"Dengar Alam Bernyanyi", Selamatkan Hutan Indonesia

Dengar Alam Bernyanyi
Dibuat canva-Dokumen pribadi


Namaku, Siamang. Asal habitatku berasal dari Hutan Isau-Isau, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Warna kulitku hitam dengan lengan panjang, aku tangkas hidup di pohon sehingga tak ada orang yang menangkapku. 

Aku senang tinggal di hutan bersama keluargaku dan teman-temanku. Hutan jadi tempat yang nyaman untuk hidupku. Di hutan ini aku bisa bertemu dengan berbagai macam teman-temanku . Orang menyebutnya sebagai fauna.

Teman-temanku sangat banyak, gajah,harimau, badak, reptil, ikan ,burung, kupu-kupu,kumbang, dan yang lainnya. Tidak hanya teman-temanku yang banyak, tapi aku suka dengan lingkunganku yang teduh dan nyaman disebut dengan flora

Semua jenis tanaman , tumbuhan dapat dijumpai di rumahku ini. Ada pohon kayu, anggrek, cempaka, eboni, longusei, gofasa,

 Bersama-sama dengan semua sahabatku di atas, aku dapat menikmati udara segar, saling memberi dan saling menerima. Aku dapat hidup di pohon yang lebat daunnya. Makananku daun, buah, bunga dan serangga. 

Pohon itu pun dapat terus tumbuh besar karena tak ada seorang pun yang mengganggunya. Hujan, air , iklim menjaga aku dan teman-temanku dari kepunahan . Ekosistem yang terjalin sangat mesra karena keseimbangan hidup terus diupayakan. Satu dengan yang lainnya tidak mengganggu atau mematikan kehidupan. 

Bahkan, manusia yang hidup dalam hutan tempat tinggalku, dapat hidup sejahtera karena mereka bisa memanfaatkan kekayaan fauna, tumbuh-tumbuhan untuk makan sehari-hari. Tidak hanya itu mereka bisa mendapatkan keuntungan ekonomi dari penjualan dari keanekaragaman hayati, misalnya cengkeh, budidaya obat-obatan, serat bahan baku industri. 

Sayangnya, semua ini tidak berlangsung lama. Aku harus terbirit-birit ke luar dari hutan yang nyamanku. Aku dikejar dan ditangkap oleh pemburu. Padahal aku masih muda dan kecil. Aku tak mengerti apa salahku. Ketika ditangkap, aku dimasukkan dan dikurung dalam jeruji besi. Dijadikan tontonan dan menunggu pembeli yang akan membawaku ke tempat yang tak hewani. 

Setelah kepergianku, teman-temanku juga bercerita, akibat kebutuhan dan keserakahan manusia yang makin besar, mereka menjarah semua sumber hayati yang dulunya berjumlah hampir 850 juta flora-fauna, tepatnya 2.827 jenis vertebrata non ikan, 27.000 jenis tumbuhan di seluruh hutan di Indonesia. 

Keserakahan manusia untuk mendapatkan keuntungan yang besar dengan menebang kayu-kayu yang usianya sudah ratusan tahun itu. Mereka hanya ingat kepentingan dirinya sendiri. Ketika pohon-pohon itu diambil kayunya, lalu dijarah dan dijual kepada perusahaan atau oknum, yang tinggal adalah hutan gundul. 

Dengan gundulnya hutan, iklim cuaca yang sangat panas, timbullah kebakaran hutan dimana-mana. Semua teman fauna ludes dilalap api, sedangkan teman-temanku flora pun terpaksa lari ke luar dari hutan. 

Keping-keping sisa kebakaran itu meninggalkan kepunahan keragaman jenis flora dan fauna, serta rusaknya ekosistem, dimana aku tak bisa lagi berinteraksi dengan bebas dan nyaman. Aku harus lari ke pemukiman penduduk karena rumahku sudah ludes.   Inilah kesedihan yang berat yang kualami.

 Aku dan semua temanku terancam tidak bisa hidup lebih lama lagi. Manusia yang jadi temanku yang tinggal di hutan pun ikut tergilas dengan bencana. Silih berganti bencana datang mulai dari longsor, banjir bandang sampai kepada kekeringan dan kebakaran hutan.

Apa yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan hutan? 


Manusia tidak hanya hidup dari keserakahannya dengan mengeruk dan mengambil semua kekayaan flora dan fauna hutan. Tetapi juga harus punya daya beradaptasi dan berevolusi dengan budidaya yang akrab dengan alam, melakukan konservasi untuk alam yang rusak. 

Di setiap fase dari kehidupan, di era modern ini kebutuhan dan konsumsi manusia untuk sumber alam harus dipenuhi bukan dengan mengeksploitasi hutan secara besar-besaran demi keuntungan sendiri. Tapi dengan kesadaran tinggi , kita semua harus hidup secara seimbang.

 Untuk menjaga keseimbangan hidup, tentu kita punya akal budi yang jauh lebih unggul dari makhluk hidup lainnya. Untuk itu kita punya kesadaran tinggi untuk melakukan beberapa solusi untuk jaga keseimbangan dengan beberapa cara berikut ini: 

Canva.com-dok.pri


1.Reboisasi 


Penanaman kembali tanaman yang ditebang dengan menanam bibit . Satu bibit itu biasanya akan tumbuh menjadi pohon besar dalam jangka waktu sekitar 20 tahun. Jadi ingatlah bahwa kita tebang 1 pohon , sebagai penggantinya dapat kita nikmati 20 tahun kemudian. 

Daim, seorang warga Dusun Berca, Kabupaten Lumajang, telah meraih Kalpataru dari Kementrian Hutan dan Lingkungan Hidup berkat kerja keras menanam pohon pinang . Pohon pinang yang menghijaukan lereng Gunung Lamongan. 

 2. Sanksi bagi pelaku penebang liar 


Jangan biarkan penebang liar melakukan illegal penebangan . Caranya adalah dengan berikan efek jera bentuknya sanksi hukuman penjara atau denda yang besar sekali. Warga yang tinggal di hutan tak boleh diam diri jika melihat adanya pembalakan liar. Laporkan ke orang yang berwenang. 

 3. Tidak buang sampah dan mencoret pohon 


Sebagai warga biasa, tentu kita tidak bisa merawat hutan secara muluk-muluk, harus datang ke hutan , menanam atau menjaganya. Kita dapat melakukan dengan tidak membuang sampah, tidak merusak tanaman, tidak membakar hutan untuk kepentingan ekonomi yang illegal. 

 4. Donasi untuk mewujudkan pelestarian hutan Indonesia 


Indonesia dijuluki sebagai hutan tropis ke 3 yang terluas, 39 hektar. Sayangnya hutan yang luas itu sekarang sudah gundul akibat ulah manusia. Data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Hutan mengatakan deforestasi hutan udah turun 75% di tahun 2019-2020, 115 hektar. 

Namun, data itu beda dengan Forest Watch, justru kebalikannya deforestasi naik 1,1 juta hektar sejak 2013-2017. Yuk, ikutan kontribusi jaga hutan dengan ikut kampanye semua orang bisa #jagahutan dengan berdonasi. 

 5. Tidak menggunakan kertas berlebihan


 Hi teman, masih sering gunakan kertas. Taukah apa bahan dasar kertas itu? Ya betul kertas terbuat dari serat tanaman, dari bubur kertas ,terbuat dari pohon. Bayangin, bagaimana pohon hilang satu persatu karena kita masih gunakan kertas. 

Kenapa tidak mencari alternatif lain untuk “paperless”, sekarang ini kamu semua sudah pakai teknologi digital. Semua data bisa dikirim via email, whatsapplication dan lainnya.

6. Dengar Alam Bernyanyi 



Dengar Alam Bernyanyi


Cuplikan dari lagu "Dengar Alam Bernyanyi" mengingatkan kita  kebahagiaan melihat birunya langit, hujaunya hutan.   Kebahagiaan kita apabila kita dapat merawat dan menjaga hutan kita dari polusi, kerusakan.  Kelestarian alam hanya bisa kita nikmati jika kita mau dengarkan jeritan alam, hutan, fauna dan flora.


Kerusakannya akibat ulah manusia harus dihentikan. Mari, kita jaga bumi tercinta dengan rawat hutan dengan cara yang super mudah, klik lagu “Dengar Alam Bernyanyi”, sambil berdendang kita semua berkontribusi untuk pemulihan bumi dan hutan.

Semakin banyak klik yang didapatkan, semakin besar royalti yang didapatkan. Sebagian royalti akan disumbangkan untuk konservasi dan restorasi hutan hujan tropis di Indonesia. 



Inilah saatnya dukung perawatan, pemulihan hutan, bumi yang rusak. Sebelum terlambat, bumi jadi punah, kita harus dukung pemulihan hutan dengan dengarkan musik “Dengar Alam Bernyanyi”. #UntukmuBumiku #IndonesiaBikinBangga #TeamUpforImpact #DengarAlamBernyanyi #HutanKitaSultan

Sumber referensi:
  •  Jelaskan potensi kekayaan hutan yang dimiliki Indonesia https://brainly.co.id/tugas/4369264 
  •  Apa itu Flora dan Fauna? Ini Penjelasan Lengkapnya https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-flora-dan-fauna/ 
  • Keanekaragaman Hayati untuk keberlanjutan kehidupan manusia http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?page=ebook&code=ka&view=yes&id=1 
  • Cara Melestarikan Hutan agar Dapat Dimanfaatkan Kegiatan Perekonomian https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/07/070000469/cara-melestarikan-hutan-agar-dapat-dimanfaatkan-untuk-kegiatan 1.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman