Sate Rasa Indonesia, Mendunia Nikmatnya

google.com

Siapa tak mengenal sate? Sate sangat populer dan disukai baik oleh orang Indonesia maupun luar negeri. Dalam bahasa Indonesia menurut KBBI, kata dasar sate: sate/sa•te/ /saté/ ? satai. Sate adalah makanan yang dipotong kecil-kecil terbuat dari daging dan ditusuk dengan tusukan sate yang terbuat dari bambu atau lidi. Jika tak menyukai daging, dapat diganti dengan ayam, kambing, domba, sapi, babi, kelinci, domba. Lalu sate mentah itu dibakar diatas arang kayu. Selesai matang, sate pun dapat dimakan dengan saos. 

Saos dapat dibuat dari kacang-kacang yang telah digoreng, dilembutkan dan diberikan air. Selain saos, dilengkapi dengan acar dan irisan bawang merah, mentimun, dan cabe rawit. Sate dapat dimakan dengan nasi hangat, atau di beberapa tempat disajikan dengan lontong atau ketupat. 

Sejarah ditemukan sate di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti. Namun, tempat sate dipopulerkan adalah di Jawa. Bukan di Thailand dan Malaysia seperti yang diklaim oleh mereka bahwa sate adalah milik mereka. Jennnifer Brennan menyatakan kepada Wikipedia bahwa tanah air sate yang sesungguhnya adalah di Asia Tenggara, yaitu di Jawa, Indonesia. Di Jawa, sate dikembangkan dari adaptasi kebab India yang dibawa oleh pedagang musim ke Jawa. India pun ikut mengklaim bahwa hidangan ini berasal dari India. Namun ini tidak dapat dibuktikan karena hidangan ini mempunyai pengaruh kuat dari Timur Tengah.

Dalam jajak pendapat pembaca yang digelar oleh CNN Gopada pada tahun 2011, sate telah terdaftar sebagai makanan mendunia yang favorit peringkat ke-14 dalam World's 50 most delicious foods(50 Hidangan Paling Lezat di Dunia).

 Bandon Winarno, pakar dan pecinta kuliner Indonesia, telah memperkenalkan 5 makanan Indonesia dimana 3 diantaranya telah memenangkan dan mendapat penghargaan Top 20 World Street Food Masters dalam ajang World Street Food Congress (WSFC). WSFC diadakan di Singapore pada bulan Juni yang lalu. Salah satu makanan itu yang menang adalah Sate Ayam Basri di peringkat ke-6. 

Seperti yang dikatakan di atas bahwa datangnya sate dipengaruhi oleh pedagang dan pendatang dari Arab, Muslim Tamil dan Gujarat dari India pada abad ke-19. Mereka membawa pengaruh kuat untuk mempopulerkan daging kambing dan daging domba dalam bentuk sate. Pada waktu Idul Adha hewan kambing dan domba itu menjadi kurban dan dibagikan kepada kaum dhuafa dan miskin. Kebanyakan daging kurban itu akan dipotong-potong. Lalu mereka merayakan bersama-sama dengan memanggang daging kurban dalam bentuk sate dan memanggangnya.

 Bermunculan dugaan bahwa asal kata sate berasal dari istilah Minnan-Tionghoa yang berarti tiga potong daging. Namun, hal ini sangat diragukan dan tidak adanya kepastian karena secara tradisi, sate terdiri dari paling sedikit empat potong daging, bukan tiga. Dalam kebudayaan Tionghoa, angka empat dianggap bukan angka yang membawa keberuntungan.

 Akhirnya, wargaTionghoa Indonesia juga mengadopsi dan mengembangkan sate sesuai selera mereka, yaitu sate babi yang disajikan dengan saus nanas atau kecap yang manis dengan tambahan bumbu-bumbu Tionghoa, sehingga sate Tionghoa memiliki cita rasa seperti hidangan daging panggang khas Tionghoa. 
Perjalanan sate dari Jawa ke seluruh kepulauan nusantara menambah semarak jenis sate yang disesuaikan dengan selera kuliner setempat. Pada akhir abad ke-19, sate dari Jawa juga ikut go internasional menyeberang ke Malaysia, Singapore, dan Thailand, dibawa oleh perantau baik itu dari Jawa maupun Madura. Mereka itu berdagang sate di negara tempat mereka pindah. Pada abad yang sama, migrasi sate juga terjadi karena adanya perpindahan penduduk Melayu dari Hindia Belanda menuju Afrika Selatan. Di sana sate disebut dengan sosatie. 

Tak ketinggalan orang Belanda mengadopsi hidangan sate ke dalam negaranya. Seni memasak sate ala Indonesia ada di dalam negara itu. Menu sate ayam dan sate babi menjadi salah satu lauk pauk yang disajikan dalam hidangan Rijsttafel di Belanda. 

Di Indonesia, kita dapat menemukan sate di hampir tiap daerah dengan versinya masing-masing.

 Mari kita berkenalan dengan berbagai jenis sate asli Indonesia yang telah menjadi pemenang kuliner di internasional dan makanan favorit penggembar kuliner. 

SATE PADANG 
google.com

Sate padang tidak hanya disukai oleh orang Minangkabau asli tapi juga orang yang berasal dari suku lain. Warna dan rasa kuahnya yang kental dan rasa pedas menimbulkan aroma yang kuat khas menu Minang. Varian sate Padang adalah Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman. 

Bahan dasar dari sate Padang adalah daging sapi, lidah, atau jerohan (jantung, usus, dan tetelan) dilengkapi dengan bumbu kuah kacang yang kental menyerupai bubur dan berasa pedas. Perbedaan antara Sate Padang Panjang dan sate Pariaman terletak pada kuahnya. Untuk Sate Padang, kuah sate nya berwarna kuning sedangkan sate Pariaman kuahnya berwarna merah. Rasanya pun berbeda. Sate Padang mempunyai bermacam rasa perpaduan kedua jenis varian sate di atas. Diolah menggunakan 19 macam bumbu dan dibakar diatas arang tempurung kelapa selama 15 menit, maka sate Padang siap disantap. 

SATE AYAM DAN KAMBING 
sate kambing/ google.com

Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner sate ayam dan kambing sesuai versi masing-masing. Paling populer adalah sate ayam dan kambing dari Madura. Bahan dasar daging ayam atau kambing yang diberi bumbu kacang dan kecap, dibakar diatas arang dan disiram kuah kacang dengan kecap menjadi sate ayam dan kambing asli Madura sangat digemari karena rasanya manis dan sangat disuka anak-anak maupun dewasa. Sate kambing biasanya disantap bersama gulai atau tongseng.

 SATE KLATAK
sate klatak/google.com

 Konon kabarnya, sate klatak berasal dari suara biji buah asem yang jatuh dari pohon dan berbunyi ‘klatak’. Sate khas Yogyakarta ini sangat digemari karena cocok dimakan bersama saus kecap ataupun disiram kuah gulai atau tongseng. Bila dimakan bersama saus kecap, setelah dibakar, sate berbahan dasar daging sapi atau kambing itu, biasanya dilengkapi dengan bawang merah dan cabe rawit. Tapi bila disiram kuah, sate klatak biasanya di lepas dari bamboo atau lidinya.

SATE LILIT 
sate lilit/google.com

Sate dari Bali. Sate ini bahan dasarnya dari daging cincang , daging sapi, ayam, ikan, babi, atau kura-kura. Daging cincang ini dicampur kelapa parut, santan kental, jeruk nipis, bawang merah, dan merica. Adonan ini kemudian dibungkus melilit tusukan bambu, batang tebu, atau batang serai, lalu dipanggang di atas bara arang. 

SATE KELINCI 
sate kelinci/google.com


Sate yang terbuat dari daging kelinci ditemukan di Jawa Tengah dan Barat. Disajikan dengan irisan bawang merah, bumbu kacang, dan kecap manis. Sate kelinci biasanya ditemukan di kawasan pegunungan di Pulau Jawa tempat penduduk memelihara kelinci sebagai hewan ternak, seperti di Lembang, Jawa Barat, Kaliurang di Yogya, Bandungan dan Tawangmangu di Jawa tengah dan Telaga Sarangan di Jawa Timur. 

SATE PONOROGO 
sate ponorogo/google.com

Sesuai dengan namanya, sate Ponorogo berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Terbuat dari potongan daging ayam yang direndam dalam bumbu kecap, disajikan dengan bumbu kacang dan sambal dengan irisan bawang merah dan cabai rawit serta jeruk nipis. Keunikan dari sate ini terdapat dalam setiap tusuknya hanya terdapat satu potong daging ayam yang diiris memanjang, berbeda dengan sate biasanya yang terdiri atas empat potong daging. Daging ayam sebelumnya direndam dalam kecap manis dan bumbu dan melalui proses "bacem" agar bumbunya masuk meresap. Kemudian dihidangkan dengan lontong. Panggangannya terbuat dari tanah liat yang dilubangi satu sisinya untuk mengipasi arang.

 SATE BUNTEL
sate buntel/google.com

 Khas Kota Solo Jawa Tengah yang terbuat dari cincangan daging sapi atau kambing (terutama bagian perut atau iga). Daging kaya lemak ini kemudian dibungkus selaput membran daging dan dililitkan membungkus tusukan bambu. Ukuran sate ini cukup besar, mirip dengan kebab Timur Tengah. Setelah dipanggang di atas bara arang, irisan sate ini kemudian dipisahkan dari tusuknya, diiris-iris, lalu disajikan dengan kecap manis dan merica. Kekayaan kuliner sate ternyata banyak variasinya. Kenikmatannya berbeda satu sama lain. Selamat berburu dan mencoba nikmatnya berbagai variasi sate. 

Sumber referensi: 
Kuliner: Indonesia The World of Satay
Tak ingin diperkenalkan Satay Ayam Basiri malah mendunia




Tidak ada komentar

Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!

Total Tayangan Halaman