![]() |
medium-shot-people-learning-together (sumber: freepik.com) |
Siklus kehidupan setiap orang itu semua sama, yaitu mulai dari lahir, masa kecil, dewasa, menikah (tidak menikah), memiliki anak, menua, hingga meninggal dunia.
Setiap siklus pasti penting bagi setiap pribadi, meskipun pengalaman yang dialami pasti berbeda.
Namun, ketika kita menginjak masa pensiun setelah bertahun-tahun bekerja, pasti Anda akan mengalami perubahan drastis sekali baik secara mental, finansial maupun fisik.
Ketika saya masih aktif bekerja, pagi-pagi buta sudah bangun mempersiapkan diri dan mempersiapkan makan untuk anak. Semuanya harus dikerjakan dengan serba cepat untuk mengejar antar jemput yang standby pada pukul 6.30.
Dari Senin hingga Jumat bekerja di kantor, sibuk sekali . Waktu begitu cepat, rasanya baru saja bekerja, ternyata sudah waktunya untuk menyelesaikan masa bakti paripurna. Padahal, waktu 28 tahun cukup lama untuk mengabdi di suatu perusahaan perbankan asing.
Saat diberikan penawaran pensiun dini, saya masih berpikir untuk bertahan tiga tahun lagi. Ternyata, keadaan internal perusahaan memaksa saya untuk secepatnya mengambil keputusan untuk pensiun dini. Bergumul lama untuk memutuskan apakah mengambil pensiun dini atau tidak.
Sebenarnya saya belum serratus persen ingin ambil pensiun dini, saya masih cukup aktif bekerja. Tetapi pertimbangan jika tidak ambil, ada risiko yang harus saya lakukan dan alami.
Perencanaan persiapan untuk pensiun hanya sebatas untuk keuangan saja, tapi secara mental, kesehatan maupun kegiatan belum direncanakan dengan baik.
Dari segi keuangan atau finansial, persiapan untuk masa pensiun, memang bukan hanya soal menabung uang atau membeli asuransi. Namun, persiapaan yang matang bagaimana kita menghitung berapa dana yang mencukupi untuk kehidupan setelah masa pensiun dengan nyaman dan bermakna.
Persiapan Keuangan
Sebaiknya kita alokasikan dana secara khusus untuk pensiun. Membuat perencanaan jangka panjang , berapa kebutuhan dana untuk pensiun terhitung sejak pensiun hingga kita meninggal (katakan pensiun di usia 53 dan waktu kehidupan setelah pensiun di usia 88) artinya kita harus menyediakan dana untuk 35 tahun. Apabila cost of living saat pensiun kita sekitar Rp.10 juta per bulan, maka untuk 35 tahun ini dikalikan Rp.120 juta ditambahkan dengan 2,5 untuk biaya inflasi.
Wow, cukup besar sekali loh! Mungkin sekitar Rp.4,2 milyar lebih .
Bagaimana kita dapat mengumpulkan dana sebesar itu? Tentunya harus sedini mungkin untuk menabung . Kita tidak boleh lengah untuk mengalokasikan dana jika kita tidak ingin kehidupan setelah pensiun jadi tidak nyaman.
Untuk menghitung berapa besar kita harus menabung, kita perlu mengetahui berapa lama produktivitas kerja, misalnya kita mampu bekerja selama 28 tahun, sedangkan kebutuhan untuk kehidupan setelah pensiun Rp.4,2 milyar, maka sebulan seharusnya kita perlu menyisihkan sebesar Rp.12,500,000.
Anda pasti kaget sekali , wah bagaimana sekali kita menyisihkannya, padahal gaji hanya sekitar Rp.15-20 juta. Agar tak pusing dari mana kita dapat menabung Rp.12,500.00 per bulan, kita perlu strategi , apabila kita mendapatkan bonus atau THR, jangan gunakan semuanya, tapi sisihkan untuk Tabungan pensiun. Bayangkan jika kita setahun bisa sisihkan Rp.15 juta setahun, maka dalam 28 tahun, sudah mencapai Rp.420 juta, artinya mengurangi beban Rp4,2 milyar menjadi Rp.3,780.000.000 menjadi RP.11,250.000.
Wah ternyata masih cukup besar yach. Anda bisa mencari tambahan ekstra dari passive income dari dana yang sudah terkumpul. Passive income membantu kita untuk bisa mencukupi jumlah yang kita butuhkan. Begitu pula , saat kita sudah memasuki pensiun, dana passive income itu jadi hal utama yang membantu kita untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tentunya dengan mengurangi gaya hidup misalnya pada waktu kerja, kita sering makan di luar, kita menggunakan mobil dan travelling ke luar negeri.
Baca juga : Pensiun yang Mencemaskan
Berikut ini gaya hidup masa pensiun:
- Menabung dan Berinvestasi Secara Konsisten Mulailah menabung sejak dini dan buat rencana investasi yang bisa memberikan penghasilan pasif di masa depan. Jangan hanya bergantung pada dana pensiun atau jaminan sosial—ciptakan sumber pendapatan lainnya, seperti properti, saham, atau reksa dana.
- Mengatur Pengeluaran Buat anggaran keuangan yang jelas, batasi pengeluaran yang tidak perlu, dan prioritaskan investasi untuk masa depan. Perhatikan juga pengelolaan utang—hindari utang konsumtif yang menghambat arus kasmu.
- Membuat Dana Darurat Pastikan memiliki dana darurat yang cukup, sekitar 6-12 bulan pengeluaran bulanan. Ini akan memberikan rasa aman saat masa pensiun dan menghindari stres finansial.
- Diversifikasi Investasi Jangan hanya mengandalkan satu jenis investasi. Diversifikasikan portofolio investasi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan.
Persiapan mental
Perubahan yang tak pernah terpikirkan saat akan pensiun adalah persiapan mental. Saya sendiri pernah mengalami hal yang mengganggu mental saya.
Perubahan besar dalam kehidupan ketika masih bekerja, begitu aktif, sehari-hari penuh dengan kegiatan, menyita waktu sehingga tak punya kesempatan untuk mengejar hobi dan kegiatan yang selama ini teruntan.
Namun, begitu memasuki pensiun, perubahan terjadi, tidak ada lagi kegiatan untuk masuk kantor atau bekerja, apalagi jika belum mempersiapkan untuk kegiatan pengganti.
Di awalnya, saya merasa senang karena tenang tidak bekerja. Namun, setelah dua minggu, bosan dengan kehidupan tanpa makna dan mulai gelisah dan cemas bahkan kehilangan tujuan dan arah hidup.
Sebenarnya, saya harus merencanakan aktivitas atau proyek yang ingin saya lakukan setelah pensiun.
Menulis journal, menulis opini, menulis apa pun atau bergabung dengan komunitas untuk mempelajari keterampilan baru yang tetap bisa mendukung saya tetap produktifi dan semangat .
Di masa kritis itu saya harus mencari jati diri saya sebagai seorang pensiunan. Ada motivasi yang hilang karena merasa sudah tidak bermanfaat lagi. Motivasi yang turun ini harusnya dipersiapkan lebih dulu. Jika kita sudah mendapatkan passion atau kegiatan , langsung menerapkannya sehingga tidak ada lagi rasa hilang atau tak bermanfaat itu.
Pensiun dini bisa membawa perubahan besar dalam rutinitas hidup.
Agarpensiun tetap menyenangkan dan produktif, persiapkan mental.
Persiapan Mental dengan cara berikut:
- Rencanakan Aktivitas yang Bermakna Pensiun dini bukan berarti berhenti beraktivitas. Rencanakan kegiatan yang bisa memberikan rasa tujuan, seperti mengembangkan hobi, belajar keterampilan baru, atau terlibat dalam kegiatan sosial atau relawan.
- Menjaga Keseimbangan Hidup Pensiun memberikan banyak waktu luang, tapi penting untuk tetap menjaga keseimbangan hidup. Jangan sampai merasa kehilangan arah. Jadwalkan waktu untuk keluarga, teman, dan waktu sendiri agar tetap merasa bahagia dan terhubung dengan dunia sekitar.
- Beradaptasi dengan Perubahan Pensiun membawa perubahan besar dalam identitas dan rutinitas. Persiapkan diri dengan cara berpikir positif dan fleksibel. Menghadapi perubahan dengan mindset yang terbuka akan membuat pensiun lebih menyenangkan. Fisik dan kesehatan Jelas sebelum pensiun, usia masih lebih muda , fisik masih kuat untuk melakukan pekerjaan maupun jalan-jalan.
Begitu memasuki masa pensiun, banyak waktu luang, tapi jika tidak pernah melakukan Gerak badan, fisik akan menurun.
Ada saja keluhan mulai dari lutut sakit, perut sakit, jari-jari sakit karena mulai penuaan. Bahkan dulu tak punya kolesterol dan darah tinggi, sekarang sudah mulai berada di dalam tubuh.
Jadi untuk menjaga dan merawat tubuh di saat pensiun, perlu waktu untuk meditasi/doa, dan olahraga ringan seperti yoga, jalan di alam.
Semuanya untuk menjaga keseimbangan hidup , tubuh, fisik, jiwa sehingga tak cepat lelah atau cepat jadi dementia atau Alzheimer.
Ketika memasuki pensiun, anak sudah tumbuh dewasa, bekerja, kita tinggal sendiri, ada rasa kesepian dan tidak bisa mengharapkan anak untuk mengantarkan kegiatan kita. Menjadi senior yang mandiri yang mampu mengerjakan pekerjaan ringan. Selama tubuh atau fisik masih diberikan kemampuan untuk berjalan tanpa sakit, atau tubuh yang cacat, kita diharapkan untuk produktif melakukan pekerjaan ringan . Dengan olaharga ringan , makanan bergizi, otot dan tulang kita akan lebih kuat.
Kesehatan fisik dan mental yang prima adalah aset terbesar dalam menjalani pensiun dini.
Tips Olahraga masa pensiun
- Olahraga Secara Teratur Mulailah rutinitas olahraga ringan, seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga. Olahraga akan membantu menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan energi, dan memperbaiki suasana hati.
- Makan dengan Seimbang Perhatikan pola makan yang sehat, banyak mengonsumsi sayur, buah, dan sumber protein berkualitas. Hindari makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh yang bisa merusak kesehatan jangka panjang.
- Cek Kesehatan Secara Berkala Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi masalah sejak dini. Semakin dini masalah kesehatan terdeteksi, semakin mudah untuk diatasi.
- Manajemen Stres Pensiun dini bisa memunculkan stres jika tidak dihadapi dengan bijak. Latih teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, untuk mengurangi stres dan menjaga keseimbangan mental.
- Sosialisasi dan Kegiatan Positif Jangan biarkan diri terisolasi. Bergabung dengan komunitas atau kegiatan sosial yang memberi kebahagiaan dan tujuan bisa mendukung kesehatan mental kamu.
Kesimpulan
Persiapan pensiun dini yang sukses bukan hanya soal menyiapkan uang, tetapi juga menjaga mental tetap positif, dan menjaga kesehatan tubuh, pensiun dini bisa menjadi fase hidup yang menyenangkan dan penuh makna.
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!