“SEKOLAH BISA”, Bangkitnya Keterpurukan Anak-Anak Pemulung, Pengemis,Pengamen

"SEKOLAH BISA"  www.inatanaya.com

Pendidikan adalah aset penting suatu bangsa ini. Di pundak generasi muda, terletak masa depan suatu bangsa. Namun, apa yang akan dicapai jika sebagian dari anak bangsa itu tak mampu mengenyam pendidikan karena kehidupan mereka yang marginal dan dihimpit oleh kemiskinan. 

Rumah di pinggir rel setasiun Pondok Ranji , Bulakan shanty ,adalah rumah dengan ukuran 2 x 2 terbuat dari bambu atau “gedek” dengan lingkungan tak sehat, tak berjendela ,dihuni oleh banyak penghuni, ayah,ibu beserta seluruh anak-anaknya (biasanya satu keluarga memiliki 3 anak paling sedikit. Di deretan rumah sederhana itu tinggallah anak-anak yang hidupnya penuh dengan kemiskinan. Dulunya mereka harus bekerja sebagai pemulung, peminta-minta untuk membantu ekonomi orangtuanya. 

Keseharian mereka adalah bermain bola di lapangan. Tak pernah memikirkan sekolah karena mereka memang tidak punya uang untuk bersekolah . Orangtua mereka tak mampu membayar uang sekolah, SPP . Pekerjaan orangtua mereka adalah pemulung, pengemis, pengamen. 

Adalah mahasiswa-mahasiswa BIS (British International School) yang letaknya selatan Bintaro yang sedang mengadakan suatu projek bernama “Duke of Edinburg Awards”, mereka juga memiliki satu tim sepabola yang dinamakan “Bulakan United Team”. Ketika bertemu dengan anak-anak pemain sepak bola yang tak bersekolah mereka tersentuh untuk membantu dan membuat suatu projek agar anak-anak itu dapat bersekolah. 

Projek itu dirancang, dikelola dan direalisasikan oleh siswa-siswi IB British International School Bintaro. Dalam usia yang relatif masih muda, mereka sudah memiliki empati tinggi dan tekad yang luar biasa untuk menampung anak-anak itu agar mereka bisa sekolah non formal, paling sedikit mengecap pendidikan yang dapat mereka tidak buta aksara  maupun tulis. 

Kesulitan dan tantangan untuk merealisasikan tidak mudah. Diperlukan dana, tempat, relawan, dan spirit dan tekad untuk menggarap projek itu. Anak-anak muda ini tidak pernah menyerah dengan tantangan. Setiap tantangan pasti ada solusinya. Mereka selalu berharap ada tangan-tangan yang terbuka untuk menolong. Akhirnya projek sederhana dan mulia serta menakjubkan dapat diwujudkan, sekolah bernama “Sekolah Bisa” didirikan tahun 2010. 

Dimulai dengan lahan yang disumbang oleh "Body Shop". Sebuah lahan di belakang gedung "Body Shop" dan sebelah Carrefour sektor 9 . Sebuah bangunan semi permanen terbuat dari bambu,terdiri dari dua tingkat , ruang kelas yang terbuka tanpa sekat dan anak-anak belajar di ruang terbuka .

Sekolah dimulai puku 10.00 dan sampai 15.00 dari hari Senin hingga Jumat. Anak-anak dijemput oleh sebuah angkot yang sengaja disewa dari rumah anak-anak menuju sekolah. Pada saat pulang, angkot yang sama akan membawa mereka pulang. Ada perjanjian tertulis dari orangtua anak-anak itu bahwa mereka mengizinkan anaknya untuk bersekolah di Sekolah Bisa. Orangtua bertanggung jawab atas absensi dari anaknya. Tidak boleh bolos lebih dari 2 kali dalam sebulan. Jika mereka masih membolos maka anak itu akan dikeluarkan dan diganti dengan anak yang lain yang masih membutuhkan. 

Ada 3 kelas dengan jumlah murid 21 anak. 
  • TK: berusia antara 6-7 tahun dengan ibu Guru Rizky
  • SD1: berusia 7-9 tahun dengan Guru tetap Bp Irwan
  • SD 2: berusia 10-12 tahun dengan Guru tetap Bp Irwan 

    Perpustakaan : Buku-Buku Sumbangan Donatur
Loker Tempat Menyimpan 
Hasil Kerajinan Anak Sekolah Bisa
Tempat Menyimpan Tas Sekolah

Guru pengajar tetap ada 2 orang, Guru Paket A ada 2 orang dan 1 orang guru penghubung antara Sekolah Bisa dengan British School, dan 4 orang sukarelawan. 
Berikut adalah kurikulum yang diberikan kepada anak-anak:
www.sekolahbisa.com

Anak-anak sangat antusias mengikuti pelajaran. Terlihat Keceriaan itu ada di wajah anak-anak meskipun hidup mereka penuh dengan kesulitan dan penderitaan secara ekonomi. Anak-anak itu tak banyak berkomunikasi dengan orangtuanya karena orangtuanya sibuk dengan bekerja atau menganggap komunikasi dengan anak tidak penting. 
Bermain dan Berinteraksi bersama
Anak-Anak bermain bersama

Ketika mereka ada di sekolah, komunikasi yang intensif dengan guru-gurunya justru menjadi kedekatan untuk memudahkan penyerapan pelajaran. Saya melihat keceriaan ini ketika mereka kedatangan tamu dari teman-teman mereka , Junior School dari British School Bintaro. 
Foto Bersama  Anak Sekolah Bisa bersama British Int's School

Mereka bersama menyanyi melagukan “Kepala Pundak  Lutut Kaki “ dan versi dalam  bahasa Inggris. Kegiatan di luar kelas itu merupakan kegiatan extra-kurikuler dan interaksi dari Junior British School untuk saling bertukar budaya dan memperkenalkan bahasa Inggris dalam bentuk permainan dan nyanyian yang sangat  bermanfaat bagi anak-anak Sekolah Bisa. Justru anak- anak mempunyai kesulitannya sendiri ketika mereka pulang ke rumah. Mereka tidak boleh lagi belajar karena mereka harus membantu orangtuanya untuk mengurus adik-adiknya atau membantu bekerja mencari uang.

Kesulitan yang paling mendasar dari anak-anak ini adalah sebagian besar dari mereka tak memiliki sertifikat kelahiran. Jadi apabila mereka nanti akan melanjutkan ke sekolah formal, mereka butuh sertifikat kelahiran. Bantuan untuk pengurusan sertifikat kelahiran pun diusahakan, agar anak-anak ini di kemudian hari setelah lulus dari SEKOLAH BISA tetap dapat melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi.

 Jam makan siang , 12.00 – 13.00 , makanan yang bergizi dari sayur sampai buah-buahan yang dimasak dan disiapkan oleh Ibu Rizky. Kebutuhan gizi ini menjadi perhatian dari UNICEF pun ikut turun tangan membantu untuk menambah nutrisi bagi anak-anak yang tak pernah mendapatkan gizi yang cukup. Mereka mendapatkan vitamin agar tumbuh kembangnya dapat ditingkatkan. Ditambah dengan pola makan dengan gizi yang cukup seperti telur dan ayam. 

Sekolah Bisa mempunyai program agar anak-anak ini dapat mengikuti Paket A. Biaya pendaftaran paket A ini cukup besar yaitu Rp.750,000 per orang. Bahkan Sekolah Bisa telah mengirimkan 10 anak ke SMK, Nusantara, SMP Terbuka, Sekolah Ibnusina Tangerang Selatan. Proyeksi dana untuk pembiayaan seluruh kegiatan Sekolah Bisa memang cukup besar, untuk tiap tahun dibutuhkan dana sebesar 70 juta . Jika mereka sudah membuat rencana kerja untuk 7 tahun ke depan agar semua anak-anak ini bisa selesai untuk lulus Paket A, maka kebutuhannya total menjadi Rp. 490 juta 

Untuk membiayai dana besar itu diselenggarakan suatu event “Runners Charity Fun Run Event” yang diresmikan oleh Ibu Airin Rachmi Dianny selaku Walikota Tangerang Selatan pada tanggal 21 Agustus 2016. Situs resminya bisa di klik

Suatu Kabar Baik Untuk Indonesia, Inovasi Daerah adalah kebahagiaan dan kebanggaan yang sangat besar dengan adanya perubahan hidup dari anak-anak yang nyaris terpeleset jauh dari pendidikan akhirnya terselamatkan oleh pendidikan. Anak-anak yang sangat dibutuhkan kemampuannya , intelektualnya dan kreativitasnya demi masa depan mereka maupun bangsa Indonesia yang harus makin cerah dan baik . 



Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman