Rumusan Menulis bukan lagi sekedar 5 WH + 1H, Tapi 5 R



Melihat temanya “Saatnya Warga Menulis”, saya merasa agak aneh apakah tema ini khusus untuk Kompasiner saja atau untuk pengunjung juga. Ternyata sesampai di sana saya melihat panggung Nangkring KG (Kompas Group) Festival adalah panggung terbuka dimana pengunjung pun dapat ikut serta dalam Nangkring .


 Rupanya tema ini dibuat sedemikian menariknya agar pengunjung pun yang baru pertama kali ingin jadi penulis dapat ikut serta dalam belajar menulis setelah mendengar talk show ini. Tempat nangkring kali ini agak menghebohkan di suatu tempat yang beskala international dan banyak diantara Kompasiner yang belum pernah ke sana. Lokasi Pekan Raya Indonesia di gedung ICE (International Convention Exhibition)

 Jika Gedung berskala internasional ini termasuk gedung baru karena baru saja diresmikan pada bulan Pebruari 2016 oleh Presiden Jokowi. Sangat luas sekali 22 hektar terdiri dari 10 hall , dan lokasinya tidak mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Pilihan Nangkring di ICE dengan tajuk di atas, agar Kompasianer ikut menyemarakan suasana Gebyar dari Pekan Raya Indonesia 2016 yang berlangsung dari tanggal 20 Oktober sampai 6 Nopember 2016. Target besar dari PRI sangat besar, jumlah pengunjung 1 juta , jumlah para peserta kuliner 1000 ; jumlah peserta konser band 1000.

 Kemeriahan itu tampak pada saat Nangkring ini diadakan tanggal 6 Nopember 2016, jadi merupakan hari terakhir untuk pengunjung hadir di Pekan Ryaa Indonesia (PRI) 2016. Sesuai dengan arahan dari admin, pilihan yang paling mudah adalah naik kereta api dan turun di Setasiun Rawa Buntu. Dari sini menunggu shuttle bus yang sejogyanya jadwal untuk Sabtu & minggu tiap jam. Namun, setelah menunggu hampir 30 menit, bus belum juga muncul, padahal kami diminta hadir l/2 jam sebelum acara yaitu 13.30. 

Beruntung saya, bertemu dengan seorang kompasianer yang juga menunggu bus shuttle yang tak kunjung datang. Kami pun naik grab bersama-sama. Memasuki kawasan ICE, kami sudah melihat banyaknya mobil dari pengunjung yang memadati dan membuat jalan jadi macet. Tanggal 6 Nopember 2016 adalah hari terakhir diadakan PRI. Mengingat betapa besarnya besarnya gedung yang punya 10 hall dari hall 1 sampai 10, kami harus waspada di hall mana harus masuk . 

Beruntunglah, sebelumnya kami sudah berkomunikasi dengan Rizky , hall Kompasiana ada di Hall 6. Pekan Raya Indonesia 2016 ini memang merupakan acara ajang kreativitas untuk para penjual makanan dan musik . Ada pedagang1000 kuliner makanan dan 1000 macam music disajikan. Begitu kami masuk ke hall 6, suasana dari hall 6 bernuansa dengan Kompas Grup terasa sekali. Beragam stand dari Kompas Grup seperti Kompas TV, Gramedia, Kompas Bola, Kontan, Gramedia, K-Vision, Value Card, Super Ball, Nakita, ELTI Gramedia, Bobo, National Geographic, Info Komputer, Oto Plus, Intisari. 

Beruntung jam masih menunjukkan pukul 13.00 sehingga saya masih mendapat kesempatan memutar mengelilingi seluruh stand dari KG , termasuk kuliner dan tempat untuk bermain anak. Pengunjung memang sangat padat dan mereka hanya mengunjungi stand yang diminati saja, Gramedia , Kompas Gravitiy Room dan permainan anak serta tempat kuliner. Di panggung terbuka “Kompas Gramedia” tempat dimana kami para kompasinaer duduk nangkring sambil mendengarkan alunan live music sebelum acara dimulai. 

Tepat waktu pukul 14.05, acara pun dimulai. Tiga nara sumber , Iskandar Zulkarnaen, Assistant Manager Kompasiana, Yayat, Kompasianer of the Year of 2016, Maman Suherman, Penulis tampil di diatas panggung. Moderator, RIzky Saragih memperkenalkan masing-masing nara sumber kepada kami semua. Suara bising dari speaker stand yang menyatu dalam hall sangat mengganggu konsentrasi saat mendengar talk show ini.
Yayat, dokumentasi pribadi

Talk show dimulai dengan pertanyaan mendasar mengapa menulis itu masih relevan di zaman yang sudah serba medsos ini? Dijelaskan oleh Yayat bahwa awalnya ia punya hobi menulis itu karena dia ingin menuangkan apa yang dilihatnya dari apa yang disukainya. Yayat yang sangat menyukai Motor, maka ia dengan sangat mudahnya dapat menuliskan arena balapan MotoGP 2016 itu dari sisi sebagai penonton, walaupun dia tidak mengetahui teknis dari sepeda motor, tetapi dia mengetahui persis bagaimana balap MotoGP itu sungguh mengasiykan karena dia suka sekali dengan motor. Dari seorang penonton biasa, dia mampu menjabarkan, menuliskan kegiatan MotoGP dari awal sampai akhir, bahkan dia mampu melihat reaksi penonton terhadap balapan itu, mengenal karakter pemain motor GP. Kegiatan itu dituliskan karena dia sangat cinta sekali dengan dunia MotoGP. Jadi jangan sampai seorang penulis merasa bingung mau menulis apa yach. Keuntungan dari seorang blogger yang berhasil mendapat kesempatan emas diundang meliput GP Motor di Sepang yang merupakan ajang internasional dan hanya 4 blogger Indonesia yang diundang meliputnya.

Menulis bukan adalah suatu paksaan. Menulis menjadi suatu suatu hobi yang membuat penulis bisa mengalir bercerita tentang apa yang dilihatnya dan menjadikan tulisan itu menarik untuk dibaca. Jika penulis bisa menikmati tulisannya, tentunya pembacanya pun akan dengan sangat mudah membacanya tulisan yang penuh dengan rasa dan jiwa yang mencintai aliran cerita yang enak dibaca. Pilihan untuk menulis sebagai blogger adalah karena flexibilitas waktu yang ditentukan oleh penulis sendiri. Tidak dikerja date line, tetapi perlu kerja keras untuk mencapai target sendiri.
Iskandar Zulkarnaen, dokumen pribadi

Menurut Mas Isjet, panggilan dari Iskandar Zulkarnaen, di zaman yang serba medsos ini, semua mata tertuju kepada medsos. Mereka sebagai pembaca menyantap bacaan atau tulisan dengan cara yang super kilat. Baca , baca dan tidak pernah memikirkan untuk jadi penulis. Melihat bahwa hampir sebagian orang menyukai medsos lewat internet dan bertindak sebagai pembaca, maka wajarlah jika profesi penulis itu sangat dibutuhkan.

Terbuka lebar dan luas untuk jadi penulis karena kebutuhan orang untuk baca WA, medsos itu sangat banyak sekali. Alasan lain agar warga jadi penulis adalah dengan adanya penulis maka warga itu juga menjadi pembelajar. Seorang penulis tidak mungkin menulis tanpa menjadi pembelajar . Sebelum menulis pastinya penulis harus mengetahui seluk-beluk apa yang ditulisnya . Menulis itu bukan hanya monopoli dari seorang jurnalistik saja. Tetapi setiap warga berhak untuk menuliskan apa yang dipikirnya, lalu mempublikasikan di media sosial, bertemu dengan pembacanya. Bagi netizen jurnalis atau blogger, menulis adalah kesempatan untuk “exist” di media sosial, dengan total pembaca 132,2 juta sudah terkoneksi dengan internet, 67,2 juta diakses melalui telepon pintar dan 2,2 juta melalui komputer pribadi. Namun, hanya ada penulis yang menyajikan tulisannya sekitar 800,000 per hari (di Kompasiana) . Diharapkan selisih atau kesenjangan antara jumlah pembaca dan penulis itu dapat diseimbangkan dengan makin bertambahnya warga yang jadi penulis. Sifat dan karakter penulis blogger atau netizen jurnalis adalah tak punya kepentingan tertentu baik dari pihak mana pun. Sehingga tulisan yang diunggah pun merupakan cetusan dari hati nurani yang terdalam yang tak mungkin dikamuflasekan dengan kepentingan tertentu. Menulis dengan konsisten maka tulisan pun akan berkembang menjadi tulisan yang dapat diterima oleh pembaca . Apalagi jika konsisten pada satu bidang khusus yang dimilikinya merupakan keahliannya, maka tulisan itu akan menjadi bacaan yang didambakan oleh setiap pembaca yang jadi penggemarnya.

Menurut Maman Suherman, menulis itu adalah bekerja artinya dengan tulisan yang baik pada level tertentu, tulisan akan bernilai ekonomi. Nilai ekonominya sangat tinggi, dihargai oleh setiap pembaca. Hal ini berlainan dengan jurnalis yang bekerja sesuai dengan standar etika jurnalistik. Untuk blogger menulis itu sama sekali tidak terikat dengan etika yang penuh dengan kaidah formalitas. Hati nurani dan opini menyatu menjadi sebuah tulisan yang membahagiakan orang lain. Ketika orang lain itu berbahagia, maka dia akan menghargai tulisan dengan nilai ekonomi yang seimbang. Pengalaman dari Maman saat ke luar bekeja dari Kompas sebagai pimpinan redaksi, dan mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan yang ingin mendapatkan tagline yang hebat dan mengena. Dari sebuah pemikiran yang sederhana tapi penuh makna “Buat anak, kok coba-coba!”, mendulang sukses dari segi respon dari masyarakat maupun dari manajemen perusahaan yang puas dengan tagline hebat itu.

Ada pesan dari Jacob Oetama yang sangat berkesan penuh bagi Pak Maman, “Jika kamu ingin cari uang , Kompas bukanlah tempatnya. Tetapi jika kamu ingin mendapatkan pencerahan dan pengayaan, Kompaslah tempatnya”. Novel yang telah diterbitkan “Re” dan “Seorang Perempuan”, membuktikan konsistensinya Maman dalam bidang tulis menulis . Memberikan wawasan yang baru bagi pembacanya tentang ada kehidupan nyata di dunia luar suatu profesi yang sebenarnya tetapi tidak pernah dicuatkan secara jelas. Juga dengan novel perempuannya yang menjadikan semua kita mengerti dan memahami apa arti memperlakukan seorang perempuan bukan hanya dari kata saja, tapi dengan sikap.

Mengapa warga harus menulis?


 Yayat menjelaskan , dia menulis karena dia mencintai dunia GP Motor. Dalam tulisanlah, dia menuangkan apa yang dilihatnya . Dengan menulis dia focus dengan apa yang dicintainya. Mas Isjet mengatakan bahwa menulis akan memnambah ilmu, skill yang sangat perlu dimiliki oleh setiap orang. Menulis adalah guru bagi seiap orang . Guru yang mengajarkan wawasan baru dan membuka cakrawala yang luas. Maman mengatakan dengan menulis, jadilah “Terang Dunia”, tugas kemanusiaan yang menerangi dunia yang gelap menjadi terang . Tugas kenabian, yang membawa manusia dari jalur yang salah memasuki dunia yang benar. MEmbaca dan Menulis merupakan suatu mata rangkaian yang tak terpisahkan, sebelum menulis bacalah sebanyak-banyaknya. Ketika wawasan sudah terbuka, tulislah apa yang telah kau ketahui agar orang lain terbuka . Tulislah dengan hati nurani yang bersih. Bagaimana tulisan yang bagus? Maman mengatakan sebuah tulisan yang bagus dilihat bukan dari perspektif subjektif, tapi ada suatu norma yang harus diketahui oleh penulis jika ingin tulisannya dianggap bagus. Sudah ketinggalan zaman jika penulis masih memperrlakukan norma 5 W + 1 H (What, when,why,who,where + how).

Sebuah tulisan yang bagus harus memenuhi 5 kadiah yang disebut dengan 5 R:

 - Read: Banyak membaca, utamanya buku untuk wawasan yang luas
- Riset: Orang Indonesia terkenal sangat lemah dalam literasi baca sehingga apa yang ditulis sangat dangkal
- Reliable: Harus yakin bahwa apa yang ditulis itu dapat dipercaya oleh pembacanya.
 - Reflecting: Harus memiliki berbagai sudut pandang supaya tidak terjebak dengan 1 sudut pandang yang picik.
- Right: Tujuan menulis adalah untuk kebenaran , tidak ada kepentingan yang lainnya.

Ditambahkan oleh Mas Isjet: Dalam menulis perlu dijaga objektivitas dengan mencantumkan suatu disclaimer pada akhir tulisan “Tulisan ini belum selesai karena belum ada interview kepada pihak kedua. Tulisan akan disambung setelah ada interview dengan pihak kedua”. Juga adanya kejujuran, bukan katanya tetapi melihat kepada fakta.

 Oleh karena itu kompasiana membagi tulisan dalam beberapa kategori seperti Opini, Liputan, Trending Topik, puisi. Ini membuat pembacanya lebih memahami bahwa apa yang dibacanya itu termasuk kategori apa. Apa keuntungan menulis ? Tulisan yang ditulis oleh Kompasianer merupakan sebuah komunitas. Jika tulisan itu diharapkan menjadi suatu karya, maka fungsi iklan dan tulisan jadi pedoman untuk bisa mengubah tulisan jadi karya.

Sebuah blog yang demonetize dan berhasil mendapatkan rank yang terbaik sesuai dengan SEO, maka blog itu akan menghasilkan iklan yang berdatangan, akhirnya menambah pundi-pundi bagi pemilik blog. Demikian juga konten dari blog yang baik dan bermanfaat bagi pembaca, maka blog itu akan mendapatkan imbalan uang dari konte yang dijual atau dipostingkan di blog it. Menulis itu juga dapat menjadi penghasilan apabila kita menulis dengan suatu kemampuan yang sangat mumpuni.

Sebuah akhir kata dari ketiga nara sumber bagi semua warga untuk tetap menulis:
Dari Yayat: Menulis itu MEbuat otak kita selalu berpikir dan bekerja. Dari Mas Isjet: #AyoMenulis follow twitter: @Iskandarjet Dari Pak Maman: TUlis itu harus tulus, bonusnya adalah mulia Ajakan untuk menulis adalah harapan bagi kita semua untuk menularkan agar semua orang mau dan mampu menulis . Kemampuan dan kemauan jadi andalan untuk bisa menulis. Dengan menulis kita akan menjadi warga yang literasinya meningkat. Meningkatkan literasi Indonesia yang saat ini di tingkat 60 (kedua dari paling bawah).

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman