Rahasia Jadi Fotographer yang Disukai oleh Selebritas

tempo.com

Demam “selfie” ternyata bukan hanya milik untuk kalangan tertentu saja. “Selfie” telah menghinggapi semua kalangan, termasuk di dalamnya para sosialitas atau selebritis. Para selebrities ini ingin sekali menunjukkan ke khalayak ramai di media sosialnya gaya atau hasil selfie nan indah, keren, bahkan yang bisa menyenangkan hatinya. 

Oleh karena itu mereka tidak mau mengabadikan momen pentingnya dengan membidik kamera sendiri, tetapi dengan menggunakan tenaga professional. Rupanya trend “Selfie” para selebrities dengan memakai fotographer professional ini dibidik oleh sang fotographer.

 Trik dari fotographer untuk membidik sosialita agar tertarik dengan dirinya , dengan menurut apa keinginan hati selebritas. Beberapa selebritas yang sudah mempunyai fotographer professional pilihannya. Para selebritias ini sengaja memilih fotografer yang biasanya sudah jadi rujukan dari teman sesame selebritas.

 Kepuasan dari seorang selebriitas jadi patokan untuk mereferensikan kepada teman lainnya. Seorang fotographer yang sudah sangat professional, memegang kamera Canon 5D , mengarahkan gaya dengan suara lembut dan pelan. 

Setiap kali jepretan, sanga fotographer menunjukkan hasil jepretan , hasil foto di kameranya untuk dilihat oleh selebritas. Keinginan selebritas agar hasil foto itu memberikan efek tempak langsing, dan muda meskipun sebenarnya dia tidak muda lagi. Itu tantangan bagi para fotografer yang harus mampu membuat hasilnya sesuai dengan keinginan. 

Belum lagi fotographer harus berani untuk menghasilkan foto yangterkesan lebih indah dari aslinya. Permainan cahaya dan sudut bidik menjadi penting. KEmampuan teknis para fotographer di kalangan sosialitas ini sudah sangat mencukupi. Yang penting sebenarnya perilaku dari para fotographer yang sudah bertahun-tahun jadi pelanggan seseorang selebritas. Bagi selebritas yang menyewa bahkan membayar professional itu terbagi dalam beberapa kelombok. Antar kelompok itu terjalin satu sama lain. 

Ketika muncul gossip atau obrolan bersifat pribadi cepat sekali menyebar dan akhirnya terdengar oleh obyek yang digosipkan. Prinsipnya jangan ember , jangan sok dekat, cerita tentang kelompok lain. Jika ini terdengar oleh mereka yang diomongin, maka tamatlah pekerjaan sang fotographer. 


Menjaga mulut , sabar jika mendapat klien yang sangat rewel dan rebit dan banyak permitnaan. Menurut kemauannya. Fotographer harus sadar bahwa mereka berada pada relasi yang tidak setara yang cenderung feudal. Anggaplah seperti juragan dan pesuruh. MEskipun dalam titik terntu hubungan itu bisa jadi egaliter, bahkan bisa jadi teman yang sangat erat dan dianggap teman dekat asal jangan ember. Kuncinya tidak ember itulah yang ingin ditekankan apabila mau jadi fotographer sosialiata.

Rahasia yang lainnya adalah tidak menolak jika tiba-tiba tanpa janji harus memotret sosialita di tempat yang kebetulan hadir di tempat yang penting. Kadang-kadang yang menjengkelkan jika tidak diketahui event apa yang akan dipotret atau kondisi dari pemotren sehingga mempersulit fotographer dalam membawa peralatan dari fotographinya.

 Masalah yang sering dialami juga ketidaksabaran. Setelah sosialitas baru selesai beberapa menit, tiba-tiba dia telpon minta hasilnya . Padahal hasilnya baru akan diedit dan perlu waktu agar hasilnya maksimal. 

Sisi positifnya adalah jika sosialita itu sedang menjelajahi Nusantara dan mendatangi tempat-tempat wisata , maka fotographer dapat ikut serta dengan gratis. Bahkan jika sosialita itu menggelar liburan cantik untuk liburan bersama keluarga, maka itulah saat yang paling bagus untuk ikut serta untuk menghasilkan foto yang dapat dipamerkan melalui media sosial dari sosialita. Itulah suka dua jika ingin jadi fotographer sosialita. 


Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman