Menerima Undangan Jamuan Makan Siang Presiden Jokowi di Istana Negara

Jumat sore, 11 Desember 2015, suara telpon berdering di hp saya. Dari nomernya tidak terindefikasi nama pemiliknya. Ragu-ragu untuk menjawabnya. Tapi sore itu saya lagi selesai menyelesaikan tugas. Jadi saya pikir, sudah waktunya untuk santai. Begitu dijawab, terdengar suara yang memperkenalkan diri dari Kompasiana. "Ibu diundang untuk menghadiri Jamuan Santap SIang dengan Presiden Jokowi hari Sabtu 12 Desember. Apakah ibu bisa hadir?" Rasanya saya hampir tak percaya mendengar keterangan itu. Saya seperti mimpi di sore hari bolong. Jawaban saya: "Apakah benar ini undangannya?" "Benar bu!". Bagaimana ditunggu konfirmasinya sekarang juga. "Ok", saya konfirmasi. Syarat2nya adalah ibu harus bawa undangan dari Kompasinival 2015, memakai batik (tidak diizinkan memakai celana jeans, dan harus siap di Gandaria City pukul 9 tepat. 

Wow, segera persiapan pun secepatnya dilakukan. Tanpa ba..bi..bu, mencari baju yang cukup apik, bersih dan elegan. Gimana dong khan mau ketemu presiden harus menghormati beliau dengan pakaian rapi. Sayangnya, malam itu saya hampir tak bisa tidur loh. Bukan karena syndrome pengin ketemu presiden, tapi memang mau sakit flu. Waduh, repot juga jika harus batal hanya gara2 sakit. Tidak saya harus hadir biarpun badan agak meriang. Semalaman ngga bisa tidur, sudah makan obat, pagi pun minum obat. Sedikit keringat dingin. Semangat untuk datang masih menggebu.

Berkumpul di Gandaria City, bertemu banyak teman Kompasianer, luar biasa senangnya. Teman yang biasanya kenal di dunia maya, sekarang ketemu di ajang kopi darat bahkan mau ke Istana Negara bersama. Setelah daftar, kita masih menunggu. Akhirnya, dibagikan Undangan resmi dari Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia untuk 100 kompasianer yang ikut ke Istana Negara. 
dokumen pribadi

Menunggu keberangkatan jam 10.30 kita naik dua bus menuju Istana Negara. Sesampai di Istana Negara, kami turun dari bus , di parkir bagian timur Istana Negara. Jalan cukup lumayan, untung tidak ada terik matahari.. kami menunggu cukup lama 20 menit, sampai jadwal protokel 11.30 barulah kami harus scanning dulu . Semua peralatan , baik itu dompet, tas , hp harus dikumpulkan di tempat yang ditentukan setelah scanning. Kami hanya diperbolehkan membawa Undangan saja masuk ke ruang makan Istana Negara. 


Tempat yang di tata rapi, dengan meja bundar sebanyak kira-kira 10 meja. Setiap orang dapat duduk sampil menunggu kedatangan presiden. Ketika waktu telah menunjukkan pukul 12.00, protokol mengatakan: "Hadirin semua diminta berdiri." Semua berdiri tegak dengan dua baris, selayaknya barisan tentara, Presiden Jokowi berjalan ditengan-tengah". 
dokumen pribadi

 Selesai itu, kami dipersilahkan duduk. Wah ternyata Pak Jokowi itu faham dengan wajah-wajah lapar dari para kompasianer. Beliau mempersilahkan makan lebih dulu. Wow, semuanya langsung tepuk tangan gembira. Semuanya mengikut presiden Jokowo menuju tempat makan yang disediakan. Padahal sudah disiapkan dua tempat makan , tapi kok semuanya ngikut Jokowi. Lalu, kami yang melihat antrian panjang, berbalik arah menuju tempat makan lain yang sepi. Ha..ha..demam Jokowi rupanya... 

 Selesai makan, puncak acara adalah dialog. Pidato dari Mas Iksandarjet , Assisten Manager Kompasiana yang memberikan visi dan misi kompasiana. Lalu memberikan kesempatan kepada 6 Kompasianer untuk menyampaikan uneg-uneg, rekomendasi atau input dalam waktu 2 menit saja. Wow, para kompasiner yang ditunjuk dengan semangat menyatakan uneg-unegnya, ada yang mengatakan adanya sara di Bali, meminta agar adanya listrik di daerah terpencil , memberikan perhatian untuk pendidikan anak autis, masih kurangnya pelayannan di KBRI Hongkong, permintaan untuk ikut serta dalam kunjungan presiden sebagai netizen journalist. Rekomendasi agar Presiden memberikan arahan tentang apa yang harus ditulis oleh kompasianer untuk negara ini.

 Tibalah puncak acara, Presiden Jokowi segera memberikan jawabanya, tidak semuanya dijawab karena ada yang berkaitan dengan beberapa issue yang harus ditanyakan kepada menteri terkait. Yang menarik di sini, Presiden menyetujui rekomendasi kami untuk ada 2 journalist netizen dari Kompasiner yang ikut serta dalam kunjungan Presiden. Nach yang serunya Presiden selalu mengingatkan kami para Kompasianer untuk menulis secara positif dan optimis dalam setiap tantangan dan masalah kebangsaan ini. Tahun 2015 dengan MEA, semuanya ditantang apakah takut? Beliau cerita bahwa para pelaku e-commerze pun tak takut menghadapinya, lalu apa yang Anda takutkan. Semua negara mengalami yang sama . Tinggal persiapan matang harus dilakukan dan mental pun harus terus siap diperjuangkan. Pekerjaan dan tantangan banyak! Sebanyak yang ingin minta tanda tangan Presiden Jokowi di atas undangannya. Kasihan yach...pegel khan Presiden harus tanda tangan fansnya yang tega menghabiskan waktunya yang cukup berharga....

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman