Pesona Borobudur di Mata Dunia Ide Kreatif Pengembangan Wisata Candi Borobudur

Mata dunia mengenal Indonesia sebagai Bali dan Borobudur. Bali sebagai pesona wisata alam yang sangat menarik bagi pesohor, presiden ,pejabat tinggi di luar negeri. Sementara Borobudur dikenal sebagai mahakarya dari budaya . Bahkan Borobudur telah dimasukan ke dalam salah satu dari World Heritage List yang dikeluarkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), badan PBB yang salah satu tujuannya adalah mempromosikan dan mengamankan keragaman dan warisan budaya dunia. 

Pengakuan dari pihak UNESCO itu sebaiknya tidak membuat kita terlena untuk mengabaikan pengemenbangan Wisata Candi Borobudur. Tanpa pengembangan Borobudur hanya sekedar sebuah warisan budaya tanpa memberikan nilai atau makna yang lebih banyak lagi. 

Bukan hanya sekedar menunggu kedatangan dari wisatawan dalam dan luar negeri untuk mengunjungi Borobudur. Saat ini rata-rata pengunjung Borobudur dari luar negeri sebanyak 300-350 orang . Saat liburan akan meningkat hingga 28 ribu orang. Meskipun Borobudur tetap tegak berdiri sebagai kebanggaan Indonesia , sebagai candi yang dibangun abad kedelapan masa Dinasti Syailendra, dan jadi pusat perayaan keagaaman bagi umat Budha, seperti peringatan Waisak. 

Sudah saatnya, pemerintah dan para stakeholder untuk menggali lebih dalam lagi apa yang bisa dibangkitkan dari suatu kebanggaan warisan masa lalu itu. Adanya suatu sumber inspirasi untuk karya masa lalu dan dapat dikembangkan nilai-nilai lain dari suatu warisan budaya. Bukan hanya sekedar dari warisan budaya dunia (world class heritage ) dengan logo UNESCO saja. 


PortalSatu.com
Pengembangan pertama: memasukan Borobudur sebagai 10 destinasi wisata prioritas. Untuk itu Arief Jahya, Menteri Pariwisata mengukuhkan dan mensosialisakan kebijakannya dalam Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar bagi Jurnalis di Kawasan Joglogsemar (Jogja, Solo, Semarang) di hotel Sheraton, Jogaja pada tanggal 4 Mei 2017. 

Menpar membentuk Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur. Akan dibangun kawasan otoritarif dengan jarak 10 km dari pusat Candi Borobudur. Di kawasan ini akan dibuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang jauh dari zona 1, 2, dan 3. Zona 1 tidak boleh disentuh oleh pembangunan apa pun karena itu menyangkut garapan budaya. Juga Zona 2 dan 3 tidak boleh disentuh karena ini masuk dalam garapan Pemda. 

Hal diatas juga turut melatarbelakangi Workshop Sosialisasi Kebijakan Kemenpar bagi Jurnalis di kawasan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang) di Hotel Sheraton, Jogja, Kamis , 4 Mei 2017. Para jurnalis pun antusias dengan suasana diskusi yang mencerahkan workshop itu.

corporate Borobudur Park Wisata Jateng.com
 Pengembangan kedua : Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWCBPRB) . Konsep yang dibuat sedang digodog dengan tidak melupakan bahwa Borobudur sebagai Inspiring Heritage. 

 Mengembangkan Borobudur tidak boleh menjadikannya sekadar sebagai taman hiburan. Borobudur harus ditempatkan sebagai living monument atau living museum. Borobudur harus menjadi inspirasi peradaban. Dalam konteks ini TWCBPRB telah membuat tema tahunan dalam promosi Borobudur. Tema Sounds of Music telah diusung tahun 2016 dalam mengekspolorasi tentang relief yang menggambarkan adanya teknologi musik dawai. 

 Sedangkan untuk tahun 2017, tema yang diusung adalah “Fashion of Borobudur”. Ide ini timbul saat melihat sosok perempuan di relief yang memiliki rambut rapi. Kerapian rambut pada abad ke-7 ternyata sudah sangat bagus, itulah hair stylist yang menginspirasi untuk diangkat sebagai tema tahun 2017. 

Ke depannya tema yang akan diangkat tentang Agriculture of Borobudur yang terinspirasi dari  
teknologi cocok tanam yang luar biasa dari relief. Belajar teknologi masa lalu untuk dikembangkan di masa depan. Berikutnya bertema Transportation of Borobudur. 

Pengembangan Borobudur bukan hanya mendatangkan keuntungan secara ekonomi saja bagi warga setempat, tetapi menekankan bahwa adanya the big library civiliation, khasanah perpustakaan peradaban yang harus digali kontennya, menurut Edy Setijono selaku Direktur Utama TWCBPRB. 

Pengembangan ketiga : Memperkenalkan Budaya Indonesia ke Dunia dengan diadakan "Borobudur International Festival" (BIF) digelar pada tanggal 28-30 Juli 2017 di Candi Borobudur. 8 dari 14 merupakan acara budaya. Berbagai macam acara kesenian akan ditampilkan. Acara atau event ini diikuti oleh seniman dari China, Jepang, dan India. Seniman luar negeri itu akan melakukan kolaborasi pertunjukan seni budaya dengan para seniman dari berbagai daerah mulai pagi hingga malam hari. 

Dari dalam negeri, dimeriahkan pertunjukan kesenian daerah (dari Kabupaten Lumajang (Jawa Timur), Banten dan Kabupaten / Kota di Jawa Tengah seperti Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Jepara, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Magelang.

 Itulah journey dari pengembangan wisata Candi Borobudur yang sedang diadakan maupun dalam proses pengembangan lebih lanjut. Diharapkan dengan ide-ide kreatif pengembangan wisata Candi Borobudur, tidak hanya sekedar wisata tanpa makna tetapi wisata histori dan budaya yang makin mengenal lebih dalam. 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Generasi Pesona Indonesia Jawa Tengah 2017 yang diselenggarakan oleh Generasi Pesona Indonesia Jawa Tengah.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman