Disrupsi melanda semua lini, termasuk dalam pekerjaan. Perubahan drastic pada pekerjaan yang dicari oleh industry atau perusahaan telah terjadi. Sadar atau tidak selama pandemic ini “work from home” jadi dasar dari perubahan ini.
Banyak karyawan atau orang yang “dipaksa” bekerja di rumah.
Pemaksaan ini membuat para pekerja juga harus menyesuaikan diri dari yang biasanya bekerja di ruang yang luas bersama teman di sebuah kantor dalam sebuah Gedung pencakar langit, sekarang berubah total jadi sebuah ruang di kamar di sebuah rumah.
Perusahaan atau kantor yang industrinya jasa, wisata, atau perbankan, telah mencoba adaptasi lebih cepat dengan kondisi saat pandemic.
Mereka tidak perlu butuh space untuk karyawannya. Karyawan bisa bekerja di rumah, dikonsolidasikan pekerjaannya dan akhirnya mereka cukup di rumah saja.
Ke depannya banyak perusahaan atau industry mulai dengan cara pekerjaan seperti sekarang ini, bekerja dari rumah dengan kualitas yang tinggi menghasilkan yang seefektif dan seoptimal mungkin.
Tidak lagi mengandalkan kantor fisik yang mentereng. Tidak lagi membutuhkan karyawan bekerja di kantor yang butuh banyak cost untuk sewa Gedung, listrik, AC dan bayar fasilitas seperti wifi .
Cukup jika bayar karyawan yang bisa bekerja tanpa dipantau tapi hasilnya sesuai dengan expektasi yang diharapkan.
Ditengarai oleh Nadim Makarim sejumlah pekerjaan yang dibutuhkan saat pandemic adalah bidang pekerjaan sebagai berikut:
1.Software engineerLl
2.UX Designer
3.Product manager
4.Reseacher
5.Data Analyst
Lalu, bagaimana nasib mahasiswa yang sudah hampir selesai pendidikannya, tapi bidang yang dipilihnya bukan pekerjaan yang dicari saat ini.
Apakah setelah lulus justru harus jadi pengangguran karena tidak ada lowongan untuk background Pendidikan yang telah dipilihnya.
Milenial, mahasiswa dan siapa pun perlu menyadari adanya pergeseran tata penerimaan pegawai pada era disrupsi ini,dan tantangan untuk belajar seumur hidup.
Sekarang bukan zamannya untuk mengejar sebuah gelar.
Anda harus punya kemampuan untuk elajar lebih cepat, cari ketrampilan yang dibutuhkan, membuktikan bahwa anda bisa berkontribusi terhadap perusahaan dengan skill yang diminta.
Memang survei telah membuktikan banyak orang berusia sekitar 40 tahun menjadi orang yang “useless” karena tidak mau belajar lagi. Anggapan sudah jadi sarjana sudah cukup ilmunya, dan mencari tempat atau perusahaan yang mau menerimanya, tapi kenyataannya tidak ada perusahaan menerimanya karena memang yang dibutuhkan skill digital yang sedang “in”.
Anak muda sekarang ini harus mengexplore bidang pekerjaan apa yang sedang dicari oleh perusahaan/industry.
Ketika sudah diketahui, dia harus membekali dirinya dengan apa yang dibutuhkan itu.
Tidak ada alasan untuk belajar dari awal lagi.
Ketika sudah mengasah ketrampilan baik itu otoditak maupun melalui Lembaga , dia harus punya memvalidasi kemahirannya itu dihadapan para industry/perusahaan yang membutuhkan.
Disamping itu dia harus mempelajari secara cepat tentang regulasi yang berkaitan dengan ilmunya. Dia juga mampu bekerja tanpa harus diperintah oleh supervisor, mandiri dalam bekerja.
Rangkaian pekerjaan yang harus dikerjakan tanpa harus disupervisi ,dan hasilnya juga sesuai yang diharapkan oleh supervisor.
Dalam sejarah peradaban industry, ada banyak perubahan industry yang dulunya mapan menjadi hilang dan muncul yang baru atau yang dulunya tidak dianggap penting, muncul ke permukaan karena kebutuhan yang berubah setiap saat.
Seperti di Indonesia ketika pandemic terjadi, industry Kesehatan jadi peluang yang tidak boleh dianggap enteng.
Dalam bidang Kesehatan itu terciptalah penjualan sanitizer dengan segala merek , pembersih ruangan, bahkan untuk café atau restorant , diperlukan ruangan outdoor yang luas dimana orang makan /minum tidak berdempet dan punya jarak seperti yang dibutuhkan untuk prokes Kesehatan.
Dunia baru yang muncul saat ini adalah artificial intelligence, UX, emidemologist , Robot, Big Data
Apa saja yang perlu dimiliki untuk bisa qualified untuk pekerjaan saat ini?
Tuntutan perusahaan dan industry saat ini bukan sekedar orang yang punya ijzah S2 , S1 , tetapi justru orang yang mampu berkontribusi dengan nilai perusahaan jadi naik.
Kriteria pekerjaan yang dibutuhkan saat ini:
Kesehatan yang prima , terhindar dari Covid
- Mau belajar hal-hal yang baru dan mau mempraktekkan
- Bukan hanya certifate , nilai yang jadi parameter utamanya, tapi kemampuan adaptasi
- Tuntutan mampu bekerja mandiri tanpa supervisi dari atasan .
- Tuntutan kamu bisa berkontribusi apa untuk perusahaan ini bukan kebalikannya menuntut gaji esar tapi kemampuan tidak ada.
Pekerjaan yang terkena disrupsi
- Wartawan
- Dosen
- Akuntan
- Polantas
- Buruh rakitan
- Travel agent
- Operator telpon
- Tentara Tukang jam tangan
Siapkah untuk bekerja dengan suasana yang begitu kental dengan digital?
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!