Nikmati Kemeriahan Sriwijaya East of Venesia di Palembang

Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme Belanda. 

Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Pali, kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebutnya Zabaj dan Khmer menyebutnya Malayu.

Semua yang menarik ada di “East Venesia” sebuah julukan lain dari kota Palembang, mulai dari wisata bahari, budaya, pemandangan, sejarah, kuliner. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Transportasi menuju ke Palembang dari tempat-tempat di Indonesia sudah sangat mudah, baik itu transpor darat, laut maupun udara. 

Dijuluki dengan “East Venesia “ oleh dunia barat karena Sungai Musi sebagai sungai terpanjang di Sumatera 750 km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Di tepian sungai Musi, Anda akan menemui berbagai objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar.

Sambil menikmati keindahan kota Palembang di malam hari, Anda dapat menyusuri Sungai Musi yang menjadi urat nadi perekonomian . Di malam hari itu Anda akan melihat keindahan Jembatan Ampera yang menjadi salah satu jembatan termegah sepanjang 1,177 Meter,lebar 22 m, dan tinggi 11,50 m dengan bantuan dana Pemerintahan Jepang masa pemerintahan Soekarno. Dibangun sejak April 1962 dan selesai tahun 1964 .

Jembatan Ampera :  wikipedia
Bukan hanya wisata bahari yang dapat Anda nikmati, Palembang juga menawarkan wisata budaya yang membuat Anda kagum dan berdecak melihatnya. Anda akan dibuat terkagum dengan Mesjid Agung Sultan Mahmud Badarrudin, terletak di pusat kota Palembang, mesjid terbesar dengan 3 gaya arsitektur yaitu Indonesia, Cina dan Eropa. Arsitektur Cina dapat terlihat dari bentuk atap mesjid utama yang mirip dengan kelenteng. Arsitektur Eropa dapat terlihat dari bentuk pintu mesjid yang besar dan tinggi. Kapasitas sangat besar, 150,000 jemaah. 
Mesjid Agung S.M. Badaruddin/ wikipedia

Di tepi sungai Musi yang anda susuri, ada Benteng Kuto Besak, peninggalan kesultanan Palembang, Darussalam. Dibutuhkan waktu selama 17 tahun A(1724-1758) untuk membangunnya, dimulai pada 1780 dan diresmikan pada 21 Februari 1797. Benteng ini memiliki panjang 288,75 m, lebar 183,75 m, tinggi 9,99 m dan tebal 1,99 m. Terdapat pintu masuk di setiap sudut benteng ini, sisi masuk sebelah barat laut berbeda dengan ketiga sisi lainnya. 
Benteng KUto Besak/ wikipedia

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang berada di seberang Sungai Musi ini memiliki bentuk asli bangunan tidak berubah dari masa awal pendiriannya. Museum ini berdiri di atas Benteng Kuto Besak. Di museum ini Anda dapat menikmati sekitar 556 koleksi benda bersejarah, mulai dari bekas peninggalan kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang. Nama Sultan Mahmud Badaruddin II dijadikan nama museum ini untuk menghormati jasanya bagi kota Palembang. 

Gedung Walikota yang dulunya merupakan Menara Air terletak di pusat kota. Fungsinya menyalurkan air ke seluruh kota setiap waktu. Sekarang fungsinya telah berubah menjadi Kantor Walikota Palembang. Di malam hari lampu sorot yang menyinar di puncak gedung akan terlihat cantik dan indah dan menyinari seluruh kota Palembang 

Lelah berwisata air dan budaya, masih ada tempat yang sangat favorit bagi wisatawan yaitu  Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata terletak tengah kota. Tempat tinggal walikota. Keindahan dan kecantikannya dapat dilihat pada malam hari terlihat air mancur.

Kambang Iwak Family Park/ travel.detik.com

Taman Nasional Sembilang merupakan lahan basah luas dengan berbagai ekosistem hutan mulai dari gambut rawa, rawa air tawar, hutan mangrove dan dataran lumpur. Secara administratif, taman ini adalah bagian dari Kabupaten Banyuasin dan telah menjadi taman nasional sejak 19 Maret 2003. Surga untuk melihat pelbagai jenis ikan Sembilang (Plotosus canius), burung air Kuntul Cina (Egretta Eulophotes), Trinil Lumpur-Asia (Limnodromus Semipalmatus), dan Pedendang Topeng (Heliopais Personata) pada bulan Oktober sampai Desember. 

Taman Nasional Sembilang/ http://www.indonesia.travel

Pulau Kemaro letaknya di delta Sungai Musi, nama yang diberikan oleh penduduk setempat karena delta itu sangat kering dan tidak pernah berair. Pulau ini sangat istimewa bagi etnis Cina lokal. Terdapat pagoda dan kuil-kuil. Mitos dari legenda dari munculnya pagoda itu berasal dari cinta Putri Siti Fatimah (putri Raja Sriwijaya) kepada kekasihnya pangeran dari Cina , Tan Bu An. Namun, sayang kasih berakhir tragis karena Tan Bu An menceburkan diri ke sungai Musi karena malu dengan apa yang dibawa oleh utusan dari ayahnya untuk melamar. Lalu, Siti Fatimah pun ikut mencebur ke sungai dan menenggelamkan diri. Pesan Siti Fatimah mendengar tentang tragedi itu, dia berlari ke sungai dan menenggelamkan diri untuk mengikuti kekasihnya. Sebelum itu, dia meninggalkan pesan: "Jika Anda melihat sebuah pohon tumbuh di sebidang tanah di mana aku tenggelam, ini akan menjadi pohon cinta kita". 
Pulau Kemaro  / http://www.indonesia.travel

Wisata Kuliner
Palembang bukan hanya kaya dengan wisata histori, budaya saja, tetapi kaya dengan kuliner yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Makanan khas yang terkenal di Palembang adalah pempek yang terbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental pada masyarakat Palembang. Bahan dasar pempek terbuat dari ikan tenggiri atau ikan lain dikombinasikan dengan sagu. Varian isinya telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Dilengkapi dengan kuah hitam yang dari cuka, gula merah, dan cabe hijau. Nikmati kuliner yang lainnya seperti tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan; Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal; Celimpungan, mirip laksan; Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu; Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo
google.com

Seni dan budaya
  • Setelah kejayaan zaman Sriwijaya lenyap, banyak pendatang masuk ke kota Palembang. Adopsi  budaya dari Melayu pesisir dan Jawa. Ini tampak pada bahasa yang digunakan seperti "lawang" (artinya pintu) dan "gedang" (artinya pisang).  Makam peninggalan Raja islam yang bercorak Islam Jawa.

  • Tarian Gending Sriwijaya, digelar pada saat diselenggarakan penyambutan tamu dari resepsi pernikahan .
  • Rumah adat Palembang, yang disebut dengan rumah Limas dan Rumah Rakit, sangat khas budaya Palembang.
  • Kain songket palembang, mengambil motif  peninggalan kerajaan Sriwijaya. Dulu dipakai oleh raja Sriwijaya.  Coraknya yang sangat cerah berwarna emas dan merah. Ditenun dengan benang emas yang didatangkan dari Tiongkok dan Jepang. Bernilai sangat tinggi .
    blog.nekobiz.com
  • Setiap setahun sekali diadakan Festival Perahu Hias dan Lomba bidar di sungai Musi untuk merayakan hari Kemerdekaan.  Juga diadakan Festival Sriwijaya setiap bulan Juni dalam rangka hari Jadi Kota Palembang.

Anda pasti akan puas   menikmati sensasi semua wisata yang ada di kota Palembang. Lengkap dari wisata bahari sampai wisata seni, budaya dan lainnya.

Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Blog  Contests "Wonderful Sriwijaya"

Sumber referensi: 
  •  Wikipedia 
  • Wonderful Indonesia: http://www.indonesia.travel/sites/site/178/pulau-kemaro

Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman