Kereta Api Indonesia Andalan Transportasi Masa Depan #KAI






Sejarah Perkeretapian Indonesia :


Ide Perkeretapian di Indonesia dimulai ketika Indonesia dijajah Belanda. Saat itu ada program Tanam Paksa.  Belanda membuat kereta api yang dijalankan dengan api dari pembakaran batu bara atau kayu. Mulanya kereta api itu untuk mengangkut hasil bumi saja. Namun, seorang Belanda yaitu Kolonel J.H.R. Van der Wijk mengajukan untuk pembuatan kereta api di sepanjang Semarang-Tanggung. Lalu jaringan kereta api pun diperluas dan diperpanjang hingga meliputi Batavia .

 Pembangunan pertama dilakukan rute Semarang-Tanggung. Saya selalu teringat kota kelahiran saya Semarang dimana stasiun Tawang memiliki bangunan dengan pilar-pilar yang sangat kokoh dan interiornya dari peninggalan zaman Belanda.

 Jaringan rel kreta api makin meluas bukan hanya di Jawa saja tetapi sampai ke Sumatera, Sulawesi bahkan Kalimantan dibagi dalam empat tahap. Lokomotif uap menggantikan api, bahkan setelah itu digantikan lagi dengan listrik atau diesel. Jenis kereta api pun berkembang , dari kereta penumpang dengan rangkaian baja dibedakan dengan jenis kursi dan jumlah kursi . Tapi masih belum menggunakan AC 

Sayangnya setelah Belanda meninggalkan Indonesia , perusahaan yang mengelola perkeretapian Indonesia disebut dengan Djakwatan Kereta Api (DKA) kurang dapat mengelolanya dengan baik. 

Bahkan setelah perusahaan yang berganti nama menjadi PJKA, perkeretapian Indonesia mengalami kemunduran karena mengalami kerugian bersaing dengan mobil dan mengalami beberapa tragedi yang mengerikan yaitu peristiwa Bintaro, 19 Oktober 1987 yang menewaskan ratusan orang. 

Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) belum mengubah wajah perkeretapian Indonesia tetapi perusahaan mendapat suntikan dana dari pemerintah dan diperbolehkan mencari laba. Setelah era Perumka selesai, di tahun 2006 wajah kereta api yang dikelola oleh PT KA dan akhirnya dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT KAI) dibawah Ignasius Jonan mengalami transformasi dan digitalisasi. 

 Transformasi dan digitalisasi: 


Perombakan yang sangat drastis untuk mengubah wajah dari kereta api Indonesia yang sering jadi soroton publik karena kelemahan dari berbagai sistem pelayanan, infrastruktur bahkan tingkat kecelakaan yang masih tinggi.

 Awal kebangkitannya adalah dengan mengubah dan membersihkan kereta api mulai dari kereta ekonomi yang tidak memiliki AC menjadi kereta api ekononomi AC non PSO dinamakan kereta api Bogowonto. Berhubung INKA belum dapat memenuhi pesanan KAI, maka berpuluh-puluh gerbong didatangkan dari Jepang yang menghibahkan ke Indonesia. 




Sistem pertiketan diganti . 

Dulunya harus mengantri panjang dan menggunakan orang , sekarang untuk Komuter line Jabotabek, dapat langsung membelinya melalui sebuah mesin pembayaran otomatis , bisa beli tiket  one day trip atau multi trip. Ketika penumpang memasukin peron, dengan mudah "tapping" kartu e-tiket di mesin tapping. Juga untuk tiket luar kota pun, semuanya dapat dibeli di minimarket atau lewat online. Tanpa harus mengantri di stasiun. Semuanya dipermudah. Setelah mendapat tiket, nantinya akan ditukar dengan boarding pass ketika masuk ke Gambir dan akhirnya penumpang pun bisa duduk dengan tenang tanpa berdesakan. 

Infrastruktur dimana pembangunan stasiun sekarang ini dibangun di bawah tanah dengan menuruni tangga melalui eskalator atau tangga biasa. Pada saat penumpang akan ke luar dari kereta api, maka naik kereta maka penumpang naik tangga atau melalui eskalator . Jadi tidak ada tumpukan antara penumpang yang masuk dan yang ke luar. Kebersihan dari kereta sangat dijaga sekali dengan adanya petugas cleaning service dan pengumuman agar penumpang menjaga kebersihan selama di kereta. 
dokumen pribadi

Untuk kereta Luar kota pun, kondisi di dalam kereta pun nyaman dan bersih dari gangguan PKL atau pedagang asongan. Saya masih ingat dulu tiap kali kereta berhenti di stasiun, maka pedagang asongan banyak yang menyerbu masuk ke kereta. Pasti penumpang akan terganggu kenyamanan dan keamanannya pada barang-barang yang dibawanya.

 Dibalik transformasi dan digitalisasi itu masih ada benang kusut atau yang hal-hal yang sangat menggangu kenyamanan penumpang , terutama kereta api KRL pada jam padat. Jumlah kapasitas penumpang dengan jumlah KRL yang terangkut tidak seimbang. Walaupun jadwal dari KRL pada jam sibuk sudah ditambahkan, tetapi tetap saja kenyaman penumpang kurang karena harus  berjubel dalam gerbong pada jam masuk dan pulang kerja. 

Keamanan dari kendaraan lain seperti mobil ketika masuk dalam lintasan kereta yang tidak memiliki pintu perlintasan kereta dengan palang pintu menyebabkan sering timbulnya kecelakaan. Jumlah kecelakaan tidak sedikit. 

Belum terintegrasinya kawasan stasiun dengan sarana-parasarana transportasi yang lainnya seperti angkot, bus kota atau tempat perparkiran yang tidak terkendali masih menjadi bahan pertanyaan dan masalah yang harus diatasi. Contohnya ketika ke luar dari Stasiun di Bogor, timbul keruwetan transportasi penujang yang buruk, apalagi jumlah PKL yang tidak teratur memasuki akses ke stasiun makin banyak dan tidak terbatas. 

 Perkeretapian di Masa Mendatang:
  •  Kereta Cepat

72 tahun sudah usia perkeretapian Indonesia, dimana seharusnya perjalanan yang cukup panjang sudah dilewati dengan berbagai pembenahan. Transportasi darat punya peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan modernisasi.

 Tetapi mimpi yang perlu diwujudkan agar di masa depan perkeretapian Indonesia dapat menjadi salah satu moda transportasi darat terfavorit karena kemacetan yang sudah mendera dimana-mana. Mimpi itu adalah adanya kereta api cepat Jakarta –Bandung dengan kecepatan. 200 km/per jam. Mega proyek yang infrastrukturnya sudah dibangun sejak pertengahan Januari tahun 2016, diharapkan akan selesai 2 sampai 3 tahun mendatang dan dapat beroperasi pada tahun 2018. 

Mega proyek kereta api cepat jurusan Jakarta-Surabaya yang kecepatannya 150 km/per jam. Proyek yang sedang dibicarakan ini masih menunggu keputusan di tahun 2018. Berharap kereta api cepat ini dapat diwujudkan tanpa menunggu lagi.

 Pembangun rel kereta api di Sulawesi Selatan untuk menghubungkan Makassar dengan Pare-Pare sepanjang 145 km yang sempat mangkrak di tahun 2016, harus dipercepat realisasinya.

 Hambatan utama dari mega proyek kereta cepat itu karena ada banyaknya perlintas sebidang. Ada sekitar hampir 500-800 perlintasan. Perlintasan ini perlu dipikirkan jalan ke luarnya. Selalu ada biaya yang jauh lebih besar untuk membuat rel baru untuk hindari lintasan, tetapi untuk masa depan yang lebih nyaman dan kemampuan untuk kecepatan kereta , hanya bisa terlaksana jika lintasan itu dihapuskan dengan adanya rel-rel baru.  Di luar negeri seperti Australia, tidak ada kereta yang menunggu kereta yang lainnya. Semuanya memiliki jalur masing-masing dan tidak saling bersilang. 

  • Jadwal  online dan tepat waktu: 
Untuk kereta api luar kota saya sangat menghargai ketepatan waktunya, yach ada beberapa kali agak terlambat karena ada masalah teknis. Namun untuk kereta KRL, tidak ada jadwal waktu keberangkatan secara online yang dapat dipakai sebagai acuan . Kesulitan ini sangat berarti bagi seorang pekerja, pengguna KRL yang ingin bepergian karena tidak mengetahui jadwal , sehingga mengalihkan dengan dengan transportasi yang lainnya.

  •  Emergency atau Contingency Plan: 

Seringkali saya melihat adanya kereta anjlok atau kecelakaan kereta yang menyebabkan adanya penumpukan penumpang di stasiun tertentu. Penumpang sangat bingung untuk bisa mengetahui bagaimana caranya untuk mendapatkan kendaraan pengganti. Sebaiknya selalu ada emergency management (Plan A, Plan B atau Plan C). 

Diterapkan jika terjadi kecelakaan, apa yang bisa dilakukan baik bagi penumpang yang mau melanjutkan perjalanan atau penumpang yang menderita. Juga saat adanya perbaikan atau service rel kereta , diberitahukan kepada penumpang melalui media sosial kapan dan berapa lama kereta tidak beroperasi dan sebagai penggantinya penumpang bisa memakai /menggunakan transportasi apa. 

  • Industri Kereta Api: 

Agar dunia perkeretapian Indonesia di masa depan dapat berkembang dengan pesat maka industri pendukung kereta api harus melakukan perbaikan dan pembaharuan yang berskesinambungan. PT. Inka sebagai pabrik pembuatan kereta hingga produk turunannya harus mampu untuk bersaing dan menghadapi tantangan baik dalam kualitas maupun profesional. 

Menurut Direktur Produksi dan Teknologi INKA, Yunendar Aryo Andoko: “Jumlah order cukup banyak namun kapasitas produksi INKA belum tergarap maksimal”. Produksi dari produk unggulan seperti kereta penumpang, lokomotif, kereta Rel Listrik , Kereta Rel Diesel, gerbong kereta barang masih menggunakan mesin lama buatan tahun tahun 1982 dan 1985, yang terbaru tahun 2010.

 Ini menjadi hambatan dalam produksi. Perlu diperhatikan agar kesinambungan dan kecepatan produksi dapat ditingkatkan sejalan dengan harapan industri transportasi massal . 

  • Keamanan: 

Salah satu kelemahan dari perlintasan kereta api yang dibuat  melalui beberapa jalan yang dilalui kendaran umum.    Sebaiknya perlintasan ini tidak melalui jalan umum, tetapi di buat di atas jalan umum atau di bawah jalan umum (seperti terowongan bawah tanah).    Dengan demikian kecelakaan kereta api dengan kendaraan umum yang melintas akan dapat dihindari.  Apalagi dengan adanya kereta cepat Jakarta Surabaya yang harus bebas hambatan, maka lintasan kereta api pun harus dibuat tanpa hambatan sama sekali.   Ini sangat menyenangkan dari segi keamanan.




Dambaan Kereta Api Indonesia jadi Andalan Transportasi Masa Depan dapat terwujud dengan usaha kita bersama.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman