Bagaikan roda perjalanan yang berputer terus, kadang-kadang naik , tapi kadang-kadang juga turun. Roda tak pernah statis, selalu ada gerakan dari orang yang menggenjotnya.
Orang yang menggenjot itu jika ingin cepat sampai tujuan, dia akan secepatnya memacu roda, roda yang diatas hanya sebentar saja berada di puncaknya, tak lama kemudian dia turun perlahan-lahan.
Adanya sistem suspensi, pegas dan peredam , bekerja bersama-sama dan menyerap guncangan dari jalan.
Jalan tidak rata dan mulus, ketika masuk ke jalan tak rada, pegas menerima tekanan dan terkompresi, membuat roda bergerak ke atas dan ke bawah tanpa pelepasan energi .
Begitu pula dengan kehidupan yang menyerupai dengan roda sepeda , titik awalnya datar sekali, ketika melewati pergulatan jalan-jalan tak rata, banyak kesulitan yang dihadapi, baik dari segi pekerjaan maupun ekonomi, langsung, pegas itu tertekan dan hanya bisa bergerak sedikit sekali, apabila sudah mampu bergerak sedikit lebih lega, dia bisa mengeluarkan energi pegas dan mencari sesuatu yang lebih tenang .
Tak pernah menyangka bahwa perjalanan bekerja anak , jauh berbeda dengan perjalanan bekerja saya. Di era saya , hanya tiga kali pindah kerja. Satu kali memang bekerja sebagai part timer junior secretary di embassy of Ceylon. Sambil kuliah, saya dapat pekerjaan itu, jadi lumayan dapat uang jajan. Tak lama setelah lulus, dapat pekerjaan di perusahaan Jepang. Ada sistem junior dan senior di perusahaan ini.
Awalnya saya tak merasakan perbedaan itu. Tetapi setelah memasuki tahun kedua, saya baru merasakan adanya beda perlakukan antara orang baru dan orang lama. Saya pikir sebagai orang yang masih muda yang punya banyak energi dan daya kreatif, saya tak mau mati kutu jadi junior terus sambil menunggu kesempatan senior resign. Betapa tak menyenangkan menunggu kesempatan yang tak diketahui kapan akan datang.
Saya resign setelah tiga tahun bekerja. Saya mendapatkan pekerjaan baru di suatu perbankan asing. Bekerja sebagai sekretaris dari seorang manajer, saya suka sekali dengan lingkungannya. Begitu pula untuk mendapatkan kesempatan beralih fungsi kerja dari sekretaris menjadi service assistant. Saya belajar, berbagai macam produk, pelayanan dan training.
Senangnya bukan main. Saya cukup menikmati pekerjaan ini hingga sekitar 20 tahun. Gaya perubahan manajemen yang minimalis dan menginginkan anak-anak muda yang lebih energetic untuk menggantikan mereka yang dianggap sudah senior.
Tergeserlah saya untuk mengambil pensiun dini. Jadi journe pekerjaanku untuk satu perusahaan ini cukup lama, hampir seperempat abad.
Sementara pekerjaan anak di era milenial, berpindah kantor hampir enam kali dalam kurun waktu sepuluh tahun.
Mulai kerja di suatu perusahaan yang notabene bukan passionnya. Dia ambil pekerjaan ini karena dianggap bisa naik ke jenjang berikutnya. Namun, ketika baru tiga bulan selesai, dia anggap tak ada kesempatan, tak ada kemajuan, jadi dia resign. Berturut-turut ke pekerjaan kedua adalah pekerjaan di suatu start up , dari segi pekerjaan, dia cukup nyaman. Namun, justru perusahaan ini tak bisa bertahan lama, jelang satu tahun dia di sana, perusahaan akan gulung tikar dan semua karyawan kena PHK.
Pindah ke perusahaan start up fintech, juga menyenangkan sekali baginya. Sayangnya di tahun ke tiga, dia harus menghadapi supervisor yang toxic , tak tahun dengan lingkup suasana kerja , dia juga resign. Terdampar di suatu perusahaan start up lagi, di sini dia harus kerja secara work from home selama hampir tiga tahun (satu tahun karena covid, lalu dilanjutkan dengan work from home selama tiga tahun).
Namun, akhirnya perusahaan start up mulai goncang lagi. Sebagian besar karyawan kena PHK, termasuk anak saya. Lagi-lagi kerja hunting pekerjaan, masuk ke semua perusahaan start up yang sudah mapan. Selama dalam masa percobaan, dia merasakan beratnya workload dan juga kapasitasnya yang tidak memadai. Hasil dari masa percobaan adalah gagal. Dia tak berhasil menjadi pegawai tetap.
Akhirnya untuk kesekian enam kalinya dalam waktu sepuluh tahun, dia masuk lagi ke perusahaan asset managemen. Awalnya berpikir bahwa perusahaan finansial ini cukup establish dari luarnya, setelah melewati masa-masa percobaan akhirnya dia diterima .
Namun, baru saja adaptasi dilakukan, dia terkejut dengan cara kerja dengan fungsi triple, sebagai UX designer, sebagai bisnis analyst, sebagai proyek manager. Tak kuat dengan kondisi workload berlebihan, dia sering sakit , akhirnya dia mundur dengan resign.
Dunia kerja memang tak seindah dengan apa yang diinginkan. Ketika ekspektasi yang diinginkan tak terpenuhi, kita tinggal memilih, apakah kita ingin bahagia untuk bekerja atau terpaksa memendam ketidak bahagiaan demi tidak kena PHK atau bertahan dalam kondisi yang tak bahagia.
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!