Setiap kali melihat timbunan sampah di TPA, apa persepsi yang Anda ingat? Saya mengingatnya sebagai sebuah tragedy kemanusiaan yang menggoncangkan .
Tragedi ini terjadi di TPA Leuwigajah di Cimahi pada tahun 2005.
Timbunan sampah sepanjang 200 meter dan tingginya 60 meter itu diguyur hujan deras. Akumulasi dari gas metan dan tumpukan sampah pun membuat sampah meledak dan longsor pun tak terbendung.
Bagaikan tsunami menerjang semua tubuh dan rumah pemulung yang tak kuasa menahan , akhirnya 150 orang meninggal dunia.
Peristiwa itu sudah lama terjadi. Tapi kisah itu seolah tidak jadi pembelajaran tentang pengolahan sampah .
Manusia mudah lupa dalam mengelola sampah, mengurangi atau membebaskan diri dari sampah.
Statistik tentang sampah di TPA itu menunjukkan bahwa jumlah atau volume sampah tidak berubah dari tahun ke tahun. Bahkan tahurn terakhir ini Indonesia menduduki tempat kedua terbesar sebagai penghasil sampah makanan atau food waste nomer dua setelah Arab.
Jumlahnya bukan main-main 13 juta ton per tahun, atau setara dengan 500 kali berat monas. Ngga terbayangkan banyaknya!!
Penelitian menunjukkan bawha dengan mudahnya tiap orang di Indonesia itu berkontribusi untuk membuang sampah sebesar 300 kg setiap tahun.
Lebih memprihatinkan lagi dari jumlah sampah yang besar itu ternyata komposisi sampah terbesar adalah makanan. Hal ini dapat dilihat dari laporan tahun 2003 dari Kementrian Lingkungan Hidup 2005.!
Terlihat di sini bahwa komposisi sampah makanan di Jakarta menduduki 86,41%, Makasar 85,60%, Surabaya 65.60%, Medan 16,20% dan Bandugn 83.55%, rata-rata 59,47%.
Mengapa begitu banyak makanan yang terbuang di TPA?
Apakah semua warga di Indonesia itu sudah cukup kaya sehingga makan sebanyak-banyaknya , namun tidak dihabiskan karena kemampuan untuk makan tidak seuai dengan yang diambil. Terlalu banyak mengambil, kapasitas perut kecil..
Faktanya tidak semua warga di Indonesia mampu makan dengan nutrisi baik, ada 19,4 juta warga Indonesia yang tidak mampu yang tinggal dan hidupnya di garis kemiskinan dan menderita malnutrisi. Dari 19,4 juta itu . seperempatnya anak-anak yang menderita stunting .
Hal ini dikonfirmasi oleh Index Indonesia Global Kelapara menunjukkan 21,9% yang lebih tinggi dibandingkan angka untuk Laos.
Perlu kita telusuri dari mana asal sisa makanan yang dibuang begitu banyak.
Akar Masalah food waste dan food loss
Melihat panjangnya jalur distribusi pangan, mulai dari petani kepada end user harus melalui tengkulak, pasar induk, pasar konvensional barulah end user. Apabila sayur mayur yang dijual, harus melalui rantai distribusi yang Panjang, akibatnya sayur mayur yang dijual itu tidak lagi segar sampai kepada end user.. Akhirnya, di beberapa titik distribusi akan membuang sayur yang sudah membusuk .
2.Restoran
Adakalanya restoran seperti Restoran Padang yang menyajikan makanan bukan berdasarkan pesanan, tetapi berdasarkan semua makanan komplit . Konsekuensinya jika makanan itu tak habisdijual , bisa dihangatkan kembali lalu dijual. Tetapi bagi restoran yang menjaga mutu, akan membuang sisa makanan yang tak terjual.
Inilah hal yang palign sulit bagi kita semua untuk mengubah gaya hidup makan secukupnya. Stop makan setelah kenyang.
Penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa “undergraduate”, mereka suka shopping makanan. Lalu menyimpan makanan (kue kering) untuk persedian. Tiap kali belanja tidak melihat apakah stok masih ada atau tidak. Akhirnya banyak stok, dan expiry date. Lalu dibuang.
Untuk Sebagian orang yang mengadakan pesta apakah itu pesta ulang tahun, pesta pernikahan, seringkali memesan dalam jumlah besar. Setelah selesai pesta, masih banyak sisa makanan dan akhirnya dibuang.
Strategi Mengolah Sampah
dokumen pribadi |
Smart Buyer: Tidak Beli karena lapar mata
Mengolah Sisa Makanan
Bagi saya pribadi, saya belajar untuk disiplin dalam membeli makanan. Untuk makanan kering, setiap membeli harus melihat dulu stock , apakah masih ada. Jika masih tidak perlu beli, harus dihabiskan yang ada dulu.
Pada saat mau memasak, memang tidak bisa dihindari, sisa sayur seperti batang-batang atau “bonggol” yang besar atau kulit dari wortel, kentang harus dibuang dan menjadi sampah makanan..
Memilah Sampah
Untuk mendaur ulang dari sisa makanan itu pasti ada cara yang dilakukan. Yang pertama tentunya saya melakukan dengan membuat kompos sehingga sisa bahan makanan yang belum diolah itu tidak buang dengan percuma.
Yang kedua memberikan sisa makanan yang sudah diolah kepada tukang pulung yang setiap saat sampah akan dibuang, pasti datang.
Satu hari saya mendapat kesempatan untuk mengikuti webinar bertajuk “Zero Waste Cities”, yang diadakan oleh Yayasan Pengelolaan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) kota Bandung, Bersama dengan USAID.
YPBB-Bandung |
Saya mendapat pembelajaran bahwa memilah sampah dari rumah itu agar sampah di TPA berkurang. Caranya dengan memilah sampah organic dipisahkan dari sampah anorganik.
Sampah organic itu sebaiknya diolah menjadi kompos dalam satu tempat penampungan sementara.. Sisa dari sampah organik yang tak dapat diolah dimasukkan ke dalam tong sampah organik.
Sementara sampah inorganic umumnya akan diambil oleh pemulung, sisanya akan di tempatkan ke tong sampah inorganik
Kedua jenis tong sampah itu akan dikumpulkan oleh petugas sampah dan akhirnya diangkut truk sampah ke TPA.
Dari segi volume, pasti jumlahnya telah berkurang banyak karena adanya pengolahan organic jadi kompos dan inorganik itu telah didaur ulang oleh pengepul.
Hindari "Food Waste" Selama Ramadan
Ramadan jadi masalah tersendiri, seharusnya refleksi untuk mengurangi makanan saat puasa. Namun, justru sebaliknya pada saat sahur maupun buka puasa sering lupa diri dengan membeli makanan jauh melebihi kebutuhan dan akhirnya dibuang ke tempat sampah.
Akhirnya saya bersama teman-teman yang puasa memberikan himbauan agar melakukan langkah sebagai berikut ini:
Sumber: dokpri |
- Perkirakan porsi ketika akan memasak
Pasti porsi makanan tiap keluarga dengan akurat dapat dapat mengurangi food waste secara significan
- Rencanakan menu selama Ramadan
Membuat menu selama Ramadan itu memang terasa malas, tetapi dengan dengan adanya menu selama Ramadan, bahan-bahan yang dibeli pun sudah pasti dan tidak ada yang berlebihan sehingga membusuk dan dibuang.
- Buat daftar belanja
Begitu menu yang akan dimasak sudah dibuat, katakan seminggu ke depan, segera membuat daftar belanja yang akan dibeli. Dengan begitu, saya dan Anda tidak akan tergoda membeli di luar list belanja.
- Simpan dan bagikan makanan kepada orang lain
Apabila makanan yang dimasak terlalu banya, coba diolah dengan menu lain. Namun jika masih tersisa, sisihkan dan bagikan kepada orang yang membutuhkan. Biasanya saya membagikan kepada pemulung atau orang miskin.
Mengenal Program Bandung Smart City
Merupakan kolaborasi antara Rikolto veco, Fisip Unpar, dan Pemerintah Bandung untuk mewujudkan Bandung menjadi kota yang cerdas pangan, mengurangi food waste melalui berbagai program dan kegiatan.
Program dan kegiatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah Food Racing, Food Sharing dan Urban Farming
Food Racing
Sosialisasi untuk kesadaran bahaya sisa makan kepada anak-anak sekolah SMAK, BPPK,SMP N 2 Bandung dan SMA Trinitas sekitar 300 anak. Juga dilakukan permainan games dalam food racing sehingga mereka teredukasi melalui permainan . Contohnya bijak dalam makanan yang ada di piring, haru dihabiskan. Jika tidak dihabiskan dampak buruk kepada lingkungan dan bumi.
Food Sharing
Masalah sampah yang bertumpuk di Bandung sebesar 1,477 ton per harinya tidak dapat dipecahkan oleh Pemerintah karena sampah itu berasal dari aktivitas warga.
Kerjasama antara tim Bandung Food Smartciy dengan Pemerintah kota Bandung dan Forum Badami untuk menyelesaikan masalah dengan aplikasi Badami.
Mereka bergotong royong untuk menyalurkan makanan kepada yang membutuhkan saat pandemic melalui platform digital.
Bandung juga punya marketplace untuk produk pangan, pasar tradional dan UMKM sector makanan.
Badami Food Rescue menggerakan untuk penyelamatan surplus makanan dari hotel, rumah tangga , bakery, catering untuk dilarukan kepada mereka yang membutuhkan.
Urban Farming
Salah satu solusi keterbatasan lahan di kota untuk pertanian adalah dengan dengan urban farming. Bentuknya dengan lahan terbatas, dibuatlah poto, hidroponik, program ini disebut dengan program Kangpismas (kurangi, pisahkan, manfaatkan.
Urban farming sangat efisien karena posisi tempat pertanian yang dikelola di rumah sendiri.
Bagi yang tertarik tentang detai cara mengolah sampah makanan, silahkan kontak Bandung Food Smart City melalui:
Twitter : @bdgcerdaspangan
Facebook : Bandung Food Smart City
Instagram : @bandungfoodsmartcity
Website:https://bandungfoodsmartcity.org/
Lokasi : Gedung 3 FISIP UNPAR, Jl. Ciumbuleuit No. 94, Bandung
Mengolah sisa makanan agar tidak menjadi food waste atau sampah makanan itu bukanlah mudah. Tetapi kita semua harus bertanggung jawab atas apa yang kita makan., bebaskan dirimu dari sampah makanan.
Sampah makanan harus hilang dari bumi tempat kita berpijak supaya bumi kita tetap lestari.
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!