Kebiasaan orang Indonesia di mata orang “Bule”

Apakah kita bica berkaca atau bercermin dan mengatakan kepada diri sendiri : “Wah, aku cantik!” atau “Wah aku ganteng!” Jika Anda setuju dengan statemen ini , maka Anda perlu evaluasi lebih lanjut. Benarkah apa yang dikatakan dirimu itu juga sama seperti yang dikatakan oleh orang lain? Rasanya tiap orang punya pendapat tentang dirimu dengan pemikiran dan pendapat yang berbeda. Itulah sebabnya objektivitas tentang siapa kita, siapa bangsa kita , lebih baik dievaluasi atau dikatakan oleh orang lain. 

Pengamatan orang lain akan jauh “fair” dibandingkan jika kita mengamati diri kita sendiri. Tulisan ini hanya mengulas soal kebiasaan orang Indonesia secara sederhana bukan menyeluruh. Jadi ngga semuanya yang ditulis ini lengkap. Pasti ada yang lebih lengkap. Dan pernyataan ini bukan suatu survei matang dari seluruh orang “bule” tapi sekedar pengamatan dari beberapa “bule” saja.

 1.Buka usaha :  

 

Gampang sekali loh, tanpa izin usaha, tanpa harus memiliki tempat. Yang penting punya gerobak buat jualan, istri yang bisa masak. Lalu mangkal di jalan-jalan strategis dan bayar kepada preman dan lurah setempat. Langsung bisa berjualan dan PKL pun bertebaran dimana-mana. Jika kena gusur pun gampang, langsung lari dan bawa gerobak dimasukkan ke mobil asongan yang sudah disiapkan.

 2.Nyebrang jalan :


 Tidak perlu di “Zebra cross”” tinggal angkat tangan, pasti semua kendaraan, motor, mobil pun akan stop dan kita akan aman menyeberang jalan tanpa takut. Jika tak menggunakan cara yang demikian, tak mungkin akan dapat menyeberang jalan.

 3.Janji : 





 pelanggan laundry datang untuk memasukkan laundry, dan dituliskan kapan selesai laundrynya. Pada tanggal yang dijanjikan pelanggan datang hendak ambil laundry. Tampaknya tempat laundry tutup. Ditunggu besoknya juga tutup, sampai seminggu. Ketika buka, ditanya kenapa kok tidak memberitahukan kepada pelanggan yang setiap hari terpaksa harus datang untuk ambil laundry. Jawabannya singkat:”Wah, ada upacara!”

 4. Ramah tamah :


 Dalam angkot ada orang yang tidak saling kenal. Tapi si A yang kelihannya culun itu bertanya kepada supir angkot dimana dia harus turun jika akan pergi ke tempat tujuan AB. Rupanya ada seorang ibu yang sok tau dan baik, menjelaskan sebaiknya turun di stasiun dan nanti naik kendaraan ABC. Wah, ternyata ibu yang punya jiwa penolong itu ngga tau jika orang itu sebenarnya bukan ingin dijelaskan lengkap karena dia jauh lebih tau dari ibu itu.

 5. Pemulung: 


Ini pekerjaan yang sangat hebat dan mulia karena pemulung mengambil barang-barang yang bisa didaur ulang lagi dan dia mencari pekerjaan dari jernih payahnya tanpa minta bantuan dari dinas sosial atau pemerintah. Jangan dianggap dia tak punya duit, kadang-kadang dari hasil pemulungan itu dia bisa naik haji.

 6. Kemana pun baby-sitter ikut :


 Seorang ibu yang alergi dengan gangguan anaknya, ingin belanja ke mall. Dia ajak anaknya, tapi tak lupa dia ajak juga baby-sitternya. Anak itu ada dalam gendongan baby-sitternya. Waktu dia menangis yang menenangkan pun baby-sitter. Lama kelamaan anak itu jadi anak baby-sitter. 

7. Tak ada uang kembalian :

 

 Sering belanja ke pasar atau supermarket dan beli barang dengan harga yang tidak bulat, misalnya Rp.1.750. Sulit sekali untuk membayar dengan uang pas. Terpaksa mengeluarkan dan membayar dengan uang Rp.2.000. Lalu apa yang dilakukan oleh kasir, memberikan kembalian dengan permen atau jika tidak bertanya kepada pembeli, apa mau disumbangkan untuk yayasan A...atau B? 

Ini hanya sebagian besar saja dari pengamatan seorang bule.  Jika nanti ada tambahan, pasti akan dilengkapi lagi.

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman