Kalahkan Kanker dengan Imunoterapi



Penyakit mematikan bukan hanya virus corona yang sedang merebak di China saja. Khususnya bagi perempuan, ternyata ada satu penyakit yang sangat mematikan . Penyakit itu disebut dengan nama yang sudah lama kita kenal yaitu Kanker

Khususnya bagi perempuan kerap terserang penyakit kanker payudara dan leher Rahim Anehnya, penyakit yang mematikan ini masih juga dianggap enteng baik oleh perempuan maupun lelaki. Mengapa demikian? Kurangnya informasi yang dapat diakses perempuan/lelaki, sedangkan bagi yang mudah mengakses informasi menganggap bahwa deteksi dini dianggap mahal harganya.

Kompas telah mengadakan jajak pendapat pada pertengahan bulan Januari yang lalu. Sebagian besar respondennya adalah perempuan (sebanyak 76,8 persen) yang tidak pernah melakukan pencegahan dini terkait dengan kanker payudara dan leher Rahim (serviks).

Justru kedua jenis penyakit kanker inilah yang banyak ditemukan pada perempuan dan menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. Memang data WHO menyatakan ada 4 jenis kanker yang tersebar di dunia yang diderita oleh perempuan dan lelaki, yaitu payudara, usus, paru-paru dan serviks.

Dari empat jenis itu yang terbesar adalah kanker payudara ada 46 kasus per 100.000 penduduk dunia. Sedangkan untuk kanker usus ada 16 kasus dan kanker paru-paru ada 14, sedangkan kanker serviks uteri ada 14 per 100.000 pendududuk.

Namun, data itu berbeda dengan Indonesia yang justru menempatkan kanker payudara dan serviks di nomer urutan satu dan dua. Di Indonesia kanker payudara ditemukan ada 42 kasus per 100.000 penduduk dan kematian mencapai 17 per 100.000, sedangkan kanker serviks mencapapi 23,4 dengan angka kematian 13 per 100.000 penduduk.

Pengertian kanker:

www.papdi.or.id


Adalah penyakit yang dapat muncul karena terdapat sel-sel yang tumbuh di luar kendali dan menekan sel-sel normal.


Penyebab Kanker :


Gaya hidup sehat dan faktor risiko jadi mengurangi dan menghindari kanker, misalnya istirahat cukup, tidak merokok, menghindari paparan asap rokok, beraktivitas fisik minimal 10 menit sehari, diet yang sehat, tidak merokok dan tidak minum alcohol.



Ketika pasien datang berobat sudah dalam tahap yang kritis atau stadium lanjut maka kesembuhan pun sulit diupayakan karena kanker itu sangat cepat bermutasi atau disebut dengan metastasis. Sebagian besar pasien datang terlambat, banyak yang merasa hidupnya sudah diujung maut. Mereka merasa tidak ada lagi harapan untuk hidup sama sekali.

Ketika seorang perempuan bernama Maria Goreti, divonis dengan penyakit kanker payudara stadium 4, sepulangnya dari dokter, dia menangis sepuasnya di kamarnya. Dunia serasa ambruk karena dia mengetahui bahwa maut sudah diambang pintu. Dia membayangkan tentang pengobatan yang begitu menyeramkan yaitu kemoterapi.

Kemoterapi itu sangat menyakitkan, membunuh semua sel-sel di tubuh baik yang sel kanker maupun sel yang sehat. Tubuh pasien akan sangat lemas dan tidak berdaya, ada side effect yang sangat menakutkan yaitu satu persatu tubuhnya kering karena tidak ada nafsu makan, rambutnya rontok. Biayanya juga sangat besar sekali , harus melakukan kemoterapi dalam satu paket.

Keberhasilan atau efektivitas dari pembunuhan sel melalui kemoterapi hanya 16,7 bulan lebih singkat dibandingkan dengan imunoterapi yang dapat mencapai harapan hidup hingga 30 bulan.

Nach, sekarang ini bagi para survivor maupun penderita kanker apa pun dalam stadium lanjut, tak perlu lagi khawatir karena telah ditemukan teknologi terbaru melawan kanker yaitu Imunoterapi.


Bagaimana cara Imunoterapi ini melawan kanker ganas?
www.kalahkankanker.com


Kita semua mengetahui bahwa dalam tubuh kita adanya sel imun. Sel imun ini sangat melindungi tubuh dari serangan penyakit, serangan sel-sel asing yang tak diinginkan dengan mengerahkan sel T. Fungsinya bisa memindai antara sel yang normal dan sel asing/abnormal.

Namun, ternyata keberadaan sel imun ini tidak serta merta mampu mendeteksi sel jahat yang bernama sel kanker ini karena banyaknya molekul-molekul yang menghambat mengenal yang namanya sel kanker. Sel kanker ini sangat pintar mengelabuhi sel T. Jadi sel T tak mampu membunuh sel kanker.

Saya senang dengan analogi cara imunoterapi yang diberikan oleh Dokter Arif Riswahyudi Hanafi, SpP(K), dokter spesialis paru Rumah Sakit Kanker Dharmais. Analogi yang sangat mudah dimengerti.
www.kalahkankanker.com

Anggaplah tubuh kita adalah negara, sel kanker adalah penjahat negara yang menyerang negara. Sedangkan sel imun adalah hakimnya. Usaha dari penjahat dan mafianya itu agar dia terlepas dari jeratan hakim, mungkin dengan cara uang sogokan.

Para mafia ini akan melepaskan molekul-molekul inhibitor yang mengakibatkan sel imun ini tidak mengetahui datangnya sel jahat kanker atau mafia secara bebas dan mampu berkembang . Untuk dapat melepaskan dari kejahatan mafia, memperkuat posisi hakim, diperlukan cara jitu dan khusus.

Cara jitu dan khusus itu diaplikasi dalam pengobatan imunoterapi kanker. Selama ini sel T kita tak mampu mengidentifikasi sel kanker . Tapi dengan adanya Immune Checkpoint maka hambatan ini dapat terasi. Sel imun (sel T) segera dapat mengenali mana sel kanker dan segera menghancurkan sel kanker .

Penghancuran sel kanker itu tentu saja dilakukan oleh imun tubuh kita sendiri, semikian dinyatakan oleh dr. Arif dalam seminar tentang Pengobatan Imunoterapi: "Secercah Harapan Bagi Penyintas Kanker” bekerja sama dengan Nova pada Sabtu, 24 Nopember 2019 yang lalu.


Apa Fungsi PD-L1?

www.kalahkankanker.com

PD-L1 itu merupakan protein dalam permukaan sel kanker itu tidak mudah dilawan karena menjadi faktor penghalang yang disebut dengan immune checkpoint dalam system imun di tubuh kita.

Musuh utama PD-L1 itu sering bergabung dengan protein lain B71.1 dan PD-1 menghambat pembentukan pasukan sel T di kelenjar getah bening dan menghalangi proses penghancuran sel kanker oleh sel T di dalam tumor. Nach, musuh utama ini perlu diblokir agar pasukan sel T dengan imunoterapi yang disebut dengan anti PD-L1, anti PD-1 dan anti CTL4.
Perbedaan pengobatan Kemoterapi dengan Imunoterapi:


Beberapa diantara kita tentu belum memahami apa beda kemoterapi yang  lebih familiar dengan imunoterapi yang baru kita kenal:
  • Kemoterapi digunakan untuk membunuh sel kanker dan sel sehat tergantung jenis kanker, ada yang mengunakan topical, oral, sintik, Intraperitoneal (IP), Intraarter (IA), Intravena(IV). Sedangkan Imunoterapi adalah mendorong kerja system imun atau kekebalan tubuha agar efektif melawan penyakit termasuk kanker. Dengan menargetkan sel imun PD-L1 menjadi penghambat sel T mengenali dan membunuh sel asing pada tubuh termasuk sel kanker.
  • Imunoterapi lebih efektif dibandingkan pengobatan kanker lainnya seperti radiasi atau kemoterapi. Durasi respons dari kemoterapi hanya singkat yaitu 18 bulan,sedangkan imunoterapi cukup panjang yaitu 21 bulan .
  • Imunoterapi dapat membantu efektivitas pengobatan lain yang sedang dilakukan. Contohnya, kinerja kemterapi bisa lebih baik saat pasien juga menjalani imunoterapi. Imunoterapi memiliki efek samping lebih kecil dibandingkan pengobatain lain karena imunoterapi membuat sistem imun hanya menyerang sel kanker secara specifik.
  • Imunoterapi dapat meminimalkan kanker muncul kembali karena pengobatan memicu imunomemori artinya kemampuan imun untuk mengingat sel kanker, sehingga akan segera diserang bila muncul kembali.


Jenis-Jenis Imunoterapi:


1.Antibodi monoclonal:
Protein buatan yang didesign secara khusus untuk dapat menandai sel-sel kanker secara spesifik, sehingga dapat membunuh sel ganas tanpa ikut menghancurkan sel yang sehat.

2.Checkpoint Inhibitor:
Obat yang dapat membantu sisitem imun dalam merespon sel kanker.  Cara kerjanya dengan mengganggu kemampuan sel kanker untuk menghindari serangan system kekebalan tubuh.

3.Vaksin:
Disuntikkan ke dalam tubuh untuk mendorong respons terhadap penyakit termasuk penyakit kanker.

4. Imunoterapi non-spesifik:
Untuk meningkatkan kinerja system imun secara keseluruhan.  Contohnya bahan penguat sitem imun yang digunakan adalah sitokin dan BCG.



Setiap tindakan pengobatan dokter harus didiskusikan dan dikonsultasikan dengan dokter secara rinci sebelum memutuskan. Setiap pengobatan memang memiliki manfaat tetapi juga memiliki risiko. Dalam berkonsultasi dengan dokter tentu perlu mendengar potensi risiko yang akan terjadi apabila Anda mengambil pengobatan kanker dengan imunoterapi.

Referensi:

  • https://kalahkankanker.com/imunoterapikanker/
  • https://www.roche.co.id/id/sekilas_tentang_roche/lingkup_usaha/farmasi/onkologi/imunoterapikanker.html 
  • https://nova.grid.id/read/051987936/diklaim-lebih-efektif-dari-kemoterapi-yuk-kenalan-dengan-pengobatan-imunoterapi-secercah-harapan-bagi-penyintas-kanker?page=all 
  • https://www.inews.id/
  • lifestyle/health/mengenal-anti-pd-l1-imunoterapi-untuk-pengobatan-kanker-stadium-lanjuthttps://lifestyle.bisnis.com/read/20190726/106/1129311/imunoterapi-inilah-obat-kanker-terbaru-di-indonesia-


Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman