Mencari Ruang untuk Tenang untuk Diri

Ruang untuk tenang diri
mental health-freepik.com


Setiap kali dia bangun pagi, jantungnya berdegup keras . Dia selalu membayangkan pekerjaan di kantor yang tak disukainya menyambutnya. Bukan dengan dekapan tapi dengan berbagai masalah besar. Awalnya harapan besar untuk mengerjakan proyek yang dianggapnya sulit karena dia harus merangkap berbagai fungsi kerja sekaligus tak punya pengalaman dalam bidang yang digelutinya. 

 Untuk mengetahui proses kerja untuk diintegrasikan dalam teknologi, dia harus menguasai lebih dulu bagaimana proses kerja setiap transaksi yang punya cara input dan output yang berbeda. Ketika dia mencoba untuk mendalami proses kerja itu melalui orang yang sudah berpengalaman di situ, ternyata orang itu tak suka memberikan apa yang dikerjakannya. 

Sayang,mindset orang yang sedang diinterview itu negatif. Dianggapnya sebentar lagi pekerjaannya akan digantikan oleh mereka yang menguasai teknologi. Ketika pegawai itu menjelaskan kepadanya tentang proses kerja dengan sangat cepat, dia tak bisa menangkap apa yang diungkapkan oleh pegawai itu. Dia mencoba agar penjelasan itu diulang lagi. Tapi dengan sengit, pegawai itu menolaknya.

 Jika dia tak mampu memahami suatu proses kerja suatu transaksi dengan benar, maka dia tak mungkin membuat suatu proses kerja yang diintegrasikan dalam suatu desain. Dia gagal untuk paham. Sebenarnya kegagalan itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Ada yang tak mau berbagi ilmu ketika dia minta sharing ilmu. Lalu, dia dianggap gagal karena kegagalan komunikasi dan pribadi yang punya mindset tak mau berbagi. 

 Sedihnya luar biasa. Dia harus menanggung kesedihan itu. Supervisor sudah memberikan proyek lain yang tak berhubungan lagi dengan orang itu. Sayangnya, pekerjaan yang diberikan itu lagi-lagi bukan pekerjaan mudah , tantangannya dia harus punya tiga fungsi sekaligus. Tak mudah, dia coba untuk bisa bertahan untuk menyelesaikan sebagian dari pekerjaan.

 Namun, lagi-lagi ketika dia sering bergadang sampai malam untuk selesaikan pekerjaan, dan paginya dengan rasa kantuk yang masih ada, dia coba menghilangkannya dengan minum kopi. Kopi yang sudah lama tak tersentuh karena dia paham, kopi itu sebagai pemicu gerd. Dia paham kopi itu tak baik untuk gerd, tapi demi mata yang sudah ngantuk tetap terbuka, dia terpaksa meminumnya. Kopi itu ternyata membuat gerdnya kambuh. 

Tanpa disadarinya, kelemaham mental itu sudah mengganggu fisiknya. Dia merasakan fisiknya lemah dan sering terserang leher kering dan kembung. Tanda gejala gerd pun muncul. Akhirnya berkali-kali dia harus mendatangi dokter. Pertama ke dokter, dia tak sembuh. Disusul ke dokter kedua, dia tak sembuh juga, tak bisa menyangkal lagi bahwa dia harus mengambil keputusan berat yaitu memilih antara terus bekerja dengan mental dan fisik yang sakit atau berhenti bekerja agar mental dan fisiknya sembuh. 

 Dua-duanya berat karena jika dia berhenti bekerja, artinya mencari pekerjaan lagi di saat yang sulit, tak mudah mendapatkannya. Sementara jika dia tetap bekerja di perusahaan yang dia merasa sudah tak nyaman, sakitna baik mental dan fisik akan kambuh terus menerus. Setelah pemikiran panjang lebar, dia memutuskan dengan berat, untuk resign. 

 Salah satu seong anak perempuan muda , Gina (bukan nama sebenarnya), masih muda usianya sekitar tujuh belas tahun. Dalam usia muda dia bisa bekerja di suatu perusahaan. Awalnya sebagai resepsionis, ketika beberapa supervisor melihat kemampuan dan kegigihannya untuk belajar, dia dipromosikan ke bagian keuangan. Dia memang tak punya pengetahuan finance, tapia nak ini sangat cepat beradaptasi untuk mau belajar sesuatu yang baru. Pekerjaan di keuangan ini melebar ke bidang yang lainnya yaitu melayani kustomer. 

 Tanpa disadarinya, dia harus mengorbankan semua waktunya di tempat kerja. Bukan hanya 9 to 17.00, dia bekerja hingga pukul 23.00. Kadang juga hingga 2-3 malam, jam 6 pagi sudah harus berangkat ke kantor. Dua tahun bekerja dengan pola kerja beban berat, tak disadarinya dia menjadi “burn out”. Dia tak punya waktu untuk dirinya sendiri bahkan dia tubuhnya mulai terasa sakit semua, pegal, bahkan sering disebut lupa, padahal usianya saat itu masih 22 tahun. 

 Dia belum merasa perlu ke psikolog atau psiakter. Berpikir bahwa dia hanya cukup istirahat. Ketika badan istirahat tapi pikiran masih berputar tentang pekerjaan dan kekhwatiran untuk meninggalkan, fisik pun tak kuat menahan beban . Dia sering makan obat, hanya sebatas meringankan pikiran sebentar, tapi otaknya kembali berputar karena persaaannya masih diliputi kekhwatiran. 

Akhirnya, dia harus total bedrest karena sering pingsan. Dia mulai mengerti dan paham, badannya menolak karena perasaannya belum healing sepenuhnya. Dua contoh di atas adalah segelintir dari ribuan kasus sakit mental yang ada di Indonesia saat ini.

 Banyak orang muda yang diliputi tekanan sosial, pekerjaan, keluarga, teman. Hati, perasaan dan jiwa mereka tak lagi sehat karena adanya kondisi yang membuat mereka terus tertekan.

Solusi sakit mental


Solusinya tentu bukan melarikan diri dari persoalan. Tetapi satu-satunya jalan adalah menyembuhkan jiwa untuk bisa “mindfulness”, menenangkan diri, menyembuhkan diri dan pulih. 

 Sebelum masuk ke tahap depresi, sebaiknya kita menyembuhkan diri dulu dengan 7 terapi yaitu:

- terapi kognitif (mengubah pandangan dengan masalah mendasar ),
- terapi interpersonal (obati suasana hati dengan berinteraksi untuk bantu meningkatkan tekanan yang dialaminya 
-Terapi pernikahan dan keluarga Terapi konseling keluarga sekitar 12 minggu untuk peningkatan kualitas hubungan dua orang atau lebih. 
-Terapi seni Merupakan cara ekspresikan diri secara kreatif dalam bentuk gambar, lukisan, pahatan, dan lainnya 
-TerapiPsikoedukasi Mempersenjatai pasien dengan pengetahuan tentang kondisi mereka dan strategi kping, dan bagaimana cara mendapatkan bantuan.
-Hipnoterapi Cara menghambat bagian otak tertentu. Kemampuan kritis dan pikiran sadar terhambat, sehingga saran terapis dapat dicerna dengan mudah. Pasien diminta tutup mata, rileks, dibimbing untuk menciptakan imajinasi terentu.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman