Sebelum adanya Covid-19, kita sangat mudah untuk pergi ke mana saja tanpa peduli dengan kesehatan kita. Bahkan, kita bisa bersosialisasi dengan teman-teman tanpa dibatasi waktu dan tempat. Ruang waktu dan ruang tempat membuat kita bertemu dengan teman yang sudah lama tidak ketemu.
Tidak ada jarak untuk bersosialisasi dengan teman, atau siapa pun. Tidak ada rasa curiga dengan orang yang berada di dalam bus, transportasi umum tentang kesehatan mereka.
Ank-anak bisa bersekolah dengan senang. Bertemu dengan teman, guru dan lingkungan yang mudah untuk berinteraksi secara langsung.
Kegiatan sekolah banyak menyita waktu mereka. Waktu orangtua dan anak sangat sedikit karena masing-masing sibuk dengan acaranya. Orangtua sibuk dengan pekerjaan sementara anak selain kegiatan sekolah ada kegiatan ekstra kurikuler atau hang out bersama dengan teman.
Namun Covid 19 telah mengubah perilaku manusia yang dulunya sangat mudah bergerak di luar tanpa batas menjadi orang yang harus di rumah.
Slogan “Stay at Home”, jadi suatu rutinitas .
Hampir semua kegiatan mulai dari sekolah, bekerja sampai beribadah pun harus di rumah.
Rumah jadi pusat kegiatan dan tidak bisa kemana-mana kecuali di dalam rumah.
Design rumah tidak bisa dirubah secara mendadak sesuai dengan keinginan ktia.
Perilaku manusia dari manusia sosial jadi a-sosial:
Bayangkan manusia yang tidak pernah bertemu dengan tatap muka dengan orang lain, hanya melalui screen layar .
Dari perspektif psikologi tidak ada kedekatan emosionl tampak dalam hubungan layar. Yang ada adalah hanya percakapan yang mungkin tidak bisa mendalam.
Kehadiran teknologi jadi andalannya:
Disrupsi dari segala hal yang berkaitan dengan manual. Tidak dibutuhkan gedung, tempat bekerja, belajar atau beribadah.
Setelah Covid-19 Berakhir:
Belajar telah terbiasa menggunakan technologi, beribadah gunakan teknologi dan juga bekerja pun harus gunakan technologi.
Memang tidak semua bidang pekerjaan dapat melakukan hal ini , pabrik, kesehatan , transportasi.
Kehidupan bersama dengan teknologi merupakan hal yang umum, bahkan manusia lebih menyadari bahwa pekerjaan sudah harus dialihkan dengan teknologi, mempermudah dan mempercepat untuk pelaksanaannya.
Ibadah dapat langsung kepada Penciptanya:
Kesadaran yang berubah bahwa beribadah itu bukan soal ritual, gedung atau bertemu orang-orangnya, tetapi justru ibadah di rumah yang bisa langsung bertemu dengan Tuhan itulah yang terpenting.
Kesehatan lebih penting ekonomi.
Ketika manusia berhadapan dengan covid 19 yang rentan dengan bayang bayang kematian, maka kesadaran baru mengubah bahwa kesehatan jauh lebih penting ketimbang ekonomi.
Dunia atau bumi akan jauh lebih bersih ,indah, tanpa polusi dan tanpa kehadiran polutan yang membuat bumi sakit. Semoga kita semua makin sadar bahwa kita harus banyak merawat bumi, agar kita juga sehat tanpa sakit karena kita sendiri yang membuatnya.
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!