Oase Tur Virtual yang Membuka Mata Tempat Sejarah Kemerdekaan


Sumber : Kinokuniya
 

Usia kemerdekaan RI ke-75 , selayaknya Negara ini penuh pengalaman hidup (bahagia) dan pengalaman kritis. Merdeka dan lepas landas dari masalah dasar ekonomi,kesehatan, sosial.

 

Namun, nyatanya setumpuk masalah menggunung mulai dari ekonomi yang merosot tajam saat Covid-19 dengan pertumbuhan minus 5,3% di kuartal I , kesehatan masyarakat jumlah peningkatan  terpapar Covid menjadi 135.123 kasus per 15 Agustus 2020, sampai masalah penggangguran yang berpotensi jadi masalah sosial naik jadi 6 juta orang.

 

Kemerdekaan RI ke-75 kali ini penuh dengan ironi kemanusiaan dan kesehatan yang perlu penanganan dan kontribusi dari seluruh warga dan pemerintah Indonesia secara cepat dan tepat. Perjuangan belum berakhir. 


Di lingkungan Komunitas Senam Tera, kami selalu melakukan upacara bendera menyambut Kemerdekaan RI.  Para peserta senam dengan memakai seragam kaos merah dan celana putih berkumpul di depan pos keamanan dengan design joglo.  

Aba-aba untuk bersiap menyanyikan “Indonesia Raya”, diikuti dengan upacara penaikan bendera. Setelah selesai, ada sambutan dari Pak RW dalam rangka HUT RI. Ketika upacara sudah selesai, acara puncaknya biasanya adalah silaturahmi sambil makan tumpeng.

Namun, ritual upacara bendera  tidak dapat dilakukan lagi atau sirna karena adanya Covid-19. Pak RT maupun Pak RW tak mengizinkan kami untuk upacara karena tidak melakukan physical distancing.

Dibalik penyesalan tidak adanya upacara resmi di lingkungan, ada undangan yang sangat inspiratif yaitu 17-an Tur Virtual ke lokasi/tempat bersejarah Proklamasi RI.

Undangan 17-an Tur Virtual ini atas kerja sama dan kolaborasi antara Komunitas Indonesian Social Blogpreseneur, Kinokuniya Jakarta, dan  Wisata Kreatif Jakarta. 

Undangan ini merupakan kesempatan emas bagi saya yang belum pernah mengunjungi tempat-tempat bersejarah Proklamasi RI . Di usia senja ini baru kali saya mengunjungi tempat bersejarah di Jakarta. Juga merupakan keuntungan bagi saya karena terpilih dari sekian banyak angota yang mendaftar ikut dalam tur virtual ini. 

Tepatnya kemarin tanggal 15 Agustus 2020 jam 19.00, acara tur virtual dimulai. Dibuka dengan kata sambutan oleh perwakilan Kinokuniya dan Mba Liswanti Pertiwi selalu ketua Komunitas ISB. Lalu, Mba Ira Latief sebagai pemandu senior dari Wisata Kreatif Jakarta pun mengantar kami selama virtual tur ini. 

Setelah menjelaskan mengapa Mba Ira (panggilan akrabnya) yang dulunya aktif bekerja sebagai pemandu aktif  offline beralih ke  tur virtual disebabkan oleh Covid 19. PSBB membuat tak ada wisatawan, para pemandu terpaksa mengganggur.

 Namun, ide kreatif pun muncul untuk menggantikan tur offline dengan tur online. Mba Ira menjelaskan bahwa kami akan mengunjungi 5 Tempat bersejarah Proklamasi RI yaitu Museum Sumpah Pemuda, Gedung Pancasila,Museum Joang 45, ,Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Tugu Proklamasi. 

Museum Sumpah Pemuda:

Museum Sumpah Pemuda .Sumber: nasional tempo.co

Dengan pointer yang lincah, Mba Ira menunjukkan perjalanan sepanjang jalan Kramat menuju Kwitang terdapat segala macam tempat-tempat legendaris seperti ice cream Baltic. Cerita menarik,tentang jenis ice cream Baltic legendaris , menunya yang luar biasa enak. 

Saat melewati jalan Kwitang, Mba Ira bertanya kepada kami, apa yang kami ingat di sepanjang jalan Kwitang? Tak ada yang menjawab, lalu Mba Ira melanjutkan, di sini terkenal dengan toko buku bekas terbesar di Asia Tenggara. Bahkan ada beberapa film Indonesia yang mengambil setting film di sini. 

Sampailah kami di Museum Sumpah Pemuda, tepat di Jalan Kwitang. Timbul pertanyaan saya mengapa Museum Sumpah Pemuda ini penting bagi Kemerdekaan RI? 

 Oh, ternyata jawabannya adalah dulu di sini tempat para mahasiswa kedokteran yang disebut Perguruan Tinggi Sofia. Perjalanan hidup Wage Roedolf Soepratman atau yang dipanggil oleh kakak iparnya dengan Wage dimulai dari Makasar sampai tamat sekolah guru. Dari Makasar pindah ke Bandung sebagai wartawan. 
W.R. Soepratman    Sumber:  Tribune Makasar.com

Lalu beliau pindah ke Jakarta karena ingin bergabung dengan para pemuda yang terus memperjuangkan pergerakan. Dia rela tinggalkan zona nyaman, mulai kritis dengan perjuangan atas penjajahan.Dengan biolanya beliau mampu ciptakan Indonesia Raya . 

Pada 28 Oktober yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, saat penutupan konggres itu, Wage memperdengarkan lagu “ Indonesia Raya” di depan peserta umum. 

Saat Konggres Sumpah Pemuda .  Sumber: suara.com


Saya sangat terkesan dan terharu saat mendengarkan permainan biola beliau melalui kutipan suatu film “Wage”, sangat bagus kata-katanya dan nasionalis. Lagu itu baru dijadikan lagu kebangsaan pada saat kemerdekaan dan sayangnya, beliau sendiri tidak pernah menikmati sejarah hasil karyanya karena beliau sudah meninggal 17 Augustus 1938 sebelum Kemerdekaan. 

 Gedung Pancasila:

Gedung Pancasila   Sumber:  travel kompas.com

Gedung Pancasila yang terletak di di Jl. Pejambon. Gedung megah dengan gaya neoklasik, berdominasi warna putih. Dulu merupakan kediaman Panglima Belanda. Kemegahan bangunan diantara bangunan Belanda jadi saksi tempat sejarah dimana mantan Presiden Soekarno berpidato. 

Dalam pidatonya, terdapat sila-sila yang dijadika dasar negara yaitu Pancasila. Dasar negara RI ini dikenal dan diresmikan sebagai Hari Lahir Pancasila.

Sekarang gedung ini dipakai oleh Kementrian Luar Negeri untuk pertemuan, kegiatan internasional, penandatanganan perjanjian dengna negara lain, pertemuan bilateral. Gedung ini sering disebut sebagai tempat acara jamuan makan pagi.

 Museum Joang 45: 



Museum Joang 45  Sumber:  myrtandtravelstory

 Terletak di Menteng Raya 31,Museum Joang 45, merupakan tempat sejarah yang tak bisa dilupakan. Awal mulanya gedung ini berfungsi jadi hotel pada zaman Belanda. Setelah Belanda menyerah, gedung ini diambil alih oleh Jepang dan diserahkan kepada Jawatan Propaganda Jepang (Sendebu). Sendebu menyerahkan kepada pemuda untuk pendidikan politik menyongsong kemerdekaan.

Showroom : Mobil pertama oleh Presiden dan wakil Presiden Pertama. Sumber: myrtandtravel

 Tokoh-tokoh pemuda yang dibina oleh Soekarno, Hatta, Moh. Yamin, Sunaryo, dan Achmad Subarjo Di tempat ini juga terdapatshowroom tempat menyimpan mobil pertama yang digunakan oleh Presiden RI1 dan RI2.

 Museum Perumusan Naskah Proklamasi :


Lokasinya di Jl.Imam Bonjol 1, Menteng. Naskah Proklamasi yang dirumuskan oleh trio, Bapak Soekarno, Bapak Mohamad Hatta dan Bapak Achmad Subarjo, jadi tempat bersejarah. 

Ketiganya bekerja siang malam untuk merumuskan naskah dengan mesin ketik yang masih kuno. Di sini terlihat diorama dari ketiga tokoh saat perumusan terjadi.

 Tugu Proklamasi :

Tugu Proklamasi.  Sumber:  wikipedia

Momen penting yang paling penting dari kemerdekaan adalah Pembacaan Proklamasi. Saat  pembacaan proklamasi diproklamirkan di depan teras rumah Sukarno yang terletak di Jalan Pengangsaan Timur 56. 

Sayangnya,rumah itu dirubuhkan di tahun 1960. Sebagai penggantinya dibuatlah Tugu Proklamasi dimana monumen dua patung Soekarno-Hatta berukuran besar berdampingan .

Di tengah dari dua proklamator itu terdapat lempengan batu marmer hitam yang mirip dengan tulisan , ketikan naskah proklamasi. 

Pengalaman Tur Virtual Sejarah Kemerdekaan


Napak tilas ke lima tempat bersejarah dalam bentuk  tur virtual itu menjadi momen penting bagi saya.
Dalam keterbatasan melihat tempat sejarah secara virtual, tanpa melihat langsung, saya perlu fokus mendengarkan penjelasan dari pemandu Mba Ira.

Senangnya, ada tambahan visualisasi seperti cuplikan film dan video tentang WR Soepratman yang sangat membantu saya memahami apa yang diceriterakan.  Mba Ira selalu merespons tanggapan atau pertanyaan dari peserta yang ingin bertanya.

Belajar sejarah perjuangan dari  tokoh-tokoh pejuang Kemerdekaan jadi refleksi untuk bangkit mengejar kemerdekaan  kesehatan dan ekonomi  jadi  normal kembali, bahkan meningkat. 

Perjuangan bukan masa lalu saja, tapi juga masa kini........merdeka dari Covid-19 dan bangkit mengejar berpikir dan bekerja secara kreatif, mandiri.

Last but not least , thanks to Komunitas Indonesian Social Blogpreneur, Kinokuniya Jakarta, Wisata Kreatif Jakarta who enlightened my nationalism spirit.

 #WisataKreatif#IndonesiaMaju

2 komentar

  1. Keren bu Ina, keep writing yaa bu. Aku suka kata-katanya saat prolog dan alur ceritanya juga asyik untuk dibaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibu Sofia, terima kasih atas kunjungan dan komentarnya yang bangkitkan semangat saya untuk tetap menulis.

      Hapus

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman