Child Free Bukan Keputusan Emosional

Child free bukan keputusan emosional
www.inatanaya.com



Memasuki dunia pernikahan ,bukan sekedar mimpi indah untuk hidup bersama. Tidak perlu berpikir banyak yang penting sudah cinta. Di era yang makin maju, banyak pertimbangan matang bagi dua orang yang telah dewasa untuk menikah. 

Dua orang yang Bersatu dalam pernikahan punya prinsip hidup yang sama tentang masa depan, misalnya apakah perlu memiliki anak atau tidak? Saat ini ada pasangan yang berpikir sesaat atau emosional untuk mengatakan saya tak ingin memiliki anak atau disebut dengan “child free” karena trauma ibu saya meninggal melahirkan saya. 

Definisi Child Free adalah “one does not want to have children at all” artinya mereka tidak menginginkan anak sama sekali. Dr. Dharmawan A., seorang psikiater memaparkan bahwa “setiap orang harus mencari makna hidup. 

Makna hidup itu termasuk makna perkawinan dalam keluarga. Apa yang dicari dalam pernikahan. Ada yang pengin segra mendapatkan anak karena menurut adat atau permintaan orangtua. 

Ada yang merasa belum siap untuk mendapatkan anak karena secara ekonomi dan fisik belum siap. Ada yang mempertimbangkan untuk menunda punya anak karena harus menabung dulu untuk kebutuhan anak itu besar sekali. 

Tetapi harus diingat bahwa untuk perempuan , ada jam biologis untuk produktivitas yaitu usia 20-35 tahun untuk hamil. Di atas 35 tahun akan berisiko tinggi. Apa pun alasannya, hendaknya pasangan yang mengatakan saya berniat tidak punya anak, alasannya bukanlah alasan emosional. 

 Apa alasan emosional itu? 

Tidak sekedar trauma masa lalu karena ayah dan ibunya bercerai, melihat banyak pasangan selebrity atau keluarga yang bercerai , lebih baik tidak punya anak saja. Ada rasa takut nanti jika punya anak bagaimana merawat anak apabila ekonomi tidak kuat misalnya suami belum mapan memiliki rumah, pekerjaan masih freelance. 

Apabila masih memiliki alasan emosional sebaiknya salah satu pasangan yang punya masalah harus mengadakan healing dulu. 

Healing dengan pengertian untuk menghilangan trauma masa lalu, entah itu inner child atau entah itu trauma dari keluarga. Jika setelah healing ternyata tekad pasangan ini tetap “child free” alias tidak punya anak, maka harus mengadakan konseling dulu kepada psikolog atau keluarga terdekat. 

 Apakah benar pilihan yang sudah ditetapkan itu bukan karena semata-mata keegoisan kita karena tidak mau repot saja, nantinya tidak ada kekecewaan di masa depan. Juga harus berbicara dengan keluarga besar agar mereka tidak dituduh atau diberikan kesalahan bahwa mereka mengambil keputusan itu karena benar-benar sudah dipikirkan matang. 

Setelah konseling sebaiknya dipikirkan dan dipertimbangkan sekali lagi apabila keputusan “child free” bisa diganti dengan adopsi anak. Untuk adopsi anak pun harus dipikirkan matang tentang bibit,bebet, bobot karena setiap anak itu dalam pengasuhannya akan membawa sifat bawaan dan sifat lingkungan dimana dibesarkan. 

Perlu dipikirkan apakah anak adopsi ini bisa dibesarkan dengan perawatan dan pengasuhan seperti anaknya sendiri (mencintai seperti anaknya sendiri).


Pengambilan keputusan “Child Free” yang terbaik adalah dengan alasan rasional dan pikiran yang jernih sebagai berikut ini: Alasan Rasional 

1.Fisik pasangan Kondisi salah seorang pasangan yang tak memungkinkan dia punya anak . Misalnya ada masalah dengan kondisi indung telur atau tumor di Rahim dan sebaginya. Sebenarnya jika terjadi sesuatu dalam rahim yang tak bisa diobati, artina bukan lagi child free tetapi childness. Childness itu adalah tidak mungkin memiliki anak karena adanya organ yang tak subur organ produktivitas atau sakit mental.

 2. Penyakit bawaan Sebelum menikah umumnya perlu pemeriksaan dini yang sangat kompleks, apakah ada sakit genetic kuat dari generasi di atasnya. Apakah ada penyakit autis dari generasi sebelumnya.

3. Ekonomi Seringkali yang membuat berpikir untuk tidak punya anak adalah biaya beban berat untuk memiliki anak. Bukan biaya untuk pengasuhan saja, tetapi pendidikan hingga bisa mandiri menjadi pemikiran matang. 

 Apabila kita sudah berpikir secara rasional dan menetapkan “child free”, hendaklanya kita bertanggung jawab atas pilihan yang kita buat. Tidak menyesal atau mencari kambing hitam jika terjadi cekcok antara suami istri.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman