Universitas Terbuka , Empat Windu Membangun Negeriku





Usia Empat Windu bagi sebuah Universitas Terbuka adalah usia yang sangat tak muda lagi. Jika dianalogikan sebagai manusia, maka perjalanan 40 tahun adalah usia yang sangat matang dan hebat dengan pengalaman hidup. Bagi sebuah lembaga pendidikan Universitas Terbuka tentunya usia itu menjadikan penuh makna dalam perjalanan pendidikan di Indonesia. Menjangkau mereka yang ingin mengecap pendidikan lebih tinggi di mana pun dan kapan pun dengan metode dan teknologi yang paling uptodate dan mutakhir.


Pengalaman Pribadi :

Beberapa puluh tahun yang lalu, saya berkeinginan melanjutkan ke perguruan tinggi tanpa melepaskan pekerjaan. Melepaskan pekerjaan itu menjadi tanggung jawab hidup saya karena saya harus menghidupi diri saya sendiri. Namun, rasa haus untuk belajar itu tak pernah berhenti karena inovasi dan pengetahuan saya tak seimbang lagi dengan kemajuan zaman yang semakin cepat bergulir. 

Pada saat ini saya terpaksa menghentikan niat itu karena saya tak bisa mencari sebuah universitas yang dapat menampung aspirasi saya. Saya tak berani menantang hidup untuk meninggalkan karir saya. Beberapa teman yang mendapat beasiswa dari kantor karena prestasinya, sekarang ini terus melaju karirnya dan cemerlang untuk berkontribusi di bidang IT maupun ekonomi yang digelutinya. 

Saya, harus menguburnya karena kesempatan sudah lewat begitu saja. Sayang sekali, ketika mengetahui bahwa UT masih menggunakan modul yang dikirim secara manual dan saya merasakan kesulitan-kesulitan untuk mengikuti modul yang sangat manual. Selain waktu membaca yang kadang-kadang repot jika manual harus membawa buku manual itu kemana-mana, sedangkan saya masih bekerja, jadi sedikit kerepotan dengan tempat dan waktu yang selalu tak tepat untuk belajar. Bagi saya, modul manual membutuhkan banyak usaha yang sangat extra untuk mempelajarinya. 

Indonesia Gawat Literasi:


 

Selain saya, ternyata kemampuan literasi atau membaca, menulis , mencerna informasi dari orang-orang dewasa Jakarta (ibukota) ternyata berada pada tingkat yang dengan orang dewasa di Denmark. 

Perbandingan itu ternyata terletak pada tingkat pendidikan . Jika orang dewasa di Jakarta itu lulusan perguruan tinggi maka itu sama dengan lulusan SD atau SMP di Denmark. Dengan perkataan lain jika semua orang dewasa di Jakarta diberikan kesempatan untuk kuliah dan punya ijazah sarjana, maka tingkat literasinya hampir sama dengan lulusan SD/SMP di Denmark dan negara-negara OECD. Kesenjangan literasi di tiap jenjang sekolah dan perguruan tinggi ini seharusnya sudah dihilangkan hambatannya dengan mengejar ketertinggalan tingkat literasi dan kualitas belajar. 

Mengapa Belajar lagi? 

www.inatanaya.com



Dunia yang telah mengglobal penuh dengan perubahan (inovasi). Perubahan (inovasi) baik secara pengetahuan maupun teknologi. Jika kita sudah lulus apa pun perlu belajar lagi jika tak mau ketinggalan dengan dunia yang penuh perubahan dan persaingan. Perubahan hanya dapat dikejar dengan pengetahuan. Pengetahuan ini hanya didapatkan dengan belajar lagi di UT yang merupakan sangat flexible tetapi sangat ketat dalam penilaian untuk kelulusan.
www.inatanaya.co.id

PERSAINGAN

Dengan belajar di UT, kita tak perlu meninggalkan pekerjaan.  Waktu luang di pekerjaan dimanfaatkan untuk belajar untuk mengejar ketertinggalan pengetahuan yang telah usang.   Setelah pengetahuan baru didapatkan, kita dapat aplikasikan dalam kegiataan dalam pekerjaan yang memerlukan perubahan yang dinamis dalam dunia yang penuh tantangan.

Transformasi UT :

Melihat banyak kesenjangan itu ternyata saya sangat bangga sekali bahwa UT dalam usianya yang sangat matang, telah membuka lebar bagi mereka yang membutuhkan informasi, pengetahuan dengan metode pembelajaran yang sangat flexible secara on line dan tatap muka yang ditetapkan dengan pendekatan melalui berbagai kecanggihan teknologi informasi. 


Dunia internet telah memampukan UT untuk memfasilitasi mahasiswa/i nya dengan bahan yang sangat canggih melalui Korespondensi..   
Pendekatan dengan menggunakan Multi Media:
  1. Secara tertulis: Module Supplemen
  2. Terekam : Audio, VCD, CAT, Tersiar (TV dll)
  3.  Terkoneksi: Internet, Telecon 

Siapa yang berhak masuk ke UT?

www.inatanaya.com

Spektrum untuk masuk UT itu tak terbatas umur , jadi siapa pun dapat masuk ke UT dengan catatanharus lulus Sekolah Menengah Atas. Jadi ada mahasiswa yang UT yang berusia 18 tahun, tapi ada juga yang berusia 70 , 81 tahun. Ada yang wisuda bersama dengan cucu, menantu atau anaknya. Tidak ada masalah bukan.
www.inatanaya.com

UT memiliki program studi dari D1 sampai S2. Mata kuliah 956 SKS. Cabang UT yang ada di luar negeri ada 16.   Tinggal pilih bidang studi yang diinginkan dan disesuaikan dengan kemampuan untuk ambil SKS nya.

Tidak ada test untuk masuk ke  Universitas Terbuka, tetapi kualitas terjamin, terakreditisi dalam dan luar negeri. Jika Anda tidak mampu mengerjakan ujian Semester I dan Semester ke II maka Anda akan kena drop out.
www.inatanaya.com

Belajar UT harus dengan kemandirian yang penuh karena untuk suatu kelulusan ditentukan oleh 3 faktor. Ada 3 elemen untuk bisa lulus dalam satu semester: Tutorial tatap muka : 50% ;Tutorial online & tugas: 30%  dan Ujian Akhir Semester : 50% Jadi jika kita sebagai no- full time mahasiswa, yang tidak  bisa belajar terus menerus karena harus bekerja pun, untuk lulus  cukup kumpulkan dua elemen yaitu : Tutorial online & tugas dan ikuti ujian akhir semester, maka kita dapat nilai 80% dan kita dapat lulus 

 UT jaminan kualitas:  

www.inatanaya.com

 

Jangan menganggap karena masuk UT itu tidak di test, lalu kualitasnya rendah. Sama sekali tidak, dari segi pembelajaran ,materi, UT dapat diandalkan ,setara dengan dengan perguruan tinggi negeri.

Dari segi Dosen , terjamin mutunya karena semua dosen di UT pun mengajar di perguruan tinggi Negeri dan lulusannya bukan yang abal-abalan. Dari segi akreditasi, tidak perlu khawatir karena UT sudah diakui secara  akreditasi internasional dan nasional.

Untuk akreditasi internasional: ICDE dan ISO , Untuk akreditasi nasional: BNPP Partisipasi dalam internasional pun sangat aktif .

Partisipasi  internasional:
  • International Council for open and Distance Education (ICDE): - Board  of Trustee
  1. - Executive Committee
  2. - President (2012-2015)
  3. -Board of Trustee
  • Global Megal Universities Network (GMUNet) 
  1.  -Founder
Itulah  gambaran tentang bagaimana belajar di UT, mudah,mandiri tetapi harus tekun.
Nach, kita ngga perlu ragu lagi,  keinginan belajar untuk mengugrade diri terus  di UT karena dalam usianya yang sangat matang, UT telah mentransformasi diri menjadi bagian pendidikan yang mengabdikan pada kebutuhan bangsa di masa mendatang.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-32. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman