Wujudkan Rencana Liburan Ke Jepang Tanpa Ikut Group Tour (Part I)

Imperial Palace-Dokpri

Suatu mimpi perlu diwujudkan bukan? Mimpiku sebenarnya ngga muluk sekali. Ingin sekali ke Jepang. Sejak aku bekerja di perusahaan multi nasional Jepang hampir 40 tahun yang lalu. 

Kenapa baru sekarang terealisasi? Banyak pertimbangannya utamanya adalah soal budget. Tiket ke Jepang tidak mahal tetapi untuk biaya makan, akomodasi dan transportasi itu mahal. Penginnya ikut tour ke Jepang , tinggal duduk diam tanpa pusing memikirkan tetek bengeknya. 

 Namun, biaya tour lumayan sekali mahalnya hampir mencapai 22 juta-25 juta belum lagi tempat-tempat yang dikunjungi tidak sesuai dengan keinginan. Aku suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan histori, budaya dan seni lokal suatu negara yang dikunjungi bukan sekedar teknologi atau kemajuannya. 

Selain itu tiap kali daftar tour selalu terbentur dengan kuota jumlah peserta yang tak mudah terpenuhi. Gagal tiap tahun, akhirnya aku memberanikan diri untuk berangkat bersama dengan anak. 

Pertama yang perlu diketahui jika Anda ingin ke Jepang, tentukan dulu musim apa yang diinginkan. Bagi saya yang tidak menyukai musim dingin, saya suka musim panas, mudah transportasinya untuk kemana-mana dan pakaian yang dibawa lebih enteng.




 Kedua untuk budget, persiapkan dulu berapa budget yang diperlukan. Jika Anda ingin lebih nyaman, saya sarankan untuk naik pesawat ANA atau JAL.

Kali ini saya naik pesawat  ANA , tempat duduknya pas dapat yang di paling barisan depan tengah ekonomi class, jadi kaki bisa “selonjor”. 

Perjalanan cukup Panjang, dari Jakarta pukul 7 pagi, sampai di Tokyo Haneda pukul 16.00 dan selanjutnya transit 4 jam berangkat lagi jam 20.15 menuju ke Osaka Kansai dan tiba pukul 21.15. Hampir satu hari penuh perjalanan dihabiskan di pesawat dan airport. Enaknya tuch untuk naik bus transit di Tokyo Haneda dari international ke Domestik tidak bayar , bisa dengan bus, train . Sangat terintegrasi kita tak perlu report harus jauh-jauh keluar dari airport dan tidak perlu bayar.

Menginap semalam di First Cabin yang terletak di Osaka Airport karena waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 , lelah sekali.
First Cabin yang sangat sempit





















Awalnya menghitung secara detail berapa akomodasi per hari/malam, transportasi/per hari, makan/per hari (tiga kali makan, biasaya saya makan roti untuk breakfast) dan jika ikut tour berapa biayanya. Lalu ditotal semuanya. Total biaya tidak terlalu banyak beda dengan jika ikut tour dibandingkan dengan jalan sendiri, tapi kepuasannya adalah kita dapat mengunjungi tempat yang kita pastikan ingin dikunjungi. 

 Ketiga, buat itinerary yang lengkap. Ini yang memusingkan karena biasanya kita tidak tahu apakah tempat yang kita anggap bagus belum tentu kenyataan sebagus yang kita harapkan.

 Untuk lebih meyakinkan pilihan, lebih baik buat riset kecil-kecilan dengan browsing dari teman traveler atau blogger yang pernah datang ke tempat itu. Kebetulan saya ketemu dengan Tesya, sehingga saya bisa berdiskusi dengannya tempat dan bagaimana cara  menuju tempat yang akan  dikunjungi. 

Akhirnya saya berhasil membuat itinerary dengan keberhasilan hamper 95% saya kunjungi. Berikutnya adalah persiapan untuk passport (harus 6 bulan sebelum keberangkatan), visa, tiket dan booking akomodasi dan wifi yang sangat penting untuk dibawa. 

 Keunikan kehidupan di Jepang:
  
 Tidur Tatami:

Tidur ala Tatami - dokumen pribadi
 Cara tidur orang Jepang bukan di atas ranjang yang tinggi , tetapi tanpa ranjang , langsung dengan Kasur terbuat dari busa yang tipis. Bantalnya juga sangat keras, tanpa guling. Tidur ala Tatami adalah karena Jepang itu dikenal sebagai negara yang sering terkena gempa bumi. Oleh karena itu untuk menghindari kita terlempar saat terjadi gempa (jika kita menggunakan ranjang pasti terlempar) maka digunakanlah tatami ini. Hanya terasa goncangan tetapi tidak berakibat fatal.

 Etos Kerja Jepang:
 
Pagi jam 6 beberapa eksekutif sudah bekerja. Dokumen pribadi
 Saya sangat kagum ketika jam baru menunjukkan pukul 6 pagi terdengar suara orang yang berbicara di area perpakiran tidak jauh dari hostel tempat saya menginap. 

Ketika jendela saya buka, ternyata beberapa lelaki berdasi dan berpakain rapi itu sedang meeting di area parkir . Mereka itu sudah bekerja sejak jam 6 pagi. Saya sendiri baru bangun tidur.


Pekerja Pembersih Kereta - Dokumen pribadi
Ketika saya sedang menunggu kereta api dari Kansai Airport menuju ke Kyoto, saya melihat seseorang pemuda berseragam biru dengan perlengkapan pembersihnya sedang mengecek list dari pekerjaannya. Dia sudah siap 5 menit sebelum kereta datang.

 Begitu kereta datang, langsung dia memasang spanduk kecil “penumpang belum boleh masuk , sedang dibersihkan”, lalu ia masuk ke dalam gerbong kereta , waktu yang diberikan untuk membersihkan hanya 2-4 menit saja. 

 Lingkungan Bersih & nyaman dan ramah : 


Menghirup udara di Kyoto itu sangat segar walaupun cuaca cukup panas sekitar 34 derajat Celsius. Kenyamanan bagi pejalan kaki sangat terasa sekali karena banyak warga yang memilih jalan kaki setelah naik kereta api. Tersedia fasilitas tempat jalan kaki di trotoar yang lebar. Tempat penyeberangan yang aman disediakan bagi pejalan kaki. 
Naik Sepeda di Kyoto. Dokumen Pribadi

Becak untuk turis - dokumen pribadi

Sebagian besar pemakai mobil menggunakan mobil dengan bahan bakar hybrid. Penggunaannya juga terbatas karena mereka lebih menyukai bersepeda untuk jarak pendek dan kereta api untuk jarak Panjang. Sepanjang jalan di daerah pinggiran Kyoto, banyak yang bersepeda untuk melakukan kegiatan sehari-harinya.


 Kereta api jadi andalan utama transportasi bagi semua warga . Kereta api baik dalam kota maupun luar kota sangat banyak disediakan. Stasiun Kyoto merupakan salah satu terbesar di Jepang. Jalur-jalur kereta api luar kota ada di atas platform dengan jadwal yang sangat ketat dan jelas melalui papan informasinya. Untuk dalam kota, jalur kereta api ada di subway atau di bawah 



Penjualan Tiket di JR /Haroka Office. Dokumen Pribadi





Berbagai macam Bento. Dokumen Pribadi
Vending machine untuk beli minuman ada di sektar Kyoto Station.
Top up machine dan jadwal dan route Kereta / Dokumen pribadi

Tempat Penitipan koper/tas di Kyoto Station.  Dokpri

Fasilitas pendukung di stasiun Kereta Kyoto ada tempat untuk top up karcis kereta, gerai-gerai makanan dan vending machine untuk minuman, menyewa tempat untuk koper /tas . Ketika kita ke luar dari Stasiun Kyoto, terdapat bus-bus baik dalam kota maupun keluar kota yang sesuai dengan jadwalnya dan platformnya. 

Untuk referensi bagi yang akan ke Kyoto, belilah tiket Haruka untuk perjalanan Osaka Kansai Airport ke Kyoto  pulang pergi  dan untuk perjalanan di dalam kota di Kyoto , antar kota dan bus pakailah IOCA  seperti contoh di bawah ini:

Tiket Round Trip ICOCA by Haruka . Dokumen pribadi
Tiket ICOCA untuk dalam kota, antar kota dg bus atau train.DOKPRI

Cerita tentang kota-kota dan tempat-tempat yang menarik di Kyoto, Saga Arashiyama, Nara dan sekitarnya akan dilanjutkan pada cerita ke-2

3 komentar

  1. Iya, Kak. Kalau jalan-jalan ke Jepang, nggak usah pakai tour. Langsung jalan aja, soalnya jaringan transportasinya sudah bagus banget. Ditunggu tulisan selanjutnya ya.

    BalasHapus
  2. Angan-angan juga ke Jepanga, tapi mengkeret lagi kalo ingat paradigma "mahalnya" Jepang. Tulisan ini sudah menginspirasi kalo jalan ke sana bisa sendiri. Terima kasih, mba

    BalasHapus
  3. Mba nanya dong, apa klo ke Jepang wajib beli JR Pass? Klo misalnya ngecer mksdnya bli tiket pas on the spot aja bisa kan?

    BalasHapus

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman