Begini Caranya Orangtua Memberitahukan Anak Jika Orangtua Cerai

Caranya beritahukan Anak jika Orangtua Cerai


Setiap pernikahan selalu penuh dengan doa dan restu agar pasangan yang baru masuk dalam mahligai pernikahan atau hidup keluarga baru dapat hidup bahagia dan rukun sampai kakek nenek.

Namun, dalam perjalanan hidup , ternyata tak semua yang diharapkan atau didoakan itu berjalan sesuai dengan rencana manusia. 

Ada hal-hal yang membuat perceraian antara dua orang yang sudah memadu cinta dan  bersatu dalam ikatan pernikahan. Mereka lupa kepada janji suci pernikahan . Mereka terpaksa bercerai dengan berbagai alasan.

Alasan tidak cocok secara prinsip,ekonomi, KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), pihak ketiga dan lain-lainnya. Anak-anak menjadi korban perceraian yang tak dikehendaki oleh siapa pun. Orangtua yang bercerai harus punya tanggung jawab dalam pendidikan masa depan anak. 

Yuk kita simak puisi Kahlil Gibran tentang anak: 

 Kau adalah busur yang meluncurkan anak-anakmu sebagai panah hidup. 
Pemanah mengetahui sasaran di jalan yang tidak terhingga, dan Ia melengkungkan sekuat tenaga-Nya agar anak panah melesat cepat dan jauh.
Biarlah tubuhmu yang melengkung di tangannya merupakan kegembiraan. 
Sebab, seperti cinta-Nya terhadap anak panah yang melesat, Ia pun mencintai busur yang kuat. 


Ketika orangtua yang sedang dalam proses perceraian, yang menjadi masalah adalah anak-anak sebagai buah cinta dari pernikahan. Apabila anak-anak itu belum berusia 12 tahun, pengadilan akan menentukan anak-anak dibawah pengasuhan siapa.  Jika anak-anak  berusia di atas 12 tahun, anak diperbolehkan untuk memilih ingin turut siapa, ayah atau ibu/bundanya. 

1.Pemberitahuan kepada anak dengan jujur 


Di saat proses perceraian inilah, orangtua harus memberitahukan dengan jujur, tidak boleh bohong, kepada anak-anak bahwa orangtua terpaksa berpisah, bercerai karena tidak bisa hidup bersama lagi. 

 Mungkin dalam waktu dekat entah 1-2 bulan lagi, kalian harus memilih untuk ikut ayah/ibu (untuk anak usia di atas 12 tahun) atau berikan pengertian kepada yang kecil, salah satu diantara ayah ibu tidak bersama lagi. 

Jika anak terus bertanya kenapa-kenapa ayah dan ibu tetap saja satu dalam rumah ? Anda jelaskan bahwa tidak ada kesepakatan di antara ayah dan ibu lagi.

 2.Berikan jaminan bahwa anak tetap dicintai 


Berikan jaminan kepada anak-anak bahwa mereka tetapi dicintai oleh ayah dan ibunya walaupun perceraian terjadi. Tidak ada mantan anak ketika perceraian terjadi. Anak-anak adalah anak hasil buah cinta dari sepasang suami istri yang sudah sepakat untuk hidup bersama. 

3. Anak harus beradaptasi dengan perubahan 


Selesai memberikan pengertian kepada anak-anak, berikan waktu kepada anak untuk beradaptasi dengan situasi yang terjadi. Misalnya dulu ke sekolah diantar oleh ayah. Sekarang harus berangkat sendiri karena ibu harus bekerja. 

 Ada juga ketika pengambilan rapor ada anak yang terpaksa harus mencari wakil misalnya nenek atau kakek untuk ambilkan raport karena ayah dan ibu masih sibuk bekerja.

 Demikian juga jika liburan biasanya bisa bersama-sama berlibur. Tapi ketika terjadi perceraian, anak terpaksa berlibur dengan ayah sendiri atau dengan ibu sendiri. 

 4.Pendampingan untuk perubahan 


Umumnya adaptasi situasi perceraian ini sangat berat bagi anak-anak yang sudah mengerti (di atas kelas III SD). Harus ada pendampingan anak atau pergi ke psikolog jika ada pergulatan batin dari anak hingga pelajarannya mundur karena perceraian.

 APabila anak belum juga bisa menerima, berikan waktu kepada anak untuk adaptasi situasi yang tidak nyaman itu . Anak perlu perubahan adaptasi itu dan bisa menerima kondisi itu sepenuhnya. 

 5. Atur waktu bersama 


Meskipun ayah dan ibu punya kesibukan masing-masing, misalnya pekerjaan atau pengelolaan usaha sendiri. Usahakan dan tunjukkan kepada anak bahwa Anda berdua (suami dan istri) meskipun bercerai tetap memberikan waktu bersama kepada anak. Misalnya week end , hari minggu ke empat, ayah dan ibu (meskipun salah satu mungkin sudah menikah Kembali), memberikan waktu kepada anak untuk berjalan-jalan bersama, ngobrol di café atau berkumpul di salah satu rumah. Dengan kebersamaan ini anak akibat perceraian ayah ibu itu tidak merasa putus asa , tetapi mereka akan merasa harga diri tetap tinggi dan merasa tetap diterima sebagai anak .

 Cerai atau perceraian memang tidak dikehendaki oleh siapa pun yang telah memilih untuk menikah. Namun, jika hal itu ternyata harus terjadi karena pilihan tidak dapat dihindari lagi, maka jangan jadikan anak-anak sebagai korban perceraian.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman