Featured Slider

Pegiat Literasi itu Telah Berpulang: Menyalakan Lilin di Gelapnya Literasi

Pegiat literasi itu telah berpulang
Yulianto pendiri RUmah Baca Bintang (muhammad Idris, Kompas)


Saat banyak yang menyerah pada rendahnya minat baca, Yulianto justru menyalakan api kecil perubahan

Jasad lelaki itu terbujur kaku, tubuhnya kurus dalam senyum kemenangan . Dia telah berpulang ke rahmatullah pada tanggal 19 September 2024 jam 15.00 

Lelaki muda berusia 30 tahun itu dikenal bernama Yulianto, tinggal di rumah yang sangat sederhana di Desa Sumberjosari, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan. Rumah terbuat dari kayu yang sudah lubang-lubang, dan lantainya dari tanah. Luas ruang baca sekitar 2 meter x 3 meter. Dia tak punya rak buku, semua buku disimpan di kota buku bekas tempat telur. 

Dengan kondisi yang memprihatinkan, Yulianto tak pernah surut memperhatikan kondisi orang lain. Dia melihat banyak anak-anak hingga dewasa tak punya pendidikan tinggi, sulit untuk mendapatkan buku bacaan. Belum ada perpustakaan di desa itu. Mereka harus pergi ke kota yang jaraknya sekitar 45 menit untuk membeli buku. Biaya pergi ke kota jauh lebih besar dari harga buku yang akan dibeli. 

Kegelisahan hatinya melihat literasi baca yang rendah di Indonesia dan desanya . Menurut PISA 2022, tingkat literasi baca di Indonesia berada di peringkat ke 71 dari 81 negara. Bahkan Unesco mengatakan Indonesia punya tingkat terendah , 1 dari 1000 orang yang membaca. Sebagai seorang sarjana dia paham literasi baca ini harus memperbaiki. Dia ingin mengentaskan rendahnya literasi itu dengan mengedepankan kegiatan literasi baca dimulai dari tempat dia dilahirkan. 

Meskipun saat itu Yulianto sudah menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pustakawan, dia rela meninggalkan pekerjaannya demi memperkenalkan buku lewat rumah baca dan dongeng. Padahal orang tuanya, Musimin dan Soni Hindiarti melarangnya. Alasannya, jadi PNS sudah punya gaji tetap, sedangkan jadi relawan atau pendongeng tak bergaji . Dia mengenalkan buku-buku yang dimilikinya secara terbatas dengan membangun rumah baca di rumahnya. Ada papan kecil terpampang nama “Rumah Baca Bintang”. 

Begitu masuk , luas ruangan yang cukup sempit, tersusunlah buku-buku di rak yang terbuat kardus atau limbah kayu. Susunan buku-buku bacaan untuk anak-anak, usia 0-12 tahun sangat rapi. Rumah Baca Bintang terbuka setiap hari tanpa Batasan, dengan fasilitas terbatas bagi anak-anak (tidak ada kursi, semua duduk bersila di bawah), tanpa ada ruang AC , ruang sebelumnya lebih kecil dari sekarang ini. 

 Mimpi Rumah Baca Bintang 


Desa tempat Yulianto dilahirkan memang bukan tempat ideal bagi anak-anak untuk bisa memiliki buku dengan mudah karena alasan pertama pekerjaan orangtua anak-anak itu adalah petani, pekerja informal. Dengan penghasilan yang rendah dan tidak menentu, anak tidak bisa membeli buku dengan harga yang mahal di kota. Biaya untuk ke kota mahal ditambah dengan harga buku. Minat baca anak juga rendah . 

Lalu, Yulianto melihat hambatan itu, tanpa mengenal lelah, dia berjuang untuk mengumpulkan buku-buku yang dibelinya saat dia bekerja sebagai pustakawan sekolah. Ketika dia bekerja, mendapat gaji sedikit, tapi tetap menyisihkan dari gaji untuk beli buku. 

Buku-buku itulah yang dijadikan modal oleh Yulianto untuk mengisi Rumah Baca. Disebutkan Bintang sebagai simbol yang menerangi dunia literasi anak yang masih gelap agar bisa menjadi terang . Yulianto sangat percaya bahwa hanya dengan bukulah anak-anak di desanya bisa melihat dunia dengan wawasan yang luas. 

Tapi keinginan untuk mengajak anak-anak itu untuk datang ke Rumah Baca tidak mudah. Anak-anak tidak tertarik dengan buku. Buku adalah suatu benda mati yang tak punya daya tarik atau magnet bagi anak-anak. Dengan kreativitas tinggi, Yulianto memutar otak bagaimana anak-anak itu tertarik datang ke Rumah Baca Bintang bukan sekedar ingin tahu saja. Tetapi Yulianto berharap anak-anak datang ke Rumah Baca Bintang karena tertarik membaca buku. 

 Untuk menarik perhatian anak-anak, Yulianto ditemani oleh sebuah boneka cerita yang dinamakan “Nana”. Boneka cerita itu menjadi magnet bagi anak-anak ketika Yulianto minta anak-anak baca buku, selesai baca, Yulianto dengan boneka yang berbicara , “apa yang kamu baca?”. Jika salah satu anak berani bicara, misalnya Wati. Wati diajak berkenalan dengan boneka Nana. Boneka Nana akan menanyakan apa isi buku yang kamu baca. Setelah itu mulailah, boneka Nana bercerita misalnya tentang kejujuran . Anak-anak terpesona karena ada cerita yang dibawakan melalui boneka Nana. 

 Begitulah teknik storytelling yang mampu menarik anak-anak giat membaca buku. Yulianto membuat minat baca anak melalui dongeng yang disampaikannya dengan sangat menarik . 

Perjuangan berat Penyebar Literasi


Di tahun 2018 Yulianto merasakan adanya penglihatan yang menurutnya sebagai hal yang menakjubkan dan menakutkan. Dilihatnya sebuah pintu gerbang yang terang dan jalan lurus menuju lorong cahaya kegelapan tak berujung. Seolah-olah Yulianto merasa akan meninggal dalam waktu singkat. 

Di tahun 2019, Yulianto divonis oleh dokter bahwa tubuhnya diserang penyakit HIV. Dia harus minum obat sepanjang hidupnya. 

Belum selesai fisiknya yang lemah, Yulianto diuji saat akan mengirimkan buku, hujan deras dan banjir. Buku-buku itu sudah dibungkus plastik, tetapi tetap saja basah. Juga dia pernah menerjang lautan banjir dan motornya mogok. 

Pada saat yang bersamaan, dia mengalami kecelakaan membuat dia tak mampu berjalan karena tempurung lutut dan tulang lengan retak. Bahkan tak berselang lama, terjadilah musibah banjir yang menghanyutkan seluruh buku-buku di Rumah Baca Bintang. Namun, Yulianto tak pernah patah semangat, dia yakin dan percaya bahwa semua itu harus dilakukan dengan ikhlas, demikian kata Yulianto, Sarjana Ilmu Perpustakaan dari Universitas Terbuka Purwodadi. 

Dengan niat yang terus diperbaharui dan penuh kesabaran, dia mulai membenahi buku-buku dan mengisi Rumah Baca. 

 Berkembangnya Rumah Baca


Ketika Yulianto sering diundang oleh beberapa Lembaga untuk sosialisasi literasi baca, penghasilan yang didapatnya selalu digunakan untuk memperbaiki Taman Baca dan kebutuhan literasi baca. Lantainya tak lagi tanah tetapi sudah disemen. Juga dinding sudah di tembok dengan bata. Di tahun 2015 jumlah koleksi buku telah bertambah menjadi 100 buku, semua buku telah dibuatkan rak buku, luas tempat baca juga diperlebar hingga 6 x 12 meter .

Yulianto juga menggunakan dana pengembangan untuk meningkatkan beberapa Rumah Baca seperti Rumah Baca Bintang dengan 4 simpul Pustaka di Grobogan. Keempat simpul itu adalah Rumah Baca Mulya Utama di Desa Dempel Kecamatan karangrayung, Taman Baca Lurung Ceria di Desa Welahan Kecamatan Karangrayung, Padepokan Ayom Ayem di Desa Godan Kecamatan Tawangharjo dan Teras Baca Rejosari Kecamatan Grobogan. 

Berkat ketekunannya untuk pengembangan Rumah Baca Bintang, segala aktivitas literasi itu dilirik oleh Nirwan Ahmad Arsuka, pendiri Pustaka Bergerak Indonesia. Tawaran agar Yulianto bergabung ke Pustaka Bergerak dan diminta membuat boneka ikon. Disitulah lahir dua boneka Pustaka yang bernama Nana dan Mumun. Boneka Pustaka Nana berasal dari nama panggilan akrab Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia. Kedua boneka itu selalu mendampingi Yulianto dalam setiap kegiatan literasi dan disebutlah inisiator Boneka Pustaka Bergerak.

Jaringan dunia literasi makin meluas dan makin dikenal. Beberapa rekan dalam pergerakan yang sama, mendapatkan donasi bernilai jutaan rupiah dari Deutsche Bank. Donasi itu bukan untuk disimpan Rumah Baca sendiri, tetapi buku itu dikirimkan ke Taman Baca di Lombok Nusa Tenggara Barat yang Tengah mengalami bencana gempa bumi. 

Terakhir kalinya, Yulianto telah menorehkan penghargaan dari Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards bidang pendidikan pada tahun 2021.

 Nilai luhur tentang Literasi Baca


Ditengah gempuran dunia digital dimana banyak warga yang lebih menyukai menonton di gadget ketimbang membaca, Yulianto memegang prinsip yang sangat luhur dan mulia sejak awal. 

Membaca buku adalah sarana untuk meningkatkan literasi , “Literasi adalah jembatan dari kesengsaraan menuju harapan.” – Kofi Annan. Jangan pernah tinggalkan literasi membaca jika engkau tidak mau kemunduran karena penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri. 
 Membaca adalah melawan, menulis menciptakan perubahan. 

Selamat jalan pahlawan pegiat literasi baca,Yulianto , engkau sudah kembali ke pangkuan Yang Kuasa, tetapi benih-benih baca yang sudah kau tabur telah memperkuat fondasi literasi baca di daerah-daerah tempat engkau melakukan kegiatan.

 Ina Tanaya 

#kabarbaiksatuindonesia




Sumber referensi:
  • Meski di Amabang Gerbang Kematian Yulianto Tetap Pertahankan Rumah Baca Bintang Grobogan: TribunJateng.com 
  • Meski Jalan Berliku, Boneka Pustaka Tetap Mengajak Anak Baca Buku https://kumparan.com/lita-lestianti/

Mencari Ruang untuk Tenang untuk Diri

Ruang untuk tenang diri
mental health-freepik.com


Setiap kali dia bangun pagi, jantungnya berdegup keras . Dia selalu membayangkan pekerjaan di kantor yang tak disukainya menyambutnya. Bukan dengan dekapan tapi dengan berbagai masalah besar. Awalnya harapan besar untuk mengerjakan proyek yang dianggapnya sulit karena dia harus merangkap berbagai fungsi kerja sekaligus tak punya pengalaman dalam bidang yang digelutinya. 

 Untuk mengetahui proses kerja untuk diintegrasikan dalam teknologi, dia harus menguasai lebih dulu bagaimana proses kerja setiap transaksi yang punya cara input dan output yang berbeda. Ketika dia mencoba untuk mendalami proses kerja itu melalui orang yang sudah berpengalaman di situ, ternyata orang itu tak suka memberikan apa yang dikerjakannya. 

Sayang,mindset orang yang sedang diinterview itu negatif. Dianggapnya sebentar lagi pekerjaannya akan digantikan oleh mereka yang menguasai teknologi. Ketika pegawai itu menjelaskan kepadanya tentang proses kerja dengan sangat cepat, dia tak bisa menangkap apa yang diungkapkan oleh pegawai itu. Dia mencoba agar penjelasan itu diulang lagi. Tapi dengan sengit, pegawai itu menolaknya.

 Jika dia tak mampu memahami suatu proses kerja suatu transaksi dengan benar, maka dia tak mungkin membuat suatu proses kerja yang diintegrasikan dalam suatu desain. Dia gagal untuk paham. Sebenarnya kegagalan itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Ada yang tak mau berbagi ilmu ketika dia minta sharing ilmu. Lalu, dia dianggap gagal karena kegagalan komunikasi dan pribadi yang punya mindset tak mau berbagi. 

 Sedihnya luar biasa. Dia harus menanggung kesedihan itu. Supervisor sudah memberikan proyek lain yang tak berhubungan lagi dengan orang itu. Sayangnya, pekerjaan yang diberikan itu lagi-lagi bukan pekerjaan mudah , tantangannya dia harus punya tiga fungsi sekaligus. Tak mudah, dia coba untuk bisa bertahan untuk menyelesaikan sebagian dari pekerjaan.

 Namun, lagi-lagi ketika dia sering bergadang sampai malam untuk selesaikan pekerjaan, dan paginya dengan rasa kantuk yang masih ada, dia coba menghilangkannya dengan minum kopi. Kopi yang sudah lama tak tersentuh karena dia paham, kopi itu sebagai pemicu gerd. Dia paham kopi itu tak baik untuk gerd, tapi demi mata yang sudah ngantuk tetap terbuka, dia terpaksa meminumnya. Kopi itu ternyata membuat gerdnya kambuh. 

Tanpa disadarinya, kelemaham mental itu sudah mengganggu fisiknya. Dia merasakan fisiknya lemah dan sering terserang leher kering dan kembung. Tanda gejala gerd pun muncul. Akhirnya berkali-kali dia harus mendatangi dokter. Pertama ke dokter, dia tak sembuh. Disusul ke dokter kedua, dia tak sembuh juga, tak bisa menyangkal lagi bahwa dia harus mengambil keputusan berat yaitu memilih antara terus bekerja dengan mental dan fisik yang sakit atau berhenti bekerja agar mental dan fisiknya sembuh. 

 Dua-duanya berat karena jika dia berhenti bekerja, artinya mencari pekerjaan lagi di saat yang sulit, tak mudah mendapatkannya. Sementara jika dia tetap bekerja di perusahaan yang dia merasa sudah tak nyaman, sakitna baik mental dan fisik akan kambuh terus menerus. Setelah pemikiran panjang lebar, dia memutuskan dengan berat, untuk resign. 

 Salah satu seong anak perempuan muda , Gina (bukan nama sebenarnya), masih muda usianya sekitar tujuh belas tahun. Dalam usia muda dia bisa bekerja di suatu perusahaan. Awalnya sebagai resepsionis, ketika beberapa supervisor melihat kemampuan dan kegigihannya untuk belajar, dia dipromosikan ke bagian keuangan. Dia memang tak punya pengetahuan finance, tapia nak ini sangat cepat beradaptasi untuk mau belajar sesuatu yang baru. Pekerjaan di keuangan ini melebar ke bidang yang lainnya yaitu melayani kustomer. 

 Tanpa disadarinya, dia harus mengorbankan semua waktunya di tempat kerja. Bukan hanya 9 to 17.00, dia bekerja hingga pukul 23.00. Kadang juga hingga 2-3 malam, jam 6 pagi sudah harus berangkat ke kantor. Dua tahun bekerja dengan pola kerja beban berat, tak disadarinya dia menjadi “burn out”. Dia tak punya waktu untuk dirinya sendiri bahkan dia tubuhnya mulai terasa sakit semua, pegal, bahkan sering disebut lupa, padahal usianya saat itu masih 22 tahun. 

 Dia belum merasa perlu ke psikolog atau psiakter. Berpikir bahwa dia hanya cukup istirahat. Ketika badan istirahat tapi pikiran masih berputar tentang pekerjaan dan kekhwatiran untuk meninggalkan, fisik pun tak kuat menahan beban . Dia sering makan obat, hanya sebatas meringankan pikiran sebentar, tapi otaknya kembali berputar karena persaaannya masih diliputi kekhwatiran. 

Akhirnya, dia harus total bedrest karena sering pingsan. Dia mulai mengerti dan paham, badannya menolak karena perasaannya belum healing sepenuhnya. Dua contoh di atas adalah segelintir dari ribuan kasus sakit mental yang ada di Indonesia saat ini.

 Banyak orang muda yang diliputi tekanan sosial, pekerjaan, keluarga, teman. Hati, perasaan dan jiwa mereka tak lagi sehat karena adanya kondisi yang membuat mereka terus tertekan.

Solusi sakit mental


Solusinya tentu bukan melarikan diri dari persoalan. Tetapi satu-satunya jalan adalah menyembuhkan jiwa untuk bisa “mindfulness”, menenangkan diri, menyembuhkan diri dan pulih. 

 Sebelum masuk ke tahap depresi, sebaiknya kita menyembuhkan diri dulu dengan 7 terapi yaitu:

- terapi kognitif (mengubah pandangan dengan masalah mendasar ),
- terapi interpersonal (obati suasana hati dengan berinteraksi untuk bantu meningkatkan tekanan yang dialaminya 
-Terapi pernikahan dan keluarga Terapi konseling keluarga sekitar 12 minggu untuk peningkatan kualitas hubungan dua orang atau lebih. 
-Terapi seni Merupakan cara ekspresikan diri secara kreatif dalam bentuk gambar, lukisan, pahatan, dan lainnya 
-TerapiPsikoedukasi Mempersenjatai pasien dengan pengetahuan tentang kondisi mereka dan strategi kping, dan bagaimana cara mendapatkan bantuan.
-Hipnoterapi Cara menghambat bagian otak tertentu. Kemampuan kritis dan pikiran sadar terhambat, sehingga saran terapis dapat dicerna dengan mudah. Pasien diminta tutup mata, rileks, dibimbing untuk menciptakan imajinasi terentu.

Satu Gerak, Seribu Dampak: Cerita Perubahan dari Lengkong Kulon

Satu Gerak Seribu Dampak
Dokumen pribadi, canva.com



Tak perlu langkah besar untuk memulai perubahan. Di Kampung Berseri Astra Lengkong Kulon, satu gerak sederhana melahirkan gelombang perubahan yang menyentuh kehidupan banyak orang. Inilah kisah nyata tentang harapan, kolaborasi, dan keberlanjutan. 

Lengkong Kulon sebuah kampung terpinggirkan di antara bangunan megah, perkantoran, apartemen. Di tengah keterbatasannya sebagai warga yang terpinggirkan, KBA Lengkong Kulon tak mau kalah dengan kondisi lingkungan yang terbatas oleh megahnya perkantoran di sekelilingnya.


Lokasinya pasti sulit dicapai dan tak mudah ditemukan karena saya sendiri pernah menuju ke sana karena ada undangan peresmian “Gerobak Pintar”. Di antara bangunan apartemen, bangunan perkantoran yang megah , dan jalan-jalan yang sangat lebar beraspal mulus, siapa sangka ada sebuah jalan kecil. Tak ada tanda petunjuk nama kampung atau jalan . Sulit bagi saya menemukannya,berputar-putar , tak dikenal oleh google map.

Taxi yang saya tumpangi telah memutar dua kali, bahkan supir taxi bertanya kepada pejalan kaki atau pembersih jalanan dan satpam. Mereka semua menggelengkan kepala saat ditanya dimana letak Kampung Lengkong Kulon. Ternyata, orang mengenal daerah itu dengan nama Pagedangan, atau Kampung Sawah atau tepatnya di Kampung Sawah RT 02 RW 03, Ds Kulon Kec.Pagedangan. 

Jalannya cukup sempit karena hanya memuat satu kendaraan bermotor empat, namun terlihatlah penduduk yang berjumlah 700 KK di tanah seluas 75 H. Dulu kampung ini dikelilingi oleh sawah-sawah. Namun, sawah itu sudah menghilang dan disulap beralih fungsi menjadi rumah-rumah dengan jalan yang sudah beraspal. Tanpa merasa terjepit dari kemegahan dan modernisasi pembangunan di sekitarnya, kampung ini tetap berdiri dan bertahan untuk tetap berjuang sebagai kampung yang punya keunikan sebagai kampung dengan membangun citranya yang bersih, sehat, perhatian terhadap lingkungan dan iklim.

 Dalam kondisi yang terbatas, karena semua rumah tak punya halaman atau tanah kosong, mereka tak putus asa, dalam menerapkan program CSR Astra yang dikenal dengan “Empat Pilar”, yaitu kesehatan, UMKM, pendidikan dan lingkungan. Program CSR Astra untuk KBA dikenal dengan nama "Empat pilar". Keempat pilar itu adalah kesehatan, UMKM, pendidikan dan lingkungan.

Ada yang menarik dari KBA Lengkong Kulon . Sebagai kampung yang terpinggirkan, dan seolah kampung di tengah kota yang modern dan gaya hidup orang kota yang gemerlapan, kampung ini mampu bertahan dengan semangat yang dikobarkan dari program CSR. 

Tentunya, saat melihat kondisi awal Kampung Lengkong Kulon, tampaklah betapa pentingnya pembenahan harus dimulai dari “mindset” . Seseorang yang berasal dari kampung, biasanya mereka memiliki perasaan rendah diri, perasaan takut dan sensitif ketika tangan-tangan pemodal besar atau orang asing mulai menjamah kampung kelahiran mereka. 

Pendekatan yang paling ampuh untuk merubah cara berpikir warga KBA Kampung Lengkong adalah dengan mendekati para sesepuh yang punya pengaruh besar bagi warga. Sesepuh dan aparat birokrat Kelurahan dan Kecamatan diundang untuk membuka wawasan mereka apa bentuk bantuan CSR Astra. 

 Bagaimana cara pembinaan itu dilakukan?

Setelah adanya pengertian dan pemahaman dari sesepuh dan aparat Birokrat Kelurahan/Kecamatan Kampung Lengkong barulah diperkenalkan program CSR . Lalu dibentuklah pengurus KBA Kampung Lengkong untuk pembinaan kader-kader setiap program. Pembinaan yang sangat berhati-hati dan berjenjang demi kemajuan kampung ini CSR Astra ingin melakukan program dengan empat pilar di kampung Lengkong Kulon ini. Tetapi mereka mengetahui bahwa hal itu tak mungkin dijalankan sekaligus. Mereka harus memprioritaskan keunikan dan potensi kampung ini berkaitan dengan keempat pilar itu.  Setiap program dilakukan dengan cara bertahap dan tidak sekaligus. Ada rencana kerja, pelaksanaan dan evaluasi.

 Program pendidikan 

Satu Gerak, Seribu Dampak
Paud  KBA Lengkong Kulon. Sumber: Dokpri


Awalnya diadakan beasiswa untuk murid-murid yang pandai, bahkan ada PAUD yang didirikan untuk menunjang pendidikan dasar . Pembinaan berupa beasiswa dan pelatihan kepada 570 orang siswa dan 6 orang guru sepanjang tahun 2015 – 2016, sekaligus akan dibangun taman baca di lingkungan KBA Lengkong Kulon. 

Satu Gerak Seribu Dampak
Gerobak Pintar.  Sumber: Dokpri



 Berkaitan dengan pembangunan Taman Baca, ada hari istimewa , pada tanggal 25 September 2018 di KBA Lengkong Kulon Launching “Gerobak Baca”. Launching ini diadakan di Masjid Al Istiqomah Lengkong Kulon, Pagedangan. Sebuah gerobak dorong berwarna biru muda yang penuh dengan buku-buku bacaan anak, dewasa yang bernarasi pendidikan untuk menambah literasi, pengetahuan bagi anak-anak atau siapa pun yang ingin menambah wawasan. 

 “Diharapkan dengan adanya sumbangan Gerobak Baca ini , semua kader maupun pengurus dari Gerobak Baca punya inovasi dan kreatif dalam mengurus perpustakaan “mobile”. Misalnya dengan memberikan insentif bagi mereka yang sudah baca dua kali seminggu akan diberikan satu buku. Bagi mereka yang bisa jadi donatur untuk memberikan buku akan diberikan satu kali pinjaman buku yang lainnya”, demikian sambutan dari Bapak Budi Dharmawan selaku wakil dari Astra Daihatsu saat penyerahan Gerobak Baca kepada kader . 

Program Kesehatan 


Saat peluncuran "Gerobak Baca", antusias para undangan dari perwakilan KBA Tangerang, Bekasi, dan lain-lainnya. Mereka bisa melihat dan meniru bagaimana kesadaran warga di KBA Lengkong Kulon dalam kesehatan yang sudah demikian maju. 

Ssatu Gerak Seribu Dampak
Posyandu Melati.  Sumber: Dokpri


 Ada penghargaan bagi dua orang ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Dua tenaga medis yang mendedikasikan dalam kesehatan, yaitu Dokter Ni Luh Oka Puriayuni dan bidan Amelia Mustika Ningrum . Mereka selalu mengadakan sosialisasi tentang diabet, darah tinggi dan pengetahuan lainnya bagi ibu-ibu dan para orang tua. Saya kagum melihat ada dua pos kesehatan yang telah berjalan dengan baik setiap bulan satu kali diadakan pemeriksaan. 

Satu fasilitas kesehatan untuk posyandu bagi balita, remaja dan lansia. Posbindu PTM Zaman Now, merupakan nama dan program Posbindu yang dibuat sedemikian rupa , kekinian agar anak usia 15 tahun sampai lansia pun semangat untuk selalu memeriksa kesehatannya ke Posbindu PTM. Ini merupakan Program pembinaan rutin seperti Program Keluarga Sehat dengan melakukan komitmen bersama tokoh masyarakat dan Kader Kesehatan. 
Satu Gerak Seribu Dampak
Pelatihan Kader Kesehatan bersama Astra. Sumber: Dokpri



 Menariknya, para kader posyandu sangat semangat untuk memberikan pelayanan ke masyarakat agar masyarakat tetap sehat dan sejahtera. Dengan semangat ini pula, kader ini yang selalu diperbaharui pengetahuan melalui pembinaan dari Astra melalui tenaga ahli. Lalu setelah mendapat pembinaan, kader akan sosialisasi kepada warga. Jika nantinya Posyandu ini dapat meningkatkan diri menjadi panutan dari KBA yang lainnya maka dia akan naik kelas . 

 Program Lingkungan

Satu Gerak Seribu Dampak
Para remaja sedang panen.  Sumber: Dokpri


Sebagian besar warga pemuda Lengkong Kulon, memiliki pendidikan SMA atau SMK. Setelah lulus, mereka tak bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.  Menanti pekerjaan sangat sulit ditemukan. Mereka sering nongkrong dan tak punya pekerjaan. Beruntung bahwa Kampung Lengkong Kulon memiliki sesepuh yang sangat energetik dan berpikiran luas, Bapak Achmad Marzuki. Meskipun usianya sudah tua 85 tahun, tetapi pemikirannya sangat maju. “Kamu tidak boleh mengandalkan orang lain dalam memberikan pekerjaan. Tetapi kamu harus berani bekerja untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada orang lain!” jelasnya. 

Kisah inspiratif itu dibuktikan nyata dengan adanya tanah kuburan yang diwakafkan. Luasnya hanya sekitar 300 meter persegi. Namun, ditengah keterbatasan lahan bukan jadi halangan. Lahan makam yang sebagian sudah tidak digunakan untuk pemakaman maka sebagian lagi dimanfaatkan untuk menanam sayur-sayuran dan belajar tentang pupuk organik. 


Satu gerak seribu dampak
Para ibu sedang panen kangkung.  Sumber: Dokpri


Para ibu maupun pemuda-pemudanya yang tergabung dalam kelompok Tani Cempaka Ari, selalu bergantian untuk menanam sayur organik dan membuat pupuk organik di halaman rumahnya yang sempit. Mulai dari bibit, menyemai ke dalam lahan dan menyiangi ke lahan. Mereka juga memiliki 13 rumah bibit dan demplot. Kegiataan ini tentunya bukan hanya untuk menghijaukan lingkungan saja tapi juga berdaya ekonomi untuk mereka. Mereka dapat menawarkan hasil panen tanaman kepada pembeli yang membutuhkan melalui instagram, https://www.instagram.com/kba.lengkongkulon. 

 Ada kunjungan Anak Paud dari Nusa Indah, Paud AL-Fatin, Paud Melati & TK Nur Hidayah yang datang untuk wisata eco edukasi di Kebun Sabilulungan dan peternakan lele Saung Katar . Tujuannya untuk menambah wawasan dan kecintaan anak itu terhadap pertanian dan peternakan. 

Untuk memperoleh pengetahuan tentang pupuk organik, mereka belajar dari Laboratorium Sosial, Universitas Indonesia yang telah bekerja sama dengan CSR Astra. Beberapa dosen UI dengan tulus hati membagikan pengetahuan berupa tips bagaimana cara pembuatan pupuk organik dari dedaunan, sisa-sisa makanan sehingga tidak ada lagi sampah yang terbuang, tetapi menjadi pupuk organik yang dapat digunakan untuk tanaman sayuran yang mereka tanam. Mengolah sampah menjadi berkah , mengurai sampah tanpa merusak lingkungan. 

Program Kampung Iklim yang Tangguh 


Perubahan iklim telah membawa dampak yang besar terhadap lingkungan termasuk warga KBA Lengkong Kulon.   Namun, warga KBA Lengkong Kulon tak pernah takut atau khawatir dengan perubahan iklim ini karena mereka telah belajar bagaimana menghadapi dengan berbagai persiapan.

Ada beberapa program yang mereka jalankan yaitu: 

1.Generasi KBA (Gerakan Bersama Sadar)

Satu Gerak Seribu Dampak
Penghijauan di KBA Lengkong Kulon. Sumber: IG KBA Lengkong Kulon


 Dengan pertemuan lewat zoom, mereka mengundang beberapa pakar lingkungan seperti Dr.Ir. Ruandha Agung Sugardiman selaku Direktur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup. Dalam pemaparannya beliau menekankan apa bahayanya perubahan iklim, bagaimana kesadaran dan cara memitigasi adanya perubahan iklim. Demikian juga dari pakar yang lainnya mengingatkan pentingnya untuk selalu melakukan penghijaun di rumah tanggal dan lingkungan sekitar kita. 

2.Bank Sampah Innovation Competition

Satu Gerak Seribu Dampak
Gerakan Gempar . Sumber: IG KBA Kampung Lengkong

Di setiap RW ada bank sampah. Setiap warga di keluarga tiap RT mulai belajar bagaimana memilah sampah antara sampah organik dan sampah anorganik. Khusus untuk sampah organik dari sisa-sisa makanan, mereka olah menjadi kompos. Kompos itu akan dimanfaatkan untuk tanaman sayuran . Jadi mereka tak perlu lagi membeli pupuk yang mahal, mereka sudah menghasilkan sendiri pupuk yang alami. Selain itu ada yang mengolah sampah organik menjadi eco enzyme. Eco enzyme ini merupakan cairan serbaguna hasil fermentasi sampah organik sebagai pembersih, pupuk, penghilang bau atau pengusir hama. 

Awalnya, warga membakar sampah anorganik. Padahal, pembakaran sampah itu akan menghasilkan asap yang tidak sehat karena melepaskan banyak polutan beracun . Sejak saat itu mereka sadar bahwa pembakaran itu tak sehat,mereka mengadakan rapat antara pegiat KBA Lengkong Kulon untuk program Kampung Iklim unggul,.  Mereka mendirikan bank sampah RW dan para peserta bank sampah seluruh warga RT. Mereka akan mengumpulkan semua barang anorganik, dan ditimbang dan dicatat dan dapat ganti dana sebagai setoran. 

Kesimpulan


Semakin sempit lahan, semakin banyak tantangannya tetapi warga KBA Lengkong Kulon tidak mau menyerah dengan kondisi yang ada. Dengan berkarya bersama Astra, warga KBA Lengkong Kulon berani membuktikan bahwa mereka tidak menyerah. Bukti tidak menyerah itu adalah dengan hasil kerja. 

Hasil karya yang dapat mereka jual kepada pihak yang menantang kami untuk menyerah . Contohnya menjual sayur mayur organik kepada penghuni rumah cluster, melestarikan lingkungan dan memiliki pendidikan dan wirausaha sesuai dengan kekayaan lokal jadi landasan utama dalam pembangunan manusia warga KBA Lengkong Kulon.






Job Hopping atau Job Hugging, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Job Hopping Job Hugging
man-performaing-vogue-dance-indoor. Sumber: Freepik.com



Bagaikan roda perjalanan yang berputar terus, kadang-kadang naik , tapi kadang-kadang juga turun. Roda tak pernah statis, selalu ada gerakan dari orang yang menggenjotnya. Orang yang menggenjot itu jika ingin cepat sampai tujuan, dia akan secepatnya memacu roda, roda yang diatas hanya sebentar saja berada di puncaknya, tak lama kemudian dia turun perlahan-lahan. 

Adanya sistem suspensi, pegas dan peredam , bekerja bersama-sama dan menyerap guncangan dari jalan. Jalan tidak rata dan mulus, ketika masuk ke jalan tak rada, pegas menerima tekanan dan terkompresi, membuat roda bergerak ke atas dan ke bawah tanpa pelepasan energi .

 Begitu pula dengan kehidupan yang menyerupai dengan roda sepeda , titik awalnya datar sekali, ketika melewati pergulatan jalan-jalan tak rata, banyak kesulitan yang dihadapi, baik dari segi pekerjaan maupun ekonomi, langsung, pegas itu tertekan dan hanya bisa bergerak sedikit sekali, apabila sudah mampu bergerak sedikit lebih lega, dia bisa mengeluarkan energi pegas dan mencari sesuatu yang lebih tenang . 

Tak pernah menyangka bahwa perjalanan bekerja anak , jauh berbeda dengan perjalanan bekerja saya. Di era saya , hanya tiga kali pindah kerja. Satu kali memang bekerja sebagai part timer junior secretary di embassy of Ceylon. Sambil kuliah, saya dapat pekerjaan itu, jadi lumayan dapat uang jajan. Tak lama setelah lulus, dapat pekerjaan di perusahaan Jepang. Ada sistem junior dan senior di perusahaan ini. 

 Awalnya saya tak merasakan perbedaan itu. Tetapi setelah memasuki tahun kedua, saya baru merasakan adanya beda perlakukan antara orang baru dan orang lama. Saya pikir sebagai orang yang masih muda yang punya banyak energi dan daya kreatif, saya tak mau mati kutu jadi junior terus sambil menunggu kesempatan senior resign. Betapa tak menyenangkan menunggu kesempatan yang tak diketahui kapan akan datang. 

Saya resign setelah tiga tahun bekerja. Saya mendapatkan pekerjaan baru di suatu perbankan asing. Bekerja sebagai sekretaris dari seorang manajer, saya suka sekali dengan lingkungannya. Begitu pula untuk mendapatkan kesempatan beralih fungsi kerja dari sekretaris menjadi service assistant. Saya belajar, berbagai macam produk, pelayanan dan training. 

 Senangnya bukan main. Saya cukup menikmati pekerjaan ini hingga sekitar 20 tahun. Gaya perubahan manajemen yang minimalis dan menginginkan anak-anak muda yang lebih energetic untuk menggantikan mereka yang dianggap sudah senior. 

Tergeserlah saya untuk mengambil pensiun dini. Jadi journe pekerjaanku untuk satu perusahaan ini cukup lama, hampir seperempat abad. Sementara pekerjaan anak di era milenial, berpindah kantor hampir enam kali dalam kurun waktu sepuluh tahun. 

Mulai kerja di suatu perusahaan yang notabene bukan passionnya. Dia ambil pekerjaan ini karena dianggap bisa naik ke jenjang berikutnya. Namun, ketika baru tiga bulan selesai, dia anggap tak ada kesempatan, tak ada kemajuan, jadi dia resign. Berturut-turut ke pekerjaan kedua adalah pekerjaan di suatu start up , dari segi pekerjaan, dia cukup nyaman. Namun, justru perusahaan ini tak bisa bertahan lama, jelang satu tahun dia di sana, perusahaan akan gulung tikar dan semua karyawan kena PHK. 

 Pindah ke perusahaan start up fintech, juga menyenangkan sekali baginya. Sayangnya di tahun ke tiga, dia harus menghadapi supervisor yang toxic , tak tahun dengan lingkup suasana kerja , dia juga resign. Terdampar di suatu perusahaan start up lagi, di sini dia harus kerja secara work from home selama hampir tiga tahun (satu tahun karena covid, lalu dilanjutkan dengan work from home selama tiga tahun). 

Namun, akhirnya perusahaan start up mulai goncang lagi. Sebagian besar karyawan kena PHK, termasuk anak saya. Lagi-lagi kerja hunting pekerjaan, masuk ke semua perusahaan start up yang sudah mapan. Selama dalam masa percobaan, dia merasakan beratnya workload dan juga kapasitasnya yang tidak memadai. Hasil dari masa percobaan adalah gagal. Dia tak berhasil menjadi pegawai tetap. 

 Akhirnya untuk kesekian enam kalinya dalam waktu sepuluh tahun, dia masuk lagi ke perusahaan asset managemen. Awalnya berpikir bahwa perusahaan finansial ini cukup establish dari luarnya, setelah melewati masa-masa percobaan akhirnya dia diterima .

 Namun, baru saja adaptasi dilakukan, dia terkejut dengan cara kerja dengan fungsi triple, sebagai UX designer, sebagai bisnis analyst, sebagai proyek manager. Tak kuat dengan kondisi workload berlebihan, dia sering sakit , akhirnya dia mundur dengan resign.

 Dunia kerja memang tak seindah dengan apa yang diinginkan. Ketika ekspektasi yang diinginkan tak terpenuhi, kita tinggal memilih, apakah kita ingin bahagia untuk bekerja atau terpaksa memendam ketidak bahagiaan demi tidak kena PHK atau bertahan dalam kondisi yang tak bahagia.

Hidup Berkualitas Hingga Akhir Usia: Persiapan Cerdas untuk Pensiun Bahagia"

persiapan pensiun dini

medium-shot-people-learning-together (sumber: freepik.com)




Siklus kehidupan setiap orang itu semua sama, yaitu mulai dari lahir, masa kecil, dewasa, menikah (tidak menikah), memiliki anak, menua, hingga meninggal dunia. Setiap siklus pasti penting bagi setiap pribadi, meskipun pengalaman yang dialami pasti berbeda. 

Namun, ketika kita menginjak masa pensiun setelah bertahun-tahun bekerja, pasti Anda akan mengalami perubahan drastis sekali baik secara mental, finansial maupun fisik. 

Ketika saya masih aktif bekerja, pagi-pagi buta sudah bangun mempersiapkan diri dan mempersiapkan makan untuk anak. Semuanya harus dikerjakan dengan serba cepat untuk mengejar antar jemput yang standby pada pukul 6.30. Dari Senin hingga Jumat bekerja di kantor, sibuk sekali . Waktu begitu cepat, rasanya baru saja bekerja, ternyata sudah waktunya untuk menyelesaikan masa bakti paripurna. Padahal, waktu 28 tahun cukup lama untuk mengabdi di suatu perusahaan perbankan asing.

Saat diberikan penawaran pensiun dini, saya masih berpikir untuk bertahan tiga tahun lagi. Ternyata, keadaan internal perusahaan memaksa saya untuk secepatnya mengambil keputusan untuk pensiun dini. Bergumul lama untuk memutuskan apakah mengambil pensiun dini atau tidak. Sebenarnya saya belum serratus persen ingin ambil pensiun dini, saya masih cukup aktif bekerja. Tetapi pertimbangan jika tidak ambil, ada risiko yang harus saya lakukan dan alami. 

Perencanaan persiapan untuk pensiun hanya sebatas untuk keuangan saja, tapi secara mental, kesehatan maupun kegiatan belum direncanakan dengan baik. Dari segi keuangan atau finansial, persiapan untuk masa pensiun, memang bukan hanya soal menabung uang atau membeli asuransi. Namun, persiapaan yang matang bagaimana kita menghitung berapa dana yang mencukupi untuk kehidupan setelah masa pensiun dengan nyaman dan bermakna. 

Persiapan Keuangan 


Sebaiknya kita alokasikan dana secara khusus untuk pensiun. Membuat perencanaan jangka panjang , berapa kebutuhan dana untuk pensiun terhitung sejak pensiun hingga kita meninggal (katakan pensiun di usia 53 dan waktu kehidupan setelah pensiun di usia 88) artinya kita harus menyediakan dana untuk 35 tahun. Apabila cost of living saat pensiun kita sekitar Rp.10 juta per bulan, maka untuk 35 tahun ini dikalikan Rp.120 juta ditambahkan dengan 2,5 untuk biaya inflasi. Wow, cukup besar sekali loh! Mungkin sekitar Rp.4,2 milyar lebih .

Bagaimana kita dapat mengumpulkan dana sebesar itu? Tentunya harus sedini mungkin untuk menabung . Kita tidak boleh lengah untuk mengalokasikan dana jika kita tidak ingin kehidupan setelah pensiun jadi tidak nyaman.

Untuk menghitung berapa besar kita harus menabung, kita perlu mengetahui berapa lama produktivitas kerja, misalnya kita mampu bekerja selama 28 tahun, sedangkan kebutuhan untuk kehidupan setelah pensiun Rp.4,2 milyar, maka sebulan seharusnya kita perlu menyisihkan sebesar Rp.12,500,000. Anda pasti kaget sekali , wah bagaimana sekali kita menyisihkannya, padahal gaji hanya sekitar Rp.15-20 juta. Agar tak pusing dari mana kita dapat menabung Rp.12,500.00 per bulan, kita perlu strategi , apabila kita mendapatkan bonus atau THR, jangan gunakan semuanya, tapi sisihkan untuk Tabungan pensiun. Bayangkan jika kita setahun bisa sisihkan Rp.15 juta setahun, maka dalam 28 tahun, sudah mencapai Rp.420 juta, artinya mengurangi beban Rp4,2 milyar menjadi Rp.3,780.000.000 menjadi RP.11,250.000. 

Wah ternyata masih cukup besar yach. Anda bisa mencari tambahan ekstra dari passive income dari dana yang sudah terkumpul. Passive income membantu kita untuk bisa mencukupi jumlah yang kita butuhkan. Begitu pula , saat kita sudah memasuki pensiun, dana passive income itu jadi hal utama yang membantu kita untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tentunya dengan mengurangi gaya hidup misalnya pada waktu kerja, kita sering makan di luar, kita menggunakan mobil dan travelling ke luar negeri. 

Berikut ini  gaya hidup masa pensiun:


  •  Menabung dan Berinvestasi Secara Konsisten Mulailah menabung sejak dini dan buat rencana investasi yang bisa memberikan penghasilan pasif di masa depan. Jangan hanya bergantung pada dana pensiun atau jaminan sosial—ciptakan sumber pendapatan lainnya, seperti properti, saham, atau reksa dana. 
  •  Mengatur Pengeluaran Buat anggaran keuangan yang jelas, batasi pengeluaran yang tidak perlu, dan prioritaskan investasi untuk masa depan. Perhatikan juga pengelolaan utang—hindari utang konsumtif yang menghambat arus kasmu.
  • Membuat Dana Darurat Pastikan memiliki dana darurat yang cukup, sekitar 6-12 bulan pengeluaran bulanan. Ini akan memberikan rasa aman saat masa pensiun dan menghindari stres finansial. 
  • Diversifikasi Investasi Jangan hanya mengandalkan satu jenis investasi. Diversifikasikan portofolio investasi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. 

 Persiapan mental 


Perubahan yang tak pernah terpikirkan saat akan pensiun adalah persiapan mental. Saya sendiri pernah mengalami hal yang mengganggu mental saya. Perubahan besar dalam kehidupan ketika masih bekerja, begitu aktif, sehari-hari penuh dengan kegiatan, menyita waktu sehingga tak punya kesempatan untuk mengejar hobi dan kegiatan yang selama ini teruntan. Namun, begitu memasuki pensiun, perubahan terjadi, tidak ada lagi kegiatan untuk masuk kantor atau bekerja, apalagi jika belum mempersiapkan untuk kegiatan pengganti. 

 Di awalnya, saya merasa senang karena tenang tidak bekerja. Namun, setelah dua minggu, bosan dengan kehidupan tanpa makna dan mulai gelisah dan cemas bahkan kehilangan tujuan dan arah hidup. Sebenarnya, saya harus merencanakan aktivitas atau proyek yang ingin saya lakukan setelah pensiun. 

Menulis journal, menulis opini, menulis apa pun atau bergabung dengan komunitas untuk mempelajari keterampilan baru yang tetap bisa mendukung saya tetap produktifi dan semangat . 

Di masa kritis itu saya harus mencari jati diri saya sebagai seorang pensiunan. Ada motivasi yang hilang karena merasa sudah tidak bermanfaat lagi. Motivasi yang turun ini harusnya dipersiapkan lebih dulu. Jika kita sudah mendapatkan passion atau kegiatan , langsung menerapkannya sehingga tidak ada lagi rasa hilang atau tak bermanfaat itu. 

Pensiun dini bisa membawa perubahan besar dalam rutinitas hidup. 
Agarpensiun tetap menyenangkan dan produktif, persiapkan mental.

Persiapan Mental dengan cara berikut:


  • Rencanakan Aktivitas yang Bermakna Pensiun dini bukan berarti berhenti beraktivitas. Rencanakan kegiatan yang bisa memberikan rasa tujuan, seperti mengembangkan hobi, belajar keterampilan baru, atau terlibat dalam kegiatan sosial atau relawan. 
  • Menjaga Keseimbangan Hidup Pensiun memberikan banyak waktu luang, tapi penting untuk tetap menjaga keseimbangan hidup. Jangan sampai merasa kehilangan arah. Jadwalkan waktu untuk keluarga, teman, dan waktu sendiri agar tetap merasa bahagia dan terhubung dengan dunia sekitar. 
  • Beradaptasi dengan Perubahan Pensiun membawa perubahan besar dalam identitas dan rutinitas. Persiapkan diri dengan cara berpikir positif dan fleksibel. Menghadapi perubahan dengan mindset yang terbuka akan membuat pensiun lebih menyenangkan. Fisik dan kesehatan Jelas sebelum pensiun, usia masih lebih muda , fisik masih kuat untuk melakukan pekerjaan maupun jalan-jalan. 

Begitu memasuki masa pensiun, banyak waktu luang, tapi jika tidak pernah melakukan Gerak badan, fisik akan menurun. Ada saja keluhan mulai dari lutut sakit, perut sakit, jari-jari sakit karena mulai penuaan. Bahkan dulu tak punya kolesterol dan darah tinggi, sekarang sudah mulai berada di dalam tubuh. Jadi untuk menjaga dan merawat tubuh di saat pensiun, perlu waktu untuk meditasi/doa, dan olahraga ringan seperti yoga, jalan di alam. Semuanya untuk menjaga keseimbangan hidup , tubuh, fisik, jiwa sehingga tak cepat lelah atau cepat jadi dementia atau Alzheimer.

Ketika memasuki pensiun, anak sudah tumbuh dewasa, bekerja, kita tinggal sendiri, ada rasa kesepian dan tidak bisa mengharapkan anak untuk mengantarkan kegiatan kita. Menjadi senior yang mandiri yang mampu mengerjakan pekerjaan ringan. Selama tubuh atau fisik masih diberikan kemampuan untuk berjalan tanpa sakit, atau tubuh yang cacat, kita diharapkan untuk produktif melakukan pekerjaan ringan . Dengan olaharga ringan , makanan bergizi, otot dan tulang kita akan lebih kuat. Kesehatan fisik dan mental yang prima adalah aset terbesar dalam menjalani pensiun dini. 

Tips Olahraga masa pensiun


  • Olahraga Secara Teratur Mulailah rutinitas olahraga ringan, seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga. Olahraga akan membantu menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan energi, dan memperbaiki suasana hati. 
  • Makan dengan Seimbang Perhatikan pola makan yang sehat, banyak mengonsumsi sayur, buah, dan sumber protein berkualitas. Hindari makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh yang bisa merusak kesehatan jangka panjang. 
  • Cek Kesehatan Secara Berkala Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi masalah sejak dini. Semakin dini masalah kesehatan terdeteksi, semakin mudah untuk diatasi. 
  • Manajemen Stres Pensiun dini bisa memunculkan stres jika tidak dihadapi dengan bijak. Latih teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, untuk mengurangi stres dan menjaga keseimbangan mental. 
  •  Sosialisasi dan Kegiatan Positif Jangan biarkan diri terisolasi. Bergabung dengan komunitas atau kegiatan sosial yang memberi kebahagiaan dan tujuan bisa mendukung kesehatan mental kamu.

Kesimpulan

 Persiapan pensiun dini yang sukses bukan hanya soal menyiapkan uang, tetapi juga menjaga mental tetap positif, dan menjaga kesehatan tubuh, pensiun dini bisa menjadi fase hidup yang menyenangkan dan penuh makna.

Total Tayangan Halaman