Novel yang Kuimpikan

Setiap orang pasti akan pergi untuk selamanya. Kapan itu kita tak tahu karena ditentukan oleh Yang Mahakuasa. Lalu, apa yang ingin ditinggalkan untuk legacy dari apa yang telah kita perbuat selama ini. 
Setiap orang tentunya punya keinginan yang berbeda. Ada yang ingin meninggalkan warisan kepada anaknya, ada yang ingin meninggalkan nama baik, ada yang ingin meninggalkan kebaikan karena dana atau uang yang sering didonasikan kepada yayasan dan lain-lain.

Bagi saya sebagai seorang yang baru  menjadi penulis pemula, cita-cita yang ingin saya tinggalkan kepada teman dekat, kerabat atau siapa yang terinspirasi atas tulisan saya, adalah buku novel. 

Menerbitkan buku adalah tantangan hidup bagi saya. Utamanya adalah waktu dan kekonsistenan untuk terus menulis. Memang begitu banyak ide yang ingin ditulis, tapi belum mampu untuk menuliskan sesuatu yang berbau fiksi maupun non fiksi yang berkepanjangan atau disebut novel. 

Kendala-kendala lain yang seringkali membuat saya jatuh bangun adalah kendala waktu. Waktu yang sudah disiapkan untuk menulis tergeser dengan hal-hal lain yang dianggap lebih utama atau prioritas. Seringkali juga motivasi tidak teguh karena memang saya tidak pernah menyukai menulis sesuatu yang panjang lebar dan kehilangan inti yang dapat ditangkap oleh pembacanya. Mindset ini sudah terlalu terpana dalam kalbu dan pikiran saya ketika saya bekerja di kantor selama hampir 28 tahun. Tulisan formal di kantor meminta untuk menulis dalam kata-kata yang singkat, lugas, to the point, jelas. Semuanya dipaparkan dengan gaya bahasa yang sangat formal. Apalagi jika berkaitan dengan komunikasi dengan nasabah, perlu gaya bahasa yang sopan dan perlu legal standing sehingga tak terjadi salah paham dari kedua belah pihak. Selalu ada klausul yang memback up dari apa yang kita bicarakan. 

Itulah kendala berat yang harus dihadapi. Untuk itu saya sudah berkali-kali mencoba untuk belajar workshop penulisan Salah satunya adalah mengikuti “Seminar “ A CREATIVE WRITING MASTER CLASS BY Maggie Tiojakin" yang diadakan oleh Kompas. Seminar ini penuh dengan tips dan trik mengajarkan bagaimana tulisan itu menarik,komprehensif dan lengkap dengan diksi yang benar.
dokumen pribadi

 Memperbaiki mindset dan menorehkan tulisan yang lebih luwes sesuai dengan topik yang ditulis. Belajar itu tidak mudah. Sesuai dengan apa yang ada dalam teori. Namun, seringkali kemampuan untuk terus menerus berlatih tanpa lelah. Kegemaran baca memang banyak membantu, seringkali menambah ide atau wawasan . Hanya masih ada kegagalan untuk berimajinasi. Saya sering menonton TVcable yang mengangkat cerita bermutu dan kadang-kadang sulit ditebak cerita  akhirnya (ending story).
dokumen pribadi

Bergabung dengan  komunitas penulis memang membantu apalagi dengan kehadiran “Smart Writer”, penulis mumpuni seperti Mbak "Leyla Hana", dan "Riawani Elyta". Kesulitan dan hambatan untuk dapat mewujudkan novel yang diimpikan pun dapat dijembatani. Ngga ada yang tak mungkin jika mau belajar di Smart Writer. Modul pembelajaran untuk penulisan novel sudah disiapkan dengan baik. Tinggal pelaksanaannya. Tekad dan keinginan harus didorong kuat agar saya mampu melakukannya. 

Pada akhirnya, nulis novel bukan hal yang mudah. Tapi sekarang sudah ada tempat belajar yang disiapkan. Tinggal mampukah kita melakukan dengan konsisten dan teguh. Harapan perlu diwujudkan dengan tekad dan motivasi kuat. 

 Tulisan ini diikut-sertakan dalam 1st Giveaway Smart Writer:

Smart Writer

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman