Pasar Ramadhan



Di dekat rumah saya, terdapat sebuah pasar semi modern tapi boleh dikatakan masih tradisional. Menurut historinya pasar ini dulunya sebuah pasar tradisional . Pedagangnya berdagang dengan lapak-lapak yang menggunakan meja dari kayu, dan atap yang terbuat dari dedaunan dan kayu yang sangat rapuh. Jika hujan datang, maka pasar pun menjadi pasar yang sangat kumuh dan becek karena tanah itu bercampur dengan air hujan jadi berlumpur

Beberapa tahun kemudian, dibangunlah sebuah bangunan permanen, dimana pedagang mulai berdagang di dalam bangunan itu. Mereka menggunakan meja yang terbuat dari ubin. Sayangnya, kebersihan belum terjamin karena sampah dan air yang mengalir dibiarkan mengalir pada saat siang hari . Setelah usai pasar pada sore hari, barulah dibersihkan.

 Nach, pasar Tradisional sektor 2 Bintaro itu sangat ramai sekali dikunjungi oleh pengunjung pada saat sehari sebelum Ramadhan. Banyaknya pengunjung itu membludak sehingga antrean panjang di pedagang sayur, ikan, daging dan bumbu. Ramainya itu bagaikan sudah hampir ramadhan. Dari pagi hingga siang hari tak berhenti . 

Beberapa pedagang bahkan meraup untung dua kali lipat dari omzet biasanya.  Mereka sudah menyiapkan diri dengan menambah stok barang dua kali lipat dari sebelumnya. Namun, kondisinya sangat berbeda dengan di luar Pasar Tradisional Ramadhan yang biasanya ramai dengan pedagang makanan menggunakan gerobak seperti siomai, satai, soto, kue-kue dan bubur ayam, mereka semuanya tutup tidak berjualan pada bulan Ramadhan. 

Pada sore hari pukul sekitar 15.00 sampai menjelang buka, tiba-tiba muncullah pasar kaget. PEdagang aneka macam makanan kecil maupun besar, dengan lapak sederhana yaitu meja yang memuat dagangannya menyediakan dan menjual makanan itu.

 Pasar Tradisional Ramadhan ini selalu muncul saat menyambut 1438 Hijriah/2017 ribuan warga memadati pasar kaget itu untuk membeli makanan untuk buka puasa. Mereka ada yang sengaja datang dari tempat yang jauh dan membeli penganan pembuka puasa. Aneka ragam makanan seperti gorengan mulai dari pisang goreng, resoles, bubur candil, bubur pemanis, Nanti selelah ramadhan selesai, mereka pun tidak berjualan lagi.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman