breast Cancer Experts Network (BCEN), Pelopor Jejaring Digital Ahli Onkologi di Indonesia

BCEN Pelopor

 

Menjadi survivor kanker payudara di keluarga saya, kakak dan kakak sepupu adalah perjuangan berat yang harus dilalui oleh keduanya. Meskipun diagnosa kanker payudara kakak saya dan kakak sepupu adalah stadium 1, tapi bagi mereka berdua hal itu tidak mudah saat vonis dijatuhkan.
 
Momok penyakit kanker dengan paradigma penyakit yang mematikan. Bagi kakak saya penuntasan pengobatan payudara dengan biopsy dan akhirnya,operasi pengambilan kedua payudaranya (maksetomi) merupakan metode yang dilakukan di Belanda untuk pencegahan  munculnya dan tersebarnya kanker.
 
Sedangkan kakak sepupu saya dulunya hanya ingin check-up biasa, ternyata ditemukan kanker payudara.  Dia harus menjalani operasi dan serangkaian proses kemoterapi yang dilakukan di Singapore. Diagnosa tepat waktu, dan treatmen yang tuntas menjadi solusi bagi survivor kanker payudara untuk bisa sembuh. 
 
Kanker payudara di Indonesia merupakan penyakit kanker yang menduduki peringkat ke 5 yang sebelumnya di peringkat ke-8 dan terbesar di Asia Tenggara. 
 
Menurut data dari RS Kanker Dharmasi Tahun 2018, Jumlah penderita penyakit kanker payudara menyumbang sebesar 19,18% dibandingkan kankeryang lainnya Kolorektal 14,28%, Hati 10,64%, Nasofaring 10,44%, Prostat 8,49%, Non-Hodgkinlymphoma 7%). 
 
Sayangnya, 70% para pasien kanker payudara datang ke fasilitas Kesehatan dalam kondisi stadium 3B, dimana penyebarannya sudah cukup berat. Pasien dari daerah harus datang ke Jakarta karena keterbatasan Dokter Onkologi di daerah terpencil dan prasarana untuk pengobatan lanjut.
 

 Tantangan Pasien Kanker Payudara

 
Kendala yang dihadapi oleh para pasien kanker adalah keterbatasan jumlah i onkologi yang ada di kota kecil terutama  Provinsi di Indonesia Timur dan daerah terpencil.
 
Distribusi Dokter Onkologi yang tidak merata, hanya terpusat di Jawa, Bali menjadi salah satu kendala dari penyembuhan survivor kanker. 
 
Jumlah dokter spesialis Onkologi : 
  •  217 Sp.B(K) onk 
  •  139 Sp.PD, K-HOMt 
 
Jumlah dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan hematologi dan onkologi di Indonesia hanya berkisar 139 dokter dengan sebaran di 17 provinsi. Dokter bedan hanya 217 orang yang sebarannya di 28 provinsi.  Jumlah onkologi radiasi 118 dokter, dokter spesialis hematologi dan onklogi lebh sedikit, hanya sekitar 80 dokter.

 
Keterbatasan kapabilitas atau pembelajaran bagi dokter onkologi yang berpraktek di daerah terpencil tidak optimal karena mereka tidak bisa akses edukasi dan pembaruan pengetahuan di lokasi terpencil dan terbatas. 
 
Penanganan yang tidak optimal itu pasti akan berdampak buruk terhadap kematian maupun rendahnya angka kesintasan.
 

Peluncuran Breast Cancer Experts Network(BCEN)

BCEN Pelopor
sumber: PT.Roche Indonesia


Gap dan disparitas jumlah penderita penyakit kanker payudara dengan jumlah dokter onkologi yang melayani harus ada solusi yang tepat. 
 
Untuk menjembatani masalah diciptakanlah kanal  Breast Cancer Experts Network (BCEN) di dalam platform jejaring Docquity.   Prakarsa BCEN diprakarsai  oleh PT. Roche Indonesia, sebuah perusahaan farmasi dan diagnostik di dunia, dengan focus pada pengembangan sains untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
 
BCEN
Sumber: PT.Roche Indonesia

Peluncuran BCEN dilakukan pada tanggal 2 Nopember 2021 dengan webinar bertajuk Breast Cancer Experts Network , Pelopor Jejaring Digital Ahli Onkologi di Indonesia.
 
PT. Roche Indonesia bekerja sama atau berkolaborasi dengan docquity . Docquity adalah platform Edukasi dan Jejaring Digital bagi dokter dengan focus meningkatkan hasil yang lebih baik dari luaran pasien 
 

Apakah  docquity? 

 
Docquity merupakan platform digital yang diciptakan untuk digitalisasi bagi para expert onkologi di Indonesia. Jejaring edukasi digital yang sangat komprehensif dan pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara bagi dokter spesialis Onkologi. 
 

Program Oncology Experts Network

 Program edukasi digital bagi dokter spesialis itu tentunya harus berkesinambungan. 
 
Terdapat tiga program yang difasilitasi yaitu:
  •   Reach & Awareness:
  1. Pembentukan komunitas dokter spesialis onkologi 
  2. Undangan langsung bagi dokter melalui institusi /asosiasi spesialisnya
  •  Educate & Engage Program pelatihan daring melalui MDT (multi Disciplinary tema), CME, Webinar, Doctalks, Ask the Expert 
 
  • Insights Survey: 
  1. Kebutuhan dokter
      2.Pandangan Pasien Tujuannya .Pusat pertukaran pengetahuan yang interaktif untuk mengakses informasi ilmiah terkait penatalksanaan kanker payudara terkini. .Berbagi pengalaman klinis .Berdiskusi kasus nyata dengan berbagai ahli di Indonesia dan di internasional 
 
Harapan dengan adanya BCEN ini para dokter onkologi di Indonesia dapat mengenal BCEN lebih dekat. Bahkan BCEN dapat membantu para dokter spesialis onklogi di daerah yang terpencil dapat terhubung secara digital dengan sejawat di Indonesia dan se Asia Tenggara. 
 
Bahkan meningkatkan kualitas hidup dan hasil penatalksanaan pasien kanker payudara. 
 

Persyaratan dan Cara mendaftar BCEN

Syarat dan kriteria dari anggota BCN adalah sebagai berikut ini: 
 
1.Terbuka para spesialitis konsultan Onkologi, bedah onkologi, dokter radiasasi, dokter yang ada dalam lingkup multi disiplin penyakit kanker payudara.
2.Terdaftar sebagai dokter di IDI 
3. Mendaftar diri di aplikasi BCN yang dapat diupload melalui website atau melalui aplikasi BCN di google playstore 
4.Tidak dikenakan biaya apa pun 
 

Kegiatan BCEN di tahun 2021-2022

  • .Minggu ke -2 bulan Nopember 2021, webinar dari multi disiplin Onkologi .
  • Release Article tiap minggu 
  • Forum diskusi one on one dengan pelopor Jejaring Digital Ahli Onkologi, Prof.Dr. Aru W. Sudoyo ,Sp.PD-KHOM,FINASIM, FAC selaku Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia
 

 Apa manfaat bergabung dengan BCEN?

 
Dua orang dokter yang telah bergabung dengan BCN yaitu Dokter Eko AdhiPangarsa, Sp.PD-KHOM, anggota BCEN dari Semarang menceriterakan atau memberikan testimoni , manfaatnya adalah menarik dan terbuka bergabung dengan komunitas BCEN karena dapat mendengarkan berbagai masukan disiplin ilmu dan penatalaksanaan pasien yang telah komplikasi dan bagaimana cara menegakkan diagnosis dengan baik. 
 
Bahkan beliau bercerita saat  mendapatkan seorang pasien kanker payudara yang langsung dirujuk oleh dokter umum. Diagnosa awal yang tepat dari dokter umum membawanya kepada penatalksanaan pasien dengan cepat dan baik sehingga pasien pun dapat teratasi dan sembuh. 
 
Dokter Muhammad , MSi Med, Sp.B (K) Onk, anggota BCEN Samarinda menceriterakan bahwa ilmu itu harus terus diupdate. Sebagai dokter yang ditempatkan di daerah terpencil, merasa terbantu dengan insight dari para dokter kolega atau peernya tentang bagaimana cara penanganan pasien kanker yang tidak memiliki prasarana yang kurang baik. 
 
Juga diceriterakan bagaimana ketika seorang ibu dari daerah yang terpencil dari Samarinda, datang kepada beliau, dengan kondisi yang sudah tidak baik. Lalu, Dokter Muhammad bingung dengan obat paten yang diberikan kepada pasien, namun pasien tidak membeli karena tidak mampu dan tidak diganti oleh BPJS untuk obat paten itu. 
 

Peran Kementrian Kesehatan 

 
Dr. Wiwi sebagai wakil dari Kementrian Kesehatan mengatakan dukungan pemerintah untuk mengatasi gap jumlah SDM dokter onkologi yang kurang baik dari segi kuantitas maupun kapabilitas dari yang dibutuhkan dengan mapping kebutuhan dari provinsi mana yang lebih dan mana yang kurang. 
 
Khusus untuk hadapi tantangan pandemi dengan kurangnya dokter onkologi, program medicine diharapkan untuk peningkatan kualitas kerja dari fasilitator Kesehatan di tempat yang terpencil untuk belajar dengan tingkat provinsi. Juga akan terus membantu mengatasi kesulitan dari para dokter dalam mendiagnosa pasien karena adanya keterbatasan waktu dan tempat , serta memonitoring dan melindungi dengan kebijakan 
 

Pesan Singkat dari Roche Indonesia 

 
Saat menutup pembicaraan talk show, Dr. Alt-Allah Mejri, Presiden Direktur PT.Roche Indonesia memberikan harapan dan pesan bahwa BCEN adalah sebuah Langkah kecil dari sebuah kolaborasi dari semua pihak, dokter, pemerintah, private sector .
 
Sebuah Langkah kecil menjadi lompatan yang besar bagi permasalahan besar dengan cara kolaborasi antar masyarakat, pemerintah, private sector untuk mencapai Indonesia Sehat

12 komentar

  1. seneng banget ada kanal khusus kanker payudara

    karena kanker payudara termasuk terganas kedua setelah kanker paru paru

    dan penderitanya baru mengetahui setelah stadium lanjut sehingga banyak yang gak tertolong

    BalasHapus
  2. Platform Docquity kedengarannya sangat membantu para dokter untuk terus memperbaharui ilmunya ya. Supaya seumur hidup tetap belajar terus.

    BalasHapus
  3. Kanker memang seram dan menakutkan. Hal inilah yang membuat sedih . Deteksi dini penting banget.

    BalasHapus
  4. kereeennn bangetttt ada kanal semacam ini. Jadi kita mengetahui berbagai cara mengatasi dan menangani sedari awal terkait kanker ini.

    BalasHapus
  5. Oh i see jadi ini semacam encourage para dokter onkologi untuk turut terlibat dalam BCN yaa untuk meningkatkan insight soal penatalaksanaan pasie breast cancer salah satunya.

    Bu Ina itu yang hasil survey sepertinya ada yang pelru diedit pointersnya yah?

    BalasHapus
  6. Semoga langkah ini bisa menjadi solusi permasalahan kanker payudara. Terutama dalam hal penyebaran dokter yang masih berpusat di Jawa dan Bali. Yang dari data yang disampaikan memang jumlahnya sangat tidak ideal sekali.

    BalasHapus
  7. Bagus banget ini ada saluran khusus untuk kanker gini. Aku kira sudah ada perhimpunannya sejak dulu. Semoga kasus kanker payudara bisa lebih cepat diatasi

    BalasHapus
  8. Kanal BCEN ini pasti bermanfaat untuk lebih memahami lagi. Karena memang update ilmu seperti ini diperlukan, agar makin peduli lagi terhadap gejalanya

    BalasHapus
  9. Sebagai perempuan kita harus aware ya Mbak , harus rutin cek juga. Plus harus nambah ilmu dan informasi. Semoga kita dijauhkan dari segala penyakit. Aamiin

    BalasHapus
  10. Dan orang Indonesia itu anehnya sudah tervonis kanker, tapi masih berusaha berobat alternatif. Padahal jika terlambat bisa fatal. Tetanggaku ada yang seperti itu, nggak percaya medis. Malah lebih percaya alternatif dan berakhir meninggal. Sedih banget.

    BalasHapus
  11. Awareness terhadap breast cancer emang perlu di tingkatkan dan di sebarluaskan terutama untuk kaum hawa. Sedikit yang peduli ditambah jumlah dokter yang terbatas menyebabkan penanganan pasien dengan breast cancer terpusat di satu pulau. Sama halnya dengan dokter digestif mba, terbatas hanya ada di rumah sakit provinsi.

    BalasHapus

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman