Demi Cinta Rupiah, Gunakan Rupiah



shutterstock

Analogi seorang yang sedang jatuh cinta baik itu perempuan atau lelaki , dia bersedia melakukan apa pun yang diminta oleh orang yang dicintainya. Cinta murni memang penuh dengan pengorbanan diri. Demi cinta, seseorang mampu mengutamakan kepentingan orang yang dicintainya demi tercapainya suatu tujuan ke depan misalnya menikah.

 Nach, analogi yang sama juga berlaku bagi semua warga Indonesia yang cinta kepada tanah airnya, Indonesia, tentu ingin melakukan yang terbaik bagi negeri ini. Bahkan sering dikatakan bahwa kita harus bela negara untuk kecintaan kita kepada Bangsa Indonesia.

 Salah satu bentuk cinta kita kepada Bangsa Indonesia adalah cinta kepada uang yang berlaku di Indonesia. Mengapa uang dianggap sebagai bela negara? Dalam UU No. 7 tahun 2011 tentang Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di Wilayah NKRI. Setiap transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI wajib menggunakan Uang Rupiah. Uang itu sebagai simbol kedaulatan negara. Kita sebagai warga negara yang tinggal di Indonesia harus memastikan dirinya untuk menggunakan uang Indonesia bukan mata uang asing. Artinya dengan menggunakan uang Rupiah kita menghormati, menjunjung tinggi uang rupiah sebagai satu-satunya nilai mata uang yang diakui oleh negara. 

Mengingat beberapa tahun yang lalu sebelum 2011, banyak pelaku bisnis Indonesia yang tidak mau menerima mata uang Rupiah karena Rupiah dianggap mata uang yang tidak aman/lemah. Misalnya saya ingat betul ketika mau beli tiket internasional selalu harganya dalam bentuk USD dan pembayaran pun harus dilakukan dalam US Dollar bukan dalam mata uang rupiah. 

Masih dalam bidang perdagangan, banyak para importir yang jual barang secara retail dan mengenakan harga barang importnya masih dalam mata uang asing. Mereka tak mau menerima uang Rupiah sebagai pembayaran.

 Apalagi ketika beberapa tahun terakhir kita sering mendengar ada daerah terpencil atau disebut daerah terisolir dari NKRI seperti daerah tertinggal di perbatasan antara Kalimantan dan Malaysia, warga Indonesia yang berdagang di perbatasan itu lebih suka menerima uang dalam bentuk Malyasian Ringgit dibandingkan dengan Rupiah. Mereka menganggap bahwa nilai mata uang Indonesia melemah dan lebih baik menerima dalam mata uang asing yang dianggap memiliki nilai lebih tinggi. 

Jadi banyak warga Indonesia masih belum memiliki kesadaran tentang pentingnya menggunakan mata uang Indonesia sebagai kecintaan sebagai warga Indonesia . Mereka hanya melihat kepentingan dirinya tanpa peduli justru hal itu akan mengakibatkan perekonomian kita tidak akan tumbuh dan tidak dapat mencapai pertumbuhan sesuai target. 

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 telah dilalui dengan baik walaupun kondisi perekonomian Global belum kembali normal /pulih karena masih ada masalah struktural di ekonomi global , namun Bank Indonesia sebagai sebagai Lembaga yang bertanggung jawab kepada potensi dan perkembangan ekonomi selalu harus menjaga hal-hal yang berkaitan dengan tiga hal yang sangat penting dalam pertumbuhan. Ketiga hal itu adalah tingkat kepercayaan dan keyakinan pelaku ekonomi terhadap Pemerintah , sumber pembiayaan ekonomi dari kebijakan Pengampuanan Pajak dan Perkembangan ekonomi digital yang maju pesat. 

Tahun 2016 perekonomi sudah dilewati dengan cukup kuat, pertumbuhan 5,02% berkat kerja-sama semua pihak, baik itu Pemerintah sebagai regulasi dan kebijakan, pelaku pengusaha dan semua warga yang terlibat dalam bisnis . 

Memasuki tahun 2017, bukan hal yang mudah seperti tahun 2016, berbagai indikator menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita hanya 5%, lebih rendah dibandingkan tahun 2016, 5,02% Meskipun kebijakan Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia dalam bidang moneter (penurunan tingkat suku bunga; inflasi maupun nilai tukar) ; Makroprudential bersinergi dengan kebijakan Pemerintah ; UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan UU PPSK dan Reformulasi kebijakan moneter sudah dilakukan. Namun, Bank Indonesia memerlukan langkah yang lainnya yaitu dengan mendorong inklusi keuangan. Diharapkan agar semua warga Indonesia dapat dengan mudah mengakses keuangan. Akses keuangan bagi setiap warga sangat diperlukan . Bank Indonesia memastikan agar warga dapat akses keuangan dengan cara yang sangat efisien, kenyamanan dan keamanan. 

Dalam meningkatkan dan mempercepat inklusi keuangan, Bank Indonesia telah membuat program e-money atau Gerakan Cinta Nontunai atau Cinta Rupiah. Ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Nasional Nontunai yang dicanangkan pada 14 Agustus 2014.

detikfinance.com
 Kebijakan untuk merubah budaya warga Indonesia dari penggunaan tunai menjadi nontunai itu tidak mudah. Sosialisasi yang sangat gencar pun dilakukan tentang bagaimana mudahnya dan kenyamanan menggunakan uang non tunai atau yang disebut dengan e-money. Fungsi e-money adalah sebagai pengganti uang tunai, untuk pembayaran transpor, parkir, toll dan pembayaran ke merchant seperti toko buku, PLN dan lainnya. E-money dapat kita beli melalui bank penerbit yang terdaftar sebanyak 9 bank, dan non bank sebanyak 11 institusi. 

 Layanan pun dipermudah dengan membeli e-money melalui perbankan, jaringan via ATM, mobile banking atau langsung kepada Lembaga institusi selain bank. Semua jaringan untuk top up dan penjualan e-money sudah dipersiapkan dan dikembangkan sebelum e-money diperkenalkan kepada masyarakat. 

Bagi mereka yang masih ingin membayar dengan tunai, cara menghormati atau mencintai uang Rupiah adalah dengan melakukan apa yang disebut dengan 5M Jangan : 1. Jangan Dilipat; 2. Jangan Dicoret; 3. Jangan Distapler; 4. Jangan Diremas dan 5 Jangan Dibasahi.

Bank Indonesia
 Melakukan dan menyimpan uang dengan cara yang baik seperti yang dianjurkan di atas sebenarnya sangat mudah dilaksanakan. Dengan menyimpan uang tunai secara baik artinya kita sudah membantu dalam pengelolaan uang tunai. Masyarakat di pedalaman maupu di daerah terpencil pun tak perlu khawatir tentang tidak sampainya uang tunai ke daerah terpencil karena money policy yang dilakukan oleh Bank Indonesia melalui Masterpal Centralized Cash Nework Plan maka uang tunai dapat dijangkau sampai ke pedalaman.

 Uang tunai rupiah dengan versi yang baru memiliki perbedaan dengan uang rupiah yang lama. Jika diperhatikan dengan jelas, ada gambar budaya masyarakat di Indonesia seperti penari Irian atau penari Padang dengan pemandangan Indonesia yang menawan seperti Taman Nasional Wakatobi atau Derawan. Uang tunai versi baru dilengkapi dengan chip keamanan untuk menghindari kepalsuan. 

Nach, usaha Pemerintah untuk menstabilkan perekonomian Indonesia dengan pelbagai skema telah dilakukan. Sekarang giliran kita sebagai warga masyarakat Indonesia tentunya ingin berpartisipasi dalam menjaga perekonomian Indonesia agar tetap stabil dengan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan targetnya. Salah satunya dengan cara menggunakan e-money atau uang tunai Indonesia.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman