Ketika perbincangan atau sharing dengan para ibu tentang Pendidikan anak , ternyata hampir 80% ibu-ibu sudah melek perencanaan keluarga.
Sayangnya hanya 20% yang punya komitmen untuk menabung untuk biaya Pendidikan keluarga.
Ada yang beranggapan, anak masih kecil , nanti saja menabung setelah dekat memasuki perguruan tinggi. Terlalu lama menabungnya.
Ketika tiba masuk ke perguruan tinggi dan mengetahui betapa besarnya biaya masuk perguruan tinggi(swasta), orangtua langsung kaget, betapa besarnya uang biaya perguruan tinggi.
Mereka yang tak punya dana biaya Pendidikan khususnya perguruan tinggi, lalu mengambil jalan pintas:
- Mengambil pinjaman jangka pendek dari bank
- Menggadaikan rumah
- Meminjam dari kantor atau dari teman
Pengalaman diri sendiri
Anak perempuan bayi mungil dengan pipi gembul dan suka berteriak itu,sekarang pipinya tak bisa dicubit gemas lagi. Serasa terlalu cepat gadis kecil itu tumbuh dewasa .
Kedewasaannya terlihat dari fisiknya yang sudah tumbuh berkemang jadi gadis dewasa.
Bahkan dia sudah bisa melewati masa perguruan tinggi yang sangat berbeda dengan masa SD,SMP maupun SMP.
Dengan kepercayaan tinggi, dia sudah bisa meraih double degree yang disandangnya.
Ternyata meraih cita-cita yang didiamkan itu tak mudah begitu saja diraih. Sebagaii orangtuanya saya sudah mengganggarkan perencanaan keuangan pendidikannya sejak dia belum lahir.
Loh mengapa belum menikah kok sudah merencanakan anggaran Pendidikan anak? Alasannya, anggaran Pendidikan itu mahal. Terutama perguruan tinggi itu besar, saya mulai menghitung biaya Pendidikan anak mulai dari SD hingga perguruan tinggi terbaik, itu besar sekali biayanya.
Apabila jumlah besar itu tidak saya tabung sejak dini, akan terasa berat untuk mengeluarkan sekaligus besar sekali. Nach dengan cara menabung sedikit demi sedikit, maka lama-lama jadi bukit. Tak terasa apa yang dianggarakan itu tercapai. Pada hari H, kita tinggal mencairkan untuk Pendidikan anak, hingga anak itu selesai di perguruan tinggi.
Bagaimana menghitungnya:
- .Kita harus memastikan sekolah apa (swasta /negeri ) untuk tingkat SD,SMP, SMA sampai ke perguruan tinggi
- .Jika poin1 sudah diketahui, pastikan berapa biaya tahun ini (2021) untuk masing-masing tingkat (SD,SMP,SMA, Perguruan tinggi)
- .Total seluruh biaya dari SD hingga perguruan tinggi dan kalikan dengan 10% untuk biaya inflasi
- Setelah diketahui total biaya, barulah kita menstimulasi berapa lama biaya itu akan dibagi per tahun .
Contoh yang dibuat sederhana:
Di Tahun 2021 (ini hanya indikasi saja , bukan jumlah yang “real”).
🔻Jenjang TK (2 tahun)
- Uang pangkal sekolah: Rp8.000.000
- Uang SPP: Rp500.000/bulan x 24 bulan = Rp12.000.000
- Uang seragam: Rp300.000 Uang kegiatan: Rp1.000.000/tahun x 2 tahun = Rp2.000.000
Total biaya = Rp22.300.000
🔻Jenjang SD (6 tahun)
- Uang pangkal sekolah: Rp10.000.000
- Uang SPP: Rp500.000/bulan x 72 bulan = Rp36.000.000
- Uang seragam: Rp500.000
Total biaya = Rp46.500.000
🔻Jenjang SMP (3 tahun)
- Uang pangkal sekolah: Rp12.000.000
- Uang SPP: Rp650.000/bulan x 36 bulan = Rp23.400.000
- Uang seragam: Rp600.000
Total biaya = Rp36.000.000
🔻Jenjang SMA (3 tahun)
- Uang pangkal sekolah: Rp15.000.000
- Uang SPP: Rp1.000.000/bulan x 36 bulan = Rp36.000.000
- Uang seragam: Rp650.000
Total biaya = Rp51.650.000
🔻Jenjang Kuliah (4 tahun)
- Uang pangkal sekolah: Rp20.000.000
- UKT: Rp8.000.000/semester x 8 semester = Rp64.000.000
- Uang kebutuhan kuliah: Rp40.000.000
Total biaya = Rp124.000.000
Jadi, jika biaya sekolah anak dari TK sampai kuliah ditotal secara keseluruhan, maka Anda harus memiliki tabungan senilai:
Rp22.300.000 + Rp46.500.000 + Rp36.000.000 + Rp51.650.000 + Rp40.000.000 = Rp196.450.000
Hambatan untuk mencapai tabungan untuk biaya Pendidikan:
Ketika saya sedang chit chat dengan teman-teman di suatu komunitas, topik tentang anggaran biaya Pendidikan anak. Saya katakan betapa mahalnya Pendidikan sekarang ini.
Dulu ketika saya masuk perguruan tinggi, uang masuk hanya Rp.100,000 di tahun sekitar 1979. Di tahun 2021, untuk masuk perguruan tinggi, uang panggal sudah lebih dari Rp.20.000.000. Bayangin dalam 42 tahun, sudah naik menjadi 200 kali lipat, atau 50% per tahun.
Dalam kesempatan ngobrol itu, saya mendapat kesan bahwa hampir semua ibu itu sudah paham betul mengenai anggaran keuangan Pendidikan.
Namun, ketika dalam prakteknya, ternyata ibu-ibu masih banyak mengalami kesulitan dalam mengatur keuangannya untuk dana Pendidikan.
Berbagai alas an dikemukakan,menggunakan dana itu untuk modal kerja, tidak berkecukupan karena harus membantu orangtuanya, bahkan ada yang mengatakan ada orangtua dan mertua bersama dengan dirinya.
Jelas bahwa kita harus memisahkan antara tabungan Pendidikan dengan hal-hal yang lainnya. Untuk tabungan Pendidikan sama sekali tidka boleh diganggung gugat untuk digunakan dengan ala an apa pun.
Mengapa kita tidak boleh menggunakan dana tabungan Pendidikan untuk keperluan lainnya?
Sebagai orangtua yang bertanggung jawab atas masa depan anak. Masa depan anak hanya bisa tercapai dengan Pendidikan.
Apakah Anda termasuk orang yang beragumentasi, tanpa sekolah, anak bisa berhasil? Tentu, hal ini juga benar. Tetapi keerhasilan anak yang super genius dan super kebetulan itu hanya 1% dari mereka yang umumnya .
Oleh karena itu , mulai dari sejak kecil, mulailah menabung dan konsisten serta disiplin menabung. Sekarang juga ada berbagai macam program Pendidikan anak yang dapat Anda pilih.
Sekali lagi, pilihlah investasi atau tabungan sesuai dengan apa yang Anda anggap baik untuk memenuhi Pendidikan anak.
Sumber referensi:
BIaya Sekolah Anak dari TK SSampai Kuliah, Ini Perhitungannya, dari RuangMom
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!