10tahunLagi, Aku ingin Memiliki Villa untuk Berkebun dan Disewakan

www.inatanaya.com

Setelah lulus dari perguruan tinggi, aku memasuki dunia kerja. Dunia yang berbeda dengan dunia pendidikan. Di saat pertama kali kerja rasanya menggebu-gebu untuk mengaktualisasikan diri antara ilmu yang didapat dengan pekerjaan. 

Begitu merasa sudah mapan bekerja di perusahaan dimana aku bekerja, aku mulai memikirkan masa depanku jika seandainya aku tetap bekerja sampai pensiun. Sadar bahwa sebagai pendatang di kota Jakarta dengan penyandang status anak kos kurang enak, maka aku bermimpi untuk dapat memiliki rumah sendiri. 

Impian itu sangat besar menurutku karena rumah harganya mahal, gajiku tidak cukup besar untuk membeli rumah apalagi  aku baru saja diterima sebagai karyawan tetap. Namun, tekad kuat untuk mewujudkan mimpi itu tak menghalangiku. Setelah membuat proposal dan mendapat persetujuan pinjaman rumah dari kantor, rumah itu impian itu sudah dekat nyata. Dengan sekuat tenaga, tiap bulan aku mencicil pinjaman rumah sampai akhirnya selesailah pinjaman itu. Itu mimpi yang terjadi hampir 30 tahun lalu, dan ternyata mimpi itu benar-benar terwujud. 

Sekarang aku sudah pensiun, masihkah bermimpi untuk kehidupan 10 tahun yang akan datang? Tentu, mimpi itu bak sebuah pencapaian yang harus dikejar. Sebuah mimpi untuk membangkitkan semangat hidup agar kehidupan selalu lebih baik dari yang sekarang. Mimpiku adalah aku dapat membeli suatu lahan, dimana lahan itu aku bangun tempat yang dapat berkebun atau tempat untuk berlibur. 

Untuk kesekian kalinya terasa mimpi itu besar karena aku sudah pensiun. Tak ada dana untuk mendapatkan uang pembeli lahan karena aku tak punya gaji tetap lagi. Tetapi aku selalu percaya bahwa mimpi itu bagian dari proses semangat untuk mengejar kehidupanku di usia lanjut. Bagian mimpi kedua ini masuk kedalam babak baru.

Teringat kepada beberapa tahun yang lalu pembelajaran yang pertama kudapatkan dari sebuah perbankan dimana aku menyimpan dana. Undangan pertama  untuk menghadiri suatu mini seminar.  Undangan itu mula-mula nampaknya tak menarik bagiku karena tentang “INDONESIA’S OUTLOOK IN 1ST SEMETER OF 2015”. 

Di dalam paradigma makro ekonomi itu hanya untuk ulasan yang bermanfaat bagi mereka yang masih aktif untuk berinvestasi saja. Oleh karena itu, dengan sedikit keengganan itu, aku datang ke tempat undangan. Apa yang dibayangkan tidak sama dengan apa yang dipresentasikan. Dari apa yang diulas oleh pemateri, dipaparkan kondisi dan kebijakan ekonomi yang sedang berjalan saat itu. Apa dampak dengan kebijakan itu bagi Indonesia. Setelah itu apa dampaknya bagi para investor yang biasanya membeli saham-saham yang menguntungkan. Dipaparkan pula apabila ada yang menarik bagi investor baru yang sangat “fresh from the oven” (baru saja kenal dunia saham dan reksadana) untuk ikut berpartisipasi dalam “launching” SUKUK 

Ritel SUKUK Ritel yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam rangka pembiayaan infrastruktur. Ternyata, dari pemaparan dan tanya jawab dengan pembawa materi, saya jadi makin yakin bahwa jika pembelian SUKUK Ritel ini memang sesuai dengan profil ku yang konservatif, aman tapi dapat mencapai impianku. SUKUK memang investasi tepat bagi investor seperti diriku karena selain dapat imbal hasil tiap bulannya, juga dapat gain apabila harga dari SUKUK itu naik. Ngga salah lagi memilih SUKUK negara ritel karena imbal hasil yang ditawarkan 8.3% per tahun. 

Sebenarnya SUKUK ini sangat bermanfaat dan sesuai dengan profilku yang konservatif. Sayangnya,  jika aku berinvestasi di sukuk negara ritel  hanya mampu memberi imbal hasil hingga 8,3% per tahun . Sedangkan jika ingin mewujudkan mimpi agar dapat mendapatkan imbal hasil yang lebih besar yaitu rata-rata 15% pertahun maka pilihan yang tepat adalah membeli reksadana syariah yang dalam jangka 5-10 tahun. Sebagai investor baru , pemahaman reksadana syariah pun terus saya pelajari. Bagaimana amannya membeli saham syariah . 

Beruntung dapat kesempatan belajar tentang  "Pasar Modal Syariah"  dari program kursus Ekonomi Syariah dengan menggunakan e-learning. Mencari saham syariah harus mengetahui dan paham tentang funds manager, perusahaan investasi dengan manajemen yang solid , bagaimana mempelajari portofolio dari harga NAV  sejak 6 bulan, 3 bulan, 1 bulan (historinya) . 
dapun saat ini terdapat 4 reksadana global syariah dengan gambaran kinerja sebagai berikut
Teringat kepada beberapa tahun yang lalu pembelajaran yang pertama kudapatkan dari sebuah perbankan dimana aku menyimpan dana. Undangan pertama  untuk menghadiri suatu mini seminar.  Undangan itu mula-mula nampaknya tak menarik bagiku karena tentang “INDONESIA’S OUTLOOK IN 1ST SEMETER OF 2015”. 

Di dalam paradigma makro ekonomi itu hanya untuk ulasan yang bermanfaat bagi mereka yang masih aktif untuk berinvestasi saja. Oleh karena itu, dengan sedikit keengganan itu, aku datang ke tempat undangan. Apa yang dibayangkan tidak sama dengan apa yang dipresentasikan. Dari apa yang diulas oleh pemateri, dipaparkan kondisi dan kebijakan ekonomi yang sedang berjalan saat itu. Apa dampak dengan kebijakan itu bagi Indonesia. Setelah itu apa dampaknya bagi para investor yang biasanya membeli saham-saham yang menguntungkan. Dipaparkan pula apabila ada yang menarik bagi investor baru yang sangat “fresh from the oven” (baru saja kenal dunia saham dan reksadana) untuk ikut berpartisipasi dalam “launching” SUKUK 

Ritel SUKUK Ritel yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam rangka pembiayaan infrastruktur. Ternyata, dari pemaparan dan tanya jawab dengan pembawa materi, saya jadi makin yakin bahwa jika pembelian SUKUK Ritel ini memang sesuai dengan profil ku yang konservatif, aman tapi dapat mencapai impianku. SUKUK memang investasi tepat bagi investor seperti diriku karena selain dapat imbal hasil tiap bulannya, juga dapat gain apabila harga dari SUKUK itu naik. Ngga salah lagi memilih SUKUK negara ritel karena imbal hasil yang ditawarkan 8.3% per tahun. 

Sebenarnya SUKUK ini sangat bermanfaat dan sesuai dengan profilku yang konservatif. Sayangnya,  jika aku berinvestasi di sukuk negara ritel  hanya mampu memberi imbal hasil hingga 8,3% per tahun . Sedangkan jika ingin mewujudkan mimpi agar dapat mendapatkan imbal hasil yang lebih besar yaitu rata-rata 15% pertahun maka pilihan yang tepat adalah membeli reksadana syariah yang dalam jangka 5-10 tahun. Sebagai investor baru , pemahaman reksadana syariah pun terus saya pelajari. Bagaimana amannya membeli saham syariah . 

Beruntung dapat kesempatan belajar tentang  "Pasar Modal Syariah"  dari program kursus Ekonomi Syariah dengan menggunakan e-learning. Mencari saham syariah harus mengetahui dan paham tentang funds manager, perusahaan investasi dengan manajemen yang solid , bagaimana mempelajari portofolio dari harga NAV  sejak 6 bulan, 3 bulan, 1 bulan (historinya) . 
dapun saat ini terdapat 4 reksadana global syariah dengan gambaran kinerja sebagai berikut

www.kontan.com

. Semoga proses  pembelajaran saham syariah ini bagian dari proses untuk pembelian saham syariah di masa depan. Dan akhirnya aku mampu mewujudkan mimpiku 10 tahun yang akan datang dengan pembelian saham syariah. 

Tulisan ini diikut sertakan dalam Lomba Blog Investasi Syariah

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman