Cegah, Obati dan Lawan Diabetes

  

Kagetkah Anda melihat foto seorang anak bernama Arya Permana dari Kabupaten Karawang?Atau  kasihan. Badannya gemuk mulai dari atas sampai ke bawah. Ketika dia mau berdiri, sulitnya luar biasa, apalagi saat berjalan memerlukan usaha yang kuat karena badan terlalu besar untuk dibawa, ditambah lagi dengan nafas yang tersengal-sengal. Bahkan, untuk mandi pun harus ada kolam khusus untuk Arya , nama panggilannya. Sekali pun Arya baru berusia 10 tahun, dia sudah didiagnosa dengan severy obesity (kegemukan yang amat sangat).

google.com

Bukan hanya Arya saja yang mengalami penderitaan karena sakit diabetes, tetapi sekian banyak dari populasi di Indonesia ini sudah terjangkit diabetes. Salah satunya adalah istri dari supir saya. Hampir sepuluh tahun menderita sakit diabetes tipe 2, tidak dapat makan, badannya habis dan kurus kering. Jika ada luka-luka harus secepatnya diobati dan tidak boleh dibiarkan , karena kakinya nyaris diamputasi .

Sebenarnya  Hasil Penelitian Sun Life Asia Health Index 2015 bahwa jumlah penduduk yang sehat sudah meningkat secara significant yaitu 29%.  Namun, justru yang paling penting diperhatikan untuk masalah kesehatan di Indonesia adalah jantung,diabetes dan masalah pernafasan.

Kasus seperti Arya dan istri supir (dulunya obesitas) memberikan peringatan kepada kita semua bahwa Indonesia sudah terbelit dalam masalah obesitas pada tahun terakhir. Badan PBB untuk Anak-anak (Unicef) dalam laporannya pada tahun 2012 Indonesia menempati urutan pertama negara dengan tingkat obesitas pada anak di kawasan Asean, yakni 12,2 persen. Angka ini sangat besar dibandingkan dengan negara wilayah Asia Tenggara lain yang juga memiliki masalah obesitas Thailand : 8% ; Malaysia (6%); Vietnam : 4,6%. 

Data penderita obesitas pada masyarakat Indonesia pun sudah menunjukkan ke peringkat tujuh terbesar di dunia. Bayangkan dari jumlah 248,5 juta jiwa 41 juta penduduk selama 20 tahun telah menderita diabetis. Sekarang kita sudah menyadari bahwa diabetes bukanlah diidap oleh orang dewasa saja, tapi sudah bergeser kepada anak-anak. Oleh karena itu , sejak dini kita harus mengenali apa diabetis, mencegah, mengobati dan melawannya. 

Apa penyebab Diabetes? 

Memiliki nama lengkap dengan “Diabetes Melitus” atau “Kencing Manis” adalah penyakit yang ditandai dengan kelebihan kadar gula dalam darah yang terjadi karena kelainan “pengeluaran”” insulin. Kerja insulin atau kedua-duanya (pengeluaran dan kerja “insulin”)
http://www.emedicinehealth.com/diabetes_mellitus_type_1_and_type_2/page2_em.htm

Ada berapa macam diabetes?

 Hanya ada 4 macam pembagian diabetes yaitu :
  • Diabetes tipe 1 (biasanya penderitanya anak-anak)
  • Diabetes tipe 2 (biasanya penderitanya dewasa)
  • Diabetes gestasional (kehamilan)
  • Diabetes tipe lain (karena obat)
Sebagian besar penderita diabetes di masyarakat Indonesia adalah Diabetes tipe 2.

 Faktor risiko untuk diabetes tipe 2 :

www.intanaya.com

 

  •  Mempunyai keluarga yang diabetes tipe (faktor genetik)
  • Tekanan darah tinggi
  • Kelebihan kadar lemak (kolesterol dan/atau trigliserid)
  • Kurang gerak badan (olah raga) .Berumur lebih dari 45 tahun)

 Apa tanda-tanda penderita diabetes? 

gejalakencingmanis.com

1. Sering kencing 
2. Haus 
3. Lapar/banyak makan 
4. Penurunan berat badan 
5. Kelemahan 
6. Kesemutan
7. Gatal-gatal 
8. Penglihatan kabur 
9. Disfungsi ereksi 
10. Gatal-gatal pada alat kelamin wanita 

Untuk memastikan apakah kita sudah terkena diabetes atau belum, satu-satunya jalan adalah dengan pemeriksaan kadar gula dalam darah. Bila kadar gula darah sewaktu > atau sama dengan 200 mg/dl, atau kadar gula darah puasa > atau sama dengan 126 mg/dl, atau kadar gula darah 2 jam sesudah makan > atau sama dengan 200 mg/dl ARTINYA kita SUDAH DALAM TARAF DIABETES 

Sebaliknya , gula darah normal /non diabetes apabila pada saat puasa kurang dari 100 mg/dl, dan 1 jam sesudah makan kurang dari 140 mg/dl Namun, ada juga yang disebut “Pre Diabetes” apabila kadar gula darahnya sudah diatas normal, tetapi belum cukup tinggi untuk disebut diabetes.

Komplikasi Diabetes:


Komplikasi kepada mata
komplikasi pada kaki
Komplikasi pada ginjal
Komplikasi pada urat nadi

 

  •  80% diabetis meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah
  • Diabetisi berisiko 2-4 kali kena stroke
  • Penyandang diabetes 10-15 kali berisiko mengalami amputasi tungkai bawah
  •  60% mengalami kelainan syaraf akibat diabetes
  •  20-30% komplikasi pada ginjal
  • 60% kelainan di retina mata

  Bagaimana cara cegah diabetes? 

  1.  Mengendalikan kadar gula darah
  2.  Mengendalikan tekanan darah
  3.  Mengendalikan kadar lemak darah
  4.  Mengendalikan berat badan
  5.  Stop merokok 

 Bagaimana cara mengendalikan gula darah? 

Gula darah dapat dikendalikan dengan cara pengaturan makan (diet), latihan jasmani (olahraga) dan obat-obatan (tablet, insulin). Penyuluhan (edukasi) dan pemantauan gula darah mandiri (PGDM) Lama hidup sel darah merah dalam peredaran darah adalah kurang lebih 90 hari. Inilah yang dipakai sebagai dasar pengukuran HbA 1 c (disingkat A1c), memberikan gambaran gula dalam darah sepanjang 3 bulan terakhir. 

Dianjurkan A1C diperiksa 2 kali setahun, tetapi jika belum terkendali baik, maka A1c perlu diperiksa berkala (setiap 3 bulan). Bila HbA1c kurang dari 6,5%, dikatakan diabetes “terkendali baik”, jika hasilnya 7% disebut “memuaskan”, apbila lebih dari 7,5% dianggap sebagai “belum terkendali” (buruk). Untuk usia lanjut, target A1C adalah 7%. 

Waktu pemeriksaan gula darah dianjurkan pada saat sebelum makan (puasa), 2 jam sesudah makan, sebelum tidur malam, kalau perlu pada dini hari. Diabetis yang kontrol gula darahnya buruk atau tidak stabil, disarankan melakukan pemeriksaan gula darah setiap hari sampai target tercapai. Diabetis yang kontrol gula darah baik , pemeriksaan dilakukan 1-2 kali/minggu.

 Bagaimana cara mengendalikan tekanan darah? 


Memantau tekanan darah diperiksa setiap kunjungan diabetisi. Bagi tekanan darah sistolik lebih dari 130 mmHG atau diastoliknya lebih dari 80mmHG, perlu diukur beberapa hari kemudian. Tekanan darah sistolik tetap lebih dari 130 mmHG atau diastolik yang tetap lebih dari 80mmHG adalah batas dimulainya pengobatan tekanan darah untuk melindungi fungsi ginjal dan pembuluh darah 

Target tekanan darah untuk diabetis adalah sama dengan atau kurang dari 130/80mmHG 

Bagaimana cara mengendalikan lemak darah? 


Memantau lemak darah dari gangguan lemak dalam darah pada diabetisi untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Kadar dalam darah (kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid) harus diperiksa semuanya saat diabetes ditemukan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan minimal setahun sekali. Gangguan lemak darah sering ditemukan pada diabetisi dengan adanya peningkatan kadar trigliserid dan peningkatan kolesterol HDL sedangkan kadar kolesterol LDL bisa normal atau meningkat. 

Target lemak darah pada diabetisi: 

  • .Kolesterol LDL kurang dari 100 mg/dl. 
  • Untuk mereka yang sudah terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, kurang dari 70 mg
  • .Trigliserid kurang dari 150 mg/dl .Kolesterol HDL lebih dari 40 mg/dl (pria) dan 50 mg/dl (wanita) 

 Cara cegah diabetes : 

 
www.inatanaya.com

  • Menurunkan berat badan sesuai dengan kondisi normal
  • Pengaturan makan sehat
  • Latihan jasmani (olah raga)
  • Berhenti merokok 

Mengobati Diabetes:

www.google.com

 

 Ada beberapa usaha yang dapat kita lakukan untuk membantu penyandang diabetes dengan mengubah dan memperbaiki pola hidup, artinya kita dapat memperlambat atau bahkan menghentikan perkembangan ke diabetes tipe 2. Usahakan dengan mengkonsumsi makanan seimbang dan kurangi berat badan bila kelebihan, yaitu mengurangi jumlah lemak dan gula dalam makanan kita, tingkatkan jumlah buah dan sayur-sayuran. 

Meskipun berat badan berkurang sedikit, hal ini sangat berarti dalam mengurangi perkembangan ke diabetes tipe 2.
  • Mengurangi konsumsi garam dan makanan yang mengandung banyak garam
  • Berhenti merokok, karena merokok menaikkan risiko penyakit jantung, pembuluh darah dan salah satu dari komplikasi diabetes tipe 2.
  • Meningkatkan aktivitas gerak badan.
  •  Usahakan jalan kaki, bersepeda, atau berenang setiap hari selama 30 menit.

Lawan Diabetes:

Jika kita sudah dinyatakan sebagai penyandang diabetes, maka jangan bingung atau takut. Hal yang dapat kita lakukan, segera menemui “edukator diabetes”” (dokter, perawat, ahli gizi) atau langsung ke  Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus terpadu RSCM dan Sun Life Finansial Indonesia Mereka pasti akan memberikan informasi yang tepat dan benar seputar diabetes.

 Bergabunglah dengan “klub diabetes” untuk mendapatkan teman-teman baru, berbagi pengalaman dalam mengendalikan diabetes.

Saya pun sebagai warga Indonesia ikut berpartisipasi dalam kegiatan Cegah,Obati,Lawan Diabetes dengan pengetahuan yang saya dapatkan melalui kuis dari  Beat Diabetes serta mempromosikan sosialisasi betapa pentingnya cegah, obati dan lawan diabetes.


Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Penulisan Blogger Hari Kesehatan Sedunia 2016: Cegah,Obati,Lawan Diabetes#LawanDiabetes  Indonesia#lebihbaik


Sumber referensi:

  • Target Pengelolaan Diabetes oleh Dr. S. Wardoyo
  •  Mengenal Diabetes oleh Dr. S. Wardoyo 
  • Diabetes Melitus dan Penyakit Jantung koroner oleh Dr. Febtusia Puspitasari, SpJP, FIHA

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman