Kehadiran seorang blogger di dunia maya, memang harus ditanggapi dengan jeli sekali. Awalnya, saya tak pernah merasa serius menjadi seorang blogger. Paradigma mengenai seorang blogger bagi saya adalah suatu pekerjaan sambilan yang dikerjakan santai, kapan ada waktu dan tak perlu serius sekali. Apalagi saya pikir blogger itu khan pekerjaannya membuat suatu blog yang syukur jika dibaca oleh pembacanya , jika tidak yang berminat tentang topik yang ditulis, iya tidak mengapa.
Ternyata, proses perubahan terjadi ketika saya merasa bahwa seorang blogger itu adalah seorang yang profesional. Dia harus punya kemampuan menulis, kemampuan menyampaikan apa yang ada dalam kepalanya kepada pembacanya dengan tepat dan benar, bukan hanya itu ada suatu peluang besar yang memang cukup menjanjikan “Review Blogger”.
Peluang besar itu tak sepenuhnya bisa berjalan dengan mulus bagi saya. Banyak lika-likunya. Pertama karena alasan utama adalah gaptek, segala aplikasi di smartphone yang canggih bersliweran, belum lagi jika harus menguasai topik yang tak kompeten dengan kemampuan saya. Contohnya diminta nulis tentang gadget atau e-commerce yang lagi trend saat ini, ini perlu proses panjang bagi saya untuk memahami itu. Apa itu namanya e-commerce, apa itu gadget yang terbaru, gimana fungsinya , betul-betul otak saya tak mampu mempelajari hal-hal baru dalam waktu yang cukup pendek. Maklum biasanya , saya selalu ketinggalan mendapat informasi tentang lomba. Akibatnya, di detik akhir, saya harus mengejar materi , ide dan penunjang tulisan yang diperlukan.
Pengalaman yang sangat menegangkan, ketika waktu tayang hanya tinggal 1 hari saja. Terpaksa, materi yang saya kumpulkan tidak komprehensif. Serasa, isi penulisan sangat dangkal dan tidak menjiwai apa yang seharusnya dituangkan. Lalu diminta untuk melengkapi dengan video. Terus terang, saya tak punya smartphone yang dapat menghasilkan video cukup canggih. Saya coba dengan camera yang saya miliki.
Saat kamera video sudah siap, ternyata , saya gagap, orang bilang “demam panggung”, bicara terbata-bata di depan kamera. Hasil videonya, sangat memalukan dech. Kurang profesional. Terpaksa harus hafalin script seperti orang yang belajar menghafal. Begitu hafal script, Kamera pun disiapkan. Lalu direcord video. Nach, selesai direcord, saya upload di PC saya dalam file window. Ketika di upload youtube untuk mendapatkan link nya, ternyata gagal, karena filenya tidak sinkron. Wah rasanya pengin nangis, waktu berjalan terus , hanya tinggal beberapa jam saja.
Terpaksa, saya mengulangi rekaman video dengan kamera gadget yang sebenarnya kurang baik kualitasnya untuk video. File video dikomputer terus diupload ke blog saya, dan berkali-kali karena saya sudah gugup, tak berhasil. Di tengah malam itu akhirnya berhasil upload video. Klik ini, hasil video saya.
Sebagai blogger, saya selalu ingat quote yang dikatakan oleh CEO Tokopedia,William Tanuwijaya
“Seseorang akan sukses apabila dia punya mimpi besar. Tetapi orang yang punya mimpi besar saja tidak akan sukses. Wujudkan mimpi itu dengan melihat peluang yang ada”.
Ternyata, quote “Ciptakan Peluangmu” terus tersimpan dengan baik di kepala saya. Bagi saya mencari peluang memang mimpi yang perlu diwujudkan . Oleh karena itu saya pernah masuk mendaftar ke website blogger profesional, juga saya mendaftar website di Kompasiana.
Pekerjaan profesional dan wawasan saya makin luas ketika saya menulis di Kompasiana tentang Kekerasan anak terhadap anak, tulisan ini mendapat sambutan dari editor. Saya diminta untuk menjadi nara sumber di TV Kompasiana yang ditayangkan. Rasanya peluang itu selalu ada jika kita mau mencarinya. Pertanyaannya, maukah kita mencari dan mendapatkannya?
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!