Perkembangan Tren Ecommece di tahun 2021

 

Kita coba kilas balik dulu yach sebelum pandemi ada. Apakah kita masih sering shopping ke mall? Pasti masih dong khan. Milenial masih sering nongkrong di mall di malam minggu atau habis pulang kerja. Rasanya tak mungkin terus langsung pulang ke rumah sehabis bekerja.
 
Waktu nongkrong di mall atau  di café atau hang out jadi tradisi . 
 
Ternyata setelah covid datang perubahan perilaku social dari masyarakat terutama para milenial pun jadi beda. 
Mereka tak lagi nongkrong di café atau mall. 
 
Mengapa? Semua mall di tutup? Juga café tak ada yang boleh buka karena mereka bukan dianggap bisnis essential. 
 
Lalu, apa yang mereka lalukan untuk haiskan waktu untuk shopping atau hang out dengan teman? Hanya satu tempat yang tepat bagi mereka yaitu gadget. 
 
Fungsi gadget sudah berubah , bukan sekdar alat untuk bekerja saja, tapi juga untuk leisure dan belanja . 
 

Belanja? 

 
Dari sebuah survei yang diadakan oleh sebuah bank asing , menunjukkan bahwa minat masyarakat gunakan e-commerce telah melonjak tajam dari 245 sebelum covid 19 menjadi 66%saat covid 19. Kebalikannya mereka tidak lebih memilih situs e-commerce sebagai tempat untuk belanja sebanyak 6%. 
 
Kenaikan yang memang tidak significant tapi ternyata pembelian barang-barang yang dibeli di e-commerce pun berganti arah, dari yang bukan makanan sekarang menjadi makanan jadi pilihannya. 
 
Ayo, siapa ngga percaya? Banyak ibu-ibu yang bekerja di rumah pasti lebih merasa praktis dan gampang untuk beli belanja untuk stock melalui e-commerce. Semakin banyaknya e-comemrce yang ada di platform di Indonesia, semakin banyak saingannya. 
 
Persaingan itu tentunya harus bebas dari praktek yang tidak baik seperti perang harga dan etika. Nach bagi pemilik e-comemrce pun harus punya kiat dan strategi untuk bisa memenangi persaingan secara  fair dan mendorong UMKM untuk tetap beretika dalam perdagangan e-commerce. 
 

Tren 2021 untuk e-commerce yang akan dihadapi adalah sebagai berikut ini: 

 

1.Pertumbuhan penjulan online tidak dapat dihentikan

 
Penjulan e-commerce telah berkembang pesat secara konstan, alaan utama adalah  aktivitas popular yang paling disukai. Penjualannya e-commerce secara global telah meningkat 26.7% setiap tahunnya menjadi $4.891 trillion di 2021 (eMarketer 2021).
 
 Kenaikan tingkat untuk belanja secara online , salah satu faktor dari atribut yang yang tak bisa ditinggalkan adalah level dari kenyamanan yang diberikan kepada pembeli online
 

2.Masa depan Ecommerce

 
Setelah Covid 19: sebagaimana kita ketahui dampak terbesar pada saat Covid adalah penutupan dari mall atau toko pembelanjaan. Penutupuan itu berbulan-bulan bahkan menimbulkna banyak kerugian bagi para tenant maupun pekerjanya bahkan membuat calon pembeli  mencari jalan ke luar untuk membeli barang secara online. 
 
Para ahli telah memprediksi hahwa dampak setelah covid selesai pun penjualan ecommerce akan tetap sama seperti saat covid 19. Hal ini karena orang sudah merasa nyaman dan suka sekali dengan penawaran dan keuntungan tanpa harus berkaitan dengan kontak orang dan pembayaran kas, tetapi dapat dilakukan dengan digital. 
 
Bagi toko atau tenan di mall, merasa rugi karena jumlah pembeli yang ke mall setelah covid pun tidak seramai sebelum covid karena adanya peraturan ketat seperti harus punya surat vaksin , usia dan prokes.
 

 3.Tumbuhnya Mobile Shopping 

 
Ditengarai bahwa moile shopping total sale telah mencapai US42.66 trillition . Angka ini diharapkan terus bertumbuh 18.8 percent mencapai 33.16 trilion tahun ini sebelum mencapai kenaikan $3.79 trilion pada tahun 2022. 
 
Kenaikan pertumbuhan ini didukung oleh meningkatnya penggunaan gadget . Para milenial bukan sekedar browsing secara online saja, tapi mereka juga menggunakan mobile untuk riset dan akhirnya mengambil keputusan untuk memebeli. 
 
Selama UMKM yang dipercaya tumbuh di ecommerce maka para milenial dari gen Z pun memastikan dirinya untuk berbelanja melalui mobile gadget. 
 

4. Konsumen dari generasi muda merubah lanskap business 

 
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa konsumen khususnya dari generasi muda (hampir 54% menghabiskan waktu belanja dengan online saat pandemic). 
 
Perubahan atau shifting belanja ini membuat scenario atau lanskap business ecommerze makin disukai oleh para milenial yang lebih melek digital dan aneka consumer goods.
 

5. Peran Sosial Media dalam ecommerce

Sejumlah pembeli dari social media meningkat dengan adanya tombol “Buy” baik yang ada di Facebook maupun Instagram. Peran dari social media jadi penting dalam dunia ecommerce Sosial media telah merubah cara kita hidup termasuk cara kita membeli barang-barang. 
 
Hal ini merupakan kesempatan bagi brand  untuk memulai memperbaiki posisi mereka di social media dimana platform terbesar untuk menemukan konsumen dalam menghabiskan waktunya dengan berbagai media , busines ecommerce juga membantu influcer Instagram untuk meningkatkan kesempatan untuk menemukan target pembeli.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman