Bunda Roseline, Sosok Bunda Inspiratif

kompasiana.com

Sosok yang bernama Helena Roseline Effendi seorang wanita yang tidak tidak terpisahkan dari suaminya yaitu Bapak Tjptadinata Effendi. Pak Tjiptadinata Effendi adalah seorang motivator, penulis dan Kompasianer of the Year 2014. Usianya tidak muda lagi, 72 tahun. Ibu dari tiga putra/putri.
google.com

Selama 50 tahun Ibu Rose, demikian panggilannya akrabnya. Beliau adalah sosok yang tegar, kuat, teliti dan tanpa basa-basi. Namun, dibalik itu beliau adalah sosok ibu yang lembut, sayang kepada keluarganya dan begitu bangganya menceriterakan kepada kami semua orang muda dengan kehebatan anak dan cucunya. 

Pengalaman hidupnya sangat inspiratif. Dalam mendampingi suaminya Pak Tjiptadinata. Latar belakang pendidikannya adalah seorang guru matematika. Beliau mendidik anak bukan dengan memberikan pelajaran, tetapi mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupannya . Tugasnya sebagai  guru semata bukan untuk memberikan ilmu saja, tetapi mendidik. Pendidik bukan pengajar. Siswa siswinya terus mengingat hasil didikan Ibu Rose yang cukup ketat itu membuat mereka berhasil dalam hidupnya. Semuanya berpulang kepada hukum tabur dan tuai. Sebagai penghargaan kepada ibu Rose, seringkali anak-anak didiknya mengingat kebaikan dan hormat dengan memberikan perhatian dengan mentraktir atau memberikan diskon karena anak didiknya jadi pemilik suatu toko. Bukan mengharapkan imbalan, tetapi ibu Rose merasakan adanya kasih sayang itu akan dibalas dengan hormat oleh anak didiknya. 

Setelah mengabdi selama 20 tahun sebagai guru Ibu Rose, harus kembali ke Padang. Di sini Ibu Rose menjadi guru private dari tahun 1970 sampai 1990. Saat itu beliau yang biasanya menerima gaji, sekarang tidak lagi mengambil gajinya karena suami sudah membuka CV untuk ekspor hasil bumi.. Bukan karena ingin sombong , tapi dia menyumbangkan gajinya itu kepada anak-anak asuh. Mereka itu hampir putus sekolah dan tak punya dana untuk melanjutkan pendidikannya. Ibu Rose tidak bermaksud pamer kebaikan, tetapi ingin sekali sharing kebahagiaan kepada mereka yang betul membutuhkannya. 

Sangat menyentuh hati karena anak-anak yatim piatu yang pernah dibantunya tak pernah lupa. Dua email yang diterimanya dari Yunshifa dan Syahrul sangat mengharukan. Di kedua email itu, mereka rindu bertemu dengan ayahanda dan bunda Rose yang telah menjadi anak asuhnya selama 11 tahu silam. Mereka berdua telah berhasil dalam kehidupannya. Yunsyifa telah menjadi karyawati bank swasta, sedangkan Syharul telah melanjutkan S2 di bidang manajemen. Mereka ingin sekali berterima kasih kepada bunda Rose yang telah membiayai studinya . Rasa terima kasih dan syukur juga disampaikan oleh Syahrul yang terus mencari alamat Bunda Rose di Jakarta , dan akhirnya diketahuinya Bunda Rose sudah pindah ke Australia. 

Kehidupan ekonomi yang mapan ternyata terusik oleh orang-orang dekat Pak Tjip dan Bunda Rose. Mereka yang telah dibantu dan ditolong jadi anak angkat di dalam keluarga, justru membuat keluarga Pak Tjip dan Bunda Rose, kehilangan uang, semua uangnya dibawa kabur. Pak Tjip harus menitikkan matanya karena semua hartanya hilang. Namun, tidak dengan Bunda Rose, dengan tegar hati, mulai bekerja dengan menerima antar jemput anak-anak sekolah. Semuanya peristiwa pahit diterima dengan hikmat yang besar. 

Setelah itu mereka pindah ke Jakarta. Ketika itu bunda Rose yang tidak muda lagi masuk bergabung di sebuah perusahaan asuransi swasta. Perusahaan asuransi yang tidak berkembang selama bertahun-tahun. Ketika Bunda Rose datang, berhasil meraih Champion Honour selama 3 tahun. Selama keberhasilan itu Bunda Rose terus berkeliling ke kota-kota besar seperti Malang. Beliau terenyuh ketika bertemu seorang anak yang didampingi ibuny. Ibunya telah ditinggal meninggal suaminya. Ibunya kena stroke dan anak itu tak sanggup lagi membayar uang sekolah. Maka Bunda Rose memutuskan membantu kedua anak itu dan memberikan uang sekolah langsung ke sekolah dimana anak itu belajar.

Di puncak karirnya yang tinggi, Bunda Rose mendapatkan pergumulan berat dalam hidupnya karena keinginan suaminya untuk merantau di beberapa kota. Sulit bagi Bunda Rose yang saat itu sedang berada di puncak karir dengan gaji yang besar dan segala fasilitas dari kantor. Jika beliau harus keluar mendampingi suami, berarti tidak punya gaji sama sekali. Pertimbangan yang sangat matang, mengambil keputusan yang sangat sulit pun akhirnya menjadikan kebahagiaan seumur hidupnya . 

Mendampingi suaminya adalah suatu kebahagiaan dalam hidup beliau, melampui segala kemewahan yang ada . Bertemu dengan sahabat di seluruh Nusantara karena Pak Tjip memiliki segudang kegiatan sosial, menjadikan Bunda Rose ikut berkelana di 100 kota yang disinggahinya. 

Di Hari Ibu ini kita belajar dari Bunda Roseline, merupakan Ibu yang  menginspirasi bagi  kaum muda, terutama kamu wanita . Sosok dedikasi kepada kehidupan dengan kesederhanaannya , cinta-kasih kepada keluarga dan sesamanya.

Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba "Giveaway Hari Ibu"  Indosat
Blogger Reporter Indonesia

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman