Shutterstock |
Hampir setiap orang tua tentu memperhatikan perkembangan anaknya. Mulai dari seorang bayi yang hanya bisa menangis saja, minum susu dan selalu dalam gendongan.
Lalu, berkembang dengan anak yang mulai bisa duduk di kursi baik itu kursi seater tempat makannya atau tempat untuk jalan-jalan. Tidak lama lagi berkembang bayi yang mungil itu bisa berdiri, berjalan terseok-seok, bisa mengoceh lucu sekali dan akhirnya mereka memiliki softskill yang diajarkan dengan perlahan-lahan seperti belajar makan, minum dan bermain sendiri.
Proses Perkembangan ini selayaknya didokumentasikan dimulai dari yang sepele mulai bayi sampai ke dewasa ketika anak itu lepas dari orangtua, bisa mandiri.
Suatu perjalanan seorang anak yang satu sama lainnya berbeda, tetapi masing-masing memiliki journey of life yang membuat orangtua maupun anak itu sendiri mendapatkan kesempatan “memorable”.
Nach, kesempatan yang “memorable” itu pastinya tidak mungkin diulang lagi. Bagi seorang ibu, dia pasti memiliki memori manis, lucu, buruk dan sebagainya ketika membesarkan anaknya.
“Ngocehnya anak itu tak habis-habisnya, pengin tahu segala macam. Ini apa? Ini apa? Pertanyaan tidak berhenti sebelum dijawab oleh seorang ibu dari seorang anak bernama Ben (bukan nama sebenarnya).
Belum lagi ketika anak itu diajarkan untuk bermain explorasi, di tempat pasir , membuat gundukan yang menyerupai gunung, kapal atau rumah. Sebuah imajinasi liar yang tak pernah dipikirkan oleh ibunya.
Ketika mengantarkan anak ke sekolah pertama kali, adalah suatu pengalaman yang terlupakan. Bagaimana anak pertama kalinya mengenal dunia luar di luar lingkungan keluarganya. Rasa ketakutan ditinggalkan. Rasanya nyaman yang selama ini ada dengan ibunya.
Buku jurnal atau harian jadi salah alat untuk menuliskan hari demi hari atau bulan demi bulan perkembangan anak. Nanti jika anak itu sudah punya pacar, berikan sebuah kata-kata ringan tanpa berusaha menggurui. Ben, tidak usah mencari pacar yang kriterianya tinggi seperti ibu. Jika Ben ingin pacarnya pintar memasak, Ben harus pandai memasak lebih dulu. Jangan minta orang lain terlebih dulu melakukan sesuatu untuk kita.
Apa pun kisah yang tertuang dalam buku itu, bai orang lain mungkin tidak berguna. Tetapi bagi seorang ibu , lembar demi lembar itu menjadi suatu perjalanan hidup yang sangat menyenangkan sekaligus menghidupkan karena di sana sebuah kehidupan masa lalu tertulis dengan jiwa penuh semangat dari seorang ibu.
Ada banyak cerita dari contoh-contah seorang ibu bernama Linda ketika menuliskan catatan harianya yang jadi rutinas hidupnya. Menulis bagaikan suatu terapi . Dengan menulis itu dia berharap bahwa sebagai orangtua dia bukan orangtua sempurna, tapi harapannya agar dia ikut belajar dan berharap pelajaran itu dapat digunakan oleh anaknya di masa depannya.
Kekecewaan,kejengkelan, kekesalan diutarakan dalam harian itu . Misalnya dia ingin anaknya bisa mandiri untuk membawa bekal dengan mengisi makanan sendiri , lalu membawanya. Tapi selalu saja usaha itu gagal. Anaknya selalu terlambat bangun, membuat sang Ibu terpaksa harus membuatkan makanan dan akhirnya semua bekal pun dibuat oleh ibu dan disiapkan oleh ibu.
Hanya dengan kata-kata dan wejangan yang dituliskannya: “Ben, jika kamu bisa mengatur waktunya lebih baik, Alangkah senangnya dirimu untuk bisa menyelesaikan keperluanmu sendiri tanpa harus tergantung dengan ibu atau siapa pun juga.
Menyelami Kehidupan:
Bagi seorang anak Maria (bukan nama sebenarnya) berusia 30 tahun yang membaca kembali jurnal kehidupan tentang jejak dalam kehidupannya sangat meninggalkan kenangan indah yang membekas dan mendalam. Buku harian itu diberikan oleh ibunya saat dia menikah. Hadiah yang sangat tak ternilai
Peristiwa demi peristiwa yang diingat maupun tidak diingatnya mampu dibaca kembali dalam buku harian itu. Kenangan itu seperti film yang diputar kembali. Seolah dia tak bosan untuk memutar kenangan saat dia sendiri lupa apa yang terjadi saat ibunya seolah meninggalkannya, padahal ibunya tergesa-gesa untuk kembali ke kantor karena ada tugas lain yang menunggunya.
Memori indah ketika mereka bersama-sama menonton pertunjukkan yang sangat menyenangkan misalnya konser New Kids yang masih langka di zaman itu. Buku itu menceritakan betapa bahagianya dia yang pertama kali menginjak gedung kesenian, betapa dia terkagum dengan anak-anak yang tampil dengan hebatnya.
Inspirasi dari seorang ibu yang selalu memperlihatkan betapa emosinya mengikuti saat dia mengetahui bahwa dia hamil.
Cerita bagaimana dia mulai memperhatikan kesehatan dirinya karena ada jabang bayi di dalam rahimnya. Dia selalu mencoba untuk bercerita dengan dongeng atau memainkan musik instrumen lembut saat ibu istirahat . Seolah jabang bayi itu sudah mendengarkan apa yang didongengkan atau apa yang dimainkan oleh instrumen lembut itu.
Cerita kehidupan itu memang selalu bersifat pribadi tapi sangat menyenangkan dan penuh emosional karena betapa “cool” nya seorang ibu ketika anaknya sudah lahir dan menjelang dewasa ternyata anaknya tak pernah mendengarkan nasehatnya karena anaknya sedang menjalani pubertas.
Rentetan nasehat , doa ada dalam selipan jurnal itu . Seolah buku itu penuh dengan luapan emosi ditambah dengan peristiwa yang menyertainya.
Jurnal atau buku memang sangat jarang dipakai saat ini karena banyak ibu yang sibuk dari pagi sampai malam hari bekerja. Tapi tak ada salahnya sebagai penggantinya catatan hari buatlah suatu blog online yang dapat dilakukan di mana pun ibu berada.
Blog itu sifatnya personal dan tak perlu dipublikasikan . Ketika cinta seorang ibu kepada anaknya dalam setiap tahapan diceritakan dengan sangat terbuka, maka anak pun akan merasakan kembali saat-saat itu menghadapi anak yang tidak selalu melakukan apa yang diinginkannya. Tapi tiap kata atau aksara itu punya arti tersendiri. Tiap anak bisa merasakannya lewat rangkaian katan dan mampu menyelaminya.
Selamat membuat buku harian .
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!